You are on page 1of 22

NSTEMI Pada

Ny. AM di IGD
RSUDZA
Banda Aceh
SUBTITLE
DEFINISI

▪ Non ST Elevasi Infark Miokard merupakan adanya ketidakseimban


gan permintaan dan suplai oksigen ke miokardium terutama akib
at penyempitan oleharteri koroner akan menyebabkan iskemia
miokardium lokal. Iskemia yang bersifat sementara akan
menyebabkan perubahan reversible pada tingkat sel dan
jaringan(Sylvia, 2009)
ETIOLOGI

▪ NSTEMI disebabkan oleh penurunan suplai oksigen dan peningkat


ankebutuhan oksigen miokard yang diperberat oleh obstruksi
Koroner. NSTEMIterjadi karena thrombosis akut atau
prosesvasokonstrikai koroner, sehingga terjadiiskemia miokard
dan dapat menyebabkan nekrosis jaringan miokard dengan
derajatlebih kecil, biasanya terbatas pada sub endokardium
MANIFESTASI KLINIS

▪ Nyeri dada, berlangsung minimal 30 menit sedangkan serangan angina kurangda


ri itu.Selain itu pada angina,nyeri akan hilang dengan beristirahat namun
lainhalnya dengan NSTEMI.
▪ Sesak Nafas, disebabkan oleh peningkatan mendadak tekanan akhir
diastolikventrikel kiri, disamping itu perasaan cemas bisa menimbulkan
hipervenntilasi.Pada infark yang tanpa gejala nyeri, sesak nafas merupakan
tanda adanyadisfungsi ventrikel kiri yang bermakna.
▪ Gejala gastrointestinal, peningkatan aktivitas vagal menyebabkan mual
danmuntah, dan biasanya lebih sering pada infark inferior,dan stimulasi
diafragma pada infak inferior juga bisa menyebabkan cegukan.
▪ Gejala lain termasuk palpitasi, rasa pusing, atau sinkop dari aritmia
ventrikel,gelisah.
PENATALAKSANAAN

Terapi Terapi
Anti koogulan
antiiskemia antiplatelet
•Nitrat •aspirin •UFH
•Penyekat beta •clopidogrel (Unfractionated
Heparin
•LMWH (Low
Molecular
Weight Heparin)
PENGKAJIAN KEPERAWATAN

▪ TANGGAL/PUKUL PENGKAJIAN : 03-04-2019/10.00 WIB


▪ INISIAL PASIEN : Ny. AM
▪ UMUR : 63 TAHUN
▪ JENIS KELAMIN : PEREMPUAN
▪ PEKERJAAN : IRT
▪ ALAMAT : SUKA DAMAI, BANDA ACEH
▪ KELUHAN UTAMA : sesak napas dan nyeri nyeri dada tembus
kebelakang dan menjalar ke bahu kiri leher
dan tengkuk.
▪ RIWAYAT KELUHAN : sesak napas sejak 2 hari SMRS dan nyeri
dada ketika beraktivitas. 6 jam SMRS nyeri
semakin berat bahkan ketika sedang
beristirahat.
▪ RIWATAY ALERGI : pasien tidak menginat nama obatnya
▪ REAKSI ALERGI : gatal dan muncul merah merah
PENGKAJIAN PRIMER

AIRWAY EXPOSURE
Ronchi (1/3 lapang paru) Tidak ada jejas, perdarahan aktif atau
fraktur
BREATHING
RR: 30x/I, irama tidak teratur, penggunaan FOLLEY CATHETER
cuping hidung, terapi O2 3L/I dengan nasal Terpasang pukul 14.00 WIB : produksi urine
kanul, SpO2: 93%. 1000ml

CIRCULATION GASTRIC TUBE


HR: 92x/i, irama tidak teratur, CRT >2detik, Tidak terpasang NGT
ekstremitas dingin, terpasang threeway
HEART MONITOR
DISSABILITY TD: 180/100 mmHg, HR: 92x/menit, SpO2:
GCS:15, E:4 M:6 V:5 ; kesadaran Compos 93%, EKG : left ventricular hypertrophy
Mentis
HASIL LABORATORIUM
HASIL EKG
TERAPI MEDIS

Nama Obat Dosis Rute


Lansoprazole 30mg/12jam IV
furosemide 2 amp/8jam IV
Arixtra 2,5ml/24jam IM
aspilet 80mg/24jam Oral
Clopidogrel 75mg/24jam Oral
Laxadin syrup 30cc/24jam Oral
Atorvastatin 40mg/24jam Oral
Imidepril 10mg/24jam Oral
ANALISA DATA
DATA PROBLEM ETIOLOGI
DS: Nyeri Agen cedera fisik
• “dada saya terasa nyeri tembus
kebelakang dan menjalar
kebahu kiri leher dan tengkuk”
• “rasa nyerinya sudah 2 hari ini,
tapi semakin sakit baru
beberapa jam yang lalu”
• “2 hari kemarin sakitnya
kalausetelah beraktivitas, tapi
sekarang lagi istirahat juga
terasa sakit”
DO:
• Diaforesis
• Ekspresi wajah pasien meringis
• RR: 30x/menit, ireguler
• HR: 92x/i, irama tidak teratur,
• CRT >2detik
• ekstremitas dingin
• Skala nyeri : 5
ANALISA DATA
DATA PROBLEM ETIOLOGI
DS: - Penurunan curah jantung Perubahan afterload
DO:
• TD: 180/100mmHg
• HR:
• RR:
• Akral dingin
• Produksi urine :1000ml
• CRT: >2 detik
• Hasil EKG : left ventricular
hypertrophy
DS: - Ketidakefektifan pola napas hiperventilasi
DO:
• Dipsnea
• RR: 30x/menit
• Irama tidak teratur
• Pasien gelisah
• Penggunaan cuping hidung
• Terapi O2 3l/menit dengan
nasal kanul
• Posisi pasien semi fowler
• Pasien tidak mampu berbaring
terlentang
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
Nyeri Nyeri berkurang setelah dilakukan • Observasi karakteristik, lokasi,
tindakan perawatan yang dibuktikan waktu, dan perjalanan rasa nyeri
dengan: dada.
• Nyeri dada berkurang dari skala 5 • Anjurkan pada klien menghentikan
ke 3, aktifitas selama ada serangan dan
• ekpresi wajah rileks / tenang, istirahat.
• tidak gelisah • Bantu klien melakukan tehnik
• nadi 60-100 x /menit relaksasi, misalnya nafas dalam,
• TD 120/ 80 mmHg perilaku distraksi, visualisasi, atau
bimbingan imajinasi
• Pertahankan oksigenasi dengan
nasal kanul ( 2-4 L/ menit )
• Monitor tanda-tanda vital ( nadi &
tekanan darah ) tiap dua jam.
• Kolaborasi dengan tim kesehatan
dalam pemberian analgetik.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi

Penurunan Curah Jantung Tercapainya efektivitas pompa • Pantau frekuensi jantung dan TTV
jantung yang dibuktikan dengan: • Tingkatkan tirah baring/bedrest
• TTV dalam batas normal sesuai • Kolaborasi pemberian arixtra
dengan toleransi pasien 2,5ml/24jam, aspilet,
• Tidak ada penurunan kesadaran atorvastatin, ISDN dan imidepril
• Warna kulit normal
• Ekstremitas hangat
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi


Ketidakefektifan pola napas Menunjukkan pola pernapasan yang • Auskultasi adanya suara napas
efektif dibuktikan dengan: tambahan
• Ekspansi dada simetris • Pantau kedalaman, kecepatan dan
• Tidak ada peningkatan usaha napas irama pernapasan
• Tidak ada suara napas tambahan • Pantau adanya penggunaan otot
• Frekuensi pernapasan dan irama bantu pernapasan
dalam batas normal • Tenangkan pasien selama periode
• TTV dalam batas normal gawat napas
• Anjurkan pasien untuk napas dalam
melalui abdomen selama periode
gawat napas
LAPORAN PERKEMBANGAN PASIEN (10.30 WIB)

▪ AIRWAY : ronchi 1/3 lapang paru


▪ BREATHING : RR: 22x/menit, irama regular, SpO2: 93%, terapi O2
3L/menit dengan nasal kanul
▪ CIRCULATION : TD: 184/93 mmHg, HR: 90x/menit, MAP: 149, EKG
: left ventricular hypertrophy
▪ DISSABILITY : KU lemah, kesadaran composmentis GCS: 15
E4M6V5
LAPORAN PERKEMBANGAN PASIEN (11.30 WIB)

▪ AIRWAY : ronchi 1/3 lapang paru


▪ BREATHING : RR: 19x/menit, irama regular, SpO2: 98%, terapi O2
3L/menit dengan nasal kanul
▪ CIRCULATION : TD: 171/97 mmHg, HR: 89x/menit, MAP: 121, EKG
: left ventricular hypertrophy
▪ DISSABILITY : KU lemah, kesadaran composmentis GCS: 15
E4M6V5
LAPORAN PERKEMBANGAN PASIEN (12.30 WIB)

▪ AIRWAY : ronchi 1/3 lapang paru


▪ BREATHING : RR: 18x/menit, irama regular, SpO2: 98%, terapi O2
3L/menit dengan nasal kanul
▪ CIRCULATION : TD: 171/97 mmHg, HR: 79x/menit, MAP: 121, EKG
: left ventricular hypertrophy, Inj: lansoprazole 40mg, furosemide 2
amp, dan arixtra 2,5 ml. ISDN, clopidogrel, aspilet dan laxadin
syrup.
▪ DISSABILITY : KU lemah, kesadaran composmentis GCS: 15
E4M6V5
LAPORAN PERKEMBANGAN PASIEN (13.30 WIB)

▪ AIRWAY : ronchi 1/3 lapang paru


▪ BREATHING : RR: 17x/menit, irama regular, SpO2: 97%, terapi O2
3L/menit dengan nasal kanul
▪ CIRCULATION : TD: 171/97 mmHg, HR: 92x/menit, MAP: 121,
EKG: left ventricular hypertrophy
▪ DISSABILITY : KU lemah, kesadaran composmentis GCS: 15
E4M6V5
LAPORAN PERKEMBANGAN PASIEN (14.30 WIB)

▪ AIRWAY : ronchi 1/3 lapang paru


▪ BREATHING : RR: 19x/menit, irama regular, SpO2: 98%, terapi O2
3L/menit dengan nasal kanul
▪ CIRCULATION : TD: 173/100 mmHg, HR: 86x/menit, MAP: 124,
EKG : left ventricular hypertrophy, output urine: 1000ml
▪ DISSABILITY : KU lemah, kesadaran composmentis GCS: 15
E4M6V5
LAPORAN PERKEMBANGAN PASIEN (15.30 WIB)

▪ AIRWAY : ronchi 1/3 lapang paru


▪ BREATHING : RR: 17x/menit, irama regular, SpO2: 97%, terapi O2
3L/menit dengan nasal kanul
▪ CIRCULATION : TD: 168/97 mmHg, HR: 80x/menit, MAP: 115,
EKG: left ventricular hypertrophy
▪ DISSABILITY : KU lemah, kesadaran composmentis GCS: 15
E4M6V5

You might also like