Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
• Kejang dan spasme merupakan keadaan
emergensi atau tanda bahaya yang sering
terjadi pada BBL, karena kejang dapat
mengakibatkan hipoksia otak yang cukup
berbahaya bagi kelangsungan hidup bayi
atau dapat mengakibatkan sekuel di
kemudian hari.
Definisi
• Kejang pada BBL secara klinis adalah
perubahan paroksismal dari fungsi
neurologik (misalnya perilaku, sensorik,
motorik, dan fungsi autonom sistem saraf)
Etiologi
Penyebab kejang pada BBL dapat karena
kelainan SSP terjadi primer karena proses
intrakranial (meningitis cerebrovascular
accident, encephalitis, perdarahan
intrakranial, tumor) atau sekunder karena
masalah sistemik atau metabolik (iskemik
hipoksi, hipokalsemia, hipoglikemia)
Manifestasi klinis
• Kejang pada BBL berbeda dengan kejang
pada anak yang lebih besar. Bahkan BKB
berbeda dengan cukup bulan.
• Perbedaan ini karena susunan
neuroanatomik, fisiologis dan biokimia
pada berbagai tahap perkembangan otak
berlainan.
Manifestasi klinis (Cont.)
• Gambaran klinis pada BBL yaitu bentuk
kejang subtle lebih sering terjadi berupa
orophasial, deviasi mata, kedipan mata,
gerakan alis yang bergetar dan berulang-
ulang.
• Mata yang tiba-tiba terbuka dan terfiksasi ke
satu arah, gerakan menghisap, mengunyah,
mengeluarkan air liur, menjulurkan lidah.
• Tonik, klonik, mioklonik,
Patofisiologi
• Mekanisme dasar terjadinya kejang akibat
loncatan muatan listrik yang berlebihan dan
sinkron pada otak atau depolarisasi otak yang
mengakibatkan gerakan yang berulang.
• Terjadinya depolarisasi pada syaraf akibat
masuknya Na dan repolarisasi terjadi karena
keluarnya K melalui membran sel.
• Untuk mempertahankan potensial membran
memerlukan energi yang berasal dari ATP dan
tegantung pada mekanisme pompa yaitu
keluarnya Na dan masuknya K.
Patofisiologi (Cont.)
Penyebab dari depolarisasi yg berlebihan yaitu:
1. Gangguan produksi energi dpt mengakibatkan
gangguan mekanisme pompa Na & K.
Hipoksemia & Hipoglikemia dpt mengakibatkan
penurunan yg tajam produksi energi.
2. Peningkatan eksitasi dibanding inhibisi
nuerotransmiter dpt mengakibatkan kecepatan
depolarisasi yang berlebihan
3. Penurunan relatif inhibisi dibanding eksitasi
neurotransmiter dapat mengakibatkan
kecepatan depolarisasi yang berlebihan
Diagnosis
Anamnesis
Elektroensefalografi (EEG)