You are on page 1of 34

Bayi Berat Badan Lahir

Rendah

Kelompok 9
PENGERTIAN
 Bayi berat badan lahir rendah
adalah bayi yang lahir dengan
berat badan kurang dari 2500 gr
(sampai dg 2499gr), tanpa
memperhatikan usia kehamilan
 Bayi berat lahir rendah ( BBLR )
ialah bayi yang lahir dengan berat
badan kurang atau sama dengan
2500 gr ( WHO,1961)
ETIOLOGI
1. Faktor ibu :
 Toksemia gravidarum (preklampsia & eklampsia)
 Perdarahan anterpartum
 Trauma fisik dan psikologis
 Kelainan bentuk uterus (inkompeten serviks)
 Diabetes melitus
 Tumor
 Ibu penyakit infeksi
 Trauma fisik dan psikologis
 Usia ibu < 16 tahun atau > 35 tahun ,
 Multigravida dengan jarak kelahiran yang terlalu
dekat
 Sosial ekonomi rendah
 Ibu perokok, pecandu alkohol dan narkotik
2. Faktor Janin & Placenta:
Hidramnion
Kehamilan ganda
Kelainan kromosom
Ketuban pecah dini
Infeksi
Insufisiensi placenta
Plcenta previa
Solusio placenta
3. Faktor lingkungan
Tempat tinggal dataran tinggi
Radiasi
Zat –zat racun
Klasifikasi BBLR
1. Berdasarkan Berat Badan
 Bayi berat lahir cukup rendah
(BBLR)adalah bayi yang lahir dg berat
lahir 1501-2500 gr.
 Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR)
adalah bayi yang lahir dg berat lahir <
1500 gr.
 Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER)
adalah bayi yang lahir dg berat lahir <
1000 gr.
2. Berdasarkan Masa Gestasi/Umur
Kehamilan
 Prematuritas murni: bayi dg masa
kehamilan kurang dari 37 minggu dan
berat badan sesuai dengan berat badan
untuk usia kehamilan atau disebut
neonatus kurang bulan sesuai masa
kehamilan (NKB-SMK). Pada kurva
pertumbuhan intrauterin berada pd
persentil 10 sampai 90.
 Dismaturitas: bayi dg berat badan
kurang dari berat badan yang seharusnya
untuk usia kehamilan tersebut dan
KARAKTERISTIK BBLR
1. Prematuritas murni
 Berat badan kurang dari 2500 gram,
PB 45 cm, lingkar kepala kurang dari
33 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm.
 Masa gestasi kurang dari 37 minggu.
 Kulit tipis dan transparan, tampak
mengkilap dan licin.
 Kepala lebih besar dari badan.
 Lanugo banyak terutama pada dahi,
pelipis, telinga dan lengan.
 Lemak subkutan kurang.
 Ubun-ubun dan sutura lebar.
 Rambut tipis, halus.
 Tulang rawan dan telinga imatur.
 Puting susu belum terbentuk dengan baik.
 Pembuluh darah kulit banyak terlihat, peristaltik
usus dapat terlihat.
 Genitalia belum sempurna, labia, minora belum
tertutup oleh labia mayora (pada perempuan)
 Bayi masih posisi fetal.
 Pergerakan kurang dan lemah.
 Otot masih hipotonik.
 Banyak tidur, tangis lemah, pernapasan belum
teratur dan sering mengalami serangan apnoe.
 Refleks tonik neck lemah.
 Refleks menghisap dan menelan belum
sempurna.
2.Dismatur
Pre term: sama dengan bayi
prematur murni
Post term:
Kulit pucat, mekonium kering ,kulit
keriput, tipis.
Vernix caseosa tipis atau tidak ada.
Jaringan lemak dibawah kulit tipis.
Masih tampak gesit, aktif dan kuat.
Tali pusat berwarna kuning
kehijauan.
Penyulit/Masalah Yang Dapat
Muncul Pada BBLR

 Hipotermia : suhu tubuh dibawah


normal, kulit dingin, akral dingin,
sianosis
 Sindrom gawat napas : pernapasan
cepat, sianosis perioral, merintih waktu
ekspirasi, retraksi subternal dan
intrakostal
 Hipoglikemia: Gemetar atau tremor,
sianosis, apatis , kejang, apnea
intermiten, tangisan lemah atau
melengking, kelumpuhan atau letargi,
kesulitan minum, terdapat gerakan
 Perdarahan intrakranial: kegagalan umum
untuk bergerak normal, refleks moro
menurun atau tidak ada, tonus otot
menurun, letargi, tangisan bernada tinggi
dan tajam, kejang, kelumpuhan, fontanela
mayor mungkin tegang dan cembung
 Rentan terhadap infeksi: hipothermia/
hiperthermia, pucat, diatensi abdomen,
sklerema, ikterus
 Hiperbilirubinemia: Sklera, puncak hidung,
sekitar mulut, dada, perut dan ekstrimitas
berwarna kuning, letargi, kemampuan
mengisap menurun, kejang
Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan skor ballard
 Darah rutin
 Glukosa darah
 Elektrolit
 Analisa gas darah.
 Foto dada.
 USG kepala
Penatalaksanaan
 Medicamentosa: vitamin K1
 Pemberian nutrisi:
1)Apabila daya hisap belum baik, bayi
dicoba untuk menetek sedikit demi
sedikit.
2)Apabila bayi belum bisa menetek
pemberian ASI diberikan melalaui sendok
atau pipet atau cangkir (feeding cup)
3)Apabila bayi belum ada refleks
menghisap dan menelan harus dipasang
siang penduga/sonde feeding.
Penatalaksanaan ….next
4. Apabila bayi sakit diperlukan cairan
dan nutrisi intravena, hari ke 2 dimulai
pemberian ASI perlahan
5. Pemberian cairan dan nutrisi intravena
berdasarkan BB dan umur (hari).
Kebutuhan cairan menurut Haws Paulete
(2007)
Hari I : 60 – 80 ml/kgBB/hari
Hari II - III : 80 – 120 ml/kgBB/hari
Hari IV : meningkat dg
10-20ml/kgBB/hari sampai
160ml/kgBB/hari
Penatalaksanaan…next
 Suportif
 Mempertahankan suhu tubuh normal
 Bersihkan jalan napas
 Mempertahankan integritas kulit
 Pencegahan infeksi
 Perawatan tali pusat
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
1.Riwayat prenatal: umur ibu, penyakit
selama hamil, ANC, sosial ekonomi,
riwayat obstetri terdahulu dan sekarang,
kebiasaan ibu
( pecandu/merokok), dll.
2.Riwayat intranatal: umur kehamilan
saat lahir, pengukuran (BB, LK, LD, PB),
apgar score, kelainan kongenital,
kelahiran beresiko (KPD, ketuban hijau,
lilitan tali pusat, kelainan plasenta,dll)
Pengkajian fisik….next

3. Pengkajian fisik (body system):


 Kardiovaskuler:
Denyut jantung rata-rata 120-160/menit
dengan ritme yang teratur pada saat
kelahiran
Kebisingan jantung (PDA) terdengar pada
¼ bagian intrakostal (menunjukan aliran
darah dari kanan ke kiri karna hipertensi
atau ateletasis paru). 15% bbl menderita
PDA
 Pernapasan: alveolus blm matur dan
surfactan blm terbentuk sempurna pada
usia kehamilan sebelum 36 minggu
 Jmlh pernapasan rata2 40-60 kali/mnt
 Terdapat periode apnea (5-15 detik)
 Napas tdk teratur
 Nasal melebar bila bernapas
 Retraksi interkostal, substernal
 Pucat
 Sianosis
 Gastrointestinal: maturitas GI terjadi pd
usia 36 -38 mg
 Penonjolan abdomen
 Pengeluaran mekonium biasanya terjadi
dalam waktu 12 jam
 Refleks menelan dan menghisap yang
lemah
 Waktu pengosongan lambung lambat
 Motalitas menurun atau tdk terkoordinasi
 Pencernaan protein tdk komplit
 Penurunan absorbsi lemak
 Fungsi hati blm matur sehingga cendrung
hiperbilirubinemia
 Integumen:
 Kulit berwarna merah muda atau merah,
kekunig-kuningan, sianosis, atau campuran
bermacam warna
 Sedikit vernik kaseosa dan rambut lanugo
disekujur tubuh
 Kurus
 Kulit tampak transparan, halus dan
mengilap
 IWL tinggi
 Edema yang menyeluruh atau dibagian
tertentu yang terjadi pada saat kelahiran
 Kuku pendek belum melewati ujung jari
 Rambut jarang atau mungkin tidak dada
sama sekali, petekie atau ekimosis.
 Neurologis:
Refleks moro sudah ada pada bayi
prematur
Gerakan refleks hanya berkembang
sebagian
Menelan, mengisap dan batuk sangat
lemah atau tidak efektif
Suhu tubuh tidak stabil, biasanya
hipotermia (<36,50 C)
Gemetar, kejang dan mata berputar,
biasanya bersifat sementara, tetapi
mungkin juga ini mengindikasikan adanya
kelainan neurologis.
Tangis yang lemah, tidak aktif dan tremor
Muskuloskeletal:
Tulang kartilago telinga belum tumbuh
dengan sempurna serta lembut dan lunak
Tulang tengkorak dan tulang rusuk
lunak
 Gerakan lemah dan tidak aktif atau
latergi.
 Perkemihan:
Ginjal tdk dapat memekatkan urin
dengan baik/ tidak dapat
mengekskresikancairan dg baik
Penurunan ekskresi bicarbonat dan
asam sehingga mudah mengalami
acidosis
 Reproduksi:
Bayi perempuan: klitoris yang menonjol
dengan labia mayora yang belum
berkembang
Bayi laki-laki skrotum yang belum
berkembang sempurna dengan ruga yang
kecil, testis tidak turun kedalam skrotum
Diagnosa keperawatan
1.Pola napas tidak efektif b/d imaturitas
paru, kelemahan otot diafrakma yang
ditandai dengan sesak napas, takipnea,
retraksi dinding dada, napas cuping
hidung.
2.Tidak efektifnya pengaturan suhu tubuh
b/d belum maturnya sistem pengatur suhu
tubuh, kekurangan lemak subkutan yang
ditandai dengan suhu tubuh kurang dari
36,5˚C, kulit dingin, tipis, sianosis.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b/d imatur fungsi
gastrointestinal dan kurangnya masukan
oral yang ditandai dengan regurgitasi,
distensi abdomen, muntah, refleks
menghisap dan menelan lemah.
4. Risiko kekurangan volume cairan b/d
peningkatan penguapan (IWL) yang
ditandai dengan klien dalam kondisi
sesak napas, hypotermia, kulit tipis.
5. Risiko infeksi b/d sistem imun yang
belum matur yang ditandai dengan bayi
BBLR, masa gestasi < 37 minggu,
kondisi menurun.
6. Risiko kerusakan integritas kulit b/d
struktur kulit imatur yang ditandai
dengan kulit tipis, transparan, kering,
keriput.
7. Risiko cedera: kerm ikterus b/d
peningkatan bilirubin dalam darah yang
ditandai dengan jaundice, kulit dan
selaput lendir kuning, serum bilirubin
total > 10 mg/dl
 
Perencanaan
Tujuan Dx 1: Pola napas akan menjadi
efektif
Intervensi :
1.Observasi dan kenali tanda-tanda
distres pernapasan seperti dispnea,
sianosis, retraksi dinding dada, napas
cuping hidung, mengorok, Sao2 rendah,
apnea. R/distres pernapasan merupakan
tanda-tanda kegawatan pernapasan yang
memebutuhkan tindakan segera.
2. Atur posisi terlentang dengan posisi
leher agak sedikit ekstensi. R/ mencegah
penyempitan jalan napas dan
memungkinkan ekspansi paru maksimum.
3. Pertahankan kebersihan jalan napas. R/
obstruksi jalan napas dapat menghambat
pemasukan oksigen dan pengeluaran
CO2
4. Beri oksigen sesuai program.R/ dukungan
oksigen dapat mempertahankan PaO2
dalam batas normal.
5. Pertahankan suhu lingkungan netral. R/
suhu dingin/panas meningkatkan
pemakaian oksigen.
6. Monitor respirasi rate setiap 30 menit.
R/Perubahan respirasi rate menunjukan
kerja pernapasan yang belum ada
perbaikan.
7. Kaji kebutuhan terhadap bantuan
ventilasi. R/dengan mengetahui
secara dini dapat diambil tindakan
secepatnya sehingga tidak terjadi
komplikasi lebih lanjut.
8. Kolaborasi pemberian aminopilin.
R/meningkatkan aktifitas pusat
pernapasan dan menurunkan
frekuensi apnea.
Intervensi untuk diagnosa 2
Tujuan Diagnosa 2: pengaturan suhu tubuh
akan menjadi efektif
Intervensi:
1. Tempatkan bayi pada inkubator,
penghangat radian, atau selimut hangat dan
penutup kepala untuk mencegah terjadinya
kehilangan panas akibat penguapan dan
konveksi
2.Pertahankan suhu lingkungan normal (24-
25,5˚C) untuk mempertahankan suhu kulit
dalam rentan termal yang diterima.
3.Observasi bayi terhadap tanda-tanda
ketidakstabilan suhu dan peningkatan
kebutuhan oksigen karena suhu yang
tidak stabil meningkatkan pemakaian
oksigen.
4. Pantau suhu tubuh bayi setiap 1 sampai
2 jam untuk 6 jam pertama lahir atau
sesuai kebijakan RS dan sesuai
kebutuhan karena bayi cenderung
hipotermi karna kulitnya tipis, lemak sub
cutan sedikit/tipis, msh dalam proses
adaptasi.
5. Hindari bayi terpapar terhadap AC,
jendela terbuka dan kipas angin untuk
mencegah kehilangan panas akibat
6. Hangatkan sebuah objek yang
digunakan untuk memeriksa bayi atau
menutup bayi untuk mencegah
kehilangan panas akibat konduksi.
7. Ganti pakaian atau linen yang basah
untuk mencegah kehilangan panas
akibat evaporasi
9. Lakukan perawatan metode kanguru
untuk membantu pemindahan panas
tubuh ibu ke bayi
IMPLEMENTASI: sesuai
perencanaan dan fasilitas yang
tersedia di lapangan
EVALUASI: berdasarkan kriteria
hasil pada masalah keperawatan
yang sudah dibuat
NUHUN 

You might also like