Professional Documents
Culture Documents
Silvia Greis
N III 14 O51
Pembimbing : dr Faridnan, Sp.An
Abstrak Dan Pendahuluan
O Manajemen pemberian glukosa pada pasien intensif
care unit (ICU) telah menjadi suatu perdebatan
selama hampir dua dekade.
O Pemantauan glukosa kontinyu atau continuous
glucose monitoring (CGM) menawarkan manfaat
dalam pencegahan hiperglikemia dan hipoglikemia
berat dibandingkan dengan sistem pemantauan
yang intermiten
O Dengan membandingkan beberapa bukti yang
mendukung target glukosa yang berbeda dalam
berbagai kelompok pasien, dengan
memfokuskan pada pasien dengan dan tanpa
penyakit diabetes dan pasien saraf di ICU.
O Meskipun sudah ada data sebagai evidence
base, penggunaan CGM masih belum banyak
digunakan di ICU
O Oleh karena itu diusulkan pada bagian
penelitian untuk membantu memindahkan
penggunaan CGM dari penelitian ke
penggunaan klinis rutin
Latar Belakang
O Penggunaan awal dari kontrol glukosa yang
ketat di ICU berasal dari suatu publikasi
penelitian yang dilakukan oleh Leuven,
O Penelitian ini menunjukkan tingkat kematian
yang menurun pada pasien ICU yang dikelola
sesuai dengan protokol kontrol kadar glukosa
darah dengan ketat menggunakan infus insulin
O Namun, terlepas dari ketertarikan dan
kesepakatan awal bahwa sistem pemantauan
glukosa glukosa (CGM) mungkin lebih unggul
daripada pengukuran intermiten, hanya satu
perangkat dalam penggunaan klinis di Eropa,
dan belum ada di Amerika Serikat.
O Dalam ulasan ini, berdasarkan dialog antara
12 pakar terkemuka di bidang ini, kami
akan mempertimbangkan beberapa bidang
klinis dari diskusi berkelanjutan mengenai
CGM di ICU, termasuk kebutuhan akan
target glukosa yang berbeda pada populasi
pasien yang berbeda, dan dan bagaimana
teknologi ini dapat dipindahkan dari bagian
penelitian ke dalam penggunaan klinis
rutin.
Target Yang Berbeda Untuk Situasi Yang
Berbeda
O Hasil menarik dari penelitian tunggal yang dilakukan
oleh Leuven tidak dikonfirmasi dalam uji coba
terkontrol acak multicenter/ randomized controlled
trials (RCT) yaitu alat terkomputerisasi untuk
memudahkan pengendalian glukosa ketat
O Namun, RCT multicenter ini memiliki beberapa
keterbatasan, termasuk teknologi pemantauan yang
digunakan mungkin terkait dengan ketidakakuratan
analitiknya; frekuensi pemantauan yang kurang
optimal, meningkatkan kemungkinan “miss” pada
kejadian hipoglikemia dan hiperglikemik; dan tim
klinis yang tidak terlatih sebagai tim Leuven.
O Selain itu, RCT sangat sulit dilakukan di populasi ICU
yang heterogen dan jarang menunjukkan dampak
dari setiap intervensi terhadap kematian.8,9
O Beberapa pasien mungkin memiliki kebutuhan
yang berbeda dalam hal kontrol glukosa, sehingga
sulit untuk menunjukkan manfaat keseluruhan
pada percobaan heterogen yang besar.
O Oleh karena itu, kita mempertimbangkan dua grup
tambahan sebagai contoh kategori pasien dengan
konsentrasi glukosa darah optimal yang mungkin
berbeda dari jenis pasien lain: pasien dengan
diabetes dan pasien saraf di ICU.
Perbandingan Pasien Dengan Diabetes Dan
Tanpa Diabetes
O Beberapa penelitian telah meneliti dampak stres
hiperglikemia dan kontrol glukosa yang ketat pada
pasien kritis dengan diabetes, tetapi saat ini tidak ada
data dari intervensi RCT yang secara khusus
mempelajari tentang populasi ini
O Data observasi menunjukkan bahwa ada hubungan yang
tidak terikat antara hiperglikemia dengan mortalitas
pada pasien kritis tanpa diabetes tetapi tidak demikian
pada penderita diabetes. 1Data lain menunjukkan
bahwa dalam rentang waktu yang lama (70-140 mg / dl)
yaitu adanya hubungan yang tidak terikat dengan
kelangsungan hidup pasien tanpa diabetes tetapi tidak
pada pasien diabetes.17
O Dua studi percobaan kecil baru-baru ini dari
Australia pada pasien diabetes kritis dengan
HbA1c ≥ 7% menguji dua target glukosa (6-
10 mmol / l (108-180 mg / dl) dan 10-14
mmol / l (180-252 mg / dl)) dan
menunjukkan suatu variabilitas glukosa
yang berkurang dan mengurangi
hipoglikemia "relatif" (didefinisikan sebagai
nilai glukosa darah <30% yang memprediksi
glikemia rata-rata) pada pasien dengan
target glukosa yang bebas.
O Sebuah penelitian single-centre baru-baru
ini, mengevaluasi dua target glukosa darah:
80-140 mg / dl untuk pasien tanpa diabetes
dan diabetes dan HbA1c ≤ 7%,
dibandingkan dengan 110-160 mg / dl
untuk pasien diabetes dan HbA1c> 7%; ada
penurunan angka kematian yang
disesuaikan dengan tingkat keparahan pada
pasien diabetes. 23
Resume Dan Rekomendasi/Gagasan Untuk
Penelitian Selanjutnya
O Data menunjukkan bahwa target glukosa darah optimal
mungkin lebih tinggi pada pasien dengan diabetes yang
sudah lama dibandingkan dengan yang tidak.
O Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan
tingkatan yang optimal, karena tingkatan glukosa yang
terlalu tinggi juga dapat dihubungkan dengan komplikasi,
seperti infeksi.
O Yang lebih penting, sebagian besar data yang
dipublikasikan di bagian ini berasal dari penelitian yang
menggunakan tes glukosa intermiten, dan data yang lebih
baru yang menggunakan teknik CGM harus memberikan
lebih banyak informasi termasuk pentingnya variabilitas
glukosa dan jangka waktu untuk pasien dengan dan tanpa
diabetes.
O Tingkat HbA1c harus diukur pada semua pasien
kritis dan perawatan biasa yang dilakukan untuk
menghindari hipoglikemia relatif pada mereka
yang memiliki kontrol glukosa yang buruk.
Pasien Perawatan Neurointesif