Professional Documents
Culture Documents
DIRI
PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada hari selasa pada
tanggal 12 mei 2015 pada pukul 11.00 wita di
ruang Kunti RSJ Provinsi Bali dengan Teknik
wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan
catatan keperawatan klien serta kunjungan rumah
(home visite)
1. Pengumpulan Data
– Identitas klien
Nama : SK Pendidikan : SLTA
– Keluarga klien mengatakan pertama kali klien bertingkah aneh sejak klien
menikah 18 tahun yang lalu dan mulai marah-marah sejak klien diceraikan oleh
suaminya dan dipisahkan oleh anaknya. Namun saat itu klien masih mampu
melakukan kegiatan seperti biasanya. Klien merupakan pasien kambuhan yang
ada dirumah sakit jiwa , klien sudah pernah 3x masuk rumah sakit. Pertama kali
klien masuk rumah sakit jiwa pada tahun 2012. keluarga mengatakan klien
sering bengong dan ngumik-ngumik melihat anknya sebenarnya itu adalah anak
orang lain , klien merupakan pribadi yang tertutup, yang jarang menceritakan
masalahnya kepada orang lain. Klien dibawa kerumah sakit karena sering
mengamuk dirumahnya serta merusak barang-barang yang ada dirumahnya
sendiri dan memukuli saudara serta adik sepupunya. Keluarga klien juga
mengatakan klien pernah mengalami aniaya fisik dan mental sejak tinggal
Bersama suaminya
Faktor presipitasi
– Klien diantar oleh adik dan ayahnya pada tanggal 20 februari 2015 dengan alas
an ngamuk secara tiba-tiba keluarga klien juga mengatakan klien sudah minum
obat. Klien kumat karena putus obat 2 tahun yang lalu, karena pasien merasa
dirinya sudah sembuh
– Pemeriksaan fisik
– TD : 120/80 mmhg
– SUHU : 36 Derajat celcius
– RR : 20x/Menit
– N : 80x/Menit
Ukuran-ukuran
– Berat badan : 50kg
– Tinggi badan : 167 cm
– Keluhan fisik : klien mengatakan tidak ada anggota tubuhnya seperti
kepala, dada, kedua tangan, dan kedua kakinya yang dirasakan klien mengalami
kesakitan. Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan klainan di setiap anggota
tubuh klien
GENOGRAM
KETERANGAN
LAKI LAKI
PEREMPUAN
MENINGGAL
TINGGAL SERUMAH
KLIEN
ORANG TERDEKAT
Konsep diri
– Citra tubuh
Klien dapat menerima keadaan tubuhnya klien mengatakan menyukai seluruh
bagian tubuhnya, dan lebih suka dengan bibirnya.
– Identitas diri
Saat pengkajian klien mengatakan senang dengan dirinya sebagai seorang
perempuan klien mengatakan sudah menikah, klien mampu menyebutkan nama,
alamat, dan dimana sekarang berada.
– Peran diri
Klien mengatakan dirinya berperan sebagai seorang anak dari kedua orang tuamya.
Klien anak 1 dari 3 bersaudara klien merupakan anak perempuan satu-satunya di
dalam keluarganya.
– Ideal diri
Saat pengkajian klien mengatakan hanya ingin cepat sembuh dan pulang bertemu
dengan keluarganya. Keluarganya mengatakan setelah pulang keluarga klien
berharap, klien dapat beraktivitas seperti biasanya.
– Harga diri
Saat klien dikaji tentang harapan klien tentang penyakitnya klien hanya
mengatakan ingin pulang, dan saat ditanya apakah klien malu dengan keadaanya
serta berulang berulang kali telah masuk RSJ, respon klien hanya senyum dan
menunduk dan ingin masuk ke kamar. Klien malu karena tidak mampu
menjalankan tugasnya sebagai ibu dan istri.
Hubungan sosial
– Orang terdekat
Klien mengatakan orang yang terdekat dengan dirinya di rumah adalah ibunya.
Klien mengatakan tidak memiliki orang yang terdekat di RSJ, ataupun teman
terdekat.
– Peran serta dalam kelompok /masyarakat
Klien mengatakan tidak memiliki teman atau orang yang terdekat yang bisa diajak
cerita di ruangan ataupun di RSJ.
– Hambatan berhubungan dengan orang lain
Keluarga mengatakan sesudah sakit klien jarang bergaul dengan orang lain atau
keluar rumah.
Spiritual
– Penampilan
Klien berpenampilan kurang rapi dengan memakai celana pendek warna hitam dan
baju kaos warna biru yang terlihat kotor dan tidak rapi.
– Pembicaraan
Saat pengkajia klien tidak mau memulai berbicara, klien mau bicara bila di tanya
dan menjawab seperlunya saja, klien tampak menunduk, kontak mata kurang,
pembicaraan klien lambat, klien tampak lebih banyak diam.
– Aktivitas motorik
Klien tampak mau beraktivitas apabila ada yang mengarahkan, dan lebih suk
berdiri lama sendiri di lingkungan RSJ sambil melihat lingkungan di sekitarnya
tanpa berkata sedikitpun.
– Alam perasaan
Ekspresi wajah klien tampak sedih. Klien tampak sedih saat klien ditanya kenapa
klien bisa berada di RSJ. Klien tampak menunduk jika ditanya oleh perawat dan
hanya menjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh perawat.
– Afek
Afek klien tumpul hanya beraksi bila ada stimulus emosi yang kuat misalnya saat
diberikan pertanyaan baru klien menjawab dan saat diajak bercanda klien sedikit
tertawa. Saat tidak ada pertanyaan klien tampak bengong dan diam.
– Interaksi selama wawancara
Saat diajak wawancara klien lebih banyak diam, kontak mata kurang, klien
menundukan kepalanya jika diajak bicara, klien kurang kooperatif, hanya mau
menjawab apa yang ditanyaka n saja.
– Persepsi
Menurut catatan medik klien pernah memiliki riwayat halusinasi, klien
mengatakan sering melihat anaknya saat klien sedang melamun dan halusinasinya
datang hanya 1x salam waktu satu jam saja, jika halusinasinya datang klien biasa
mengamuk dan menangis.
– Proses pikir
Klien mau menjawab sesuai dengan pertanyaan dan menjawab sesuai dengan arah
pembicaraan
– Isi pikir
Klien mau menjawab sesuai dengan pertanyaan dan jawaban sesuai dnegan arah
pembicaraan.
– Tikat kesadaran
Klien mengetahui siapa yang diajak bicara dan klien tahu siapa dirinya, klien mampu
menyebutkan nama dan daerah dari mana dia berasal. Klien mengetahui saat diajak
bicara waktunya adalah pagi.
– Memori
Klien masih bisa mengingat kejadian di masa lalu seperti siapa yang mengantar klien ke
rumah sakit, dan kejadian yang baru terjadi seperti klien masih mengingat nama perwat
yang baru saja di ajak kenalan.
– Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien mampu berkonsentrasi saat diajak bicara. Klien mampu berhitung dna melakukan
penjumlahan pada bilangan-bilangan sederhana tapi jawabannya agak lambat misalnya
“2+2=4”. “15+10=25”.
– Kemampuan penilaian
Klien mampu mengambil keputusan sederhana ketika ditanya mana
lebih baik makan dulu atau cuci tangan. Klien menjawab bahwa cuci
tangan lebih dahulu baru makan, karena kalau cuci tangan tidak sakit
perut.
– Daya tilik diri
Klien tidak menyadari dirinya menderita gangguan jiwa ketika
ditanya, klien mengapa diajak ke sini klien dapat menjawab bahwa
klien sakit kepala.
ANALISA DATA
NO. DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF KESIMPULAN
1. Klien mengatakan lebih suka menyendiri Klien lebih sering bengong Isolasi sosial
Klien mengatakan jarang bergaul dengan Klien lebih suka menundukan
teman-temannya kepalanya jika di ajak bicara
Keluarga mengatakan setelah di ceraikan Ekspresi wajah klien tampak murung
oleh suaminya klien jarang bergaul Klien hanya menjawab pertanyaan
dengan orang lain atau keluar rumah seperlunya apabila di tanya
Klien tidak memiliki orang atau teman Klien lebih suka sendiri dan
terdekat selama di RSJ menghabiskan waktunya untuk diam
menyendiri dikamar dibandingkan
jalan-jalan di lingkungan RSJ
Klien tampak mau beraktivitas apabila
di arahkan oleh perawat
ANALISA DATA
NO. DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF KESIMPULAN
2
-Menurut catatan medik klien Di catatan medik ada Resiko perubahan
pernah memiliki riwayat persepsi sensori :
riwayat klien mengamuk Halusinasi
halusinasi yaitu melihat anaknya,
jika halusinasinya datang
saat klien sedang melamun dan
halusinasinya datang hanya 1x karena ingin bertemu
dalam waktu satu jam saja jika dengan anaknya
halusinasinya datang pasien Di catatan medik ada
mengamuk dan menangis riwayat klien mengalami
- Saat wawancara klien halusinasi
mengatakan tidak mendengarkan
Pada saat pengkajian klien
suara-suara yang aneh dan tidak
melihat bayangan seperti saat tidak mengalami halusinasi
pertama klien masuk rumah sakit Saat mengamuk klien suka
yang sampai mengganggu yang menghancurkan barang-
dilihat oleh orang lain barang dirumahnya
ANALISA DATA
NO. DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF KESIMPULAN
3
Home visit : Kontak mata kurang Gangguan
Keluarga mengatakan klien Klen kurang kooperatif Konsep Diri :
diceraikan oleh suaminya dan Komunikasi kurang dan klien Harga Diri
dipisahkan dengan anaknya mau pergi jika klien diajak Rendah
Keluarga klien mengatakan tidak bercaakap-cakap
bisa melanjutkan perannya Pembicaraan klien melambat
sebagai seorang istri dan ibu Klien mau beraktifitas jiks di
Keluarga mengatakan klien malas arahkan
untuk pergi bekerja Ekspresi wajah klien tampak
sedih
Klien tidak mampu menjalankan
tugasnya sebagai seorang istri
dan ibu
ANALISA DATA
NO. DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF KESIMPULAN
4 Klien mengatakan bila dirinya punya masalah Klien menggunakan mekanisme koping Koping Individu
lebih suka menyendiri maladaptif untuk mengatasi masalahnya Tidak Efektif
Klien mengatakan lebih suka memendam yaitu klien tampak diam dan menghindar
masalahnya sendiri dan bengong jika diajak bicara
Klien mengatakan orang yang terdekat hanya Klien tampak lebih banyak diam
ibunya Klien hanya menjawab pertanyaan
Klien mengatakan klien tidak memiliki teman seperlunya jika ditanya oleh perawat
atau orang terdekat di RSJ Klien tampak sering menundukkan
kepalanya
Klien kurang kooperatif
5 Keluarga klien mengatakan klien kambuh Hasil Home Visit : Penatalaksanaan
sekarang akibat tidak mau minum obat lagi Klien mulai kambuh dan masuk ke RSJ Terapeutik Tak
dan mengatakan dirinya sudah sembuh untuk yang ke 3 kalinya Efektif Di Rumah
Keluarga klien juga mengatakan klien susah Adanya riwayat putus obat
minum obat Saat di rumah klien tidak teratur minum
Klien kumat karena putus obat 2 tahun obat
semenjak setelah pulang dari RSJ Klien tidak mau kontrol jika obatnya habis
Klien mengamuk jika disuruh minum obat
ANALISA DATA
NO. DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF KESIMPULAN
6
Keluarga klien mengatakan Klien tampak tidak Defisit
sebelum MRS klien tidak menggunakan alas kaki Perawatan
pernah mandi Rambut klien tampak tidak Diri
Klien mengatakan di rumah rapi
sakit klien biasa mandi 1x Kebersihan klien tampak
sehari kurang bersih
Klien mengatakan jarang Kuku klien tampak panjang
menggosok gigi dan mencuci dan kotor
rambutnya Klien menggunakan akaian
Klien mengatakan malas yang tidak rapi dan kotor
untuk merawat dirinya Wajah pasien kotor penuh
dengan bekas kotoran
mata yang kering
RUMUSAN MASALAH