You are on page 1of 31

LAPORAN KASUS

“EKTIMA”

Pembimbing:
dr. Ismiralda Oke Putranti, Sp.KK

Oleh:
Nadia Rezki Eliza
1810221011

SMF ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN


RSUD PROF. MARGONO SOEKARJO
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAKARTA
2019
Identitas Pasien
Nama : An. GF
Umur : 11tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Sikasur - Belik
Pekerjaan : Pelajar
Agama : Islam
No RM : 02090067
Tgl. Periksa : 9 Maret 2019
Keluhan Utama Keluhan Tambahan
 Luka di lutut kanan,  Terasa gatal dan
siku kanan sejak 1 nyeri pada luka.
bulan yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke poli kulit dan kelamin RS Margono Soekarjo


dengan keluhan luka yang muncul pada lutut dan siku kanan
sejak 1 bulan yang lalu. Awalnya pasien luka akibat terjatuh,
kemudian luka tidak mengering dan timbul bisul berupa cairan
kental yang berwarna kekuningan pada luka. Terdapat
beberapa bisul yang sedang melenting dan meradang tetapi
beberapa sudah ada bisul yang pecah.

Bisul yang pecah diakui pasien mengeluarkan cairan kuning kental


dan darah. Luka terasa gatal, dan perih. sehingga pasien merasa
terganggu dan sedkit sulit untuk berjalan. Terdapat lesi pada bagian
tubuh lainnya yaitu pada lipatan paha berupa ruam kemerahan,
terasa gatal dan diperberat saat berkeringat. Sejak keluhan timbul
pasien menyangkal adanya keluhan demam. Pasien mengaku sering
bermain tanpa menggunakan alas kaki dan bermain di lingkungan
yang kotor. Keluhan ini diakui baru pertama kali dialami pasien.
Tidak ada yang mengalami hal serupa di keluarga. Pasien
menyangkal adanya gigitan serangga maupun riwayat alergi.
Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat Penyakit Dahulu


• Riwayat penyakit serupa disangkal
• Riwayat asma, alergi makanan, obat atau udara disangkal
• Riwayat penyakit kulit lainnya disangkal
• Riwayat konsumsi imunosupresan disangkal
• Riwayat pengobatan: Lesi pasien dibei betadine dan
dikompres dengan air hangat, tetapi tidak ada perbaikan.
Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat Penyakit Keluarga


• Riwayat penyakit serupa disangkal
• Riwayat asma, alergi makanan, obat atau udara, rhinitis alergi
disangkal
• Riwayat penyakit DM, hipertensi disangkal
Riwayat Sosial Ekonomi&Riwayat
kebiaasaan
Penderita adalah anak terakhir di keluarganya. Pasien
aktif bermain di sekitar rumah, termasuk bermain sepak
bola di tanah tanpa menggunakan alas kaki.
Pemeriksaan Fisik

 Keadaan Umum: Vital Sign


Baik  Tekanan Darah: - mmHg
 Kesadaran:  Nadi : 96x/menit
Compos Mentis/E4 M6 V5  Respirasi : 20x/menit
(GCS:15)  Temperatur : 36,7oC
 BB/TB: 72 kg/150 cm
Pemeriksaan Fisik

• Nafas cuping
hidung (-)
• Mesochepal, simetris, • Deviasi
Warna hitam, mudah
Kepala rontok (-), distribusi Hidung septum (-)
merata • Mukosa
hiperemis -/-
• Sekret -/-

•Bibir sianosis (-), tepi


• Edema (-/-), ptosis (-/- hiperemis (-), bibir
) kering (-), lidah kotor (-),
tremor (-), sariawan (-),
• Anemis (-/-)
Mata • Ikterik (-/-)
Mulut •Gigi-geligi dalam batas
normal, (-) (+) caries
• Reflek cahaya (+/+), •Faring hiperemis (-),
tonsil T1-T1, uvula
isokor Ø 3 mm ditengah
Pemeriksaan Fisik

• Iktus cordis tidak


teraba
Cor
• KGB tidak teraba • Batas jantung dbn
Leher • Tidak ada • BJ I-II reg, m(-), g(-)
peningkatan JVP

• Akral hangat,
tidak sianosis
Ekstremitas • Edema (-)
• CRT < 2 detik
• BU (+), supel,
cembung, hepar dan
lien tidak teraba • Sonor pada
Abdomen pembesaran, kedua lapang
ballottement (-), nyeri paru
tekan (-), shifting Pulmo • Vesikuler (+/+),
dullness (-). Ronkhi basah
halus (-/-),
Wheezing (-/-)
Status Lokalis ( Dermatologis)

Lokasi : Genu dextra, cubiti


dextra, inguinal dextra
Efloresensi : Papul eritema
multiple disertai krusta dan
ulkus dangkal dengan dasar
pus dan darah
Status Dermatologis
Daftar Masalah

Anamnesis Pemeriksaan Fisik


 UKK:
luka muncul pada lutut dan siku
kanan sejak 1 bulan yang lalu. Luka Papul eritema multiple
akibat jatuh, kemudian luka tidak disertai krusta dan ulkus
mengering dan timbul bisul berupa dangkal dengan dasar
cairan kental yang berwarna pus dan darah pada
kekuningan pada luka. Genu dextra & cubiti
Terdapat beberapa bisul yang sedang dextra
melenting dan meradang tetapi
beberapa sudah ada bisul yang pecah
Bisul yang pecah diakui pasien
mengeluarkan cairan kuning kental
dan darah.
Luka terasa gatal, dan perih.
sehingga pasien merasa terganggu
dan sedkit sulit untuk berjalan.
PLANNING DIAGNOSIS BANDING
Terapi • Ektima
• Azitromicin 1x500mg • Impetigo Krusta
• Cetrizine 1x1
• Paracetamol 3x500 mg DIAGNOSIS KERJA
• Ektima
• Fucilex 4 AS3 LCD 5 Soft
uderm POT salep 65gr, 1, 2x
Edukasi
sehari oles • Mandi 2x/hari dengan air bersih
• Kompress dengan Kassa dan menggunakan sabun
NaCl • Tidak menggaruk lesi.Kurangi
aktifitas dan cukup istirahat
Usulan Pemeriksaan • Tingkatkan sistem imun dengan
• Pemeriksaan Laboratorium : banyak makan sayur dan buah
Pemeriksaan gram untuk • Tidur minimal 8 jam sehari
mengetahui infeksi bakteri • Tidak putus obat selama
pengobatan
Prognosis

ad vitam : ad bonam
ad functionam : ad malam
ad sanationam : dubia ad malam
Ad cosmeticum : dubia ad bonam
Ektima

Ektima adalah pioderma kulit ulseratif yang umumnya


disebabkan oleh streptokokus beta hemolitikus. Penyebab
lainnya bisa Stafilokokus atau kombinasi dari keduanya.
Menyerang epidermis dan dermis membentuk ulkus dangkal yang
ditutupi oleh krusta berlapis, biasanya terdapat pada tungkai
bawah. Ektima memiliki sinonim antara lain Ulcerative pyoderma,
Cutaneous pyoderma, Impetigo, Deep impetigo, Skin
streptococci, Grup A beta-hemolitik streptococci, Ecthymatous
ulcer, Group A streptococci.
Epidemiologi Ektima

Insiden berhubungan erat dengan keadaan sosial ekonomi.


Frekuensi terjadinya ektima berdasarkan umur biasanya
terdapat pada anak-anak dan orang tua, tidak ada perbedaan ras
dan jenis kelamin (pria dan wanita sama).
Pada anak-anak kebanyakan terjadi pada umur 6 bulan sampai
18 tahun.
Sering mengenai traveller, bakteri terbanyak yang ditemukan yaitu
Staphylococcus aureus dan Streptococcus B-hemolyticus grup A
wisatawan yang datang dengan ektima memiliki riwayat gigitan
serangga (73%).
Di daerah perkotaan, lesi-lesi pada ektima disebabkan
Staphylococcus aureus dan didapatkan pada pengguna obat-
obatan intravena dan pasien terinfeksi HIV
Etiologi
umumnya disebabkan oleh Streptococcus β-hemolyticus
grup A karena pada banyak kasus didapatkan kultur
murni Streptococcus pyogenes, dapat menyebabkan lesi
atau menginfeksi secara sekunder lesi yang sudah ada
sebelumnya.

Faktor-faktor predisposisi terjadinya ektima :


 Gizi
 hygiene perorangan atau lingkungan
 Iklim
 Adanya kerusakan jaringan (ekskoriasi, gigitan
serangga, dermatitis)
 underlying disease (imuno kompromise;diabetes
melitus, atopik, trauma, penyakit kronik)
Patogenesis

Makrofag
Bakteri
Dimediasi oleh memfagositosis
menghasilkan
SA berikatan dan
toksin dan
langsung pada mengeluarkan
menyebabkan
APC diteruskan mediator2
kerusakan lokal/
ke makrofag inflamasi; TNF
sistemik
Alfa, IL-1, IL-6
Gejala Klinis

dimulai dengan suatu vesikel atau pustul di atas kulit yang


eritematosa, membesar dan pecah (diameter 0,5 – 3 cm) dan
beberapa hari kemudian terbentuk krusta tebal dan kering yang
sukar dilepas dari dasarnya.
Biasanya terdapat kurang lebih 10 lesi yang muncul. Bila krusta
terlepas, tertinggal ulkus superficial dengan gambaran “punched
out appearance” atau berbentuk cawan dengan dasar merah dan
tepi meninggi.
 Lesi cenderung menjadi sembuh setelah beberapa minggu dan
meninggalkan sikatriks. Biasanya lesi dapat ditemukan pada
daerah ekstremitas bawah, wajah dan ketiak
Diagnosis Anamnesis
Pasien biasanya datang dengan keluhan luka pada anggota
gerak bawah.
Anamnesis:
 Keluhan utama: Pasien datang dengan keluhan berupa luka.
 Durasi: Ektima dapat terjadi dalam waktu yang lama akibat
trauma berulang, seperti gigitan serangga.
 Lokasi: Ektima terjadi pada lokasi yang relatif sering trauma
berulang, seperti tungkai bawah.
 Perkembangan lesi: Awalnya lesi berupa pustul kemudian pecah
membentuk ulkus yang tertutupi krusta
 Riwayat penyakit sebelumnya. Misalnya, Diabetes melitus dapat
menyebabkan penyembuhan luka yang lama.
Diagnosis Pemeriksaan Fisik
 Effloresensi ektima awalnya berupa pustul kemudian pecah
membentuk ulkus yang tertutupi krusta
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium:
 Pemeriksaan gram dan kultur. Bahan untuk pemeriksaan bakteri
sebaiknya diambil dengan mengerok tepi lesi yang aktif.
 Gambaran histopatologi didapatkan peradangan dalam yang
diinfeksi kokus, dengan infiltrasi PMN dan pembentukan abses mulai
dari folikel pilosebasea. Pada dermis, ujung pembuluh darah melebar
dan terdapat sebukan sel PMN. Infiltrasi granulomatous perivaskuler
yang dalam dan superficial terjadi dengan edema endotel. Krusta
yang berat menutupi permukaan dari ulkus pada ektima
Komplikasi

Ektima jarang menyebabkan


gejala sistemik. Komplikasi
invasif pada infeksi kulit
streptokokus termasuk selulitis,
erysipelas, gangren,
limfadenitis supuratif dan
bakterimia
Tatalaksana

Nonfarmakologi
 mandi menggunakan sabun antibakteri dan sering mengganti seprei,
handuk, dan pakaian.

Farmakologi
 Sistemik : Pengobatan sistemik digunakan jika infeksinya luas.
Pengobatan sistemik dibagi menjadi pengoatan lini pertama dan
pengobatan lini kedua.
 lini pertama (golongan Penisilin) : Dikloksasilin, Amoksisilin + Asam klavulanat,
Sefalosporin generasi pertama
 lini kedua (golongan Makrolid): Azitromisin, Klindamisin
Tatalaksana

Farmakologi
 Topikal: Pengobatan topikal digunakan jika infeksi
terlokalisir, tetapi jika luas maka digunakan pengobatan
sistemik: Neomisin, Asam fusidat 2%, Mupirosin, dan
Basitrasin merupakan antibiotik yang dapat digunakan
secara topical.

Edukasi
 Memberi pengertian kepada pasien tentang pentingnya
menjaga kebersihan badan dan lingkungan untuk
mencegah timbulnya dan penularan penyakit kulit.
Prognosis

Ektima sembuh secara


perlahan, tetapi biasanya
meninggalkan jaringan parut
(skar).
Pencegahan

Pada daerah tropis,


perhatikan kebersihan dan
gunakan lotion antiserangga
untuk mencegah gigitan
serangga.
KESIMPULAN

• Ektima adalah pioderma kulit ulseratif yang umumnya disebabkan


oleh streptokokus beta hemolitikus. Penyebab lainnya bisa
Stafilokokus atau kombinasi dari keduanya. Menyerang epidermis dan
dermis membentuk ulkus dangkal yang ditutupi oleh krusta berlapis,
biasanya terdapat pada tungkai bawah.
• Diagnosis An. GF yaitu Ektima, sesuai dengan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan dermatologis.
• Azitromicin digunakan sebagai antibiotik untuk melumpuhkan bakteri
pada ektima.
• Prognosis ektima umumnya baik jika tanpa keterlibatan penyakit
sistemik lain, pada pasien ini prognosisnya baik.
Terimakasih

You might also like