You are on page 1of 20

Disampaikan Oleh :

Ns. Sri Supami,SPd.Skep.MKes


A. Pengertian.
1. Zat psiko aktif adalah segolongan zat yg bekerja
mempengaruhi otak sehingga dpt menimbulkan
perubahan pada perilaku, perasaan, persepsi,
panca indra & kesadaran seseorang.
2. Zat adiktif adalah suatu bahan atau zat yg bila
digunakan dlm jangka waktu tertentu bisa
menimbulkan kecanduan atau sering disebut
dg ketergantungan.
3. Gangguan penggunaan zat adiktif adalah
suatu penyimpangan perilaku yang
disebabkan oleh penggunaan zat adiktif yg
bekerja pada susunan syaraf pusat yg
mempengaruhi tingkah laku, memori, alam
perasaan & proses pikir seseorang,
sehingga mengganggu fungsi sosial &
pendidikannya. ( Depkes, 2005)
Apa yg terjadi bila seseorang menggunakan zat psiko aktif :
1. Intoksikasi : dimana terjadi perubahan perilaku, perasaan & pikiran
serta kesadaran akibat menggunakan zat psiko aktif.

2. Toleransi : terjadi peningkatan jumlah zat yg digunakan untuk


mendapatkan efek yg sama.

3. Gejala putus zat : gejala yg timbul, bisa sdh mengalami


ketergantungan atau dosisnya diturunkan / dihentikan.

Rentang Respon
Gangguan Penggunaan Zat Adiktif

Respon Respon
Adaptif Maladaptif

Eksperi Rekrea Situa Penyalah Keter


Mental sional sional gunaan gantungan
 Penggunaan zat secara eksperimental : kondisi penggunaan taraf awal,
disebabkan rasa ingin tahu, ingin mencari pengalaman baru  taraf
coba-coba.

 Penggunaan zat secara rekreasional : digunakan pada waktu berkumpul


bersama dg teman sebaya. Mis ; pertemuan ultah, malam minggu untuk
rekreasi.

 Penggunaan zat secara situasional :


 Mempunyai tujuan tertentu  individual
 Sudah merupakan kebutuhan diri
 Cara untuk melarikan diri/mengatasi masalah
 Digunakan saat konflik, stress & frustasi

 Penyalahgunaan zat adiktif : sudah bersifat patologis, mulai digunakan


rutin, sdh berlangsung lebih kurang satu
bulan, terjadi penyimpangan perilaku.

 Ketergantungan zat adiktif : penggunaan zat cukup berat, ketergantungan


fisik & psikologis adanya toleransi & sindrom
putus zat.
B. Pengkajian.

1. Faktor Predisposisi.

a. Faktor Biologis : c. Faktor sosial kultural :


1). Genetik 1). Masyarakat yg ambivalen ttg
penggunaan zat
2). Infeksi pada organ otak 2). Norma kebudayaan
3). Penyakit kronis 3). Lingk tempat tinggal & sekolah
4). Persepsi/penerimaan masy thd
penggunaan zat adiktif
b. Faktor Psikologis : 5). Remaja lari dari rumah
1). Tipe kepribadian tergantung 6). Remaja dg perilaku penyimpangan
2). Harga diri rendah seksual
3). Disfungsi klg
4). Remaja yg merasa tdk nyaman
5). Remaja yg mengalami ggn identitas diri
6). Rasa bermusuhan dg ortu
2. Faktor Presipitasi.
Stress  pencetus terjadinya ggn penggunaan zat.

Stressor presipitasi untuk terjadinya penyalahgunaan zat adalah :

a. Pernyataan untuk mandiri & membutuhkan teman sebaya sbg


pengakuan.
b. Reaksi sebagai suatu prinsip kesenangan.
c. Kehilangan orang/sesuatu yg berarti
d. Diasingkan oleh lingkungan
e. Kompleksitas & ketegangan dari kehidupan modern :
1). Tersedianya zat adiktif
2). Pengaruh & tekanan dari teman sebaya
3). Mudah nendapatkan & harganya terjangkau
4). “ Pesan dari masy “ zat adiktif dpt menyelesaikan masalah
3. Tingkah laku.
Penyalahgunaan zat  ketergantungan ( fisik, psikologis, toleransi.
a. Tingkah laku klien penggunaan sedatif hepnotik :
1). Menurunnya sifat menahan diri
2). Jalan tdk stabilc. Tingkah laku klien pada
3). Bicara cadel penggunaan alkohol :
4). Sering datang ke dokter untuk minta resep 1). Sikap bermusuhan
5). Gembira, diam  bermusuhan 2). Murung, diam & depresi
6). Ggn daya pertimbangan 3). Kontrol diri menurun
7). Kurang perhatian 4). Suara keras, cadel &kacau
8). Over dosis  kesadaran menurun, koma, mati. 5). Agresif
9). Rasa percaya diri meningkat 6). Minum tdk kenal waktu
7). Partisipasi di lingk kurang
b. Tingkah laku klien pada penggunaan ganja : 8). Daya pertimbangan
1). Kontrol diri menurun/hilang sama sekali menurun
2). Motivasi perubahan diri menurun 9). Koordinasi motorik
3). Euporia ringan terganggu  cenderung
mendapat kecelakaan
10).Over dosis  kesadaran
menurun,koma.
d. Tingkah laku pada penggunaan opioida :
1). Terkantuk-kantuk
2). Bicara cadel
3). Koordinasi motorik terganggu
4). Acuh terhadap lingk f. Tingkah laku klien pada
5). Kurang perhatian penggunaan halusinogen :
6). Perilaku manipulatif 1). Tingkah laku yg tdk dpt
diramalkan
7). Kontrol diri kurang 2). Tingkah laku yg merusak diri
sendiri
e.Tingkah laku klien pada 3). Halusinasi, ilusi
penggunaan kokain : 4). Distorsi waktu & jarak
1). Hiperaktif 5). Merasa diri besar
2). Euporia, elasi-agitasi 6). Kewaspadaan meningkat
3). Iritabilitas 7). Depersonalisasi
4). Halusinasi & waham 8). Pengalaman yg gaib
5). Waspada yg berlebihan
6). Tegang
7). Gelisah, insomnia
8). Tampak membesar-besarkan sesuatu
9). Over dosis : kejang, delirium, paranoid.
4. Mekanisme koping.
Mekanisme pertahanan ego yg khusus biasanya digunakan :
- Denial dari masalah
- Proyeksi  lepas tanggung jawab
- Disosiasi

5. Data khusus.
a. Jumlah & kemurnian zat yg digunakan
b. Sering menggunakan
c. Metode penggunaan
d. Dosis terakhir digunakan
e. Cara memperoleh zat adiktif
f. Jika over dosis, berapa beratnya
g. Stressor dlm hidupnya
h. Sistem dukungan
i. Tingkat harga diri klien
j. Tingkah laku manipulatif
C. Masalah keperawatan.

Menurut Nanda adalah sebagai


berikut:
11. Risiko terhadap infeksi
1. Gangguan persepsi sensoris
2. Gangguan proses pikir 12. Risiko perilaku kekerasan
3. Tidak efektifnya koping 13. Perubahan eliminasi : urine,
individu bab
4. Gangguan konsep diri 14. Kerusakan interaksi sosial
5. Gangguan aktifitas 15. Perubahan pola tidur
6. Koping klg in efektif
16. Gangguan rasa nyaman : nyeri
7. Risiko memburuknya
kesadaran 17. Defisit perawatan diri
8. Mekanisme koping distruktif. 18. Ketidakpatuhan
9. Kerusakan komunikasi 19. Ketidakberdayaan
10. Ansietas 20. Risiko terhadap cedera
POHON MASALAH

RESIKO MENCEDERAI
DIRI SENDIRI

Koping individu tidak efektif : Tidak mampu


Masalah utama mengatasi keinginan menggunakan zat

Internal : Eksternal :
 Harga diri rendah  Kerusakan interaksi sosial
 Kurang aktifitas  Koping keluarga tidak efektif
 Distress spirtual  Penatalaksanaan Regimen
 Perubahan pemeliharaan kesehatan terapeutik tidak efektif :
keluarga
Diagnosa Keperawatan :
1. Risiko perilaku kekerasan
2. Risiko mencederai diri karena putus zat
3. Kecemasan
4. Ggn rasa nyaman : nyeri
5. Risiko infeksi
6. Gangguan sensori persepsi : halusinasi
7. Ggn pola tidur
D. Perencanaan Tindakan Keperawatan.
1. Tujuan Umum
a). Klien akan mengatasi adiksi dg rasa nyaman
b). Klien terhindar dari cedera diri/perilaku kekerasan
c). Klien menjauhi diri dari Napza yg dpt merubah alam
perasaannya
d). Klien termotivasi untuk mengikuti program jangka panjang
e). Klien menggunakan koping yg positif untuk mengatasi
masalahnya

2. Tujuan Khusus
a). Klien mengenal kecemasannya & sadar akan perasaannya
b). Sumber koping klien adekuat untuk membantu klien berubah
c). Klien menggunakan sumber koping adaptif
Isi Kegiatan Intruksional Evaluasi
 Memperoleh persepsi  Mengadakan group diskusi  Klien belajar menguraikan
yg sama menggunakan ttg penggunaan zat adiktif, secara benar informasi ttg
zat adiktif pengalaman & koreksi penggunaan zat adiktif
 Menyediakan interaksi dg interpretasi yg salah  Klien belajar menguraikan &
teman sebaya yg  Memutar film ttg dampak pd mengidentifikasi dampak
menggunakan zat fisik & psikologis fisik & psikologis
 Mendapatkan penggunaan zat adiktif penggunaan zat adiktif
persetujuan mengenai  Menyediakan bahan bacaan  Belajar membandingkan
pemikiran yg ttg hal tsb secara nyata keuntungan &
mengganggu untuk  Mengadakan kelompok kecil kerugian menggunakan zat
menggunakan zat diskusi dg teman sebaya yg adiktif
sama menyalahgunakan zat  Belajar persetujuan scr verbal
yg telah lepas,kr pengalaman untuk menolak jika ada
yg tdk menyenangkan pemikiran yg mengganggu
 Membahas rencana untuk menggunakan zat
selanjutnya menolak adiktif
menggunakan zat bila
ditawarkan teman
Prinsip Rasional Tindakan keperawatan
 Perawat & klien bekerja  Memotivasi u/ merubah  Bahas dengan klien tingkah
sama dlm mendefinisikan adalah mengenalkan mas laku penyalahgunaan zat dan
mas & merencanakan untuk yang membingungkan resikonya.
tindakan klien.  Bantu klien u/
keperawatan  Klien harus bertanggung mengidentifikasi masalah
jawab dg tingkah laku. penyalahgunaan zat.
 Dorong klien agar mau
mengikuti u/ berpartisipasi dlm
program terapi.
 Dorong klien agar mau
mengutarakan hal-hal yg
menyebabkan
penyalahgunaan zat.
 Adakan kontrak persetujuan dg
klien.
 Bantu klien mengenal &
menggunakan koping yg sehat.
 Konsisten memberikan
dukungan.
Prinsip Rasional Tindakan keperawatan

 Detoksikasi dari  Prioritas utama dlm  Berikan : obat sesuai dg


ketergantungan fisik  intervensi kep adalah terapi detok.
bahaya & tdk nyaman menjaga keamanan klien.  Observasi kondisi
 Perawatan fisik observasi  Sindrom putus zat sindrom putus zat &
tanda vital, kejang, memotivasi klien u/ terus mencatat
makanan, keseimbangan menggunakan zat adiktif. kemungkinannya.
cairan.
Prinsip Rasional Tindakan keperawatan

 Dukungan dari individu  Pemakai zat tergantung &  Identifikasi & mengkaji
sbg pengganti mereka diisolasi o/ masy, sistem dukungan sosial.
ketergantungan zat. penggunaan zat u/  Sediakan dukungan dari
 Konfrontasi & dukungan meningkatkan kepercayaan orang-orang yg berarti.
teman sebaya lebih diri dlm pergaulan.  Berikan pendidikan kpd
diterima dari pada tenaga  Perilaku penyalahgunaan klien & orang yg berarti
profesi. zat diasingkan o/ klg ttg mas penyalahgunaan
 terisolasi. zat adiktif & sumber yg
 Sulit u/ manipulasi orang yg tersedia u/ mengatasi.
sebelumnya  Kirim klien pada
menyalahgunakazat. sumber-sumber yg tepat
 Sistem dukungan sosial hrs & memberikan
selalu tersedia sesuai dg dukungan sampai klien
waktu & kesediaan klien. ikut dl program.
Prinsip Rasional Tindakan keperawatan
 Alternatif pemecahan  Klien akan mengurangi/tdk bagi  Anjurkan klien u/ menggali
masalah yg mampu menggunakan zat u/ mengatasi cara alternatif pemecahan
dilakukan klien & cara yg stress dlm hidupnya. masalah pd stress & situasi yg
sehat u/ mengatasi  Menyediakan pengetahuan & menyulitkan.
stress/konflik yg dialami. praktek proses penyelesaian mas  Tolong klien u/
 Kegiatan yg disiapkan u/ yg tdk mengacau lingk. mengidentifikasi mas, rencana
bekal melanjutkan  Mendengarkan klien dg baik & pemecahan, pelaksanaan &
kehidupan merupakan memberikan umpan balik u/ terus evaluasi proses.
dukungan bagi klien agar mengekspresikan perasaan.  Bantu klien mengenal &
tdk menyalahgunakan zat.  Klien akan membutuhkan mengekpresikan dg cara yg
berbagai macam pengalaman dpt diterima.
tergantung kebutuhan secara  Ikut sertakan klien dlm
individual. kelompok teman sebaya.
 Ikut sertakan klien dlm
rehabilitasi, vokasional, Yan
Sos & sumber lain sesuai
E. Evaluasi.

1. Apakah klien mencapai kebutuhan fisik & harga diri secara alamiah? .
2. Apakah tingkah laku klien merefleksikan pengertian ttg adanya
hubungan antara stress dg kebutuhan u/ menggunakan zat ?
3. Apakah sumber koping klien adekuat ?
4. Apakah klien mengenal kecemasan & sadar akan perasaannya ?
5. Apakah klien menggunakan sumber koping yg adaptif ?
6. Apakah klien mempunyai alternatif u/ mengatasi stress/
kecemasannya ?
7. Apakah klien mampu secara periodik tetap tsdk menggunakan zat
adiktif ?

You might also like