You are on page 1of 23

Infeksi TORCH dalam

Kehamilan
Silvia Greis N 111 14 051
Pembimbing :
dr.Abd. Faris,Sp.OG
PENDAHULUAN
• TORCH (Toksoplasma, Rubella, Cytomegalovirus (CMV),
Herpes simplex virus II and Others), sering menimbulkan
berbagai masalah kesuburan(fertilitas) baik pada wanita
maupun pria sehingga menyebabkan sulit terjadinya
kehamilan.
• Beberapa kecacatan janin yang bisa timbul akibat TORCH
yang menyerang wanita hamil antara lain kelainan pada
saraf,mata, kelainan pada otak, paru-paru, mata, telinga,
terganggunya fungsi motorik,hidrosefalus, dan lain
sebagainya.
Toxoplasmosis
• Toksoplasmosis adalah penyakit zoonosis, disebabkan
oleh parasit Toxoplasma gondii.
• Toxoplasma gondii dapat menular ke manusia melalui
beberapa rute,yaitu:
• Pada toksoplasmosis congenital → transmisi terjadi melalui
plasenta, bila ibu mengalami infeksi primer saat hamil.
• Pada infeksi akuisita infeksi dapat terjadi bila makan daging
mentah atau kurang matang.
• Infeksi dapat terjadi dengan transplantasi organ dari donor yang
menderita toksoplasmosis laten.
• Transfusi darah lengkap juga dapat menginfeksi
• Transmisi melalui ookista yang menginfeksi kucing
• Jika wanita hamil terinfeksi toxoplasma maka akibat yang
dapat terjadi adalah abortus spontan atau keguguran (4%),
lahir mati (3%) atau bayi menderita toxoplasmosis bawaan.
Pada toxoplasmosis bawaan, gejala dapat muncul setelah
dewasa, misalnya kelinan mata dan telinga, retardasi mental,
kejang-kejang dan ensefalitis
• Bila janin lahir setelah ibu terinfeksi selama kehamilan, bayi
bisa lahir dalam keadaan hidrosefalus, berat bayi lahir rendah,
hepatospleenomegali, ikterus dan anemia. Gejala defisit
neurologis seperti kejang-kejang, kalsifikasi intracranial,
retardasi mental dan hidrosefalus atau mikrosefalus
• Diagnosis pranatal umumnya dilakukan pada usia kehamilan
14-27 minggu, meliputi:
• Kordosentesis ataupun amniosentesis dengan tuntunan
ultrasonografi.
• Pembiakan darah janin ataupun cairan ketuban dalam kultur sel
• Pemeriksaan dengan PCR untuk mendeteksi adanya DNA
Toksoplasma gondii pada darah janin ataupun cairan ketuban.
• Pemeriksaan dengan teknik ELISA pada darah janin guna
mendeteksi antibody IgM janin spesifik (anti toksoplasma).
Cytomegalovirus
• Cytomegalovirus (CMV) merupakan infeksi perinatal tersering
di Negara maju, dan bukti infeksi janin ditemukan pada 0,2
sampai 2 persen dari semua neonatus.
• CMV terdapat di cairan tubuh, dan penularan orang- ke orang
biasanya terjadi melalui kontak dengan sekresi nasofaring,
urin, liur, semen, sekresi serviks, dan darah yang terinfeksi.
• Infeki primer CMV pada ibu hamil ditularkan ke janinnya pada
sekitar 40% kasus dan dapat menyebabkan morbiditas berat
• Transmisi dari ibu ke janin dapat terjadi selama kehamilan dan
infeksi pada umur kehamilan kurang dari 16 minggu
menyebabkan kerusakan yangserius.
• Diagnosis pranatal dilakukan dengan metode PCR dan isolasi
virus pada cairan ketuban yang diperoleh setelah
amniosentesis. Amniosentesis pada hubungan ini paling baik
dikerjakan pada usia kehamilan 21-23 minggu
• Penanganan wanita hamil imunokompeten dengan infeksi
CMV primer atau rekuren terbatas pada terapi simtomatik.
• Saat ini terminasi kehamilan merupakan satu-satunya terapi
intervensi karena pengobatan dengan antivirus (ganciclovir)
tidak member hasil yang efektif dan memuaskan.
Kasus
IDENTITAS
• Nama : Ny. D
• Umur : 31 tahun
• Pekerjaan : PNS
• Agama : Islam
• Pendidikan : SI

• Tanggal Pemeriksaan : 21 Oktober 2016


• Ruangan : IGD Kebidanan RS Anutapura
• Jam : 16.00 WITA
• GIIP0AI
• Usia Kehamilan : 37-38 minggu
• HPHT : 5-2-2016
• TP : 12-11-2016
• Menarche : 14 tahun
• Perkawinan : I, ± 5 tahun

• Keluhan Utama :
Pusing
• Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien masuk dengan keluhan pusing(+), mual(-), muntah
(-),nyeri perut tembus belakang(-) pelepasan dari jalan
lahir berupa darah (-), lendir (-), air (-). mengeluh
keputihan (+) banyak dan gatal yang dialami sejak 1
bulan yang lalu, BAK dan BAB biasa.
• Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat infeksi TORCH (CMV, Toxoplasma) tahun 2015.

• Riwayat Obstetri :
• Hamil pertama :Abortus
• Hamil kedua : Hamil sekarang

• Riwayat Imunisasi : Tidak ada.

• Riwayat kontrasepsi : Tidak ada


Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Compos Mentis
Keadaan umum : Baik
GCS : 4-5-6

Tanda vital
• Tensi : 110/70 mmHg
• Nadi : 84 x/menit
• Suhu : 37,2 0C
• Pernapasan : 20x/menit
• Kepala – Leher :
Bentuk simetris, kedua konjungtiva anemis (-/-), kedua
sklera tidak ikterik, mata cekung (-), eksoftalmus (-/-), telinga
normal, otorhea (-), bentuk hidung normal, rhinorhea (-),
mukosa faring tidak hiperemis, karies dentis (-),
pembengkakan kelenjar getah bening (-).
• Thorax :
• Inspeksi : Bentuk dada simetris,pergerakan simetris
• Palpasi : Pergerakan simetris,nyeri (-)
• Perkusi : Sonor
• Auskultasi : Paru : Rhonki(-), wheezing(-), Murmur(-)
Jantung : S1/S2 murni reguler
Pemeriksaan Abdomen
• Inspeksi : Kesan cembung, luka bekas operasi (-).
• Perkusi : Redup
• Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal, Aorta
abdominalis (+)
• Palpasi : TFU 1 jari bawah proc. Xypoideus (33 cm)

Pemeriksaan Ekstremitas
• Superior : Deformitas (-), akral dingin (-/-)
• Inferior : Deformitas (-), akral dingin (-/-) edema (-/-)
PEMERIKSAAN OBSTETRI :
• Situs : Memanjang
• Leopold I : 1 jari bawah proc. Xypoideus
• Leopold II : Bagian kiri ibu teraba berbenjol-benjol kesan
ekstremitas, bagian kanan ibu teraba datar kesan punggung
• Leopold III : Bagian terendah janin teraba bundar keras kesan
presentasi kepala
• Leopold IV :divergen, 0/5
• DJJ : 148 kali/menit
• HIS : (-)
• Pergerakan Janin : (+)
• Janin Tunggal : (+)
• TBJ : 3410 gr
• TFU : 33 cm
PEMERIKSAAN GINEKOLOGIK
Vaginal Toucher : Tidak dilakukan

PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Darah Rutin
• Leukosit 8.7 x103/μL
• Eritrosit 4,3 x106/μL
• Hemoglobin 11.4 g/dL
• Platelet 327 x103/μL
• Clotting Time 6 menit 0 detik
• Bleeding Time 3 menit 30 detik

– HbsAG : Non reaktif


– Gula darah sewaktu : 104 mg/dL
Resume
Pasien perempuan 31 tahun masuk denganh keluhan
pusing(+),nyeri perut tembus belakang(-) pelepasan dari jalan
lahir (-). mengeluh keputihan (+) banyak dan gatal yang
dialami sejak 1 bulan yang lalu,
Pemeriksaan fisik, tekanan darah110/70 mmHg,
suhu37,2ºC, nadi 84x/menit, respirasi22x/menit, abdomen
membesar (+), TFU 1 jari bawah proc.xypoideus (33 cm), DJJ
148 kali/menit,TBJ 3410 gr, pemeriksaan dalam tidak
dilakukan
Pada pemeriksaan penunjang, WBC 8,7x103/uL, Hb 11,4
g/dl, PLT 327x103/uL.

• Diagnosis
GIIP0AI Gravid aterm + post infeksi TORCH

• PENATALAKSANAAN
• Sectio Caesaria
Laporan operasi:

• Posisikan pasien posisi supinasi dibawah pengaruh anestesi spinal


• Disinfeksi daerah operasi dengan kasa steril dan betadine. Memasang
doek steril
• Insisi abdomen dengan metode pfenensteel lapis demi lapis
menembus secara tajam dan tumpul. Kontrol perdarahan
• Insisi SBR lapis demi lapis menembus secara tajam dan tumpul .
Kontrol perdarahan
• Ketuban berwarna jernih, volume cukup.
• Bayi dilahirkan dengan presentasi kaki, tidak ada lilitan. BBL 3,3 kg,
PBL 49 cm, Jenis kelamin laki-laki.
• Plasenta dilahirkan dengan manual dan lengkap
• Eksplorasi dan bersihkan cavum uteri
• Jahit uterus lapis demi lapis. Control perdarahan
• Eksplorasi dan bersihkan cavum abdomen
• Jahit fascia, otot, lemak, dan kulit lapis demi lapis.
Kontrolperdarahan.
• Bersihkan luka dan tutup luka dengan kasa steril dan betdine
• Operasi selesai.
Pembahasan
Kasus Teori
Post infeksi TORCH didiagnosis Bila infeksi ini mengenai ibu hamil
berdasarkan anamnesis riwayat trimester pertama akan menyebabkan
obstetric. Pasien memiliki 20% janin terinfeksi toxoplasma atau
riwayat abortus pada tahun kematian janin, bila ibu terinfeksi pada
2015. Setelah abortus, pasien trimester ke tiga 65% janin akan
dilakukan pemeriksaan infeksi terinfeksi. Ibu hamil yang terinfeksi virus
TORCH dan didapatkan hasil rubella pada tiga bulan pertama, berisiko
positif terhadap infeksi mengalami gangguan pembentukan dan
sitomegalovirus (CMV) dan perkembangan janin, sebesar 50-85%,
toxoplasmosis. dan juga menyebabkan abortus spontan
20%.
Pembahasan
Kasus Teori
Kemudian pasien menjalani Spiramicin suatu antibiotic makrolide
pengobatan infeksi TORCH dengan spektrum antibacterial;
dimana pasien diberikan konsentrasi tertentu yang dibutuhkan
antibiotic spiramicin. untuk menghambat pertumbuhan
ataupun membunuh organisme belum
diketahui. Di jaringan obat ini ditemukan
kadar/konsentrasi yang tinggi terutama
pada plasenta tanpa melewatinya serta
aktif membunuh takizoit sehingga
menekan transmisi transplasenta.
Pembahasan

Kasus Teori

Sedangkan untuk pengobatan Menurut teori pengobatan


sitomegalovirus diberikan sitomegalovirus diberikan
acyclovir yang merupakan gancyclovir namun tidak
antivirus tersedia.
TERIMA KASIH

You might also like