You are on page 1of 43

KELOMPOK 2

KEPERAWATAN GERONTIK

ARI REMARA NUR’ULUM


DEVI RAHMAWATI
FATMA FADILLAH CAHYANI
JAJANG ROHIMAT
RISNA RATNASARI
Pen
ger
t an
dim
e nsia

Demensia dapat diartikan sebagai gangguan


kognitif dan memori yang dapat mempengaruhi
aktifitas sehari-hari. Penderita demensia
seringkali menunjukkan beberapa gangguan dan
perubahan pada tingkah laku harian (behavioral
symptom) yang mengganggu (disruptive) ataupun
tidak menganggu (non-disruptive) (Volicer, L.,
Hurley, A.C., Mahoney, E. 1998).
Etologi Demensia

Disebutkan dalam sebuah literatur bahwa penyakit yang dapat


menyebabkan timbulnya gejala demensia ada sejumlah tujuh
puluh lima. Beberapa penyakit dapat disembuhkan sementara
sebagian besar tidak dapat disembuhkan (Mace, N.L. & Rabins,
P.V. 2006). Sebagian besar peneliti dalam risetnya sepakat
bahwa penyebab utama dari gejala demensia adalah penyakit
Alzheimer, penyakit vascular (pembuluh darah), demensia Lewy
body, demensia frontotemporal dan sepuluh persen
diantaranya disebabkan oleh penyakit lain.
A. PENGKAJIAN
Identitas Klien

a. Nama : Ny. S
b. Umur : 85 tahun
c. Alamat : Jl Asrama Basis
RT 05 RW 14 No. 23
d. Pendidikan : SD
e. Jenis kelamin: Perempuan
f. Suku : Ambon/Indonesia
g. Agama : Kristen
h. Status perkawinan : Janda
i. Tanggal pengkajian: 5 September
2018
2. STATUS/RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI

a. Keluhan utama
• Mudah lupa

Riwayat penyakit sekarang

• Klien mengatakan mudah lupa, lupa sering terjadi saat bangun


tidur dan berkurang jika berkomunikasi dengan oranglain. Klien
sering mengalami lupa jangka pendek, yaitu kejadian sehari-
hari yang baru saja terjadi. Lupa dialami lebih dari 5x.
RIWAYAT KESEHATAN DAHULU

Klien mengatakan pernah mengalami


kecelakaan tertabrak motor dan ada luka di
kepala setelah itu oleh keluarga di bawa ke
RS Dustira lalu klien dilakukan tindakan jahit
luka dan menyebabkan klien mengalami
kemunduran fungsi memori. Klien
mengatakan apabila sakit berobat ke klinik.
Tinjauan Sistem

a. Tanda-tanda vital dan Keadaan Umum


Penampilan : Klien tampak membungkuk saat berjalan
Kesadaran : Compos Mentis (15)
GCS : E: 4 (dapat membuka secara spontan)
M: 6 (mengikuti perintah)
V: 5 (tidak terdapat disorientasi,dapat
berkomunikasi Dengan baik)

b. Tanda-Tanda Vital
Antropometri : TD : 130/80 mmHg
(1) TB : 160 cm N : 84x/menit
(2) BB : 50 Kg RR : 24x/menit
S : 36,7°C
(3) IMT : BB = 50 = 19,5 (Status gizi normal)
(TB)2 (2,56)
• Warna kulit putih, warna tampak kulit
merata pada seluruh tubuh, kuku tampak
bersih, keadaan kulit kepala tampak
bersih,akral teraba hangat, turgor kulit
Sistem normal kembali dalam waktu kurang dari 2
integumen detik, kulit teraba tipis kering dan keriput,
struktur tulang kelihatan pada kulit yang
tipis, Kulit kepala halus dan statis

• Lingkar kepala normosepal (55 cm) ,


Tidak ada kutu, adanya luka bekas
jahitan,Tidak lengket,Tidak adanya
Kepala perubahan bentuk tengkorak, Tidak ada
nyeri saat ditekan,tidak ada keluhan
e. MATA
Mata tampak simetris dimana kantus mata sejajar
dengan pina,Penutupan dan pembukaannya tampak
seimbang kanan dan kiri,Alis mata tampak
simetris,Distribusi alis tampak merata,Kelopak mata
tampak normal (tidak ada ptosis, tampak adanya
kantung mata),Konjuntiva tampak merah muda,Skelra
tampak putih porselen,Bulu mata tampak ekstropion,
distribusinya bulu mata tampak merata.

f. Telinga
Telinga tampak simetris dimana pina sejajar
dengan kantus mata, adanya serumen, tidak
adanya nyeri tekan, klien mengatakan fungsi
pendengarannya menurun.
g. MULUT DAN TENGGOROKAN
.
Mulut tampak simetris, Warna bibir tampak merah muda tidak
ada sianosis, Mulut tampak bersih, Tidak tampak stomatitis,
Gigi berwarna putih tulang berjumlah 30 . Tidak tampak karies.
Gusi tampak berwarna merah muda. Tidak tampak stomatitis
ataupun pendarahan, Lidah ditengah, merah muda bersih,
Ovula bergetar saat bilang “aaa” (normal). Tonsil T1. Palatum
tampak berwarna merah muda. Dimana palatum durum dan
palatum mole menyatu, tidak tampak stomatitis. Indera
pengecapan klien baik terbukti saat pemeriksaan pasien dapat
menyebutkan rasa manis dan asin.

h. LEHER
Posisi trakea tampak berada di tengah, tidak tampak
deviase trakea, tidak adanya luka,Tidak adanya pembesaran
kelenjar limfe terbukti dengan pasien an kelenjar tiroid,Reflek
menelan baik (nervus X vagus baik),ROM baik (bisa menegok ke
kanan dan ke kiri, menengadah, menunduk),Kekuatan otot 5
(utuh) terbukti dengan pasien mampu melawan tahanan dari
perawat
i. PAYUDARA
Payudara tampak simetris, tidak adanya massa/benjolan pada payudara pada
saat dilakukan pemeriksaan, aerola mamae tampak normal berada di tengah
serta menonjol keluar.

j. SISTEM PERNAFASAN
Bentuk hidung tampak simetris ditandai dengan letak septum nasal berada ditengah, mukosa hidung
tampak lembab, tidak tampak sekret, distribusi rambut hidung tampak merata, tidak tampak polip,
tidak tampak pernafasan cuping hidung, kepatenan jalan nafas baik terbukti tissue bergerak saat
salah satu lubang hidung pasien ditutup, tidak ada nyeri tekan pada sinus frontalis dan sinus
maksilaris, ukuran lingkar kepala 55 cm, bentuk dada simetris, taktil premitus getarannya sama antara
dada kanan dan dada kiri, ekspansi paru mengembang dengan seimbang antara kiri dan kanan, tidak
terlihat adanya penggunaan otot bantu pernafasan, pada pemeriksaan auskultasi bunyi nafas trakeal
di dengar di bagian atas trakea pada leher terdengar inspirasi sama dengan ekspirasi, bunyi bronkhial
di dengar di bagian manubrium sterni terdengar ekspirasi lebih panjang dari pada inspirasi, bunyi
bronkovesikuler di dengar dibagian ICS 1 atau 2 terdengar inspirasi sama dengan ekspirasi, dan di
alveolus terdengar alveolar dengan ekspirasi lebih pendek dari inspirasi, tidak terdapat bunyi nafas
tambahan seperti ronchi atau whezing, irama pernafasan reguler, pada saat perkusi area kanan paru
ICS 1-6 terdengar resonan, area paru kiri terdengar suara resonan pada ICS 1-2.
K. SISTEM KARDIOVASKULER
Capillary Refill Time (CRT) normal kembali dalam 2 detik, kulit tidak sianosis, tidak
terdapat peningkatan vena jugularis, tidak tampak adanya clubbing finger, tidak terdapat
edema pada ekstremitas atas dan ekstremitas bawah, tidak terdapat pembesaran
jantung, teraba denyut nadi di iktus kordis dan di nadi radialis teraba sama, bunyi
jantung S1 dan S2 murni reguler, tidak terdapat bunyi tambahan seperti galop dan
murmur, bunyi jantung dullnes (pekak) pada saat di perkusi di ICS 3-5 dada kiri, arteri
radialis teraba normal, denyut nadi teraba dan denyut nadi disemua arteri sama, irama
nadi teratur, isi nadi cukup tidak pulsus magnus dan pulsus pervus.

L. SISTEM GASTROINTESTINAL
Frekuensi bisisng usus 8 x/menit, tidak ada nyeri tekan, tidak adanya
pembesaran hepar, pankreas dan ginjal, tidak dilakukan pemeriksaan anus,
namun pasien mengatakan tidak ada masalah atau keluhan pada sistem
pencernaannya.

M. SISTEM PERKEMIHAN
Letak uretra normal berada di tengah, tidak terdapat pembengkakan ginjal
baik kanan maupun kiri, tidak ada nyeri tekan pada saat dilakukan palpasi
ginjal, tidak terdapat nyeri pada saat dilakukan perkusi ginjal, tidak teraba
adanya distensi kandung kemih
N. SISTEM GENITOREPRODUKSI
Tidak dilakukan pemeriksaan genetalia, namun pasien
mengatakan tidak ada masalah dan keluhan pada
genetalia, terdapat rambut di area genetalia.

O. SISTEM MUSKULOSKELETAL
Punggung : Bentuk tulang punggung normal

Ekstremitas atas
Bentuk simetris, tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat edema,
akrar hangat, jumlah jari tangan lengkap 10 jari, 5 jari kanan dan 5
jari kiri, tangan pasien dapat melakukan mobilisasi dengan bebas
untuk melakukan gerakan aktif atau pasif (fleksi, ekstensi,
abduksi, adduksi, rotasi, pronasi, supinasi), kekuatan otot 5

Ekstremitas bawah
Bentuk simetris, tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat
edema dan varises, jumlah jari lengkap 10 jari, 5 jari kanan
dan 5 jari kiri, ambulasi klien tampak berkurang dikarenakan
mengeluh nyeri sendi, kekuatan otot 5 5
Saraf kranial

Nervus III Nervus V (trigeminus)


(okulomotoris), IV • Pasien dapat
(Trochlearis), VI mengunyah dengan
(Abdusen) baik, pasien dapat
menggerakan
• Pasien mampu rahangnya kebelakang,
menggerakan bola matanya
ke 8 arah mata angin, pupil
depan, samping kiri dan
miosis pada saat terkena kanan. Pasien dapat
cahaya, bentuk pupil isokor. merasakan sensori di
kedua pipi, dahi, hidung
dan dagu.
Nervus VIII (auditorius)
Fungsi pendengaran pasien kurang baik terbukti
Nervus VII (fasialis) pasien dapat menjawab setiap pertanyaan
Pasien dapat mengangkat alis mata dengan simetris, perawat tetapi perawat harus mengulang
pasien dapat megerutkan dahinya, pasien dapat pertanyaannya. Test rinne baik karena hantaran
mengembungkan pipinya, dan menunjukan giginya udara lebih panjang dari pada hantaran tulang,
dengan senyum yang simetris antara kiri dan kanan. test webber baik karena hantaran telinga kanan
Pasien dapat membedakan rasa manis dan asin di dan kiri seimbang, tidak ada lateralisasi bunyi di
2/3 posterior lidah. telinga kanan atau telinga kiri dan swabach kurang
baik terbukti dengan klien tampak kurang
mendegar suara getaran garputala

Nervus IX (glosofaringeus)
Nervus X (vagus)
Tidak dilakukan pemeriksaan rasa
pahit di 1/3 posterior lidah, Reflek menelan baik, ovula berada
terdapat reflek muntah saat lidah ditengah dan dapat bergetar ketika
ditekan dengan menggunakan pasien berkata “aaaaa”.
tongue spatel.
Pergerakan kepala dan Gerakan lidah normal, Tidak teraba adanya

Nervus XI (assesorius)

Nervus XII (hipoglosus)

Sistem endokrin
bahu normal, pasien pasien dapat pembesaran kelenjar
dapat menahan menggerakan lidah tyroid, tidak ada nyeri
tekanan saat menoleh kesegala arah pada kelenjar tyroid.
kesamping kanan dan Wajah berbentuk oval
kiri, pasien dapat (tidak moonface),
mengangkat atau tangan dan kaki pasien
menggerakan bahu tidak ada tanda-tanda
kanan dan kiri, pasien akromegali. Tidak
dapat melakukan rotasi teraba pembesaran
kepala. pankreas, tidak ada
tanda-tanda trias poli
khas diabetes melitus
Emosional
Klien tidak mengalami sukar
tidur, klien tidak pernah
merasa gelisah tiap kali ada
masalah, klien tidak merasa
murung ataupun menangis
sendirian, dan klien tidak
merasa khawatir atau Spiritual
Psikososial waswas. Klien mengatakan
Klien mengatakan beragama Kristen. Untuk
bersosialisasi dengan memenuhi kebutuhan
baik, sering berinteraksi spiritual yang dilakukan
dengan tetangga sekitar yaitu pastor
rumah mengunjungi ke rumah
klien 3 bulan sekali.

PENGKAJIAN
PSIKOSOSIAL
DAN
SPIRITUAL
7. PENGKAJIAN FUNGSIONAL

Klien sebagian dibantu makan dan


mandi, BAB, BAK, berpakaian, berpindah
secara mandiri.
Interpretasi : kategori C
10. PENGKAJIAN TINGKAT KEMANDIRIAN
NO KRITERIA DENGAN MANDIRI KETERANGAN
BANTUAN
1 MAKAN 5 Frekuensi: 4x sehari
Jumlah : 1 porsi
Jenis : Nasi , buah, lauk pauk,
sayur.
2 MINUM 10 Frekuensi : 6-7x sehari
Jumlah : 2 L
Jenis : Air putih
3 BERPINDAH DARI KURSI KE 15
TEMPAT TIDUR,
SEBALIKNYA
4 PERSONAL TOILET ( CUCI 5 Frekuensi : gosok gigi 2x sehari
MUKA, MENYISIR
RAMBUT, GOSOK GIGI)
5 KELUAR MASUK TOILET 5
(MENCUCI PAKAIAN,
MENYEKA TUBUH,
MENYIRAM)
NO KRITERIA DENGAN BANTUAN MANDIRI KETERANGAN
6 MANDI 15 FREKUENSI : 2 kali /
hari
7 JALAN DI 5
PERMUKAAN DATAR
8 NAIK TURUN 5 Modifikasi
TANGGA lingkungan
NO KRITERIA DENGAN MANDIRI KETERANGAN
BANTUAN

9 MENGENAKAN PAKAIAN 10
10 KONTROL BOWEL (BAB) 10 FREKUENSI : 1 kali / hari
KONSISTENSI : lembek

11 KONTROL BLADER (BAK) 10 FREKUENSI : 5-6 kali / hari


WARNA : kuning jernih

12 OLAHRAGA/LATIHAN 10 Tidak pernah

13 REKREASI/PEMANFAATAN WAKTU 10 Jenis : jalan-jalan, menonton tv

Hasil : 105 (Ketergantungan Sebagian)


10. STATUS MENTAL
BENAR SALAH NO PERTANYAAN
X 01 TANGGAL BERAPA HARI INI?
X 02 HARI APA SEKARANG INI?
 03 APA NAMA TEMPAT INI?
 04 DIMANA ALAMAT ANDA?
X 05 BERAPA UMUR ANDA?
 06 KAPAN ANDA LAHIR?
X 07 KAPAN PRESIDEN INDONESIA SEKARANG?
X 08 KAPAN PRESIDEN INDONESIA SEBELUMNYA?
 09 SIAPA NAMA IBU ANDA?
X 10 KURANGI 3 DARI 20 DAN TETAP PENGURANGAN 3 DARI SETIAP
ANGKA BARU, SEMUA SECARA MENURUN
∑ 4 ∑ 6
SCORE TOTAL :
4

KERUSAKAN INTELEKTUAL SEDANG


11. PENGKAJIAN ASPEK KOGNITIF PADA FUNGSI MENTAL DENGAN
MENGGUNAKAN MMSE (MINI MENTAL STATUS EXAM)
ASPEK NILAI
NO NILAI KLIEN KRITERIA
KOGNITIF MAKS
1 ORIENTASI 5 2 MENYEBUTKAN DENGAN BENAR :
 TAHUN
 MUSIM 
 TANGGAL
 HARI 
 BULAN

ORIENTASI 5 5 DIMANA KITA SEKARANG BERADA


 NEGARA INDONESIA 
 PROVINSI JAWABARAT 
 KOTA 
 PSTW 
 WISMA 
NILAI
NO ASPEK KOGNITIF NILAI MAKS KRITERIA
KLIEN
2 REGISTRASI 3 3 SEBUTKAN NAMA 3 OBJEK (OLEH PEMERIKSA) 1 DETIK
UNTUK MENGATAKAN MASING-MASING OBJEK.
KEMUDIAN TANYAKAN KEPADA KLIEN KETIGA OBJEK TADI.
(UNTUK DISEBUTKAN)
 OBJEK KERTAS 
 OBJEK PULPEN 
 OBJEK PENSIL 
3 PERHATIAN DAN 5 1 MINTA KLIEN UNTUK MULAI DARI ANGKA 100 KEMUDIAN
KALKULASI DIKURANGI 7 SAMPAI 5 TINGKAT
 93 
 86
 79
 72
 65
4 MENGINGAT 3 1 MINTA KLIEN UNTUK MENYEBUTKAN KEMBALI KETIGA
OBJEK NO 2 (REGISTRASI). BILA BENAR 1 POINT MASING-
MASING OBJEK
NO ASPEK KOGNITIF NILAI MAKS NILAI KLIEN KRITERIA
5 BAHASA 9 9 TUNJUKAN SATU BENDA DAN TANYAKAN NAMANYA
PADA KLIEN
 Sendok 
 Piring 
 Kacamata 
MINTA KLIEN UNTUK MENGULANG KATA BERIKUT :
“TAKADA JIKA,DAN, ATAU TETAPI” (DAPAT DIGANTI
DENGAN BAHASA DAERAH KLIEN), BILA BENAR NILAI 1
POIN : Benar 1 Kata Tak Ada 
 BENAR 2 KATA TAK ADA, TETAPI
MINTA KLIEN UNTUK MENGIKUTI 3 LANGKAH
PERINTAH BERIKUT
 AMBIL KERTAS DAN PEGANG 
 LIPAT DUA
 LETAKAN DIATAS MEJA
MINTA KLIEN UNTUK MENGIKUTI PERINTAH BERIKUT
(BILA BENAR DAPAT NILAI 1 POINT)
 TUTUP MATA 
 TULISKAN 1 KALIMAT
 SALIN GAMBAR
TOTAL NILAI 18
Interpretasi Hasil :
• Nilai total 18 dengan interpretasi Kerusakan Aspek Fungsi
Mental Ringan. Yang terdiri dari : orientasi 2, orientasi 5,
regristasi 3, perhatian dan kalkulasi 1, mengingat 1, bahasa
6.
12. PENGKAJIAN KESEIMBANGAN

GERAKAN TIDAK (0) YA (1)

Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan 


1. Bangun dari duduk dengan satu kali
gerakan, tetapi mendorong badan ke atas
dengan tangan atau bergeser bagian depan
kursi terlebih dahulu dan atau tdak stabil
pada saat pertama berdiri.

2. Duduk dengan menjatuhkan diri kekursi 


atau tdak duduk ditengah kursi

3. Klien menggerakan kaki, memegang obyek 


untuk dukungan atau kaki tdak menyentuh
sisi-sisinya
4. Sama dengan no.3 (periksa kepercayaan klien 
dalam input penglihatan untuk
keseimbangannya dengan mata terbuka)

5. Menggerakan kaki, menggenggam obyek 


untuk dukungan, kaki tdak menyentuh sisi-
sisinya, keluhan vertgo, pusing, atau
sempoyongan

6. Tidak mampu menggapai sesuatu dengan 


bahu fleksi penuh sambil berdiri pada ujung-
ujung jari kaki, tdak stabil, memegang sesuatu
untuk dukungan
7. Tidak mampu membungkuk untuk mengambil 
obyek kecil (pensil) dari lantai, memegang obyek,
atau memerlukan berbagai usaha pada saat akan
kembali berdiri.

Komponen gaya atau gerakan berjalan 


1. Minta klien berjalan ke tempat yang telah di
tentukan.
Ragu-ragu, tersandung, memegang obyek
untuk dukungan

2. Ketnggian langkah kaki 


Kaki tdak terangkat dari lantai secara
konsisten (menggeser atau menyeret kaki),
atau mengangkat kaki terlalu tnggi (>5 cm)
3. Kontnuitas langkah kaki 
Setelah langkah awal, langkah tdak
konsisten, mulai mengangkat satu kaki
sementara kaki yang lain menyentuh laintai
4. Kesimetrisan langkah 
Tidak berjalan dengan garis lurus, bergoyang
dari satu sisi ke sisi lain

5. Berbalik 
Berhent sebelum memulai berbalik,
sempoyongan, bergoyang-goyang,
memegang obyek untuk dukungan
Nilai Total 2 10
Interpretasi : resiko jatuh sedang (6-10)
APGAR KELUARGA
ASPEK YANG DINILAI NILAI
2 1 0
1. Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga/teman-teman
(adapton) 
2. Saya puas bahwa keluarga/teman-teman membicarakan sesuatu 
dengan saya (partnership)
3. Saya puas bahwa keluarga/teman-teman mendukung keinginan

saya (growth)
4. Saya puas bahwa keluarga/teman-teman saya mengekspresikan dan

berespon terhadap emosi saya (affecton)
5. Saya puas bahwa keluarga/teman-teman saya dan saya
menyediakan waktu bersama (resolve)
Penilaian 
Score 5 (Disfungsi keluarga sedang)
ANALISA DATA
Data Etologi Masalah
DS :  Factor genetic Konfusi Kronik
 Klien mengatakan mengeluh sering lupa  Infeksi virus
 Lingkungan
DO : Imunologi

 Saat dilakukan pemeriksaan menggunakan status  Trauma
mental hasilnya salah 6 (Kerusakan Intelektual  Kelainan neurotransmitter

Sedang)
Penurunan metabolism aliran darah di korteks perietalis
 Saat dilakukan pemeriksaan menggunakan MMSE ↓
nilai total 18. Degenerasi neuron koligenik

Hilangnya serat-serat koligenik dikorteks cerebellum

Penurunan sel neuron kolgenik yang berproyeksi kehipotalamus dan amiglada

Kelainan neurotransmitter

Asetikolin menurun

Alzhaimer

Penurunan daya ingat perubahan intelektual, gangguan memori, gangguan fungsi
bahasa, gangguan kognitif, perubahan prilaku, kehilangan fungsi neurologis/tonus
otot

 Kehilangan kemampuan menyelesaikan masalah
 Perubahan kemampuan mengawasi keadaan kompleks dan berfikir abstrak
 Emosi labil, pelupa, apatis, loss deep

Konfusi Kronik

(Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma, 2015)


DS : Degenerasi tulang-tulang pendengaran Hambatan Interaksi
 Klien mengatakan bagian dalam Sosial
pendengarannya menurun ↓
 Keluarga klien mengatakan Hilangnya sel-sel rambut pada basal
berbicara dengan klien kokhlea
harus keras ↓
DO : Gangguan neuron kokhlea
 Fungsi pendengaran pasien ↓
kurang baik terbukt pasien Fungsi pendengaran menurun
dapat menjawab setap ↓
pertanyaan perawat tetapi Pendengaran terhadap kata-kata/rangsang
perawat harus mengulang suara menurun
pertanyaannya. ↓
 Pada saat pemeriksaan Gangguan komunikasi verbal
swabach klien tampak tdak ↓
terlalu mendengar Hambatan Interaksi Sosial

(Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma,


2015)
DS : Usia lanjut Resiko Jatuh
 Keluarga klien mengatakan apabila ↓
↓Aktfitas fisik
berjalan dari tempat tnggi ke yang ↓
lebih rendah atau sebaliknya harus Gangguan fungsi osteoblast
dibantu ↓
↓resorpsi tulang
DO :

 Saat dilakukan pemeriksaan Osteoporosis
fungsional klien masuk pada ↓
Ganguan keseimbangan, penurunan aktvitas dan
kategori C
kekuatan otot
 Saat dilakukan pemeriksaan barthel ↓
indeks hasilnya 105 (ketergantungan Resiko Jatuh
sebagian)
(Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma, 2015)
 Saat dilakukan pemeriksaan
perubahan posisi atau gerakan
keseimbangan hasilnya resiko jatuh
sedang (6-10)
C. Diagnosa Keperawatan Prioritas
1. Konfusi kronik berhubungan dengan penyakit Alzheimer
• Definisi:
Perburukan kecerdasan dan kepribadian yang irreversible,
jangka panjang, dan atau progresif serta di tandai dengan
penurunan kemampuan menginterpretasikan stimulus lingkungan
penurunan kapasitas proses pikir intelektual, dan di
manifestasikan dengan gangguan memori orientasi dan perilaku.
Domain 5 Persepsi/Kognisi
Kelas 4 Kognisi
(Herdman, T. Heather. dkk, 2017)
2. Hambatan interaksi sosial berhubungan dengan kendala komunikasi
(kurang pendengaran)
Definisi:
Kurang atau kelebihan kuantitas, atau tidak efektif kualitas pertukaran
sosialnya
Domain 7 Hubungan Peran
Kelas 3 Performa Peran
(Herdman, T. Heather. dkk, 2017)

3. Risiko jatuh
Definisi:
Rentan terhadap peningkatan risiko jatuh yang dapat menyebabkan bahaya
fisik dan gangguan kesehatan
Domain 11 Keamanan, Perlindungan
Kelas 2 Cedera Fisik
(Herdman, T. Heather. dkk, 2017)
INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Konfusi kronik berhubungan dengan penyakit Alzheimer


2. Hambatan Interaksi Sosial Berhubungan Dengan Kendala Komunikasi (Kurang
Pendengaran)
3. RESIKO JATUH
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
PENUTUP
Kesimpulan
Demensia dapat diartikan sebagai gangguan kognitif dan
memori yang dapat mempengaruhi aktifitas sehari-hari. Penderita
demensia seringkali menunjukkan beberapa gangguan dan
perubahan pada tingkah laku harian. Gejala awal gangguan ini
adalah lupa akan peristiwa yang baru saja terjadi, tetapi bisa juga
bermula sebagai depresi, ketakutan, kecemasan, penurunan
emosi atau perubahan kepribadian lainnya. Status kesehatan pada
lansia yang dikaji secara komprehensif, akurat, dan sistematis.
TERIMAKASIH TEMAN-TEMAN 

You might also like