Professional Documents
Culture Documents
KEPERAWATAN
SIFILIS
Amilia Mayang Segara
Minda Sari
Fictor Satria Buana
Evarita Siahaan
Andika Putra
Pengertian
■ Sifilis adalah salah satu penyakit menular seksual yangditularkan melalui hubungan
seksual. Penyakit ini bersifat Laten atau dapat kambuh lagi sewaktu-waktu selain
itu bisa bersifat akut dan kronis.
■ Kuman yang dapat menyebabkan penyakit sifilis dapat memasuki tubuh dengan
menembus selaput lendir yang normal dan mampu menembus plasenta sehingga
dapat menginfeksi janin.( Soedarto, 1990 ).
■ Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Treponema pallidum.
Epidemiologi
■ Bentuknya spiral panjang antara 6-15 um dan lebar 0,15 um terdiri atas 8-24
lekukan.
Faktor Predisposisi
■ C:\Users\Windows10\Downloads\TUGAS SIFILIS.docx
Klasifikasi
■ Sifilis Stadium I : Terjadi efek primer berupa papul, tidak nyeri (indolen). Sekitar 3
minggu kemudian terjadi penjalaran ke kelenjar inguinal medial.Timbul lesi pada
alat kelamin, ekstragenital seperti bibir, lidah, tonsil, puting susu, jari dan anus,
misalnya pada penularan ekstrakoital.
■ Sifilis Stadium II : Gejala konstitusi seperti nyeri kepala, subfebris, anoreksia, nyeri
pada tulang, leher, timbul macula, papula, pustul, dan rupia. Kelainan selaput
lendir, dan limfadenitis yang generalisata.
■ Sifilis Stadium III :Terjadi guma setelah 3 – 7 tahun setelah infeksi.Guma dapat
timbul pada semua jaringan dan organ, membentuknekrosis sentral juga ditemukan
di organ dalam, yaitu lambung, paru-paru, dll. Nodus di bawah kulit (dapat
berskuma), tidak nyeri.
Lanjutan..
■ Sifilis Kongenital :
a. Sifilis Kongenital Dini :Dapat muncul beberapa minggu (3 minggu) setelah bayi
dilahirkan. Kelainan berupa vesikel, bula, pemfigus sifilitika, papul, skuma, secret
hidung yang sering bercampur darah, adanya osteokondritis pada foto roentgen
b. Sifilis Kongenital Lanjut : Terjadi pada usia 2 tahun lebih. Pada usia 7 – 9 tahun
dengan adanya keratitis intersial (menyebabkan kebutaan), ketulian, gigi
Hutchinson, paresis, perforasi palatum durum, serta kelainan tulang tibia dan
frontalis.
c. Sifilis Stigmata :Terdapat garis-garis pada sudut mulut yang jalannya radier, gigi
Hutchinson, gigi molar pertama berbentuk murbai dan penonjolan tulang frontal
kepala (frontal bossing).
Lanjutan..
■ Sifilis Sekunder : Terjadi sifilis sekunder, 2–10 minggu setelah chancre sembuh.
Manifestasi sifilis sekunder terkait dengan spiroketa dan meliputi ruam, mukola
papuler non pruritus, yang dapat terjadi diseluruh tubuh yang meliputi telapak
tangan dan telapak kaki; Lesi pustuler dapat juga berkembang pada daerah yang
lembab di sekitar anus dan vagina, terjadi kondilomata lata (plak seperti veruka,
abu–abu putih sampai eritematosa). Dan plak putih disebut (Mukous patkes) dapat
ditemukan pada membran mukosa, gejala yang ditimbulkan dari sifilis sekunder
adalah penyakit seperti flu seperti demam ringan, nyeri kepala, malaise, anoreksia,
penurunan berat badan, nyeri tenggorokan, mialgia, dan artralgia serta
limfadenopati menyeluruh sering ada. Manifestasi ginjal, hati, dan mata dapat
ditemukan juga, meningitis terjadi 30% penderita. Sifilis sekunder dimanifestasikan
oleh pleositosis dan kenaikan cairan
Lanjutan..
■ Relapsing sifilis :Kekambuhan penyakit sifilis terjadi karena pengobatan yang tidak
tepat dosis dan jenisnya. Pada waktu terjadi kekambuhan gejala – gejala klinik
dapat timbul kembali, tetapi mungkin juga tanpa gejala hanya perubahan
serologinya yaitu dari reaksi STS (Serologis Test for Syfilis) yang negatif menjadi
positif.
Pemeriksaan Penunjang
■ Pemeriksaan laboratorium (kimia darah, ureum, kreatinin, GDS, analisa urin, darah
rutin): pemeriksaan T Palidum, pemeriksaan TSS
■ Rontgen
■ Pemeriksaan Histopatologi
■ Pemerisaan Imunologi
Penatalaksanaan Medis
Pemeriksaan Fisik
■ Inspeksi:
1. Kaji jenis efloresensi: Eritema dan papula, macula, pustule, vesikula dan ulkus
2. Timbulnya lesi pada alat kelamin , ekstragenital, bibir, lidah, tonsil, putting susu, jari dan anus
3. Kelainan selaput lendir dan limfadenitis
4. Kelainan pada mata dan telinga
5. Kelainan pada tulang dan gaya berjalan
6. Kelainan pada kepala (invasi pada meningen)
■ Palpasi : Adanya pembesaran limfe, adanya nyeri tekan,
■ Auskultasi: apakah ada perubahan suara pada paru-paru, jantung dan system pencernaan.
Diagnosa Keperawatan
■ Hipertermi b/d proses infeksi d/d adanya peningkatan suhu tubuh (lebih dari
37,2oC), kulit teraba hangat.
■ Nyeri akut b/d agen cedera biologis d/d laporan nyeri secara verbal, sikap
melindungi area nyeri, wajah tampak meringis, klien tampak gelisah.
■ Kerusakan integritas kulit b/d peradangan pada lapisan kulit d/d adanya tanda
elfloresensi
■ Gangguan citra tubuh b/d penyakit d/d respon nonverbal terhadap perubahan
actual pada tubuh (bentuk/struktur dan fungsi), perasaan negative terhadap tubuh.
■ Kurang pengetahuan b/d ketikmampuan mengenal penyakit d/d pengungkapan
secara verbal ketidak tahuan penyakit, permintaan informasi.
Intervensi Keperawatan
Intervensi Keperawatan
Intervensi Keperawatan
Intervensi Keperawatan
Pertanyaan
1. Tanda awal sifilis pada ibu hamil? Pengobatan agar janin tidak terkena sifilis dan
jangka waktu pengobatan berapa lama?
2. Kenapa dapat terjadi kekambuhan pada sifilis? Tindakan perawat untuk mencegah
kekambuhan pada sifilis?
3. Pemeriksaan penunjang khusus untuk menentukan sifilis?
4. Menurut penelitian, perempuan lebih beresiko terkena sifilis daripada laki-laki.
Jelaskan.