You are on page 1of 32

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

NEONATUS YANG MEMERLUKAN


PENATALAKSANAN OKSIGEN

Oleh : Hj. SUHARTI, SST., MPH


Latar Belakang
• Di Indonesia AKB 35/1000 kelahiran hidup
dengan penyebab terbanyak akibat
komplikasi perinatal.
• Di RS rujukan Jawa Barat, angka kejadian
asfixia 25,2% dan AKB akibat asfixia di RS
pusat rujukan propinsi di Indonesia
sebesar 41,94%.
• Beberapa penelitian menyebutkan 10%
BBL perlu bantuan untuk bernafas dan
memerlukan terapi oksigen
Lanjutan...
• Terapi oksigen telah dipakai dalam
praktik kedokteran > 200 tahun.
• Pada BBL telah dilakukan > 50 tahun.
• Pada umumnya terapi oksigen
digunakan dalam tindakan resusitasi
(life saving) atau merupakan bagian
dari terapi awal pasien dalam
keadaan kritis.
Prinsip Dasar Terapi Oksigen
• Secara fisiologis, suplay oksigen
merupakan kebutuhan utama dalam
proses kehidupan.
• Energi yang dihasilkan oleh tubuh
didapat melalui proses aerob (dengan
oksigen) dan anaerob (tanpa
oksigen.)
• Proses aerob ketika glukosa diurai
menjadi asam piruvat dan dirubah
menjadi karbondioksida (Co2)+ air
(H2O) dan menghasilkan 38 ATP.
(terjadi di mithokondria)
• Proses anaerob ketika glukosa diurai
menjadi asam piruvat dan diubah
menjadi asam laktat dan
menghasilkan 2 ATP. (terjadi di
sitoplasma)
Setelah udara dihirup, bukan hanya
sampai di paru-paru tetapi diperlukan
penghantaran ke jaringan yang dapat
dipengaruhi oleh :
1. Curah jantung
2. Sirkulasi yang adequat
3. Kadar Hb yang adequat
4. Pengambilan oksigen di jaringan
Pengambilan oksigen dijaringan (pada
mitokhondria) tergantung pada :
• Gradien difusi oksigen (terjadi karena adanya
perbedaan tekanan oksigen)
• Jarak antara kapiler dengan sel
• Mekanisme pengambilan O2 oleh sel
(kemampuan mengikat & melepas O2 dalam
sel tergantung Ph, CO2, enzym, temperature
dan HB)
• Volume pembuluh darah
Terapi Oksigen
Terapi oksigen adalah pemberian
oksigen (yang hangat dan
lembab) dengan konsentrasi lebih
tinggi dari udara ruangan (FiO2 >
0,21)dengan berbagai metode
penghantaran.
Tujuan terapi oksigen
U/meningkatkan tekanan parsial
alveolar

Mengurangi hypoksemia

Terpenuhi kebutuhan jaringan

Pembentukan energi optimal


Indikasi
Terapi oksigen tidak hanya
menguntungkan tetapi juga memiliki
resiko yang sangat besar.
1. Pada semua BBL dgn frekuensi nafas
> 60 x/mnt (bila tidak ada pulse
oxymetry)
2. Pada semua BBL dgn SpO2 < 90%
(bila ada pulse oxymetry)
3. Selama resusitasi BBL
Lanjutan
4. Pada semua BBL dg PaO2 < 60 mmHg
dan SpO2 < 86% (bila punya alat
AGD)
5. BBL dg gawat nafas akibat HMD,
Pneumonia, aspirasi mekonium
6. BBL dengan sianosis sentral
Alat & Cara Pemberian Oksigen
• Oksigen pada terapi oksigen dapat
diberikan dg berbagai cara, invasif
dan noninvasif.
• Secara garis besar alat yang
digunakan untuk terapi oksigen
adalah ;
1. Sumber oksigen
2. Flow meter
3. Humidifier
4. Alat penghantar oksigen
Sumber Oksigen
1. Vaccuum Insulated Evaporator
(VIE)merupakan kontainer yg
menyimpan oksigen cair, biasanya
ada di RS.
2. Tabung oksigen berbentuk gas yang
dikompresi.
3. Oxygen concentrator (alat dg
tenaga listrik yg dapat menyingkirkan
nitrogen dari udara)
Flow Meter
Merupakan aliran gas kontinyu yg
terukur dalam liter per menit.

Humidifier
Alat untuk melembabkan oksigen
apabila diperlukan aliran oksigen > 4
liter/ menit
Alat Penghantar Oksigen
1. Aliran Rendah (SpO2 25 – 45%)
2. Reservoir (SpO2 25 – 100%)
3. Aliran Tinggi (SpO2 24 – 50%)
4. Enclosure (21 – 50%)
Aliran Rendah
1. Nasal kanul
2. Kateter nasal
3. Kateter transtracheal

Reservoir
1. Reservoir kanul
2. Sungkup muka sederhana
3. Sungkup rebreathing
4. Sungkup non rebreathing
Nasal Kanul
Keteter Nasal
Kateter transtracheal
Reservoar Kanul
Simple Mask
Rebreathing Mask
Nonrebreathing Mask
Enclosure
1. Headbox
2. Inkubator
3. Tenda
Aliran Tinggi
Ventury memerlukan aliran gas
tertentu untuk menghasilkan
konsentrasi oksigen
venturi
venturi
Komplikasi
• Bila pemberian konsentrasi oksigen 100% > 6
jam dapat menimbulkan gangguan fungsi paru
(kebocoran kapiler paru, menurunnya aktivitas
surfaktan, atelektasis)
• Penurunan resistensi vaskuler pulmonal
sedangkan resistensi vaskuler sistemik
meningkat sehingga akan menurunkan kardiak
output
• Kerusakan retina pada bayi prematur
Penghentian Terapi Oksigen
• Pemberian terapi oksigen harus
dihentikan segera apabila oksigen
arteri sudah adequat dengan nafas
spontan (PaO2 > 60 mmHg, SaO2 > 90
%)
• Tanda-tanda hypoksemia jaringan
membaik dengan tanda-tanda vital
dan keadaan umum stabil.
Yang Harus Diperhatikan
1. Peralatan
• Siapkan dan cek kelaikan alat
sebelum diberikan dan dipasangkan
kepada bayi
• Lakukan prosedur tindakan dengan
menggunakan SOP
• Pastikan bayi aman terhadap alat
yang akan digunakan
2. Pasien
• Observasi tanda-tanda vital dan
keadaan umum bayi
• Observasi respon bayi pada setiap
pemberian atau saat pemasangan
terapi oksigen
• Observasi/ kaji tingkat kenyamanan
bayi terkait pemberian oksigen
• Observasi/ kaji respon nyeri bayi
• Kolaborasi
Daftar Pustaka
1. Cloherty, John P., Eichenwald, Eric C., and Stark,
Ann R. (2010). Manual Of Neonatal Care. USA:
Lippincott Williams & Wilkins.
2. Gomella, T. L. (2009). Neonatology
management, Procedures, On-Call Problem,
Diseasses, and Drugs. Sixth Edition. North
America: McGraw-Hill Companies.
3. Primadi A. 2009. Terapi Oksigen Pada Bayi Baru
Lahir. Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSHS.
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.
Bandung.
Terima Kasih

You might also like