Professional Documents
Culture Documents
Nurlaili Susanti
A. NSAID (Non Steroid Antiinflamatory Drug)
SAID
NSAID X
X
► Non –Selective
NSAIDs
inhibits both
COX-1 & COX-
2 reversibly
► Selective
NSAIDs
inhibits only
COX-2
reversibly
Uses
► Anti-inflammatory ► Arthritis
► Back pain
agent.
► Soft tissue injuries (sprains &
► Analgesics. strains)
► Antipyretics. ► Dental pain
► Post-operative pain
► Antithrombotics
► Menstrual pain
► Migraine
► Delaying onset of premature
labour.
a. Anti-Inflammatory Actions
PGE2
Inducible COX2 PGF2 Inflammation
Inflammatory
Proteases
Therapeutic anti-
inflammatory effects
Side effects
► Bleeding problems.
► Bronchospasm can occur (may make asthma worse).
► Liver function abnormalities.
► Headaches, Vertigo, Tinnitus, Dizziness (Salicylism)
► Salt & Water Retention.
SENYAWA SALISILAT
Penanganan:
► Menurunkan absorbsi- activated charcoal, emetics, gastric lavage
► Meningkatkan ekskresi– ion trapping (alkalinize urine), forced diuresis,
hemodialysis
► Terapi suportif- fluids, decrease temperature, bicarbonate, electrolytes,
glucose, dll
DERIVAT PARA-AMINOFENOL
O O
HO N O N
H H
Acetaminophen Phenacetin
O
CF3 O
NN
O O
S celecoxib S rofecoxib
H2N O O
16
Cincin Piperidin
10 9
1 11 14
15 8
Cincin aromatik Cincin alisiklik tidak jenuh
2 13 7 R1
12
6
3 4 5 5 6 R2
HO O OH Gugus hidroksi
alkohol 4 N1 R4
Jembatan eter
Gugus hidroksi fenol R3 3 2
C2 H5
C=O
R1
N CH2-CH2-
C CH3 CH2 N
CH3
R2
Turunan Metadon Propilanilida
TURUNAN MORFIN
1. Morfin
► Alkaloida bebas berupa kristal seperti jarum putih, tidak berbau, rasa
pahit.
► Morfin merupakan analgetik yang poten, terhadap segala penyakit,
tetapi mudah menyebabkan addiksi.
► Morfin dapat mengendalikan nyeri yang disebabkan luka yang serius,
neoplasma, migrain, radang selaput dada, kolik pada ginjal dan
empedu, dan berbagai penyebab lain.
► Sediaan berupa garam HCl atau sulfat.
► Morfin diikat oleh protein plasma 20-35 %, dan mempunyai waktu
paruh eliminasi: 2,4 - 3,4 jam.
► Dosis oral 20 – 25 mg / 4 jam.
Anorexia
Kehilangan berat
badan
Dilatasi pupil
dingin
Keluar keringat
berlebihan
Abdominal cramps
Muscle spasms
Hyperirritability
Lacrimation
Tremor
Increased heart rate
Increased blood pressure
2. Kodein
Kodein diperoleh dari hasil metilasi gugus OH fenol morfin. Efek
analgetik lemah tapi mempunyai efek anti batuk yang kuat.
Kecenderungan kecanduan lebih rendah dibanding morfin dan tidak
menimbulkan depresi pernafasan.
Dalam sediaan sebagai garam HCl, fosfat dan sulfat.
Obat terikat oleh protein plasma 7-25 %. Kadar plasma
tertinggi dicapai dalam 0,5 – 1,5 jam setelah pemberian oral, dengan
waktu paruh 2 – 4 jam.
Dosis oral analgetik : 30 mg, 4 kali sehari.
Dosis oral anti batuk : 5 – 10 mg , 4 kali sehari.
3. Heroin
Heroin diperoleh dengan cara asetilasi kedua gugus hidroksi dari morfin.
Efek analgetik dan euforianya lebih tinggi dibanding morfin.
Kecenderungan addiksinya lebih cepat dan efek sampingnya jauh lebih besar
dari morfin.
4. Apomorfin Hidroklorida
Berupa kristal putih, atau putih keabuan, tidak berbau, berkilauan dan peka
terhadap cahaya. Dapat dibuat dengan cara memanaskan morfin HCl
pada suhu 140oC dengan HCl 35% dibawah tekanan.
Apomorfin mempunyai efek stimulan yang tinggi sehingga mempunyai aksi
sebagai emesis dengan mekanisme sentral murni.
Untuk menghasilkan emesis diberikan secara subkutan, secara oral tidak
efektif. Apomorfin merupakan emetik yang cepat (10-15 menit) paling
efektif dan aman.
Pada penyimpanan dalam larutan asam kuat, morfin akan menjadi
apomorfin yang mudah teroksidasi menjadi turunan aril kinon yang
berwarna hijau tua (Reaksi Pellagri)
TURUNAN FENIL PIPERIDIN
Meskipun strukturnya tidak berhubungan dengan morfin tetapi masih
menunjukkan kemiripan karena mempunyai pusat atom C-kuartener,rantai
etilen, gugus N-tersier dan cincin aromatik sehingga dapat berinteraksi
dengan reseptor analgetik.
Walaupun kedudukan fenil pada posisi ekuatorial lebih disukai namun daya
analgetik meperidin lebih poten bila cincin aromatik pada posisi aksial,
karena pada posisi aksial lebih cocok dengan permukaan reseptor.
Turunan Meperidin
1. Meperidin HCl = Pethidine HCl = Dolantin
Merupakan analgetik kuat dengan aktivitas 0,1 – 0,2 kali dari morfin.
Meskipun efeknya melalui reseptor opiat, tetapi efek depresi pernafasan
dan kemungkinan resiko addiksi relatif kecil. Senyawa ini diabsorbsi dalam
saluran cerna 90 % dengan masa kerja 4 – 6 jam.
Dosis : 50 mg , 1 kali sehari