You are on page 1of 38

Palliative Care

Affirms life: Palliative care sustains the quality


of life throughout sickness, helping patients
cope with the struggles of disease.
Promotes Quality of life: Palliative care helps
patients manage the symptoms of their disease
and allows them to continue with their daily
lives.
Treats the person: Palliative care offers a wide
range of help to patients, including assistance
from pharmacists, nurses, nutritionists, and
social workers.
Supports the family: Palliative care provides a
network of people who can help a patient and
their family better understand treatment
options; thus alleviating much of the stress
surrounding illness.
Pengkajian perawatan paliatif
Pengkajian perawatan paliatif dilakukan berdasarkan prinsip-
prinsip / tujuan perawatan paliatif . Terdapat empat fase,
yaitu :
1. Fase Prediagnostik : terjadi ketika diketahui ada gejala atau
faktor resiko penyakit.
2. Fase Akut : berpusat pada kondisi krisis. Klien dihadapkan
pada serangkaian keputusasaan, termasuk kondisi medis,
interpersonal, maupun psikologis.
3. Fase Kronis, klien bertempur dengan penyakit dan
pengobatannya. pasti terjadi.
4. Klien dalam kondisi Terminal akan mengalami berbagai
masalah baik fisik, psikologis, maupun social-spiritual.
Pengkajian

– Anamnesis yang teliti baik dari pasien


maupun keluarganya.( keluhan, lokasi)
– Pemeriksaan fisik, penunjang, status
mental dan laporan harian selama
perawatan
– Gejala-gejala yang berhubungan

Asuhan Keperawatan 3
Kapan dibutuhkan pengkajian untuk
perawatan paliatif ?
• Saat di diagnosa bahwa penyakit sudah terminal
dan waktu hidup yang terbatas
• Perkembangan penyakit eksaserbasi
• Adanya perubahan dukungan dari keluarga
• perubahan signifikan dalam status fungsional
• Ketika orang atau keluarga membuat permintaan
Akhir (pesan terakhir)
• Saat hidupnya berakhir
Siapa yang harus melakukan
pengkajian perawatan paliatif?
• Tim kesehatan/sosial untuk melakukan
perawatan paliatif
• Pengkajian harus dilakukan oleh seorang
profesional yang sesuai kualifikasi dengan
pengetahuan tentang: penyakit,
gejala,pengobatan, dan prognosis
4 domain dalam pengkajaian
perawatan paliatif
1. Domain 1 : fisik
2. Domain 2 : sosial dan okupasi
3. Domain 3 : psikososial
4. Domain 4 : spiritual
1. fisik
Gejala fisik yang ditunjukan antara lain
perubahan pada penglihatan, pendengaran, nutrisi,
cairan, eliminasi, kulit, tanda-tanda vital, mobilisasi,
nyeri.
Perawat harus mampu mengenali perubahan
fisik yang terjadi pada klien, klien mungkin
mengalami berbagai gejala selama berbulan-bulan
sebelum terjadi kematian. Perawat harus respek
terhadap perubahan fisik yang terjadi pada klien
terminal karena hal tersebut menimbulkan
ketidaknyamanan dan penurunan kemampuan klien
dalam pemeliharaan diri.
Tindakan untuk mengatasi gejala fisik
Pendekatan : Mengidentifikasi kebutuhan yang paling utama
Mengidentifikasi gejala :
a. Riwayat gejala dan pengobatan sebelumnya
b. Mengidentifikasi gejala lain yang mempengaruhi aktifitas
Tindakan :
1. Mengkaji riwayat nyeri
a. Lokasi, kualitas, intensitas, durasi, frekuensi
b. Associated / menjengkelkan faktor menghilangkan
c. Intervensi untuk tindakan selanjutnya
2. Menyetujui tindakan yang akan dilakukan
3. Kolaborasi dengan tim spesialis perawatan paliatif
2. Sosial dan kesejahteraan kerja
• dukungan keluarga
• Dukungan emosional dan sosial
Melakukan diskusi tentang kesejahteraan sosial
dan okupasi

dukungan Keluarga : keluarga dan hubungan yang baik


• Siapa yang tinggal dengan Anda?
• apakah anda bergantung dengan keluarga?
• adakah kekhawatiran di dlam keluarga atau
hubungan pribadi?
Dukungan emosional dan sosial
• Apakah Anda memiliki dukungan dari orang lain,
misalnya:tetangga atau teman
• Seberapa sering Anda melihat mereka?
• Apakah Anda memerlukan lebih banyak dukungan
dari mereka?
3. kesejahteraan psikologis
1. Suasana hati yang tenang
2. Penyesuaian sakit
3. Sumber daya dan kekuatan
4. terkendali multidimensi nyeri (Total nyeri)
5. Riwayat penyakit mental yang sudah ada
Disarankan petunjuk
Suasana hati yang tenang
respon setelah mengetahui penyakitnya
Telah merasa down dan / atau putus asa?
Kehilangan kenikmatan dalam kepentingan?
Apakah Anda tertekan?
Apakah Anda merasa tegang atau cemas?
Apakah Anda merasa panik?
Apakah ada hal-hal yang Anda berharap untuk kesembuhan?
Penyesuaian sakit
Apa pemahaman Anda tentang penyakit Anda?
Sumber daya dan kekuatan saat aktifitas
siapa sumber dukungan bagi Anda?
Mencari berbagai kemungkinan dukungan: orang, hobi, iman,
keyakinan.
total nyeri
Nyeri multidimensi yang tidak terkontrol misalnya psikososial, nyeri
spiritual
Pertimbangkan jika distress kontribusi untuk gejala fisik.
Apakah ada masalah psikologis, sosial, spiritual yang sering muncul.
disarankan tindakan
1. Setuju dan mengimplementasikan rencana
perawatan dengan pasien dan tim kesehatan.
2. Menentukan apakah kebutuhan tersebut
dapat dikelola oleh tim mengobati saat ini.
3. Jika keluarga dan sosial keprihatinan secara
kompleks diidentifikasi atau diantisipasi,
pertimbangkan rujukan ke Spesialis Paliatif
Care Service.
4. Spiritual
pendekatan yang disarankan
H : Sumber harapan:
Apa yang memberi Anda harapan (kekuatan, kenyamanan,
kedamaian) dalam waktu sakit?

O : agama terorganisir:
Apakah Anda bagian atau anggota dari komunitas agama atau
spiritual? Apakah itu membantukamu?

P: Personal spiritualitas & praktek:


Apa aspek keyakinan spiritual Anda lakukan Anda menemukan
paling bermanfaat dan bermakna secara pribadi?

E : Efek pada perawatan medis dan akhir masalah kehidupan


Bagaimana keyakinan Anda mempengaruhi jenis perawatan yang
Anda ingin saya untuk memberikan
selama beberapa hari / minggu / bulan?
Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas / kecemasan yang berhubungan perubahan status
mentalsifat dan ancaman takut akan kematian.
2. Berduka yang behubungan dengan penyakit terminal dan
kematian yang dihadapi, penurunan fungsi perubahan
konsep diri dan menarik diri dari orang lain.
3. Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan
gangguan kehidupan keluarga,takut akan hasil ( kematian )
dengan lingkungnnya penuh dengan stres ( tempat
perawatan ).
4. Resiko terhadap distres spiritual yang berhubungan dengan
perpisahan dari system pendukung keagamaan, kurang
pripasi atau ketidak mampuan diri dalam menghadapi
ancaman kematian.

Asuhan Keperawatan 15
• Resti terhadap Perubahan Perfusi
Jaringan,
• Perubahan Fungsi Defekasi,
• Resti terhadap Perubahan Integritas Kulit,
• Perubahan Mukosa Mulut,
• Kerusakan Pertukaran Gas,
• Gangguan Konsep Diri,
• Kurang perawatan diri.

Asuhan Keperawatan 16
Diagnosa Keperawatan :
Cemas berhubungan dengan perubahan
status mental, ancaman kematian

Tujuan :
Setelah diberikan askep cemas dapat
diatasi / berkurang

Asuhan Keperawatan 17
Kriteria :
• Pasien mau mendiskusikan rasa takut /
cemasnya
• Pasien tampak tenang
• Pasien menyatakan cemas berkurang
• Pasien dapat mendemonstrasikan
pemecahan masalah yang sehat dan
menggunakan sumber-sumber yang
efektif

Asuhan Keperawatan 18
INTERVENSI RASIONAL
1. Biarkan pasien dan orang Dengan mengungkapkan
terdekat mengungkapkan perasaan mempermudah
perasaan. penyelesaian masalah dan
juga memungkinkan perawat
mengidentifikasi fase yang
mana dari proses kesedihan
yang dialami pasien.
2. Berikan hubungan yang Sikap, pikiran dan perasaan
mendukung : pemberi perawatan
 Menemani pasien mempengaruhi kualitas
 Berikan informasi yg akurat hubungan perawat pasien dan
dan jelas ttg tindakan kep. keluarga.
 Bantu pasien dan sediakan
kesempatan keluarga untuk
mengekspresikan pikiran-
pikiran, perasaan-perasaan
yg realistik
Asuhan Keperawatan 19
3. Rujuk pasien dan Kelompok pendukung
keluarga ke grup AIDS adalah sumber yang kuat
masyarakat lokal yang untuk pasien dan orang
dapat mendukung. yang bermakna bagi
pasien.
4. Jika kondisi berakhir dan Perawatan di rumah untuk
mendekati tahap akhir, memenuhi kebutuhan
diskusikan perawatan di sosial, emosi, fisik, dan
rumah. spiritual pasien yang sakit
dan keluarganya. Tim
perawat kesehatan
multidisiplin dan
sukarelawan terlibat dalam
perawatan di rumah.

Asuhan Keperawatan 20
5. Hindari pemberian informasi Interaksi terapi dapat
yang bertubi-tubi pada membantu perubahan individu
pasien selama fase awal untuk menerima. Informasi
proses berduka. Jawab yang berlebihan dapat
pertanyaan khusus. Masukan menambah ansietas yang
informasi dan instruksi menyebabkan frustasi dan
tambahan ketika pasien depresi.
mulai menunjukkan kesiapan
mempelajari tindakan
perawatan dini.
6. Informasikan pasien bahwa Selama proses berduka,
perasaan mereka normal dan pasien secara umum bereaksi
hal ini memerlukan waktu tetapi tidak memahami
untuk menerima hidup mengapa mereka merasakan
dengan penyakit kronis atau dan bertindak seperti yang
perubahan citra tubuh. mereka lakukan. Lebih dari
Hindari menganalisa atau itu, perasaan pasien
mengkritik perilaku pasien. dipengaruhi oleh pemberi
Informasikan pasien bahwa perawatan dan orang
Asuhan Keperawatan 21
Anda ada untuk bicara bila terdekat.
7. Selama marah dan fase tawar- Sikap tenang dan menerima
menawar : dari pemberi perawatan
Jangan : membantu menghilangkan
- Berdebat tentang moralisasi marah dan menunjukkan
- Menekankan nilai-nilai pribadi dukungan.
dan
keyakinan pasien
- Menganggap reaksi pasien
secara
individu
Lakukan :
- Mendengarkan keluhan pasien
tanpa menjadi defensif
- Membiarkan pasien
mengekspresikan marah
- Memberikan jawaban jujur tetapi
menghindari memberikan
keyakinan
yang salah
- Bersabar
Asuhan Keperawatan 22
Diagnosa II
1. Berikan kesempatan pada klien da keluarga untuk
mengungkapkan perasaan, didiskusikan kehilangan secara
terbuka, dan gali makna pribadi dari kehilangan.
2. Berikan dorongan penggunaan strategi koping positif yang
terbukti yang memberikan keberhasilan pada masa lalu
Stategi koping fositif membantu penerimaan dan
pemecahan masalah.
3. Berikan dorongan pada klien untuk mengekpresikan atribut
diri yang positif Memfokuskan pada atribut yang positif
meningkatkan penerimaan diri dan penerimaan kematian
yang terjadi.
4. Diskusi terbuka dan jujur dapat membantu klien dan
anggota keluarga menerima dan mengatasi situasi dan
respon mereka terhdap situasi tersebut. serta
Pengetahuan bahwa tidak ada lagi pengobatan yang
dibutuhkan dan bahwa kematian sedang menanti dapat
menyebabkan menimbulkan perasaan ketidak
berdayaan, marah dan kesedihan yang dalam dan
respon berduka yang lainnya.
5. Bantu klien mengatakan dan menerima kematian yang
akan terjadi, jawab semua pertanyaan dengan jujur
Proses berduka, proses berkabung adaptif tidak dapat
dimulai sampai kematian yang akan terjadi di terima.
6. Tingkatkan harapan dengan perawatan penuh
perhatian, menghilangkan ketidak nyamanan dan
dukungan Penelitian menunjukkan bahwa klien
sakit terminal paling menghargai tindakan
keperawatan berikut :
Ø Membantu berdandan.
Ø Mendukung fungsi kemandirian.
Ø Memberikan obat nyeri saat diperlukandan.
Ø Meningkatkan kenyamanan fisik
Diagnosa III
1. Luangkan waktu bersama keluarga atau orang terdekat klien
dan tunjukkan pengertian yang empati Kontak yang sering
dan mengkomuikasikan sikap perhatian dan peduli dapat
membantu mengurangi kecemasan dan meningkatkan
pembelajaran.
2. Izinkan keluarga klien atau orang terdekat untuk
mengekspresikan perasaan, ketakutan dan kekawatiran.
Saling berbagi memungkinkan perawat untuk mengintifikasi
ketakutan dan kekhawatiran kemudian merencanakan
intervensi untuk mengatasinya.
3. Jelaskan lingkungan dan peralatan ICU. Informasi ini dapat
membantu mengurangi ansietas yang berkaitan dengan
ketidak takutan.
4. Jelaskan tindakan keperawatan dan kemajuan postoperasi
yang dipikirkan dan berikan informasi spesifik tentang
kemajuan klien.

5. Anjurkan untuk sering berkunjung dan berpartisipasi dalam


tindakan perawan Kunjungan dan partisipasi yang sering
dapat meningakatkan interaksi keluarga berkelanjutan.

6. Konsul dengan atau berikan rujukan kesumber komunitas


dan sumber lainnya Keluarga denagan masalah-masalh
seperti kebutuhan financial , koping yang tidak berhasil atau
konflik yang tidak selesai memerlukan sumber-sumber
tambahan untuk membantu mempertahankankan fungsi
keluarga.
Diagnosa IV
1. Kali apakah klien menginginkan untuk melaksanakan praktek
atau Spritual keagamaan seperti mendapatkan nilai tinggi
pada do’a atau praktek spiritual lainnya , praktek ini dapat
memberikan arti dan tujuan dan dapat menjadi sumber
kenyamanan dan kekuatan.
2. Ekspesikan pengertrian dan penerimaan anda tentang
pentingnya keyakinan dan praktik religius atau spiritual klien
menunjukkan sikap tak menilai dapat membantu mengurangi
kesulitan klien dalam mengekspresikan keyakinan dan
prakteknya.
3. Berikan privasi dan ketenangan untuk ritual spiritual sesuai
kebutuhan klien dapat dilaksanakan Privasi dan ketenangan
memberikan lingkungan yang memudahkan refresi dan
perenungan.
4. Bila anda menginginkan tawarkan untuk berdo,a
bersama klien lainnya atau membaca buku ke
agamaan Perawat meskipun yang tidak menganut
agama atau keyakinan yang sama dengan klien
dapat membantu klien memenuhi kebutuhan
spritualnya.
5. Tawarkan untuk menghubungkan pemimpin religius
atau rohaniwan rumah sakit untuk mengatur
kunjungan. Jelaskan ketidak setiaan pelayanan (
kapel dan injil RS ) Tindakan ini dapat membantu
klien mempertahankan ikatan spiritual dan
mempraktikkan ritual yang penting.
Konseling paliatif
• Beri kesempatan untuk mengekspresikan perasaannya
• Dengarkan dengan baik dan empati
• Gunakan strategi komunikasi therapeutic saat berbicara
dengan pasien
• Perhatikan suku,budaya,kepercayaan dan nilai-nilai pada
individu dan keluarga saat mereka mengekspresikan
kesedihannya
• Anjurkan pasien membangun hubungan dengan orang lain
• Hubungkan pasien dengan grup support
• Beri waktu bagi keluarga dan orang-orang yang dekat
dengannya untuk bertemu
• Bantu keluarga dan orang yang dicintai untuk menyediakan
waktu mengingat-ingat hal yang menyenangkan bersama
pasien
• Anjurkan keluarga dan orang yang dekat agar melakukan
hubungan terus misal dengan telephone, kartu, catatan
singkat pada pasien sebagai dukungan.
Asuhan Keperawatan 30
NYERI
Definisi :
Pengalaman sensorik dan emosional yang
tidak menyenangkan serta dihubungkan
dengan kerusakan jaringan atau potensial
akan menyebabkan kerusakan jaringan( The
International Association for the study of pain)
Kajian Riwayat Rasa Nyeri

- Tempat / lokasi terjadinya nyeri


- Sifat nyeri, terbakar, berdenyut, menusuk,
ngilu
- Lamanya ( terus-menerus, sesaat, frekuensi )
- Faktor-faktor ( perburukan / perbaikan )
- Efek terhadap kegiatan aktifitas sehari-hari
pasien.
- Intensitasnya ( mild, moderate atau severe )
- Perkiraan intensitas nyeri dengan
menggunakan alat pengukur nyeri. Pada anak
alat pengukurnya adalah SMILEY
ANALOGUE SCALE
- Pada dewasa dengan visual analog scale
SKALA INTENSITAS NYERI
VISUAL ANALOG SCALE (VAS)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
No pain Pain as Bad
as it Could
Possibly be
Nilai : 1-4 : nyeri ringan
5-6 : nyeri sedang
7-10 : nyeri berat
- Melakukan investigasi dan tindak lanjut
dimulai dengan tes yang sederhana, tersedia,
dengan kegagalan minimal

- Lakukan monitor nyerinya sesering mungkin


dan kemungkinan pencegahannya.
Penatalaksanaan nyeri
• Gunakan analgesik sesuai panduan penatalaksanaan
nyeri dari WHO : analgesik
• Obat diberikan rutin tiap 3 –6 jam, jangan hanya bila
perlu
• Mulai dengan dosis rendah lalu dititrasi
• Pada nyeri terobosan, berikan dosis ekstra ( dosis /4
jam)
• Adjuvan : anti-depresant, steroid, terapi kognitif ,
akupuncture, TENS, hipnosis, dll.
• Libatkan keluarga untuk mendukung secara psikologis
dan spiritual klien.
PALIATIF CARE

NAMA KELOMPOK :
1. DYAH PUJI PRAFITASARI
2. KARISMA SUPRILIYANTI
3. MUHAMMAD ARIEF NAJIB
4. RATNA FERAWATI W
5. RINA YULISTYAWATI
6. TITIA KUSUMA W

You might also like