You are on page 1of 35

PERSI

Disampaikan pada acara Pelatihan Tingkat Dasar


Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di RS
Hotel Pomelotel
Jakarta, 10 – 13 Desember 2018
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM

 Setelah selesai proses pembelajaran ini


peserta mampu melaksanakan penerapan
bundles dan penegahan pengendalian
infeksi saluran kemih terkait dengan
pemasangan kateter urine menetap sesuai
standar yang sudah ditetapkan
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
Setelah proses pembelajaran ini peserta mampu:
 Menjelaskan latar belakang
 Menjelaskan pengertian ISK
 Menjelaskan epidemiologi ISK
 Menjelaskan tujuan penerapan bundles dan PPI ISK
 Menjelaskan fakto-faktor penyebab ISK
 Menjelaskan indikasi pemasangan kateter urine menetap
 Menjelaskan yang memasang kaketer urine menetap
 Menjelaskan kriteria ISK
 Menjelaskan ruang lingkup bundles ISK
 Menjelaskan cara melaksanakan bundles ISK
POKOK BAHASAN
 Latar belakang
 Pengertian ISK
 Epidemiologi ISK
 Tujuan penerapan bundles dan pencegahan dan pengendalian ISK
 Faktor-faktor penyebab ISK
 Indikasi pemasangan kateter urine menetap
 Yang memasanga kaketer urine menetap
 Kriteria ISK
 Ruang lingkup bundles ISK
 Cara melaksanakan bundles ISK
LATAR BELAKANG HH
Mortalitas APD
Masalah Biaya
HAIs Morbiditas Tuntutan
hukum
Limbah
Lingkungan
Peralatan Perawatan Ps
PPRA Penanganan Linen
Kes. Karyawan
Penempatan Pasien
Etika batuk
Penyuntikan yang aman
Praktil lumbal punksi

VAP,IADP
ILO,ISK

Airborne
Droplet
Contact
Menerapkan
Bundles of
HAIs
Komite PPI
Tim PPI
IPCN
Urine kateter
menetap Audit
IPCN
ICRA
LATAR BELAKANG
Pemasanan kateter Port of
urine menetap entry

Microorganisme

Pencegahan Infeksi
Bundles
ISK
Pengendalian Saluran
Infeksi
Kemih
PENGERTIAN
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah
infeksi yang terjadi pada pasien
setelah pemasangan kateter urine
menetap ≥ 2 x 24 jam (48 jam)
EPIDEMIOLOGI

 Setelah 1 X pemasangan waktu singkat


terjadi 1.5%
 Indwelling kateter sistem terbuka setelah
4 hari terjadi 100%
 Indwelling kateter sistem tertutup terjadi
20%
 Terjadi 15-25 % rawat inap
 Insiden rate ISK 3 ‰ ( RSJPDHK,2009)
DAMPAK INFEKSI SALURAN
KEMIH
• Lama hari rawat pasien 
• Biaya perawatan $$
• Patient Discomfort 
• Penggunaan antibiotika 
• Morbiditas 
• Mortalitas 
Tujuan penerapan bundles dan PPI ISK

 Untuk mencegah terjadinya Infeksi


Saluran Kemih pada pasien yang
terpasang kateter urine menetap
PATOGENESIS
Faktor-faktor penyebab ISK
 Metode kateterisasi
 Kurangnya kepatuhan kebersihan tangan
 Kualitas pemeliharaan kateter
 Kurangnya perawatan kateter
 Status imonologis pasien
 Teknik sterilitas kurang
 Pemakaian jangka lama
 Jenis kelamin wanita dan umur
merupakan faktor presdiposisi
Yang memasang kateter urine menetap

 Petugas kesehatan yang sudah memiliki


ketrampilan memasang kateter urine
menetap dan sudah ter-sertifikasi
Set steril
Kriteria ISK

 Paling sering adalah asymptomatic.


 ISK simptomatik
 Pasien mengeluh rasa tak nyaman/nyeri pada daerah
suprapubik atau juga nyeri daerah pinggang
 Pasien mengeluh rasa tidak nyaman seluruh tubuh
 Demam
 Pasien terpasang kaeter > 48 jam atau riwayat terpasang
kateter urine menetap tapi sudah dilepas < 3 hari
 Specimen urine kultur positif/bakteriuria
 Lekosituria
PENERAPAN PENCEGAHAN INFEKSI
PADA PEMAKAIAN ALAT KESEHATAN

Bundles insersi Bundles maintanen

1. Kaji kebutuhan 1. Kebersihan tangan


2. Pemasangan oleh 2. Perawatan kateter
petugas yang terlatih 3. Pemeliharaan kateter
4. Segera lepas jika tidak
3. Kebersihan tangan dibutuhkan lagi
4. Tehnik steril
Bundles Insersi ISK

 Kaji kebutuhan
Indikasi pemasangan kateter urine
menetap, bukan untuk kenyamanan
petugas, jika memungkinkan pakai
kondom kateter untuk pasien laki-laki
 Pemasangan kateter hanya jika betul-
betul diperlukan seperti pada retensi urine,
obstruksi kemih, kandung kemih
neurogenik, pasca bedah urologi, untuk
memonitor output yang ketat
Bundles Insersi ISK
 Pemasangan kateter urine oleh petugas yang
sudah terlatih
 Ukuran kateter sekecil mungkin dengan aliran
adekuat untuk mengurangi trauma urethra.
 Kembangkan Balon dengan jumlah air yang
direkomendasikan pabrik.
 Setelah terpasang harus difiksasi untuk
mencegah pergerakan dan traksi urethra
Bundles Insersi ISK
 Lakukan kebersihan tangan sebelum dan
sesudah insersi kateter urine
 Insersi katerter urine dengan teknik steril
 Gunakan teknik aseptik saat pemasangan
kateter, (sarung tangan steril)
 Gunakan jeli pelicin anestetik steril “single use”.
Bundles maintanance ISK

 Kebersihan tangan
Lakukan kebersihan tangan sebelum
dan sesudah memanipulasi kateter
urine atau perangkatnya
.
Bundles maintanance ISK

 Perawatan Kateter
 “Catheter-meatal junction” harus dibersihkan tiap hari
dengan sabun dan air bersih, tidak perlu dibalut
 Tidak menggunakan antibiotik/antiseptik topikal koloni
patogen resisten (pseudomonas spp)
 Pertahankan sistem aliran urine lancar, steril dan
tertutup
Bundles maintanance ISK

 Perawatan Kateter
 Hubungan kateter dan pipa drainase tidak boleh
terbuka kecuali atas indikasi.
 Tidak dianjurkan melakukan irigasi buli-buli,
kecuali bila ada sumbatan bekuan darah , misalnya
pasca “TUR” prostat tetap pertahankan tehnik
aseptik dan antiseptik, gunakan spuit steril ukuran
besar dan larutan saline steril. Bila penyebab
sumbatan berasal dari kateter , segera ganti kateter
Bundles maintanance ISK

 Pemeliharaan kateter
 Jangan ada bagian yang terlipat/”kinking”.
 Kantong urin harus dikosongkan secara
teratur dengan penampung berbeda untuk
setiap pasien
 Pakailah sarung tangan jika memanipulasi
kateter atau pengosongan urine bag
 “Urine bag” harus selalu lebih rendah dari
kandung kemih dan tidak boleh menyentuh
lantai atau roda tempat tidur
Bundles maintanance ISK

Pemeliharaan kateter
Bersihkan daerah genital dan kateter
dengan menggunakan sabun dan dibilas
dengan air mengalir/shower
Jangan gunakan antibiotik/antiseptik
topikal untuk mencegah resistensi
antibiotika dan tidak boleh dibalut
untuk mencegah kolonisasi
 Penggantian Kateter, hanya bila terjadi
infeksi ,tidak ada jadwal rutin
penggantian kateter urine
Bundles maintanance ISK
 Pemeliharaan kateter
 Bersihkan daerah genital dan kateter
dengan menggunakan sabun dan dibilas
dengan air mengalir/shower
 Jangan gunakan antibiotik/antiseptik
topikal untuk mencegah resistensi
antibiotika dan tidak boleh dibalut untuk
mencegah kolonisasi
 Penggantian Kateter, hanya bila terjadi
infeksi ,tidak ada jadwal rutin penggantian
kateter urine
 Fiksasi Kateter untuk mencegah gerakan
dan trauma pada meatus.
Bundles maintanance ISK

Pemeliharaan kateter
Selalumeletakan urine bag lebih
rendah dari kandung kemih.
Tidak meletakan urine bag dilantai
Periksa slang sesering mungkin
jangan sampai terlipat (kingking).
Menjaga sistem drainase tertutup.
Bundles maintanance ISK

Pemeliharaan kateter
Gunakan penampung pembuangan
urine untuk satu pasien satu alat
Gunakan teknik aseptik untuk
mendapatkan spesimen.
Letakkan urine bag > rendah dari
kandung kemih dan buang tiap 8 jam
(per shift)/ bila penuh
Bundles maintanance ISK
 Pemeriksaan mikrobiologi, tidak dilakukan
secara rutin, kecuali ada indikasi
 Segera lepas kateter jika sudah tidak diperlukan
 Letakkan urine bag > rendah dari kandung
kemih dan buang tiap 8 jam (per shift)/ bila
penuh
Teknik penghitungan insiden
rate ISK
 Angka Infeksi :
Numerator x 1000 = ….. 0/
00
Denominator

 Angka Infeksi :
Jumlah kasus ISK x 1000 = … 0/
00
Jlh hari pemakaian kateter
Menghitung dan menganalisa data infeksi
Contoh :

 Rate ISK
Jumlah ISK
------------------------------------ X 1000 ‰
Jumlah hari pemakaiankateter urine
Contoh:
Pada bulan Mei 2016 jumlah pasien terpasang
kateter urine 16 orang dengan total hari
pemakaian kateter urine 75 hari. Jumlah pasien
ISK dua orang, maka rate ISK adalah 2/75 X 1000
‰ = 26.6 ‰
KESIMPULAN
 Pemasangan kateter pada pasien dengan
gangguan sistem perkemihan tidak dapat
dihindarkan.
 Pemasangan kateter urine menetap pada
pasien dapat menimbulkan ISK
 Untuk mencegah ISK ,perlu diterapkan
pencegahan dan penerapan Bundles ISK
costypandjaitan@gmail.com

You might also like