You are on page 1of 16

KARANTINA KESEHATAN

(PENYAKIT SARS)
KELOMPOK 6 :
RESTU ANINDITYA THAYEB J1A116348
HIJRANA J1A116349
FIKTORIA KEKEYAK J1A116
DEFINISI SARS

SARS (Severe Acute Respiratoty Syndrome) adalah suatu jenis penyakit pernapasan
akibat virus yang pertama kali terjadi di beberapa negara Asia. Penyakit ini
kemudian menyebar ke Amerika dan Eropa. Virusnya bernama SARS-CoV (SARS
Coronavirus) yang menyerang saluran pernapasan bagian atas. Para ahli percaya,
SARS pertama kali berkembang di dalam tubuh binatang. Hal ini berdasarkan
temuan mereka akan virus yang sama di dalam tubuh musang. Musang ini di Cina
dikonsumsi sebagai makanan saat keadaan terdesak.

Kasus SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) atau Syndrome Pernapasan Akut
Berat pertama kali ditemukan di propinsi Guangdong ( China ) pada bulan
November 2003. Adanya kejadian luar biasa di Guangdong ini baru diberitakan
oleh WHO empat bulan kemudian yaitu pada pertengahan bulan Februari 2003.
Pada waktu itu disebut sebagai Atypical Pneumonia atau Radang Patu Atipik.
Informasi WHO ini menjadi dasar bagi DepKes untuk secara dini pada bulan
Februari 2003 menginstruksikan kepada seluruh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP
) di Indonesia yang mengawasi 155 bandara, pelabuhan laut dan pos lintas batas
darat untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengambil langkah-langkah
penangkalan yang perlu.
Penyebab SARS

Penyebab penyakit : SARS disebabkan oleh coronavirus yang pada pemeriksaan


dengan mikroskop elektron sama dengan coronavirus pada binatang. Virus ini stabil
pada tinja dan urine pada suhu kamar selama 1 – 2 hari dan dapat bertahan lebih dari
4 hari pada penderita diare.

Virus SARS kehilangan infektivitasnya terhadap berbagai disinfektan dan bahan-bahan


fiksasi. Pada pemanasan dengan suhu 540C (132.80F) akan membunuh coronavirus
SARS dengan kecepatan sekitar 10.000 unit per 15 menit.

Saat ini ilmuwan telah melampaui tahapan penemuan virus itu sehingga mereka
dapat konsentrasi untuk menemukan cara mendiagnosa, mengobati dan mencegah
wabah itu sehingga dokter bisa mengkonfirmasikan pada pasien yang yang terinfeksi
virus mematikan itu. Hingga kini belum ada obat antivirus yang berhasil mengobati
SARS atau vaksin untuk mencegahnya.
GEJALA SARS

Gejala penyakit SARS yang terjadi biasanya adalah demam dengan suhu badan
tinggi lebih dari 38 derajat Celcius, batuk kering, napas pendek, susah bernapas
(sesak), nyeri otot dan persendian serta sakit di dada terutama saat bernapas, sakit
kepala, sakit otot, sakit tenggorokan, diare, malaise (gelisah), dan hilang selera
makan. Gejala-gejala tersebut bisa terjadi selama 3 hingga 7 hari atau paling lama
10 hari.

Mula-mula gejalanya mirip seperti flu dan bisa mencakup: demam, myalgia,
lethargy, gejala gastrointestinal, batuk, radang tenggorokan dan gejala non-spesifik
lainnya. Satu-satunya gejala yang sering dialami seluruh pasien adalah demam di
atas 38 °C (100.4 °F). Sesak napas bisa terjadi kemudian.

Gejala tersebut biasanya muncul 2–10 hari setelah terekspos, tetapi sampai 13 hari
juga pernah dilaporkan terjadi. Pada kebanyakan kasus gejala biasanya muncul
antara 2–3 hari. Sekitar 10–20% kasus membutuhkan ventilasi mekanis.
Awalnya tanda jasmani tidak begitu kelihatan dan mungkin tidak ada. Beberapa
pasien akan mengalami tachypnea dan crackle pada auscultation. Kemudian,
tachypnea dan lethargy kelihatan jelas.
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT SARS

Penyebaran SARS diketahui melalui kontak langsung dengan penderita. Ludah, dahak dan
cairan yang dikeluarkan saat bersin, batuk dan aliran nafas merupakan media penularan.
Para peneliti menemukan bahwa penyebabnya adalah sejenis virus yang termasuk dalam
kelompok virus corona penyebab influensa biasa. WHO menyatakan bahwa kontak erat
dengan penderita SARS/CVP diperlukan agar virus dapat menular ke orang lain. Kontak
dengan percikan cairan tubuh pasien yang keluar pada waktu batuk dan bersin adalah
penting. Sebagian besar pasien saat ini adalah petugas kesehatan dan keluarga dekat
pasien yang merawat penderita SARS/CVP.
Sejak diketahui pertama kali di Guangdong akhir November 2002, dalam dua bulan SARS
menyebar ke berbagai kota di China bahkan sampai ke negara-negara yang jauh dari
daratan China, seperti Canada dan Singapura Dilaporkan seorang pedagang China dari
Hongkong masuk. Rumah Sakit Vietnam-France Hospital yang kemudian ternyata
menderita SARS dan menjadi pemicu berjangkitnya penyakit ini di Vietnam. Dia terinfeksi
oleh seorang dokter dari Guangdong yang menginap bersama satu lantai di Metropole
Hotel Hanoi.
LANJUTAN…

Dia dan petugas RS tersebut kemudian diteliti oleh DR.Carlo Urbani yang juga terinfeksi
dan meninggal karena SARS; selanjutnya Vietnam-France Hospital ditutup sementara
untuk investigasi. Mulanya SARS dilaporkan diderita oleh seorang lelaki yang suka makan
dan berburu binatang liar di Guangdong . Penelitian selanjutnya melakukan uji darah
terhadap 25 binatang sampel yang ternyata tidak menemukan virus corona. Selanjutnya
Kwak Yung Yuen dkk. dari University of Hongkong dapat mengisolasi virus corona dari
kotoran hewan dan cairan hidung binatang Paguma larvata sejenis musang Himalaya
yang banyak dijual dan dimakan di restoran-restoran di Guangdong. Diperkirakan
binatang ini tertular virus influenza dari manusia, mengalami mutasi, kemudian menjadi
virulen dan menginfeksi manusia yang memakannya. Penyebarannya secara global
terjadi melalui seorang Profesor medik China dari Guangdong yang terinfeksi,
menempati Kamar no.911 di Hongkong Hotel, kemudian menularkannya secara tidak
sengaja pada 7 orang tamu yang menginap di lantai yang sama. Tingkat penyebarannya
sangat cepat melalui orang perorang, diperkirakan virus ini mempunyai kemampuan luar
biasa yang dapat menulari sekaligus 300 orang lainnya.
CARA PENULARAN SARS

SARS ditularkan melalui kontak dekat, misalnya pada waktu merawat penderita, tinggal satu
rumah dengan penderita atau kontak langsung dengan sekret/cairan tubuh dari penderita
suspect atau probable. Diduga cara penyebaran utamanya adalah melalui percikan (droplets)
dan kemungkinan juga melalui pakaian dan alat-alat yang terkontaminasi.
Dilain kesempatan virus diduga ditularkan melalui media lingkungan yaitu dari saluran
limbah (comberan) yang tercemar bahan infeksius; dengan aerosolisasi mencemari udara
atau secara mekanis dibawa oleh vector. Cara penularan melalui saluran limbah tercemar ini
sedang diteliti secara retrospective. Cara penularan penyakit melalui kontak langsung
dengan penderita SARS baik karena berbicara, terkena percikan batuk atau bersin (“Droplet
Infection”). Penularan melalui udara, misalnya penyebaran udara, ventilasi, dalam satu
kendaraan atau dalam satu gedung diperkirakan tidak terjadi, asal tidak kontak langsung
berhadapan dengan penderita SARS.
Masa penularan dari orang ke orang belum teridentifikasi dengan jelas. Untuk sementara,
masa menular adalah mulai saat terdapat demam atau tanda-tanda gangguan pernafasan
hingga penyakitnya dinyatakan sembuh. Periode aman dari kemungkinan terjadinya
penularan pada unit pelayanan atau pada kelompok masyarakat yang terjangkit KLB SARS
adalah setelah lebih dari 14 hari sejak kasus terakhir dinyatakan sembuh.
Pencegahan sars

1) Lakukan identifikasi segera terhadap semua penderita suspect dan probable sesuai
dengan definisi kasus menurut WHO.
2) Lakukan tindakan isolasi terhadap kasus probable.
3) Pelacakan terhadap kontak (contact persons) : yang disebut kontak secara
epidemiologis adalah mereka yang merawat dan atau tinggal dengan atau mereka
yang kontak dengan sekret saluran nafas, cairan tubuh atau tinja penderita suspect
atau probable SARS.
Tindakan penanggulangan wabah sars

Saat terjadi wabah SARS pada tahun 2003, persepsi masyarakat awam bahwa penularan
terjadi ditempat-tempat umum ternyata jauh dari kenyataan. Oleh karena itu pada saat
terjadi KLB/wabah SARS, masyarakat agar diberikan penjelasan yang memadai supaya
tidak terjadi kepanikan dimasyarakat.
Segera bentuk panitia penanggulangan KLB/wabah SARS ditingkat nasional yang terdiri
dari instansi lintas sektor untuk mengawasi dan mengarahkan upaya penanggulangan
KLB/wabah SARS yang sedang terjadi. Evaluasi dilakukan terhadap upaya atau tindakan
epidemiologis dan terhadap manajemen penderita difasilitas kesehatan dan evaluasi
juga dilakukan terhadap upaya lain untuk memperoleh informasi lebih jelas.
Berikan penyuluhan kepada masyarakat tentang risiko penularan SARS, tentang definisi
kontak, tentang tanda-tanda dan gejala klinis SARS. Berikan penjelasan melalui media
massa tentang cara-cara menghindari kontak dengan penderita SARS. Buka jaringan
telepon “hotline” dan cara-cara lain yang dapat menjawab berbagai pertanyaan
masyarakat tentang SARS. Pastikan bahwa masyarakat tahu kemana mereka harus
mencari informasi tentang SARS. Siapkan fasilitas “triage” yang memadai dan pastikan
bahwa mesyarakat tahu lokasi fasilitas tersebut dan cara mencapainya.
Pengobatan sars

Pengobatan para penderita SARS biasanya dilakukan dengan perawatan intensif di


rumah sakit, terutama jika terjadi sesak napas. Penderita akan ditempatkan di ruang
isolasi agar tidak menyebabkan virus ke mana-mana.
Obat yang dipakai biasanya adalah obat yang mengandung Kortikosoid dan Antivirus
Ribavirin. Walaupun demikian, obat ini belum 100% efektif mengobati SARS. Sampai
saat ini, belum ada satu pun obat yang efektif dalam mengobati SARS.
Kematian penderita pasien biasanya adalah karena adanya penyakit lain yang ada di
dalam tubuh penderita, misalnya saja diabetes dan penyakit jantung.
Antibiotik juga masih belum efektif digunakan untuk menyembuhkan para penderita
SARS. Pengobatan SARS hingga saat ini masih bergantung pada anti-pyretic, supplemen
oksigen dan bantuan ventilasi. Jika terdapat kasus SARS yang mencurigakan, pasien
harus diisolasi, lebih baik di ruangan yang bertekanan negatif, disertai dengan kostum
pengaman lengkap untuk segala kontak apapun dengan pasien SARS. Pada awalnya
akan digunakan steroid dan antiviral drug ribavirin untuk pengobatan, namun tidak ada
bukti yang mendukung terapi ini, bahkan sekarang ini justru banyak yang mencurigai
bahwa ribavirin tidak baik bagi kesehatan.
LANGKAH-LANGKAH PEMERIKSAAN SARS DI BANDARA, PELABUHAN DAN LINTAS BATAS
1. Pemeriksaan SARS Dalam Penerbangan Pemeriksaan SARS di Pesawat dilakukan
melalui kerjasama dengan perusahaan penerbangan (Kapten dan awak pesawat
lainnya), melalui langkah-langkah sebagai berikut :
a) Semua Penumpang termasuk awak (crew) pesawat yang datang dari
Negara/wilayah terjangkit SARS diberikan “Health Alert Notice” oleh crew dan diisi
di dalam pesawat selama penerbangan.
b) Pemberitahuan tentang informasi SARS kepada penumpang dengan menggunakan
media komunikasi yang tersedia didalam pesawat (video)
c) Jika dalam penerbangan ditemukan penumpang/crew yang sakit dengan gejala
demam tinggi (>38°C) dan salah satu atau lebih gangguan pernafasan (batuk,
napas pendek dan kesulitan bernafas), maka crew harus melakukan tindakan
sebagai berikut :
1. Memisahkan (mengisolasi) penumpang/crew yang sakit dari penumpang dan
crew lainnya.
2. Penumpang/crew yang sakit diminta menggunakan masker pelindung dan
mereka yang memberikan perawatan.menggunakan sarung tangan dan
masker. Menyiapkan toilet yang hanya boleh digunakan oleh
penumpang/crew yang sakit.
d) Kapten pesawat melakukan kontak radio ke bandara tujuan menginformasikan
tentang adanya kasus Suspect, agar petugas KKP segera menyiapkan ruang
terpisah (Poliklinik diterminal) guna pemeriksaan penumpang/crew yang sakit.
Pemeriksaan SARS Pada Saat Pesawat Parkir Di bandara

Tim Kesehatan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dengan menggunakan masker naik ke
atas pesawat setelah Pesawat parkir di garbarata, kemudian bersama Crew melakukan
tindakan-tindakan sebagai berikut :
a. Penumpang tidak diperkenankan turun dari pesawat.
b. Pemberitahuan tentang adanya pemeriksaan kesehatan berkaitan dengan
kewaspadaan terhadap SARS dengan menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa
Inggris.
c. Menganjurkan kepada penumpang dan crew untuk segera berobat jika dalam
jangka 10 hari berikutnya jatuh sakit (timbul gejala SARS) serta menginformasikan
Rumah Sakit Rujukan SARS.
d. Pemeriksaan secara cepat terhadap semua penumpang.
e. Bila ditemukan Kasus Suspect (“Suspect Case”), maka petugas KKP segera
melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut :
- Petugas KKP yang menangani “Suspect case” menggunakan masker.
- Kasus Suspect (“Suspect Case”) dipasangkan masker, kemudian diperiksa
lebih lanjut di Poliklinik terminal dan segera merujuk ke Rumah Sakit rujukan serta
melaporkan identitas dan alamat lengkap “Suspect Case” dan kontak ke Dirjen PPM &
PL dan Dinas Kesehatan Setempat.
f. Penumpang dan crew diarahkan ke Counter Kesehatan. Untuk dilakukan pengecekan.
Pemeriksaan SARS Di “Counter” Kesehatan
a. Petugas KKP pada counter Kesehatan mengumpulkan dan memeriksa kelengkapan
dan kebenaran pengisian “Health Alert Notice” penumpang/crew lainnya serta
memotong/menggunting “Health Alert Notice” semua penumpang dan crew
pesawat serta memisahkan Health Alert Notice penumpang dan crew yang
diduga sebagai Kasus Suspect (“Suspect Case”), penumpang yang kontak dengan
kasus Suspect dan Health Alert Notice penumpang lainnya :
 Sisi “Health Alert Notice” diberikan kepada penumpang dan crew dimasukkan
dalam paspor.
 Sisi “Health Alert Notice” lainnya dikumpulkan oleh petugas KKP.
b. Selanjutnya penumpang dan crew pesawat menuju counter Imigrasi. Bila
ditemukan “Health Alert Notice” belum selesai diproses di counter
Kesehatan, petugas imigrasi mengarahkan penumpang ke counter kesehatan
dan proses imigrasi ditunda.
c. KKP melaporkan identitas dan alamat penumpang bukan transit (penumpang
yang tidak melanjutkan perjalanannya) ke Dinas Kesehatan setempat,
selanjutnya dilakukan Surveilans aktif oleh Dinas Kesehatan setempat.
d. KKP menginformasikan tentang penumpang transit dalam negeri ke KKP
tujuan berikutnya.
Penerbangan Lanjutan Ke luar Negeri

Kapten/Pilot pesawat :
a. Memberi penjelasan seperlunya kepada penumpang transit luar negeri bahwa di
dalam pesawat yang ditumpanginya terdapat kasus tersangka SARS, dan
menganjurkan untuk segera berobat pada Negara tujuan jika dalam jangka 10 hari
berikutnya jatuh sakit (timbul gejala SARS).
b. b. Memberi tahu kepada Bandar Udara tujuan berikutnya bahwa pesawat tersebut
membawa penumpang yang pernah kontak dengan kasus tersangaka SARS.
Disinfeksi Pesawat

a. Setelah pesawat membawa kasus SARS, semua pintu harus terbuka dan interior
pesawat dialiri udara yang berasal dari AC
b. Catat semua nama petugas yang melakukan tindakan suci hama
c. Semua petugas harus menggunakan sarung tangan, pelindung muka dan baju
disposibel
d. Daerah 2 baris didepan dan belakang tempat duduk kasus Suspect harus di suci
hamakan yang meliputi: panel dinding samping, kompartemen bagasi, meja,
sandaran tangan dan tempat abu rokok.
e. Pelaksanaan desinfeksi agar mengikuti pedoman desinfeksi pesawat yang
diterbitkan oleh WHO dan terdapat pada Buku Higiene Sanitasi di penerbangan
Thank you

You might also like