You are on page 1of 13

ASUHAN KEPERAWATAN

GAWAT DARURAT STROKE


(CVD)
Di susun oleh:
Anita indahniati
Asni astuti simanulang
Maesaroh
Noviyanti
zahrotunnisa
DEFINISI
CVD adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi
gangguan peredaran darah di otak yang menyebabkan
terjadinya kematian jaringan otak , sehinggan mengakibatkan
seseorang menderita kelumpuhan atau kematian.
(Fransisca B. Batticaca)

Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi


otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke
bagian otak sering ini adalah kulminasi penyakit
serebrovaskuler selama beberapa tahun.
(Smeltzer & Suzanne, 2002).
ETIOLOGI
Penyebab stroke menurut Arif Muttaqin (2008):

1. Thrombosis Cerebral
2. Haemorhagi
3. Hipoksia Umum
4. Hipoksia Setempat
PATHFLOW
MANIFESTASI KLINIS
Stroke akan meninggalkan gejala sisa karena fungsi otak tidak akan
membaik sepenuhnya.
1.Kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh (hemiparese atau hemiplegia).
2.Lumpuh pada salah satu sisi wajah anggota badan (biasanya
hemiparesis) yang timbul mendadak.
3.Tonus otot lemah atau kaku.
4.Menurun atau hilangnya rasa.
5.Gangguan lapang pandang “Homonimus Hemianopsia”.
6.Afasia (bicara tidak lancar atau kesulitan memahami ucapan).
7.Disartria (bicara pelo atau cadel).
8.Gangguan persepsi.
9.Gangguan status mental.
10.Vertigo, mual, muntah, atau nyeri kepala.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
1. Angiografi Serebral
2. Single Photon Emission Computed Tomography (SPECT).
3. CT scan
4. MRI (Magnetic Imaging Resonance)
5. EEG
6. Pemeriksaan laboratorium
PENANGANAN MEDIS DAN
KEPERAWATAN
Tujuan intervensi adalah berusaha menstabilkan tanda-tanda vital
dengan melakukan tindakan sebagai berikut:

 Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu lakukan pengisapan


lendir yang sering, oksigenasi, kalau perlu lakukan trakeostomi,
membantu pernafasan
 Mengendalikan tekanan darah berdasarkan kondisi pasien, termasuk
untuk usaha memperbaiki hipotensi dan hipertensi.
 Berusaha menentukan dan memperbaiki aritmia jantung.
 Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan
secepat mungkin pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan
dilakukan latihan-latihan gerak pasif
 Mengendalikan hipertensi dan menurunkan TIK dengan
meninggikan kepala 15-30 menghindari flexi dan rotasi kepala
yang berlebihan
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN KEGAWAT DARURATAN (A, B, C, D, E)
Identitas pasien
Pengkajian Primer
Pengkajian sekunder
DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan


dengan perdarahan intra cerebral
 Pola napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan
kesadaran.
 Resiko Aspirasi berhubungan dengan penurunan tingkat
kesadaran
 Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan
otot.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan
perdarahan intra cerebral
1. Kaji keadaan umum dan TTV
2. Berikan posisi kepala lebih tinggi 30º
3. Catat perubahan pasien dalam merespon stimulus
4. Anjurkan pasien bed rest total
5. Ciptakan lingkungan yang nyaman dan batasi pengunjung
6. Kolaborasi dengan dokter pemberian obat
LANJUTAN

• Pola napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan


kesadaran.
1. Kaji karakteristik pola nafas (frekuensi, kedalaman, irama)
2. Kaji adanya penggunaan otot bantu pernafasan
3. Berikan posisi kepala lebih tinggi 30º
4. Ajarkan relaksasi nafas dalam
5. Kolaborasi dengan dokter pemberian O2
Resiko Aspirasi berhubungan dengan penurunan tingkat kesadaran
1. Monitor tingkat kesadaran
2. Reflek batuk dan kemampuan menelan
3. Melihara jalan nafas
4. Lakukan saction bila diperlukan
5. Haluskan makanan yang akan diberikan
6. Haluskan obat sebelum pemberian

Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan otot


1. Kaji kemampuan pasien terhadap pergerakan
2. Ubah posisi pasien tiap 2 jam
3. Ajarkan pasien melakukan ROM aktif pada ekstremitas yang tidak
sakit dan ROM pasif pada ekstremitas yang sakit
4. Pasang side riil di kanan kiri tempat tidur pasien.
TERIMAKASIH
SEMOGA BERMANFAAT..

You might also like