You are on page 1of 22

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN

DENGAN CARSINOMA ESOFAGUS


PENDAHULUAN
• Penyakit kanker esophagus yaitu suatu
keganasan yang terjadi pada esofagus.
• Kanker ini pertama kali di deskripsikan pada abad
ke-19 dan pada tahun 1913 reseksi pertama kali
sukses dilakukan oleh Frank Torek,
• Pada tahun1930-an, Oshawa di Jepang dan
Marshall di America Serikat berhasil melakukan
pembedahan pertama dengan metode
transtoraks esofagotomi dengan rekonstruksi
( fisichella, 2009 ).
EPIDEMIOLOGI
• Pada tahun 2000 kanker terbanyak no. 8 412,000
kasus baru per tahun, penyebab kematian nomor
6 dari kematian akibat kanker, 338.000 kematian
per tahun. Pada tahun2002, 462.000 kasus baru,
dan 386.000 kematian (Parkin DM, lancet oncol
2001 dan Ca Cancer J.Clin,2005)
• Satu diantara 10 kanker tersering dan kanker ke-6
yang menyebabkan kematian pada skala seluruh
dunia adalah kanker esofagus.
PENGERTIAN
• Kanker esophagus yaitu suatu keganasan yang
terjadi pada esofagus. Kanker ini pertama kali
di deskripsikan pada abad ke-19 dan pada
tahun 1913 reseksi pertama kali sukses
dilakukan oleh Frank Torek, pada tahun1930-
an, Oshawa di Jepang dan Marshall di America
Serikat berhasil melakukan pembedahan
pertama dengan metode transtoraks
esofagotomi dengan rekonstruksi ( Fisichella,
2009 )
ETIOLOGI
• Penyebab pasti kanker esofagus tidak
diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang
dapat menjadi presdisposisi yang diperkirakan
berperan dalam patogenesis kanker.
Presdisposisi penyebab kanker esofagus
biasanya berhubungan dengan terpajannnya
mukosa esofagus dari agen berbahaya atau
stimulus toksik, yang kemudian menghasilkan
terbentuknya displasia yang bisa menjadi
karsinoma.
• Beberapa faktor juga dapat memberikan
kontribusi terbentuknya karsinoma sel skuamosa,
seperti berikut ini :
1. Difisiensi Vit. Dan mineral
2. Pada faktor merokok sigaret dan penggunaan
alkohol secara kronik merupakan faktor penting
yang berhubungan dengan meningkatnya risiko
kanker esofagus (Edmondso,2008)
3. Infeksi papilomavirus pada manusia dan
Helicobacter pylory disepakati menjadi faktor yang
memberi kontribusi peningkatan resiko kanker
esofagus (Fisichella,2009)
STADIUM TUMOR
STADIUM KARAKTERISTIK
0 kanker esophagus awal, kanker yang terjadi hanya sebatas
dibagian keronkongan, tidak ada perubahan menjadi ganas pada
jaringan lain, juga tidak menyebar ke kelenjar getah bening.
1 kanker telang menyerang ke bagian lain di bawah lapisan
epidermis, sel kanker muncul di lamina propria atau submukosa,
tapi tidak menganggu otot. Kanker tidak akan menyebar ke
kelenjar getah bening atau organ lain.
2 Pada stadium ini kanker dapat menyebar kelenjar getah bening
tapi tidak ke organ lain.
3 kanker esophagus telah menyebar ke trakea yang berdekatan
dengan organ lain, tapi tidak mempengaruhi kelenjar getah
bening yang terkait, tidak ada metastasis yang jauh.
4 kanker esophagus telah menyebar oleh darah ke organ lain
seperti hati, tulang, otak dan lain-lain.
MANIFESTASI KLINIK
a. Tanda dan gejala kanker esofagus menurut
Syamsul Jamail Tahun 2010 antara lain :
b. Sulit menelan
c. Hilang berat badan secara tiba-tiba
d. Nyeri pada dada
e. Lelah
f. Ulsertiva esofagus tahap lanju
g. Disfagia, awalnya dengan makanan padat dan
akhirnya dengan cairan
h. Merasakan benjolan pada tenggorokan dan rasa
nyeri saat menelan
i. Nyeri atau begah substernal, regurgitasi
makanan yang tak tercerna dengan bau nafas
dan akhirnya cegukan
j. Mungkin terjadi hemoragi, dan kehilangan berat
badan dan kekuatan secara progresif akibat
kelaparan.
PATOFISIOLOGI
• Secara fisiologis jaringan esofagus
distratafikasi oleh epitel non keratin
skuamosa. Karsinoma sel skuamosa yang
meningkat dari epitel terjadi akibat stimulus
iritasi kronik agen iritan, alkohol, tembakau,
dan beberapa komponen nitrogen
diidentifikasi sebagai karsinogenik iritan
(Fischella,2009).
• Penggunaan alkohol dan tembakau secara
prinsip menjadi faktor resiko utama
terbentuknya karsinoma sel skuamosa.
Nitrosamina dan komponen lain netrosil
didalam acar (asinan), daging bakar, atau
makanan ikan yang diasinkan memberikan
kontribusi peningkatan karsinoma sel
skuamosa pada esofagus (Thornton,2009)
• Pendapat lain menyebutkan adanya hubungan
antara peningkatan kejadian karsinoma sel
skuamosa pada esofagus dengan konsumsi kronik
air hangat (Smeltzer,2002), konsumsi sirih,
asbestos, polusi udara, dan diet tinggi bumbu
rempah. Akan tetapi, pendapat lain menyebutkan
hal sebaliknya, dimana konsumsi diet tinggi buah
dan sayur – sayuran justru menjadi faktor
protektif untuk terjadinya karsinoma sel
skuamosa (Fisichella,2009).
• Karsinoma sel skuamosa meningkat pada
akalasia setelah periode 20 tahun, setelah 20 -
40 tahun. Tumor kepala dan leher
dihubungkan dengan karsinoma sel skuamosa
yang disebabkan oleh faktor penggunaan
alkohol dan tembakau.
FAKTOR RISIKO
FAKTOR RISIKO
UMUR Kanker esophagus lebih mungkin terjadi ketika orang-orang
menjadi tua; kebanyakan orang-orang yang mengembangkan
kanker esophagus adalah berumur diatas 60 tahun.

KELAMIN Kanker esophagus adalah lebih umum pada pria-pria daripada


pada wanita-wanita
PENGGUNAAN Merokok sigaret-sigaret atau menggunakan tembakau yang
TEMBAKAU tidak berasap adalah satu dari faktor-faktor risiko utama untuk
kanker esophagus.
PENGGUNAAN Penggunaan alkohol yang kronis dan/atau berat adalah faktor
ALKOHOL risiko utama yang lain untuk kanker esophagus. Orang-orang
yang menggunakan keduanya alkohol dan tembakau
mempunyai suatu risiko yang terutama tinggi dari kanker
esophagus. Ilmuwan-ilmuwan percaya bahwa senyawa-
senyawa ini meningkatkan efek-efek yang berbahaya lain dari
setiapnya.
FAKTOR RISIKO
FAKTOR RISIKO
BARRETT’S ESOFAGHUS Iritasi jangka panjang dapat meningkatkan risiko kanker esophagus.
Jaringan-jaringan pada dasar dari kerongkongan dapat menjadi
teiritasi jika asam lambung secara sering balik masuk kedalam
esophagus, persoalan yang disebut gastric reflux. Melalui waktu, sel-
sel dibagian yang teriritasi dari esophagus mungkin berubah dan
mulai menyerupai sel-sel yang melapisi lambung. Kondisi ini, dikenal
sebagai Barrett esophagus, adalah kondisi sebelum ganas
(premalignant) yang mungkin berkembang kedalam adenocarcinoma
dari esophagus.

TYPE IRITASI LAIN Penyebab-penyebab lain dari iritasi atau kerusakan yang signifikan
pada lapisan esophagus, seperti menelan cairan alkali atau senyawa-
senyawa caustic (tajam) lain, dapat meningkatkan risiko
mengembangkan kanker esophagus.
RIWAYAT MEDIS Pasien-pasien yang telah mempunyai kanker-kanker kepala dan leher
lainya mempuyai kesempatan yang meningkat dari pengembangan
suatu kanker kedua pada area kepala dan leher, termasuk kanker
esophagus.
PENATALAKSANAAN MEDIS
1. PEMBEDAHAN
Esofagotomi dilakukan memulai insisi abdominal dan
sevikal melewati hiatus esofagus/ THE (transhiatal
esophagectomy) atau dengan cara insisi abdominal
dan toraks kanan/ TTE (transhorakcic
esophagectomy). Pada THE rongga dada tidak dibuka.
Ahli bedah melakukan manuver transhiatal dengan
mengangkat esofagus secara manual dari rongga
thoraks. Pada TTE bagian tengah dan bawah esofagus
diangkat melalui rongga toraks yang dibuka.
Pembukaan abdomen dilakukan agar dapat
memobilisasi lambung untuk memudahkan reseksi
(Mackenzezie, 2004)
2. NON PEMBEDAHAN
a. Radiasi
Karsinoma esofagus bersifat radiosensitif. Pada
kebanyakan pasien, radiasi eksternal
memberikan efek penyusutan tumor. Komplikasi
akibat radiasi sering berupa striktura, fistula dan
perdarahan, selain itu terkadang juga dijumpai
komplikasi kardiopulmunal (Enzinger,2003)
b. Kemoterapi
Kemoterapi dapat diberikan sebagai
pelengkap terapi operasi dan terapi radiasi.
Biasanya digunakan kemoterapi kombinasi
Sisplatin bersama Paclitaxel dan 5
fluorouracil (Le Prise,1994)
c. Terapi Laser
Pemberian intervensi terapi laser dapat
membantu menurunkan secara sementara
kondisi disfagia pada 70% pasien kanker
esofagus. Pelaksanaan secara multipel yang
dibagi pada beberapa sesi dapat
meningkatkan kepatenan lumen esofagus
(Wang,2008)
d. Photodynamic therapy (PDT)
PDT dapat dilakukan pada pasien dengan
keganasan jaringan displatik. Fotosintesis
mentransfer energi ke substrat kimia jaringan
abnormal. Beberapa studi PDT atau terapi laser
dengan kombinasi penghambat asam jangka
panjang, menghasilkan terapi endoskopik yang
efektif pada displasia mukosa Barret dan
mengeliminasi mukosa Barret (Fisichella,2009)
PENCEGAHAN
• Tembakau dan alkohol adalah faktor risiko
utama dalam pengembangan sel skuamosa
kanker esophagus, penghentian tembakau dan
alkohol secara signifikan dapat mengurangi
resiko terjadinya kanker ini. Buah buahan dan
sayur sayuran yang segar dibandingkan
dengan asupan makanan tinggi nitrosamine
atau yang terkontaminasi dengan racun
bakteri atau jamur dapat menurunkan risiko
sekitar 50%.
DIAGNOSA KEPERAWEATAN
1. Difisit Nutrisi b.d kurangnya intake makanan
yang adekuat
2. Gangguan menelan b. d gangguan fase
esofagus
3. Nyeri akut b.d iritasi mukosa esofagus,
respons pembedahan
4. Difisit pengetahuan b.d kurang paparan
sumber informasi

You might also like