Professional Documents
Culture Documents
Mengurangi hypoksemia
Humidifier
Alat untuk melembabkan oksigen
apabila diperlukan aliran oksigen > 4
liter/ menit
Alat Penghantar Oksigen
1. Aliran Rendah (SpO2 25 – 45%)
2. Reservoir (SpO2 25 – 100%)
3. Aliran Tinggi (SpO2 24 – 50%)
4. Enclosure (21 – 50%)
Aliran Rendah
1. Nasal kanul
2. Kateter nasal
3. Kateter transtracheal
Reservoir
1. Reservoir kanul
2. Sungkup muka sederhana
3. Sungkup rebreathing
4. Sungkup non rebreathing
Nasal Kanul
Keteter Nasal
Kateter transtracheal
Reservoar Kanul
Simple Mask
Rebreathing Mask
Nonrebreathing Mask
Enclosure
1. Headbox
2. Inkubator
3. Tenda
Aliran Tinggi
Ventury memerlukan aliran gas
tertentu untuk menghasilkan
konsentrasi oksigen
venturi
venturi
Komplikasi
• Bila pemberian konsentrasi oksigen 100% > 6
jam dapat menimbulkan gangguan fungsi paru
(kebocoran kapiler paru, menurunnya aktivitas
surfaktan, atelektasis)
• Penurunan resistensi vaskuler pulmonal
sedangkan resistensi vaskuler sistemik
meningkat sehingga akan menurunkan kardiak
output
• Kerusakan retina pada bayi prematur
Penghentian Terapi Oksigen
• Pemberian terapi oksigen harus
dihentikan segera apabila oksigen
arteri sudah adequat dengan nafas
spontan (PaO2 > 60 mmHg, SaO2 > 90
%)
• Tanda-tanda hypoksemia jaringan
membaik dengan tanda-tanda vital
dan keadaan umum stabil.
Yang Harus Diperhatikan
1. Peralatan
• Siapkan dan cek kelaikan alat
sebelum diberikan dan dipasangkan
kepada bayi
• Lakukan prosedur tindakan dengan
menggunakan SOP
• Pastikan bayi aman terhadap alat
yang akan digunakan
2. Pasien
• Observasi tanda-tanda vital dan
keadaan umum bayi
• Observasi respon bayi pada setiap
pemberian atau saat pemasangan
terapi oksigen
• Observasi/ kaji tingkat kenyamanan
bayi terkait pemberian oksigen
• Observasi/ kaji respon nyeri bayi
• Kolaborasi
Daftar Pustaka
1. Cloherty, John P., Eichenwald, Eric C., and Stark,
Ann R. (2010). Manual Of Neonatal Care. USA:
Lippincott Williams & Wilkins.
2. Gomella, T. L. (2009). Neonatology
management, Procedures, On-Call Problem,
Diseasses, and Drugs. Sixth Edition. North
America: McGraw-Hill Companies.
3. Primadi A. 2009. Terapi Oksigen Pada Bayi Baru
Lahir. Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSHS.
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.
Bandung.
Terima Kasih