You are on page 1of 51

LAPORAN KASUS

TUMOR
MEDIASTINUM
Finty Arfian
132011101004

Pembimbing
dr. Angga Mardro Rahardjo Sp.P

httpSMF/LAB ILMU PENYAKIT DALAM RSD dr. SOEBANDI JEMBER


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER
2018
Grippi, A. Michael dkk, 2015. Fishman S Pulmonary Disease and Disorder (Edisi V) : Newyork; Mc Grawthfull education

PENDAHULUAN
Tumor mediastinum adalah tumor yang terdapat di dalam
mediastinum yaitu rongga di antara paru-paru kanan dan kiri
Data RSUD Dr. Soetomo
1970 - 1990 di RS Persahabatan menjelaskan lokasi tumor pada
dilakukan operasi terhadap 137 kasus, mediastinum anterior 67% kasus,
jenis tumor yang ditemukan adalah mediastinum medial 29% dan
32,2% teratoma, 24% timoma, 8% mediastinum posterior 25,5%
tumor syaraf, 4,3% limfoma.
Tumor
mediastinum
banyak
ditemukan di
anterior (59%), di
media (29%) dan
posterior (16%)

Grippi, A. Michael dkk, 2015. Fishman S Pulmonary Disease and Disorder (Edisi V) : Newyork; Mc
Grawthfull education
IDENTITAS PASIEN
Nama :Ny. R
Umur : 53 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat :Sidomulyo 003/007 Sumberberas,
Banyuwangi
Status :Menikah
Pendidikan Terakhir :SD
Pekerjaan : Petani
Suku : Madura
Agama :Islam
Status Pelayanan : BPJS NPBI
No. RM : 226157
Tanggal MRS : 27Agustus 2018
Tanggal pemeriksaan : 29 Agustus 2018
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA : Sesak dan batuk

RPS :
Pasien mengeluh sesak sejak 1 bulan yang lalu. Sesak memberat 2 hari terakhir.
Pasien mengeluh batuk sejak 2 bulan yang lalu. Demam, menggigil saat malam hari
disangkal oleh pasien. Batuk darah disangkal pasien. Di sekeliling rumah pasien
tinggal, tidak ada yang batuk lama dan tidak ada yang mengalami pengobatan selama
6 bulan. Pasien juga sering mengeluh cepat lelah dan ngos-ngos an saat berjalan.
Pasien juga mengaku tidur lebih enak miring ke kanan. Pasien merasa nyaman bila
tidur dengan satu bantal. Pasien juga mengaku timbul benjolan di leher sebelah
kanan. Kaki dan tangan bengkak di sangkal oleh pasien. Pasien sempat masuk ICCU
di RS Banyuwangi selama 3 hari. Pasien adalah rujukan dari RS Banyuwangi karena
ada benjolan di paru saat dilakukan foto thoraks. Pasien mengaku memiliki
hipertensi dan terobati dengan rutin. Pasien tidak mengalami penurunan badan secara
signifikan. Keluhan dada berdebar dan palpitasi disangkal oleh pasien. Pasien
sempat mengalami bengkak di wajah pasien.
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu
Disangkal (-) tidak pernah mengalami sebelumnya

Riwayat Penyakit Keluarga


Disangkal (-)

Riwayat Pengobatan
Di ICCU RS Banyuwangi.

Riwayat Lingkungan Ekonomi dan Sosial


Pasien saat ini tidak lagi bekerja dan dulu pasien bekerja sebagai petani
ANAMNESIS
Status Gizi
BB :70 kg
TB : 148 cm
IMT :Berat Badan (kg) = 70
Tinggi Badan(m)2 (1,48)2
IMT : 31,9
Kesan : Riwayat gizi obesitas
Anamnesis Sistem

Kepala :
Nyeri kepala (-), demam (-), Leher :
kejang (-), pusing (-), Benjolan di leher kanan (+)
penurunan kesadaran (-)

Sistem Respirasi : Sistem Muskuloskeletal


Sesak nafas (+), batuk (+), Edema (-), atrofi (-), deformitas (-),
dahak (-), batuk darah (-), Nyeri otot (-), nyeri sendi (-),
pilek (-) kaku otot (-)
.
Sistem Kardiovaskuler Sistem Genitourinaria
Nyeri dada (-), Tatikardi (-) BAK (+) Normal, warna
kuning
Sistem Gastrointestinal
Mual (-), muntah (-),nyeri perut (-), Ekstremitas
BAB (+) edema (-), atrofi (-),
deformitas (-)
Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : cukup


Kesadaran : Compos mentis,

Vital Sign
Tekanan darah : 150/60 mmHg
Nadi : 88 x/menit, reguler, kuat angkat
RR :22 x/menit
Suhu axilla : 36,80C
Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan Fisik (Tanggal 27 September 2018)
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum:cukup
Kesadaran :komposmentis
Tanda Vital :TD : 140/80mmHg
N : 82x/menit regular, kuat angkat
RR : 23x/menit
Tax : 36,5oC
Pernapasan :sesak (+), batuk (+)
Kulit : edema (-), sianosis (-), ikterus (-), anemis (-)
Kelenjar limfe :pembesaran KGB (+), pembesaran kelejar tiroid (-)
pembesaran klenjar di leher kanan (+)
Otot :akral hangat (+) pada ekstremitas superior dan
inferior, edema(+) pada ekstremitas inferior.
Tulang : tidak ada deformitas dan krepitasi
Kepala
Bentuk : bulat, simetris
Rambut :hitam, lurus, tidak mudah dicabut
Mata :konjungtiva anemis :-/-
sklera ikterus : -/-
eksoftalmus : -/-
refleks cahaya :+/+

Hidung :sekret (-), bau (-), pernapasan cuping hidung (-),


perdarahan (-)
Telinga :sekret (-), bau (-), perdarahan (-)
Mulut : mukosa bibir sianosis (-), bau (-), luka (-)
Leher
KGB : ada pembesaran (+/-)
Tiroid : tidak ada pembesaran
JVP :tidak ada peningkatan Dada
Jantung :
Inspeksi :iktus kordistidak tampak
Palpasi :iktus kordis teraba di ICS VIAAL S
Perkusi :
Batas kanan atas : redup pada ICS II PSL D
Batas kanan bawah: redup pada ICS V PSL D
Batas kiri atas : redup pada ICS III PSL S
Batas kiri bawah : redup pada ICS VIAAL S
Auskultasi :S1S2 tunggal, Gallop (-) Murmur (-) Extrasystol (-)
Inspeksi : datar
Auskultasi :bising usus (+), 6 x/menit
Palpasi : soepel, hepatomegali (-), splenomegali (-), nyeri
tekanepigastrium(-)
Perkusi : timpani

Anggota Gerak
Superior :akral hangat +/+, edema -/-
Inferior : akral hangat +/+, edema -++
Pemeriksaan Fisik

Pulmo:
Inspeksi : Simetris +/+, Retraksi -/-, Ketertinggalan gerak -/-
Palpasi :
Fremitus Raba :
Perkusi : D S
D S
N N So So
N menurun N menurun So So
N menurun N menurun
So Re Re

So So
Auskultasi : Suara nafas dasar :
Ves Ves
Ves menurun Ves menurun
Ves Ves

Suara nafas tambahan :


Rhonki

- -
Wheezing + +
+ +

- -
- -
- -
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

Hemoglobin 12,6 12,0 - 16,0 gr/Dl


Leukosit 10,5 4,5 - 11,0 x 109/L
Hematokrit 40,2 36 - 46%
Trombosit 393 150 - 450 x 109 /L
SGOT 30 10-31
SGPT 25 9-36
Natrium 138,3 135 – 155 mmol/L
Kalium 3,67 3,5 – 5,5mmol/L
Chlorida 102,3 90 – 110 mmol/L
Kreatinin 1,1 0,5 - 1.1 mg/dL
Serum
BUN 18 6 – 20 mg/dL
Tanggal 15/8/2018
Bacaan dari foto : - terdapat massa di area
mediastinum curiga keganasan
Yang didapat pada foto :
Identitas pasien :
Nama : Tn. R
Usia : 54 tahun
Tanggal pengambilan foto : 15/8/2018
Marker, posisi foto : tidak ada,
anteroposterior
Trakea : tidak tampak adanya deviasi
Sudut costophrenicus : dalam batas normal
Diafragma kanan cembung, diafragma kiri
cembung dan bersinggungan dengan
jantung.
Cardio thoracic ratio (CTR) : 70 %
(kardiomegali)
Hasil Bacaaan :
Massa Mediastinum
anterior Suspect
Limfoma DD
Malignant Tymoma
dengan encasement
pada Truncus
Brachiocephalica
dan Vena Cava
Superior dengan
kaliber VCS +/-
tersisa 20%.
Hasil FNAB
Nekrosis dengan sedikit sel atipik
Resume
Temporary Problem List
Anamnesis
– Wanita usia 58 tahun
– Batuk
– Sesak
– Bengkak wajah
Pemeriksaan Fisik
» Fremitus raba menurun, Perkusi redup, Auskultasi menurun
» Benjolan di leher kanan.
Pemeriksaan Penunjang
Foto Thorax
CT Scan
FNAB
Permanent Problem List
Tumor Mediastinum
Pembesaran KGB
Bengkak Wajah
Diagnosa Kerja
TUMOR MEDIASTINUM + SINDROMA VENA CAVA SUPERIOR

Diagnosa Banding
TUMOR PARU
LIMFADENITIS TB
TB PARU
Tatalaksana
Infus PZ 7 tpm
Cefoperazone 1gr/12 jam
Lasix 2x1 amp
Dexamethason 3x1 amp
p/o Codein 3x 10 mg
Nebul combivent 2x1
Planning Edukasi
Istirahat yang cukup
Menjelaskan tentang penyakit yang diderita pasien kepada keluarga
penyebab,perjalanan penyakit, perawatan, prognosis, komplikasi.

Rujuk ke Faskes lebih tinggi

Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad malam
Quo ad functionam : dubia ad malam
Quo ad sanationam : dubia ad malam
Follow Up
Kondisi Pasien 3/8/2018 Pulmo I Simetris
P Fremitus raba +/+ menurun
Keluhan Sesak
P Redup +/+
Tekanan Darah 130/80mmHg
A Vesikuler +/+ menurun
Nadi 88 x/ menit
Rhonki +/+
Respiratory Rate 22 x/menit
Wheezing -/-
Suhu Tubuh 36,3°C
Egofoni (-)
Kepala dan Leher a/i/c/d : -/-/-/-
Abdomen I Flat
kgb (+/-) A Bising usus normal
P Tymphani
Cor I Ictus cordis tidak tampak
P Soepel, nyeri tekan (-)
P Ictus cordis teraba Ekstermitas Akral Hangat

di ICS VIAAL sin  Superior +/+


 Inferior +/+
P Redup
Edema
A S1 S2 tunggal
 Superior -/-
 Inferior -/-
TINJAUAN PUSTAKA

23
Pendahuluan

Tumor mediastinum adalah tumor yang terdapat di


dalam mediastinum yaitu rongga yang berada di
antara paru kanan dan kiri.
SEMPIT

LAMBAT
MASSA

RONGGA MEDIASTINUM

Grippi, A. Michael dkk, 2015. Fishman S Pulmonary Disease and Disorder (Edisi V) : Newyork; Mc
Grawthfull education
ANATOMI

Mediastinum didefinisikan sebagai ruang potensial antara dua rongga


pleura yang dibatasi oleh sternum anterior, vertebralis kolom posterior,
lubang toraks superior, dan diafragma inferior.

Grippi, A. Michael dkk, 2015. Fishman S Pulmonary Disease and Disorder (Edisi V) : Newyork; Mc
Grawthfull education
ANATOMI

Grippi, A. Michael dkk, 2015. Fishman S Pulmonary Disease and Disorder (Edisi V) : Newyork; Mc
Grawthfull education
ANATOMI

Grippi, A. Michael dkk, 2015. Fishman S Pulmonary Disease and Disorder (Edisi V) : Newyork; Mc
Grawthfull education
TIMOMA

Thymoma adalah tumor yang berasal dari epitel thymus.


Bersifat beningna, dapat bersifat maligna
Myasthenia gravis,.
Dapat bersifat Simtomatik pada waktu diagnosis.
Seperti pada massa mediastinum lain, timoma bisa timbul dengan gejala yang
berhubungan dengan efek massa local, yang mencakup nyeri dada, dispneu,
hemoptisis, batuk dan gejala ya ng berhubungan dengan obstruksi vena cava superior.

Grippi, A. Michael dkk, 2015. Fishman S Pulmonary Disease and Disorder (Edisi V) : Newyork; Mc
Grawthfull education
TIMOMA

Grippi, A. Michael dkk, 2015. Fishman S Pulmonary Disease and Disorder (Edisi V) : Newyork; Mc
Grawthfull education
HIPERPLASIA TIMIK

Thymus yang secara histologis menunjukkan hiperplasia seluler,


yang juga umumnya terkait dengan pembesaran kelenjar. Hiperplasia
seluler ini dianggap berkontribusi pada patogenesis myasthenia
gravis. Sebagai tambahan ke myasthenia gravis, hiperplasia thymus
dapat dilihat berikut penyakit berat atau kronis, yang disebut "rebound
thymus." Penggunaan steroid juga umumnya akan menyebabkan
hiperplasia thymus yang substansial.

Grippi, A. Michael dkk, 2015. Fishman S Pulmonary Disease and Disorder (Edisi V) : Newyork; Mc
Grawthfull education
TIMIKCARCINOMA

Karsinoma thymus (WHO tipe C) 


Neoplasma yang sangat ganas dengan sel epitel thymus dan sangat berbeda dari thymoma (WHO
tipe A, AB, dan B).
10% dari semua neoplasma thymus.
30 th dan 60 th

GEJALA
Batuk, nyeri dada, atau sindrom vena cava superior, perikardial dan atau efusi pleura sering
terlihat.
tidak terkait dengan myasthenia gravis.
bermetastasis ke kelenjar getah bening dan jauh situs.
80 % berdekatan struktur mediastinum,
40% dari kasus-kasus telah menyebar ke tulang, paru-paru, pleura, hati, atau getah bening.

Grippi, A. Michael dkk, 2015. Fishman S Pulmonary Disease and Disorder (Edisi V) : Newyork; Mc
Grawthfull education
TIMIKCARCINOMA

Diagnosa
pemeriksaan FNAB.

Staging
Sistem staging digunakan Masaoka dan klasifikasi histologis menurut WHO sistem digunakan
untuk tahap karsinoma thymus.

Grippi, A. Michael dkk, 2015. Fishman S Pulmonary Disease and Disorder (Edisi V) : Newyork; Mc
Grawthfull education
TIMIK KARCINOMA

PROGNOSA
Dubia Ad malam
Kelangsungan hidup lima tahun 85% diperoleh setelah selesai reseksi, dibandingkan dengan
29% pada mereka dengan reseksi tidak lengkap.

Grippi, A. Michael dkk, 2015. Fishman S Pulmonary Disease and Disorder (Edisi V) : Newyork; Mc
Grawthfull education
LIMFOMA

Limfoma adalah tipe kanker yang terjadi pada limfosit.


Limfoma adalah bagian dari grup penyakit yang disebut kanker Hematological.
Ditemukan oleh Thomas Hodgkin tahun 1832.
Limfoma dikategorikan sebagai limfoma Hodgkin dan limfoma non-Hodgkin.

Grippi, A. Michael dkk, 2015. Fishman S Pulmonary Disease and Disorder (Edisi V) : Newyork; Mc
Grawthfull education
TERATOMA

Tumor teratoid adalah tumor yang berasal dari jaringan gonad.


Tumor ini memberi gejala karena kompresi atau invasi ke dalam organ
sekelilingnya.

Produksi hormone sel-sel tumor ini (HCG, androgen-androgen).


Secara radiologi biasanya terdapat bayangan homogen dengan batas-batas
yang jelas. Kadang-kadang dapat terlihat dengan endapan kalsium dan di
dalam tumor kadang-kadang bisa dilihat gigi-gigi.

Teratoma paling sering ditemukan pada mediatinum anterior.Teratoma yang


histologik benigna mengandung terutama derivate ectoderm (kulit) dan
entoderm (usus).

Kenaikan alfa-1-feto-protein dan HCG di dalam serum

Grippi, A. Michael dkk, 2015. Fishman S Pulmonary Disease and Disorder (Edisi V) : Newyork; Mc
Grawthfull education
TERATOMA

Grippi, A. Michael dkk, 2015. Fishman S Pulmonary Disease and Disorder (Edisi V) : Newyork; Mc
Grawthfull education
TERATOMA

Grippi, A. Michael dkk, 2015. Fishman S Pulmonary Disease and Disorder (Edisi V) : Newyork; Mc
Grawthfull education
MIDDLE MEDIASTINAL

Karsinoma bronkogenik metastatik adalah etiologi yang paling


umum massa mediastinum tengah, Massa primer yang paling
umum dari mediastinum tengah adalah limfoma dan kista
benigna. Kista terdiri dari 12% hingga 20% dari semua massa
mediastinum primer dan ditemukan terutama di kompartemen
tengah mediastinum. Kista ini terdiri dari kista foregut bawaan,
bronkogenik kista, neurenteric cysts, dan kista pericardial.

Grippi, A. Michael dkk, 2015. Fishman S Pulmonary Disease and Disorder (Edisi V) : Newyork; Mc
Grawthfull education
POSTERIOR MEDIASTINAL

Tumor Neurogen
Tumor Neurogen merupakan tumor mediastinal yang terbanyak terdapat di posterior.
manifestasinya hampir selalu sebagai tumor bulat atau oval, berbatas licin, Tumor ini dapat
berasal dari saraf intercostals, maupun ganglia simpatis.

Schwannoma, neurofibroma, dan tumor selubung saraf ganas.

Sekitar 98% tumor mediastinum neurogenik pada orang dewasa jinak, sedangkan diperkirakan
lebih dari 50% neurogenik Tumor pada anak-anak bersifat ganas

Grippi, A. Michael dkk, 2015. Fishman S Pulmonary Disease and Disorder (Edisi V) : Newyork; Mc
Grawthfull education
SINDROMA VENA CAVA SUPERIOR

Sindrom vena cava superior (SVCS) merupakan


kumpulan tanda dan gejala khas yang terjadi akibat
obstruksi aliran darah pada vena cava superior. Tanda
klinis dari kondisi ini terutama adalah sianosis dan
edema di bagian atas dada, lengan, leher, dan wajah
(terutamaperiorbital).

Tiga klasifikasi utama dari SVCS berdasarkan kategorisasi yang


berbeda:
1. Klasifikasi Doty and Standford (secaraanatomi)
Tipe I: stenosis sampai 90% dari vena cava superior supra-
azygos
Tipe II: stenosis lebih dari 90% dari vena cava superior supra-
azygos
Tipe III: oklusi total dari vena cava superior dengan aliran
darah balik azygos
Tipe IV: oklusi total vena cava superior dengan keikutsertaan
organ-organ mayor dan vena azygos.
SINDROMA VENA CAVA SUPERIOR

Klasifikasi Yu (secara klinis)


Grade 0: asimptomatik (adanya bukti radiologis obstuksi vena cava superior)
Grade 1: ringan (plethora, sianosis, edema leher dan kepala)
Grade 2: sedang (grade 1 dengan kegagalan fungsi)
Grade 3: berat (edema serebral atau laring ringan/sedang, fungsi jantung yang
terbatas)
Rade 4: mengancam jiwa (edema serebral atau laring yang signifikan, gagal
jantung)
Grade 5: fatal
3. Klasifikasi Bigsby (secara risiko operatif)8
Risiko rendah: tidak ada dispnea saat istirahat, sianosis fasial saat duduk, tidak
ada perburukan Dispnea, edema fasial dan sianosis saat posisi supinasi
Risiko tinggi: adanya sianosis fasial atau dispnea saat istirahat pada posisi
duduk.
DIAGNOSA

KEGAWATDARURATAN ANAMNESA PEMERIKSAAN FISIK

ENDOSKOPI PATOLOGI ANATOMI

Radiologi

Grippi, A. Michael dkk, 2015. Fishman S Pulmonary Disease and Disorder (Edisi V) : Newyork; Mc
Grawthfull education
DIAGNOSA

ANAMNESA

- Batuk, sesak atau stridor


- Disfagia
- sindrom vena kava superior (SVKS)
- suara serak dan batuk kering muncul
- nyeri dinding dada.

Grippi, A. Michael dkk, 2015. Fishman S Pulmonary Disease and Disorder (Edisi V) : Newyork; Mc
Grawthfull education
DIAGNOSA

PEMERIKSAAN FISIK

6
DIAGNOSA

Radiologi

1.Foto toraks
2. Tomografi.
3. CT-Scan toraks dengan kontras
4. Flouroskopi
5. Ekokardiografi
6. Angiografi
7. Esofagografi
8. USG, MRI dan Kedokteran Nuklir

Grippi, A. Michael dkk, 2015. Fishman S Pulmonary Disease and Disorder (Edisi V) : Newyork; Mc
Grawthfull education
DIAGNOSA

1. Pemeriksaan sitologi
- biopsi, FNAB PATOLOGI ANATOMI
- punksi pleura
- bilasan atau sikatan bronkus pada saat bronkoskopi
- biopsi aspirasi jarum,.
-biopsi transtorakal atau transthoracal biopsy (TTB)

2. Pemeriksaan histologi
- biopsi KGB yang teraba di leher atau supraklavikula dengan prosedur ini disebut
biopsi Daniels.
- biopsi mediastinal, dilakukan bila dengan tindakan di atas hasil belum didapat.
- biopsi eksisional pada massa tumor yang besar
- torakoskopi diagnostik
- Video-assisted thoracic surgery (VATS),

Grippi, A. Michael dkk, 2015. Fishman S Pulmonary Disease and Disorder (Edisi V) : Newyork; Mc
Grawthfull education
DIAGNOSA

ENDOSKOPI

1. Bronkoskopi harus dilakukan bila ada indikasi operasi.


2. Mediastinokopi.
3. Esofagoskopi.
4. Torakoskopi diagnostic.
DIAGNOSA

- LED.
· Uji tuberkulin
· Pemeriksaan kadar T3 dan T4
· Pemeriksaan a-fetoprotein dan b-HCG
TATALAKSANA

KEMOTERAPI RADIOTERAPI PEMBEDAHAN

Syarat untuk radioterapi dan kemoterapi adalah:


· Hb > 10 gr%
· leukosit > 4.000/dl
· trombosit > 100.000/dl
· tampilan (performance status) > 70 Karnofsky

Grippi, A. Michael dkk, 2015. Fishman S Pulmonary Disease and Disorder (Edisi V) : Newyork; Mc
Grawthfull education
TATALAKSANA

Grippi, A. Michael dkk, 2015. Fishman S Pulmonary Disease and Disorder (Edisi V) : Newyork; Mc
Grawthfull education
TATALAKSANA

PENATALAKSANAAN TIMOMA

Stage 1 : Extended thymo thymecthomy (ETT) saja


Stage II : ETT, dilanjutkan dengan radiasi, untuk radiasi harus diperhatikan batas-
batas tumor seperti terlihat pada CT sebelum pembedahan
Stage III : ETT dan extended resection dilanjutkan radioterapi dan kemoterapi
Stage IV.A : Debulking dilanjutkan dengan kemoterapi dan radioterapi
Stage IV.B : kemoterapi dan radioterapi dilanjutkan dengan debulking.

Grippi, A. Michael dkk, 2015. Fishman S Pulmonary Disease and Disorder (Edisi V) : Newyork; Mc
Grawthfull education
51

You might also like