You are on page 1of 9

POLTEKKES KEMENKES SURABAYA

KEPERAWATAN SIDOARJO
1. Viola Aditya Sumasana
2. Trisia Novianti
3. Saadatur Rohimiyah
4. Firda Nurilita
5. Pamela Rizki
6. Haniatus sadiyah
7. Hanindya Pramesti Putri Hambali
8. Rere Yauritha Enggarwati
9. Syahril Ivansyah
Model pemberian asuhan keperawatan ini
berorientasi pada penyelesaian tugas dan
prosedur keperawatan. Perawat ditugaskan untuk
melakukan tugas tertentu untuk dilaksanakan
kepada semua pasien yang dirawat di ruangan.
Model ini digambarkan sebagai keperawatan
yang berorientasi pada tugas dimana fungsi
keperawatan tertentu ditugaskan pada setiap
anggota staff. Setiap staff perawat hanya
melakukan 1-2 jenis intervensi keperawatan
pada semua pasien di bangsal.
Kepala ruangan

Merencanakan pekerjaan, menentukan kebutuhan perawatan pasien,


membuat penugasan, melakukan supervisi, menerima instruksi dokter.

Perawat staff

1. Melakukan askep langsung pada pasien


2. Membantu supervisi askep yang diberikan oleh pembantu tenaga
keperawatan
Perawat pelaksana

Melaksanakan askep langsung pada pasien dengan askep sedang,


pasien dalam masa pemulihan kesehatan dan pasien dengan penyakit
kronik dan membantu tindakan sederhana (ADL).

Pembantu perawat

Membantu pasien dengan melaksanakan perawatan mandiri untuk


mandi, membenahi tempat tidur, dan membagikan alat tenun bersih.

Tenaga administrasi ruangan

Menjawab telepon, menyampaikan pesan, memberi informasi,


mengerjakan pekerjaan administrasi ruangan, mencatat pasien masuk
dan pulang, membuat duplikat rostertena ruangan, membuat
permintaan lab untuk obat-obatan/persediaan yang diperlukan atas
instruksi kepala ruangan.
1. Efisien karena dapat menyelesaikan banyak pekerjaan
dalam waktu singkat dengan pembagian tugas yang
jelas dan pengawasan yang baik.
2. Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga.
3. Perawat akan terampil untuk tugas pekerjaan tertentu
saja.
4. Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setalah
selesai kerja.
5. Kekurangan tenaga ahli dapat diganti dengan tenaga
yang kurang yang berpengalaman untuk tugas
sederhana.
6. Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staff
atau peserta didik yang melakukan praktek untuk
ketrampilan tetentu.
1. Pelayanan keperawatan terpisah-pisah atau
tidak total sehingga kesulitan dalam penerapan
proses keperawatan.
2. Perawat cenderung meninggalkan pasien
setelah melakukan tugas pekerjaan.
3. Persepsi perawat cenderung kepada tindakan
yang berkaitan dengan keterampilan saja.
4. Tidak memberikan kepuasan pada pasien atau
perawat lainnya.
5. Menurunkan tanggung jawab dan tanggung
gugat perawat.
6. Hubungan perawat dan pasien sulit terbentuk.
Ketua Anggota

Perawat Perawat Perawat


Perawat sebagai
Pengobata Merawat
Injeksi penerimaan
n Luka
dan
pemulangan

Pasien

You might also like