Professional Documents
Culture Documents
1. Thrombosis
2. Embolisme serebral
3. Iskemia serebral
4. Hemoragi serebral
Faktor Resiko
1. Kehilangan motorik
2. Kehilangan komunikasi
3. Gangguan persepsi
4. Kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologi
5. Disfungsi kandung kemih
Patofisiologi
A. Storke Hemoragik
1. Hemoragi ekstradural
2. Hemoragi subdural
3. Hemoragi subarachnoid
4. Hemoragi intraserebral
B. Stroke Non Hemoragik
1. Pada stroke trombotik, oklusi disebabkan karena adanya
penyumbatan lumen pembuluh darah otak karena
thrombus yang makin lama makin menebal, sehingga aliran
darah menjadi tidak lancer
2. Stroke emboli terjadi karena adanya emboli yang lepas
dari bagian tubuh lain sampai ke arteri carotis, emboli
tersebut terjebak di pembuluh darah otak yang lebih kecil
dan biasanya pada daerah percabangan lumen yang
menyempit, yaitu arteri carotis di bagian tengah atau
Middle Carotid Artery ( MCA )
Pemeriksaan Penunjang
1. Anografi
2. CT-Scan
3. EEG (Elektro Encephalogram)
4. Pungsi Lumbal
5. MRI
6. Ultrasonografi Dopler
7. Sinar X Tengkorak
Komplikasi
Komplikasi utama pada stroke menurut Smeltzer C.
Suzanne yaitu:
1. Hipoksia Serebral
2. Penurunan darah serebral
3. Luasnya area cedera
Penatalaksanaan
1. Polifarmasi
2. Kondisi medis umum
3. Teori neurobiologi
4. Teori psikodinamik
5. Teori kognitif dan perilaku
6. Teori psikoedukatif
7. Teori psikososial
Klasifikasi Depresi
1. Depresi ringan
2. Depresi sedang
3. Depresi berat
Gejala Depresi
1. Penyakit fisik
2. Penuaan
3. Kurangnya perhatian dari pihak keluarga
4. Gangguan pada otak (penyakit cerebrovaskular)
5. Faktor psikologis, berupa penyimpangan perilaku
6. Serotonin dan norepinephrine
7. Zat-zat kimia didalam otak (neurotransmitter) tidak seimbang
8. Faktor biologis, misalnya faktor genetik, perubahan struktural
otak, faktor risiko vaskular, kelemahan fisik.
Dampak depresi pada lansia
1. Depresi dapat meningkatkan angka kematian pada
pasien dengan penyakit kardiovaskuler
2. Pada depresi timbul ketidakseimbangan hormonal yang
dapat memperburuk penyakit kardiovaskular
3. Metabolisme serotonin yang terganggu pada depresi
akan menimbulkan efek trombogenesis
4. Perubahan suasana hati (mood) berhubungan dengan
gangguan respons imunitas termasuk perubahan fungsi
limfosit dan penurunan jumlah limfosit
5. Pada depresi berat terdapat penurunan aktivitas sel
natural killer
6. Pasien depresi menunjukkan kepatuhan yang buruk
pada program pengobatan maupun rehabilitasi
Penatalaksanaan depresi pada lansia
1. Terapi biologik
2. Terapi psikososial (psikoterapi)
3. Perubahan gaya hidup
4. Diet sehat
Fokus pengkajian
1. Pengkajian
a. Identifikasi kusus tanda dan gejala depresi pada
lansia
b. Gunakan skrining tools untuk mengidentifikasi
depresi pada lansia
2. Riwayat
a. Kaji ulang riwayat klien dan pemeriksaan fisik
untuk adanya tanda dan gejala karakteristik yang
berkaitan dengan gangguan tertentu yang didiagnosis
b. Singkirkan kemungkinan adanya depresi dengan
scrining yang tepat, seperti geriatric depresion scale
c. Ajukan pertanyaan-pertanyaan pengkajian
keperawatan
d. Wawancarai klien, pemberi asuhan atau keluarga
3. Diagnosa keperawatan
a. Mobilitas fisik, hambatan b.d gangguan konsep diri,
depresi, ansietas berat
b. Gangguan pola tidur b.d ansietas
c. Membahayakan diri, resiko b.d perasaan tidak
berharga dan putus asa
4. Intervensi keperawatan
a. Mobilitas fisik, hambatan b.d gangguan konsep diri,
depresi, ansietas berat
1) Bicara secara langsung dengan klien; hargai
individu dan ruang pribadinya jika tepat
2) Beri kesempatan terstruktur bagi klien untuk
membuat pilihan perawatan
3) Susun sasaran aktivitas progresif dengan klien
4) Bersama keluarga memilih kemampuan yang bisa
dilakukan pasien saat ini
b. Gangguan pola tidur b.d ansietas
1) Identifikasi gangguan dan variasi tidur yang dialami
dari pola yang biasanya
2) Anjurkan latihan relaksasi, seperti musik lembut
sebelum tidur
3) Kurangi asupan kafein pada sore dan malam hari
4) Anjurkan keluarga untuk menciptakan lingkungan
yang tenang untuk memfasilitasi agar pasien dapat
tidur
c. Membahayakan diri, resiko b.d perasaan tidak
berharga dan putus asa
1) Identifikasi derajat resiko / potensi untuk bunuh
diri
2) Lakukan tindakan pencegahan bunuh diri
3) Mendiskusikan dengan keluarga koping positif yang
pernah dimiliki klien dalam menyelesaikan masalah
5. Evaluasi
a. Berpartisipasi dalam menentukan perawatan diri
b. Melakukan kegiatan positif dalam menyelesaikan
masalah
c. Klien mampu mengungkapkan penyebab gangguan
tidur
d. Klien mampu menetapkan cara yang tepat untuk
memenuhi kebutuhan tidur
e. Mengenali cara-cara untuk mencegah bunuh diri
f. Mendemonstrasikan cara menyelesaikan masalah
yang konstruktif