Professional Documents
Culture Documents
KELUARGA
MODUL KOMPREHENSIF
KELOMPOK 1
SUBKELOMPOK 1
ANGGOTA
Fraktur patella terjadi karena otot kuadriseps berkonteraksi dengan hebat, misalnya pada saat
menekuk dengan keras. Penyebab lainnya adalah klien jatuh dan mengenai langsung tulang patella. (11)
2.1.3 Patofisiologi
1. Trauma Langsung
Disebabkan karena penderita jatuh dengan posisi lutut pleksi dimana patella terbentur
dengan lantai. Karena diatas patella terdapat subkutis dan kutis, sehingga dengan benturan tersebut
tulang patela mudah patah. Biasanya jenis patahnya stelata, dan biasanya jenis patah ini medial dan lateral
quadrisep expansion tidak ikut robek, hal ini menyebaabkan masih dapat melakukan ekstensi lutut melawan
grafitasi
Karena tarikan yang sangat kuat dan otot kuat bisep yang membentuk musculotendineous
melekat pada patella, sering terjadi pada penderita yang jatuh dengan tungkai bawah menyentuh tanah
terlebih dahulu dan otot kuat risep konteraksi secara keras untuk mempertahankan kesetabilan lutut.
Biasanya garis patahnya transversal avulse ujung atas atau ujung bawah dan patella
2.1.4 Tanda dan gejala
– Pembengkakan pada patella
– Nyeri
– Hilangnya fungsi
– Deformitas
– Krepitasi
– Perubahan warna lokal pada kulit
– Jika diraba ada ruang fragmen patella
– Didapatkan adanya cekungan dan klien tidak dapat melakukan ekstensi anggota gerak
bawah
•Non operatif
- Kemudian dilakukan imobilisasi dengan pemasangan gips dan pangkal paha sampai
pergelangan kaki. Posisi lutut dalam fleksi sedikit (5-10) dipertahankan 6 minggu.
•Operatif
- Pada fraktur transversal dilakukan reposisi, difiksasi dengan teknik tension band
wiring
- Bila jenis fraktur comminutiva dilakukan rekronstruksi fragmennya dengan K
wire, baru dilakukan tension band wiring
- Bila fragmen terlalu kecil sehingga tidak mungkin untuk dilakukan rekronstruksi,
dilakukan patellectomi (hal ini menimbulkan kelemahan quardrisep expansion)
BAB III
HASIL PBL
I. Hasil Kunjungan Puskesmas
A. Identitas pasien
Nama : Supeni
Alamat : Jl. Arjuna no.138 rt007/003 slerok, tegal timur
Taggal lahir : 21 Desember 1957
Umur : 61 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SD
Pekerjaan suami : serabutan
Tinggal bersama : suami
B. Hasil pemeriksaan di Puskesmas : -
• Anamnesis
• Keluhan Utama : Fraktur tungkai kanan bawah sejak Januari 2017
• Keluahan tambahan : Nyeri pada bagian fraktur patella tidak menjalar. Kebas di kedua
tangan dan kaki, pegal-pegal
• Riwayat penyakit sekarang : Pada tahun 2017 pasien mengendarai sepeda lalu ditabrak
oleh mobil dan pasien terjatuh, dengan bagian tungkai bawah kanan menyentuh aspal
terlebih dahulu, kepala tidak terkena. Setelah itu pasien mengeluh tidak bisa berjalan.
Pasien dibawa ke RS Tegal dan dilakukan rontgen, hasilnya tulang hancur dan
disarankan oleh dokter untuk di operasi tetapi pasien menolak dengan alasan tidak ada
yang menjaga. Pasien ke tukang urut sebanyak 3x tanpa kontrol ke dokter lagi. Dukun
urut memberikan osteocare dan koset. Pasien sudah bisa berdiri dengan bantuan kursi
roda sejak 3 minggu yang lalu. Tetapi belumm bisa berdiri dari posisi tidur, harus ada
yang membantu. Obat dan perawatan dibiayai oleh penabrak.
• Riwayat penyakit dahulu : Gatal-gatal dikarenakan pasien tidak mandi selama 1 bulan
• Riwayat obat : mengkonsumsi obat osteocare sampai sekarang (rekomendasi tukang
urut)
• Riwayat penyakit keluarga : -
• Riwayat perkawinan : harmonis
• Kegiatan sehari hari : hanya duduk, keluar didepan rumah menggunakan kursi roda
jam 8-11.
• Olahraga : -
• Pola makan : tidak teratur ( kapan mau saja), tidak memakan makanan yang tinggi
kalsium.
• Pekerjaaan : Ibu Rumah Tangga
• Keadaan lingkungan : padat
• Sanitasi : buruk
• Sifat kepribadian pasien : mudah bersosialisas
• Hubungan antar keluarga : hubungan dengan suami baik, jarang dikunjungi ke 2
anak (anak pertama tinggal di Cengkareng dan sudah berkeluarga sedangkan
anak kedua tinggal di Kalimantan). Ibu pasien sudah susah mengenali orang lain.
• Hubungan dengan orang lain : baik
• Kegiatan organisasi sosial : -
• Keadaan ekonomi : buruk
• Kepemilikan kartu jaminan kesehatan : BPJS tetapi dibuat di Tegal
• Pemeriksaan Fisik
• Keadaan Umum:
– Kesan sakit
– Kesadaran : compos mentis
– Cara berjalan : tidak dapat berjalan
– Cara duduk : aktif
– Cara berbicara: baik
– Postur tubuh : buruk
• Tanda vital:
– Tekanan darah :120/80 mmHg
– Nadi : 69x/menit
– Suhu : 36,3oC
– Pernapasan : 23x/menit
• Tinggi lutut : 56cm
• Kulit:
– Warna : Sawo matang
– Turgor : normal
– Tonus : normal
– Suhu perabaan : normal
– Keringat : (-)
– Kelembaban : (-)
• Kepala
– Wajah : Normal
– Mata : Normal
• THT : Normal
• Leher : Tidak terdapat pembesaran KGB.
• Ekstremitas:
– Range of Motion terbatas
– Tidak terdapat nyeri tekan
– Adanya krepitasi bada sendi lutut
• Diagnosis kerja :
• Suspek fraktur patella kanan yang didasari oleh anamnesis yang telah dilakukan
yaitu terdapat riwayat trauma yang menyatakan bahwa dari hasil rontgen tulang
hancur.
• Obesitas
II. HASIL KUNJUNGAN RUMAH
Senin, 23 April 2018 dan Rabu 25 April 2018 Tim melakukan observasi terhadap lingkungan sekitar,
dan rumah pasien sendiri, melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik sederhana kepada pasien.
a. Kondisi pasien saat ini (pada anamnensis dan PF)
b. Kondisi rumah pasien:
- Rumah pasien sempit tetapi bersih.
- Sirkulasi udara buruk dikarenakan udara masuk hanya melalui pintu dan tidak terdapat
ventilasi pada rumah.
- Penerangan pada rumah pasien kurang hanya memiliki satu lampu ditengah dan cahaya
matahari hanya melewati pintu.
- Kamar tidur, WC, dapur ada hanya pada satu ruangan saja tidak ada pembagian ruangan .
- Pasien BAB dengan menggunakan pispot karena tidak memiliki kloset.
- Air minum pasien adalah air galon dan air untuk mandi serta mencuci baju menggunakan air
tanah.
- Lingkungan rumah pasien padat
- Sanitasi kurang bersih
c. Denah Rumah
A. Analisis penilaian keluarga
• Dilihat dari hasil anamnesis Ny. Supeni telah melakukan pengobatan tetapi pasien tidak mengunjungi dokter
tetapi pasien mengunjungi tukang urut, lalu meminta untuk di rontgen. Selanjutnya kaki pasien di gips dan
pasien diberikan obat minum osteocare 1x sehari. Pasien telah mengunjungi tukang urut sebanyak 3 kali selama
pasien mengalami fraktur. Lalu tukang urut menganjurkan untuk menggunakan korset pada kaki pasien.
• Korset yang diberikan untuk kaki pasien tidak sesuai dengan indikasi.
• Saat pasien melakukan rontgen di RS dan bertemu dokter, dianjurkan
bahwa Ny. Supeni sebaiknya dilakukan operasi tetapi pasien tidak mau
melakukannya dengan alasan bila dioperasi tidak akan ada yang menjaga.
• Saat pasien pindah ke Jakarta, pasien tidak pernah berobat dan bertemu
dokter dikarenakan kondisi pasien dan tidak ada yang mengantar.
• Dari hasil anamnesis juga mengetahui bahwa Ny. Supeni mengalami nyeri
yang timbul tiba-tiba dan tidak menjalar. Tetapi nyeri dari pasien tidak
ditangani.
• Pada perjalanan penyakit Ny. Supeni hingga saat ini ialah sebelum Ny.
Supeni ditangani, pasien tidak dapat melakukan apapun sendiri karena
merasa belum mampu untuk melakukannya. Saat ini pasien sudah bisa
melakukan aktifitas contohnya mandi dapat dilakukan sendiri. Dan tungkai
kanan bawah sudah dapat menekuk. Lalu sekitar 3 minggu yang lalu Ny.
Supeni sudah dapat berdiri tetapi masih dibantu dengan berpegangan kursi
roda.
• BPJS yang dimiliki oleh pasien ialah BPJS yang dibuat di kota Tegal dan tidak
dapat digunakan di Jakarta. Bila pasien sudah membuat BPJS yang baru,
maka pasien dapat melakukan pengobatan dengan baik.
• Penatalaksanaan
• Nyeri
– Ibuprofen (dengan dosis 200mg-400mg setiap 4-6 jam)
– Naproxen (dengan dosis 500mg dan dosis lanjutan 250mg setiap 6-8 jam)
• Fraktur
– Pengobatan fraktur patela biasanya dengan reduksi terbuka dan fiksasi interna
pada patella
• Nonmedikamentosa
– Berjemur pada pagi hari kurang dari jam 9
– Mengurus BPJS dengan alamat Jakarta
– Hubungi kelurahan maupun kader agar kader dapat mengantarkan pasien ke RS
untuk menjalankan terapi yang dianjurkan oleh dokter
– Bila suami yang mengantar, minta kader untuk mencarikan orang yang menjaga
rumah pasien
– Kontrol rutin ke dokter
– Mengkonsumsi obat yang diresepkan oleh dokter bukan dari tukang urut
– Rontgen ulang untuk mengetahui bagaimana kondisi saat ini
– Bila terdapat indikasi tindakan operatif maka dilaksanakan
• Obesitas
– Berat badan dikontrol dengan menerapkan pola makan yang baik agar
mencapai BB ideal.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
• KESIMPULAN
• Berdasarkan data dan hasil wawancara yang diperoleh, dapat disimpulkan
bahwa Ny. Supeni mengalami suspek fraktur patella yang diakibatkan oleh
kecelakaan lalu lintas. Tatalaksana yang disarankan untuk Ny. Supeni ialah
latihan fisioterapi, makan makanan tinggi kalsium dan jam berjemur
dimajukan ke sebelum jam 9 pagi. Sedangkan untuk obesitas dapat
diterapkan pola makan yang baik dan dapat menurunkan berat badan
Sebelumnya pasien harus mengurus BPJS di Jakarta agar bisa menjalankan
fisioterapi maupun fasilitas kesehatan lainnya. Bila pasien dapat mengikuti
tatalaksana yang disarankan, maka prognosis dari keluhan yang dialami
oleh Ny. Supeni baik.
• Saran untuk Puskesmas • Saran untuk Pasien dan
• Membantu mengurus BPJS Keluarga
• Penyuluhan bila sakit maka pergi • Pola makan dijaga
ke dokter bukan ke tukang urut • Makan makanan tinggi kalsium
• Kader mengantar pasien menuju • Mandi dan bergani pakaian rutin
RS • Berjemur pada kurang dari jam 9
pagi
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
1. Mansjoer, A. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta : EGC.
2008.
2. American Academy of Orthopaedic Surgeons. Fractures (Broken Bones). American Academy of
Orthopaedic Surgeons; 2012. Available at : https://orthoinfo.aaos.org/en/diseases--
conditions/fractures-broken-bones/. Accessed April 25, 2018.
3. Pietrasik, T. Road Traffic Injuries. WHO; 2018. Available at :
http://www.who.int/en/news-room/fact-sheets/detail/road-traffic-injuries. Accessed April 25, 2018.
4. Dewi, DK. Analisis Praktik Klinik Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan Pada Pasien Fraktur
Femur dengan Hemiarthroplasty di Lantai 5 Bedah RSPAD Gatot Soebroto. Depok; Universitas Indonesia.
2014.
5. Remeika, Leah. Kneecap Pain. 2014. Available at :
http://www.chiropractic-help.com/Patello-Femoral-Pain-Syndrome.html. Accessed April 25, 2018.
6. Muttaqin, A. Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: EGC. 2008.
9. Whiteing, NL. Fractures: Pathophysiology, treatment and nursing care. Nursing Standart; 23 (2) 49-
57. RCN Publishing Company. 2008.
10. Ferry, Johnson, GA, Marietta. Anatomi and biomechanics. UK: 2014.
11. Hoppenfeld S, Murthy VL. Terapi dan rehabilitasi fraktur. New York: Lippinscott Williams & Wilkins.
2011.
• Lampiran 1 : Hasil dokumentasi
Tampak depan rumah Rumah tidak ada Kondisi kaki ibu Supeni
sekat