You are on page 1of 53

ETIKA PUBLIK

M. Azis, Sukoharjo 30 Maret 2019


Tujuan pembelajaran:
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta
diharapkan mampu menanamkan nilai dan
membentuk sikap dan perilaku patuh kepada
standar etika publik yang tinggi.
Indikator hasil belajar:
1. Memiliki pemahaman tentang kode etik dan perilaku
pejabat publik;
2. Mengenali berbagai bentuk sikap dan perilaku yang
bertentangan dengan kode etik dan perilaku dan
implikasi dari pelanggaran kode etik dan perilaku bagi
dirinya; dan
3. Menunjukan sikap dan perilaku yang sesuai dengan
kode etik dan perilaku selama Diklat.
POKOK BAHASAN:

 kode etik dan perilaku pejabat publik,


 bentuk-bentuk kode etik dan
implikasinya,
 aktualisasi kode etik PNS.
Etika Publik

Mengapa etika
publik perlu
bagi ASN
Apakah?

ETIKA
=
MORAL
Etika:
 Refleksi atas tindakan baik/buruk
 Bagaimana melakukan yg benar/ salah
 Sistem penilaian perilaku & keyakinan
untuk menentukan tindakan yg
pantas, utk membantu membedakan
hal yg baik/buruk, shg dapat
mengarahkan perilaku yg seharusnya
sesuai dg nilai yg dianut.
Secara etimologis:

 Etika = ethos (Yunani) = kebiasaan atau watak

 Etika = etiquette (Perancis) = kebiasaan atau


cara bergaul atau berperilaku yang baik

 Etika = etiket (Indonesia) = kebiasaan atau cara


bergaul yang baik.

 Etika (KBBI): ilmu tentang apa yang baik dan


apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban
moral (akhlak)
Etika merupakan pola tingkah laku atau
kebiasaan yang baik yang dapat diterima
oleh lingkungan pergaulan seseorang atau
organisasi tertentu
Menurut Azumardi Azra (2012):

 Etika juga dipandang sebagai karakter atau


etos individu/kelompok berdasarkan nilai-nilai
dan norma-norma luhur.

 Dalam konteks Indonesia, nilai-nilai etika tidak


hanya terkandung dalam ajaran agama dan
ketentuan hukum, tetapi juga dalam social
decorum berupa adat istiadat dan nilai luhur
sosial budaya termasuk nilai-nilai luhur yang
terkandung dalam ajaran Pancasila.
Menurut Brooks, etika merupakan cabang filsafat yang
menyelidiki tentang penilaian normatif terkait dengan
apakah perilaku tersebut benar atau apa yang
seharusnya dilakukan.
 Berlaku kapanpun
 Absolut
 Cara bertindak
 Melekat pada spiritual seseorang
Moral:
Dorongan kewajiban
utk melakukan yg baik
Norma (KBBI)
 aturan atau ketentuan yang mengikat warga
kelompok dalam masyarakat, dipakai
sebagai panduan, tatanan, dan pengendali
tingkah laku yang sesuai dan berterima:
setiap warga masyarakat harus menaati --
yang berlaku;
 aturan, ukuran, atau kaidah yang dipakai
sebagai tolok ukur untuk menilai atau
memperbandingkan sesuatu;
Kode Etik?

Kode Etik Profesi?


Kode Etik adalah aturan-
aturan yang mengatur
tingkah laku dalam suatu
kelompok khusus, sudut
pandangnya hanya ditujukan
pada hal prinsip dalam
bentuk ketentuan tertulis.
Proaktif
D I
Tugas Humanis
P S
Reserve
Kode Etik Profesi

dimaksudkan untuk mengatur tingkah


laku/etika suatu kelompok khusus dalam
masyarakat melalui ketentuan tertulis yang
diharapkan dapat dipegang teguh oleh
sekelompok profesional tertentu
Kode Etik dan Kode Perilaku ASN

1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur,


bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi;
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan
disiplin;
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan
tanpa tekanan;
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang- undangan;
Kode Etik dan Kode Perilaku ASN

5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah


atasan atau Pejabat yang berwenang sejauh
tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan;
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut
kebijakan negara;
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik
negara secara bertanggung jawab, efektif,
dan efisien;
Kode Etik dan Kode Perilaku ASN

8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan


dalam melaksanakan tugasnya;
9. Memberikan informasi kedinasan scr benar &
tak menyesatkan pada pihak yg membutuhkan;
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern untuk
mendapatkan keuntungan atau manfaat bagi
diri sendiri atau org lain
Kode Etik dan Kode Perilaku ASN

11. Memegang teguh nilai dasar ASN & selalu


menjaga reputasi & integritas ASN
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-
undangan mengenai disiplin pegawai
Nilai-nilai Dasar Etika Publik

1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara


Pancasila. Untuk mengetahui
2. Setia dan mempertahankantingkat
Undang-Undang
Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945.
3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak
berpihak.
Nilai-nilai Dasar Etika Publik

4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.


5. Menciptakan lingkungan kerja yang non
Untuk mengetahui
diskriminatif.
tingkat
6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika
luhur.
7. Mempertanggung jawabkan tindakan dan
kinerjanya kepada publik.
Nilai-nilai Dasar Etika Publik

8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan


kebijakan dan program pemerintah.
Untuk mengetahui
9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur,
tingkat
tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna,
berhasil guna, dan santun.
10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
Nilai-nilai Dasar Etika Publik

11. Menghargai komunikasi, konsultasi, & kerjasama.


12. Mengutamakan pencapaian hasil mengetahui
Untuk dan mendorong
kinerja pegawai. tingkat
13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan
yang demokratis sebagai perangkat sistem karir.
Dimensi Etika Publik

Dimensi Kualitas
Pelayanan Publik

Dimensi Modalitas

Dimensi Tindakan
Integritas Publik
Kompetensi
Kompetensi ASN  Leadership
dlm Pelayanan
Publik
Kompetensi
 Etika
Perilaku Pejabat Publik:
Perubahan Mindset

Pejabat Wewenang
mjd mjd
Pelayan Peranan

Jabatan Publik
mjd
Amanah
8 Area Perubahan dlm Reformasi Birokrasi
 Manajemen perubahan
 Penataan peraturan & perundangan’
 Penataan & penguatan organisasi
 Penataan tatalaksana
 Penataan Sistem Manajemen SDM
 Penguatan Akuntabilitas
 Penguatan pengawasan
 Peningkatan pelayanan publik
Prinsip pelayanan publik
Akuntabilitas
Transparansi
Kesetaraan
UntukProfesionalitas
mengetahui
Supremasi hukum
tingkat
Hambatan dlm prinsip pelayanan
publik

Aspek Moralitas: budaya materalistik &


sekuleristik.
Moral dan spiritual mengalami pelemahan.
Pentingya
etika dlm
urusan publik

Supaya ASN memiliki kewaspadaan profesional


dan spiritual serta memahami berbagai patokan
sikap mental dlm berperilaku dan bertindak.
 Sistem sanksi dalam norma hukum
sebagian besar bersifat paksaan (coercive)
dan karena itu memerlukan aparat penegak
hukum yang dibentuk atau difasilitasi oleh
negara.
 Sistem sanksi dalam norma etika berasal
dari kesadaran internal, sanksi sosial atau
kesepakatan bersama di dalam organisasi.
 Jika aparat pemerintah maupun
masyarakat sudah memiliki dasar norma
etika yang kuat, ketaatan terhadap norma
hukum akan mengikuti dan biasanya
korupsi, penyalahgunaan kekuasaan atau
bentuk-bentuk penyimpangan lain dapat
dicegah sejak dini.
Penggunaan kekuasaan:
Legimitimasi Kebijakan
• Setiap jenjang jabatan memiliki kekuasaan.
• Dari segi moral: kekuasaan hrs memiliki
legitimasi yg kuat.
• Kekuasaan yg memiliki legitimasi paling kuat
adl yg memenuhi landasan legitimasi etis.
• Legitimasi sosiologis tidak menjamin perilaku
yg baik.
• Legimitasi religius menimbulkan otoriter.
Penggunaan kekuasaan:
Legimitimasi Kebijakan

Alasan legitimasi etis sangat penting:


• Penggunaan kekuasaan sesuai kaidah etis;
• Legitimasi etis menjadi landasan dlm
menggunakan kekuasaan;
• Legitimasi etis tdk dibatasi ruang & waktu.
Jangan ada konflik kepentingan
Pribadi vs Organisasi
Konflik kepentingan
Menerima/
memberi suap Menyalahgun
Aji mumpung akan
pengaruh

Pemanfaatan Pemanfaatan
fasilitas info rahasia
Loyalitas
ganda
Yang harus dihindari dlm konflik kepentingan:
1. Mengatasnamakan jabatan kedinasan utk
transaksi bisnis pribadi;
2. Menerima hadiah saat berdinas;
3. Membicarakan peluang kerja saat berdinas/
menjabat;
4. Membocorkan informasi komersial kpd pihak
yg tidak berhak;
5. Terlalu erat berhubungan dg pihak yg ijinnya
tergantung pemerintah.
Sumber Etika
(menurut Djaja Saefulah, 2009)

Peraturan
Agama
Formal

Lingkungan Lingkungan
Umum Ketetanggaan

Lingkungan
Hati Nurani
Keluarga
Perkembangan Kode Etik PNS
1. PP No. 11 Tahun 1959 tentang Sumpah Jabatan PNS
dan Anggota Angkatan Perang.
2. PP No. 21 Tahun 1975 tentang Sumpah/Janji PNS
3. PP No. 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin
PNS
4. PP No. 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa
Korps dan Kode Etik PNS
5. PP No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS
6. UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN
Implikasi
Kode Etik  ASN agar menaati
dlm  ASN agar terus
Pelayanan diingatkan
Publik
Kasus-kasus pelanggaran kode etik
 Pemanfaat sumber daya fisik
 Presensi kehadiran
 Penerimaan tenaga honorer
 Pemberian hadiah (cindera mata)
 Konflik kepentingan dlm
pengadaan
CPNS Tunas
Integritas

Integritas: bekerja dengan kejujuran, keikhlasan


dan tangungjawab.
Tunas integritas: pribadi-pribadi yg memiliki
komitmen integritas yg tinggi.
Fungsi Tunas Integritas

Re-framing budaya Utilisasi perubahan


(agen perubahan) (peradaban lebih baik)
Proses perubahan perilaku

Kesediaan

Identifikasi

Internalisasi
Internalisasi Perilaku
Integritas Bawah Sadar
Pendekatan dlm proses
internalisasi integritas

Dari dalam Dari luar

Ide, cara pikir,


Lingkungan
sistem nilai
Spiritual Public
CPNS Accountability Accoutability

Sadar pertanggung-
Ingat tujuan hidup
jawaban hidup
Faktor-faktor yg mempengaruhi
efektivitas internalisasi integritas

4. Anchoring
1. Modality
5. Utilisasi
2. Asosiasi
6. Rileksasi
3. Sugesti
7. Amplify
Kasus-kasus pelanggaran kode etik
 Pelantikan pejabat terpidana
 Terpidana korupsi menjabat lg
 Membocorkan informasi
 Melanggar hukum
 Perbuatan tercela
Terima Kasih
m_azs@ymail.com

You might also like