You are on page 1of 23

Dyah Putri Rovita

01.211.6372

Pembimbing:
dr. Hj. Pasid Harlisa, Sp.KK
 Judul: Diagnosis and Treatment of Venous Ulcers
 Sumber : American Family Physician. April 15, 2010.
Volume 81, Number 8.
 Penulis :
 Lauren Collins, MD
 Samina Seraj, MD
 Ulkus vena, atau ulkus stasis terjadi pada 80% lebih pada
ekstremitas bawah (O’mearra dkk, 2008).

 Etiologi yang kurang umum untuk ulserasi ekstremitas


bawah adalah insufisiensi arteri; tekanan berkepanjangan;
neuropati diabetes; dan penyakit sistemik seperti
rheumatoid arthritis, vaskulitis, osteomyelitis, dan
keganasan kulit (de Araujo dkk, 2003)

 Ulkus vena sering berulang, dan ulkus terbuka dapat


bertahan lama. Komplikasi parah termasuk selulitis,
osteomyelitis, dan perubahan ke arah keganasan (Abadde
dkk, 2005).
 Prevalensi keseluruhan ulkus vena di Amerika Serikat
adalah sekitar 1% dari total penduduk (O’mearra dkk,
2008).

 Meskipun prevalensi keseluruhan relatif rendah, ulkus ini


meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas (Callam
dkk, 1997).

 Beban keuangan akibat ulkus vena diperkirakan $


2000000000 per tahun di Amerika (Etufugh dkk, 2007).
 Patofisiologi ulkus vena tidak sepenuhnya jelas.

 Inkompetensi vena dan terkait hipertensi vena diperkirakan menjadi


mekanisme utama untuk terbentuknya ulkus.

 Faktor-faktor yang dapat menyebabkan ketidakmampuan vena


meliputi: (Callam dkk, 1997)
 imobilitas;
 otot betis tidak efektif memompa;
 disfungsi katup vena dari trauma,
 adanya kelainan kongenital,
 trombosis vena, atau
 phlebitis.

 Selanjutnya, stasis vena kronis memicu kerusakan kapiler lanjut dan


aktivasi proses inflamasi (Callam dkk, 1997) .
 Perbedaan klinis dan temuan pemeriksaan fisik dapat membantu
membedakan ulkus vena dengan ulkus yang lain pada ekstremitas
bawah (de Araujo dkk, 2003).

 Diagnosis ulkus vena umumnya klinis; Namun, tes seperti Ankle


Brachial Indeks, ultrasonografi dupleks warna, plethysmography,
dan venography dapat membantu jika diagnosis kurang jelas
(Phillips dkk, 1998).
 Pada pemeriksaan fisik, ulkus vena umumnya tidak teratur
dan dangkal yang merupakan komplikasi dari dermatitis
stasis.

 Jaringan granulasi dan fibrin sering terdapat di dasar


ulkus.

 Temuan lainnya adalah disertai varises ekstremitas bawah;


edema; dermatitis terkait dengan hiperpigmentasi dan
hemosiderosis atau deposisi hemoglobin di kulit; dan
lipodermatosclerosis terkait dengan penebalan dan fibrosis
dari jaringan adiposa yang normal di bawah kulit.
 Skor keparahan klinis berdasarkan
sistem klasifikasi CEAP (clinical,
etiology, anatomy, and
pathophysiology)

 Skor keparahan tertinggi diterapkan


pada pasien dengan ulkus yang aktif,
kronis (Durasi lebih dari tiga bulan,
dan terutama lebih dari 12 bulan ),
dan besar (lebih besar dari 6 cm).

 Faktor prognostik yang buruk untuk


ulkus vena termasuk ukuran besar
dan durasi berkepanjangan
 Secara
umum, tujuan dari pengobatan adalah
untuk mengurangi edema, meningkatkan
penyembuhan ulkus, dan mencegah
kekambuhan.

 Pilihan pengobatan meliputi:


 manajemen konservatif,
 mekanik,
 obat-obatan, dan
 pilihan bedah.
 Terapi Kompresi
 Inelastic
 Elastic
 Intermittent Pneumatic
Compression
 Elevasi kaki
Elevasi kaki dengan
mengangkat ekstremitas
bawah di atas tingkat
jantung dengan tujuan
mengurangi edema,
meningkatkan mikrosirkulasi
dan pengiriman oksigen, dan
penyembuhan ulkus.
Pelaksanaan elevasi selama
30 menit 3-4 jam sehari.
 Dressing
Dressing yang sering
digunakan dalam kompresi
perban untuk penyembuhan
lebih cepat dan mencegah
perlekatan dari perban untuk
ulkus. Dressing yang tersedia:
hydrocolloids (misalnya,
Duoderm), busa, hidrogel,
pasta, dan nonadherent
sederhana dressings.
 Tekanan Negatif Topikal
Tekanan negatif topikal, juga disebut penutupan dibantu
vakum, telah terbukti untuk membantu mengurangi
kedalaman luka dan volume dibandingkan dengan gel
hidrokoloid dan kasa rejimen untuk luka.
 Pentoxifylline
 Aspirin
 Prostasiklin iloprost
 Zinc
 Antibiotik topikal dan antiseptik
Terapi oksigen hiperbarik diusulkan sebagai terapi tambahan
untuk penyembuhan luka kronis karena potensi anti-inflamasi
dan efek antibakteri, dan manfaatnya dalam penyembuhan
ulkus diabetik. Namun, data yang mendukung penggunaannya
untuk ulkus vena terbatas.
 Pengangkatan jaringan nekrotik melalui debridement telah lama digunakan
pada luka untuk meningkatkan penyembuhan.

 Pencangkokan kulit manusia dapat digunakan untuk pasien dengan ukuran


ulkus besar atau ulkus vena refrakter.

 Pilihan bedah untuk perawatan insufisiensi vena termasuk ablasi vena


saphena; gangguan perforantes vena dengan endoskopi subfasia operasi;
pengobatan vena obstruksi iliac dengan stenting; dan penghilangan vena
superfisial yang tidak kompeten dengan phlebectomy, pengupasan,
sclerotherapy, atau laser yang therapy.
(de Araujo dkk, 2003)
CRITICAL APPRAISAL

JUDUL:
DIAGNOSIS AND TREATMENT OF VENOUS ULCERS

• Judul sesuai ketentuan <12 kata


• Tidak Ada kalimat yang disingkat, dan
• Mewakili isi penelitian
 Pembaca dapat menentukan diagnosis ulkus
vena & mengetahui berbagai macam terapi
yang bisa digunakan untuk pengobatan ulkus
vena.
 Penelitian
yang dilakukan oleh peneliti
adalah penelitian deskriptif.

You might also like