You are on page 1of 24

ASUHAN KEPERAWATAN VENTRICULAR SEPTAL DEFECT

Nama kelompok 4 :
1. Dewi Nur Oktaviani (108116039)
2. Ahmad Fatoni (108116050)
3. Mirna (108116052)
4. Anis Isfatun Khoiriyyah (108116055)
5. Desy Nur Annisa (108116059)
6. Ayu Safitri (108116063)
7. Novan Gumregah (108116064)
8. Ni’matul Koeriyah (108116066)
Definisi
VSD (Ventricural Septal Defect) atau Defek Septum Ventrikel adalah
suatu keadaan abnormal jantung berupa adanya pembukaan antara ventrikel kiri
dan ventrikel kanan . (Rita&Suriadi, 2001)

VSD adalah adanya hubungan (lubang) abnormal pada sekat yang


memisahkan ventrikel kanan dan ventrikel kiri. (Heni et al , 2001; Webb GD et
al, 2011; Prema R, 2013; AHA, 2014).

Jadi VSD merupakan kelainan jantung bawaan (kongenital) berupa


terdapatnya lubang pada septum interventrikuler yang menyebabkan adanya
hubungan aliran darah antara ventrikel kanan dan kiri.
Faktor genetic (faktor endogen)
◦ Anak yang lahir sebelumnya menderita PJB
◦ Ayah/ibu menderita PJB
◦ Kelainan kromosom misalnya sindrom down
◦ Lahir dengan kelainan bawaan yang lain

Kelainan ini umumnya congenital, tetapi dapat pula terjadi karena


trauma. Kelainan VSD ini sering bersama-sama dengan kelainan lain
misalnya trunkus arteriosus, Tetralogi Fallot.
Etiologi
Faktor prenatal (faktor eksogen) Faktor genetic (faktor endogen)
1. Ibu menderita penyakit infeksi : 1. Anak yang lahir sebelumnya
Rubela menderita PJB
2. Ibu alkoholisme 2. Ayah/ibu menderita PJB
3. Umur ibu lebih dari 40 tahun 3. Kelainan kromosom misalnya
sindrom down
4. Ibu menderita penyakit DM yang
memerlukan insulin 4. Lahir dengan kelainan bawaan yang
lain
5. Ibu meminum obat-obatan penenang
Manifestasi Klinis
Tanda gejala umum :
1. Murmur
2. Dipsnea (sesak napas)
3. Anoreksia
4. Takipnea (napas cepat)
5. Ujung-ujung jari hiperemik dan diameter dada bertambah
6. Pada anak yang kurus terlihat impuls jantung yang hiperdinamik
Menurut ukurannya VSD dapat dibagi menjadi:
1. VSD kecil
◦ Biasanya asimptomatik
◦ Defek kecil 1-5 mm
◦ Tidak ada gangguan tumbuh kembang
◦ Bunyi jantung normal, kadang ditemukan bising peristaltic yang menjalar ke seluruh
tubuh pericardium dan berakhir pada waktu distolik karena terjadi penutupan VSD
◦ EKG dalam batas normal atau terdapat sedikit peningkatan aktivitas ventrikel kiri
◦ Radiology: ukuran jantung normal, vaskularisasi paru normal atau sedikit meningkat
◦ Menutup secara spontan pada umur 3 tahun
2. VSD sedang
◦ Sering terjadi symptom pada bayi
◦ Sesak napas pada waktu aktivitas terutama waktu minum, memerlukan waktu lebih lama untuk makan
dan minum, sering tidak mampu menghabiskan makanan dan minumannya
◦ Defek 5- 10 mm
◦ BB sukar naik sehingga tumbuh kembang terganggu
◦ Mudah menderita infeksi
◦ Takipneu
◦ Retraksi bentuk dada normal
◦ EKG: terdapat peningkatan aktivitas ventrikel kiri maupun kanan, tetapi kiri lebih meningkat.
Radiology: terdapat pembesaran jantung derajat sedang, conus pulmonalis menonjol, peningkatan
vaskularisasi paru dan pemebsaran pembuluh darah di hilus.
3. VSD besar
◦ Sering timbul gejala pada masa neonatus
◦ Dispneu meningkat
◦ Defek >10 mm
◦ Pada minggu ke2 atau 3 simptom mulai timbul akan tetapi gagal jantung biasanya baru timbul
setelah minggu ke 6 dan sering didahului infeksi saluran nafas bagian bawah
◦ Bayi tampak sesak nafas pada saat istirahat, kadang tampak sianosis karena kekurangan oksigen
akibat gangguan pernafasan
◦ Gangguan tumbuh kembang
◦ EKG terdapat peningkatan aktivitas ventrikel kanan dan kiri
◦ Radiology: pembesaran jantung nyata dengan conus pulmonalis yang tampak menonjol pembuluh
darah hilus membesar dan peningkatan vaskularisasi paru perifer
Patofisiologi
Defek septum ventricular ditandai dengan adanya hubungan septal yangmemungkinkan darah
mengalir langsung antar ventrikel, biasanya dari kiri ke kanan.Diameter defek ini bervariasi dari 0,5 –
3.0 cm. Perubahan fisiologi yang terjadi dapat dijelaskan sebagai berikut :
Tekanan lebih tinggi pada ventrikel kiri dan meningklatkan aliran darah kaya oksigen melalui
defek tersebut ke ventrikel kanan.
Volume darah yang meningkat dipompa ke dalam paru, yang akhirnya dipenuhi darah,dan
dapat menyebabkan naiknya tahanan vascular pulmoner.
Jika tahanan pulmoner ini besar, tekanan ventrikel kanan meningkat,
menyebabkan piarau terbalik, mengalirkan darah miskin oksigen dari ventrikel
kanan ke kiri,menyebabkan sianosis.
Keseriusan gangguan ini tergantung pada ukuran dan derajat
hipertensi pulmoner. Jikaanak asimptomatik, tidak diperlukan
pengobatan; tetapi jika timbul gagal jantung kronik atauanak beresiko
mengalami perubahan vascular paru atau menunjukkan adanya pirau
yanghebat diindikasikan untuk penutupan defek tersebut. Resiko bedah
kira-kira 3% dan usia idealuntuk pembedahan adalah 3 sampai 5 tahun.
(Kapita Selekta Kedokteran, 2000; Webb GD etal, 2011; Prema R, 2013;
AHA, 2014)
Pathways
Klasifikasi
Klasifikasi VSD berdasarkan pada lokasi lubang, yaitu:
1. Perimembranous (tipe paling sering, 60%) bila lubang terletak di daerah pars
membranaceae septum interventricularis,
2. Subarterial doubly commited, bial lubang terletak di daerah septum
infundibuler dan sebagian dari batas defek dibentuk oleh terusan jaringan ikat
katup aorta dan katup pulmonal,
3. Muskuler, bial lubang terletak di daerah septum muskularis interventrikularis.
Pemeriksaan fisik
1. VSD kecil
◦ Palpasi: Impuls ventrikel kiri jelas pada apeks kordis. Biasanya teraba getaran bising pada SIC III
dan IV kiri.
◦ Auskultasi: Bunyi jantung biasanya normal dan untuk defek sedang bunyi jantung II agak keras.
Intensitas bising derajat III s/d VI.
2. VSD besar
◦ Inspeksi: Pertumbuhan badan jelas terhambat,pucat dan banyak kringat bercucuran. Ujungujung jadi
hiperemik. Gejala yang menonjol ialah nafas pendek dan retraksi pada jugulum, sela intercostal dan
regio epigastrium.
◦ Palpasi: Impuls jantung hiperdinamik kuat. Teraba getaran bising pada dinding dada.
◦ Auskultasi: Bunyi jantung pertama mengeras terutama pada apeks dan sering diikuti ‘click’ sebagai
akibat terbukanya katup pulmonal dengan kekuatan pada pangkal arteria pulmonalis yang melebar.
Bunyi jantung kedua mengeras terutama pada sela iga II kiri.
Pemeriksaan penunjang dan diagnostik
1. Kateterisasi jantung menunjukkan adanya hubungan abnormal antar ventrikel
2. EKG dan foto toraks menunjukkan hipertropi ventrikel kiri
3. Hitung darah lengkap adalah uji prabedah rutin
4. Uji masa protrombin ( PT ) dan masa trombboplastin parsial ( PTT ) yang
dilakukan sebelum pembedahan dapat mengungkapkan kecenderungan
perdarahan
Komplikasi
1. Gagal jantung kronik
2. Endokarditis infektif
3. Terjadinya insufisiensi aorta atau stenosis pulmonar
4. Penyakit vaskular paru progresif
5. Kerusakan sistem konduksi ventrikel
Penatalaksanaan
1. Umum
◦ Tirah baring, posisi setengah duduk.
◦ Penggunaan oksigen. Dll
2. Pembedahan
◦ Operasi paliatif
◦ Operasi korektif
◦ Antibiotic profilaksis; mencegah endokarditis pada tindakan tertentu.
◦ Penanganan gagal jantung jika terjadi operasi pada umur 2-5 tahun.
3. Farmakologi
• Vasopresor atau vasodilator
• Dopamine (intropin)
• Isoproternol (isuprel)
Penatalaksanaan Medis
1. Pada VSD kecil : ditunggu saja, kadang-kadang dapat menutup secara spontan.
Diperlukan operasi untuk mencegah endokarditis infektif.
2. Pada VSD sedang : jika tidak ada gejala-gejala gagal jantung, dapat ditunggu sampai
umur 4-5 tahun karena kadang-kadang kelainan ini dapat mengecil. Bila terjadi gagal
jantung diobati dengan digitalis. Bila pertumbuhan normal, operasi dapat dilakukan pada
umur 4-6 tahun atau sampai berat badannya 12 kg.
3. Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal yang belum permanen: biasanya pada
keadaan menderita gagal jantung sehingga dalam pengobatannya menggunakan digitalis.
Bila ada anemia diberi transfuse eritrosit terpampat selanjutnya diteruskan terapi besi.
Operasi dapatditunda sambil menunggu penutupan spontan atau bila ada gangguan dapat
dilakukan setelah berumur 6 bulan.
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Riwayat keperawatan : respon fisiologis terhadap defek (sianosis, aktifitas terbatas)
b. Kaji adanya komplikasi
c.Riwayat kehamilan
d.Riwayat perkawinan
e.Pemeriksaan umum : keadaan umum, berat badan, tanda – tanda vital, jantung dan paru
f. Kaji aktivitas anak
g.Kaji adanya tanda-tanda gagal jantung : nafas cepat, sesak nafas, retraksi, bunyi jantung
tambahan (mur-mur), edema tungkai, hepatomegali.
h. Kaji adanya tanda hypoxia kronis : clubbing finger
i. Kaji pola makan, pertambahan berat badan.
Diagnosa keperawatan
1. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan bd tidak adekuatnya nutrsi.
2.Resiko infeksi bd menurunnya status kesehatan
3.Intoleransi aktivitas bd ketidakseimbangan antara pemakaian oksigen oleh
tubuh dan suplai oksigen ke sel.
4. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh bd kelelahan pada saat aktifitas
5. Penurunan curah jantung bd malformasi jantung
Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria hasil Interverensi keperawatan

1. Penurunan curah jantung Setelah diberikan asuhan Cardic care:


bd malformasi jantung keperawatan diharapkan curah 1. Evaluasi adanya nyeri dada
jantung normal (intensitas, lokasi, durasi).
Kriteria Hasil: 2. Catat adanya tanda dan gejala
1. Tanda vital dalam keadaan penurunan kardiak output
normal (TD, Nadi, respirasi) 3. Monitor status kardiovaskuler
2. Dapat mentoleransi aktifitas 4. Monitor adanya perubahan
3. Tidak ada odema paru dan tidak tekanan darah.
ada asites 5. Monitor adanya dipsneu
4. Tidak ada penurunan kesadaran Vital sign Monitoring:
1. Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
2. Catat adanya fluktasi tekanan
darah
3. Monitor VS pasien berbaring,
duduk, atau berdiri.
4. Monitor sianosis perifer
2. Gangguan nutrisi kurang dari Setelah diberikan asuhan Nutrition Management:
kebutuhan tubuh bd kelelahan pada keperawatan diharapkan kebutuhan 1. Hindarkan kelelahan yang
saat aktivitas nutrsi terpenuhi. sangat saat makan dengan porsi
Kriteria hasil: kecil tapi sering
1. Adanya peningkatan berat badan 2. Pertahankan nutrisi dengan
sesuai dengan tujuan mencegah kekekurangan kalium
2. Berat badan ideal sesuai dengan dan natrium, memberikan zat
tinggi badan besi
3. Mampu mengidentifikasi 3. Jangan batasi minum bila anak
pemenuhan nutrisi sering minum Karena kehausan.
4. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi Nutrition Monitoring:
5. Menunjukkan peningkatan fungsi 1. Monitor adanya penurunan berat
pengecapan dari menelan. badan
2. Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa dilakukan
3. Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak selama jam
makan.
3. Keterlambatan Setelah diberikan asuhan Peningkatan perkembangan
pertumbuhan dan keperawatan diharapkan anak dan remaja:
perkembangan bd tidak pertumbuhan dan perkembangan 1. Monitor tinggi dan berat
adekuatnya nutrisi tidak terganganggu. badan setiap hari dengan
Kriteria hasil: timbanngan dan
1. Anak berfungsi optimal sesuai didokumentasikan dalam
tingkatannya bentuk grafik
2. Keluarga dan anak mampu 2. Ijinkan anak untuk sering
menggunakan koping terhadap beristirahat
tantangan karena adanya ketidka 3. Kaji factor penyebab
mampuan gangguan perkembangan
anak
Nutritional management:
1. Kaji keadekuatan nutrisi
2. Pantau kecenderungan
kenaikan dan penurunan
berat badan
4. Resiko infeksi bd Setelah dilakukan asuhan Infection Control (Kontrol
menurunnya status keperawatan diharapkan Infeksi)
kesehatan tidak terjadi infeksi. 1. Bersihkan lingkungan
Kriteria hasil: setelah dipakai pasien
1.Klien bebas dari tanda dan lain
gejala infeksi 2. Pertahankanteknik isolasi
2.Menunjukkan kemampuan 3. Instruksikan pada
untuk mencegah timbulnya pengunjung untuk
infeksi mencuci tangan saat
3.Jumlah leukosit dalam berkunjung dan setelah
batas normal berkunjung
4.Menunjukkan perilaku meninggalkan pasien
hidup sehat 4. Gunakan sabun
antimikroba untuk cuci
tangan
5. Intoleransi aktivitas bd Setelah dilakukan asuhan Activity Therapy
ketidakseimbangan antara keperawatan diharapkan 1. Bantu klien untuk
pemakaian oksigen oleh aktifitas pasien meningkat. mengidentifikasi aktivitas
tubuh dan suplai oksigen ke Kriteria hasil: yang mampu dilakukan
sel. 1. Berpartisipasi dalam 2. Bantu untuk memilih
aktivitas fisik tanpa disertai aktivitas konsisten yang
peningkatan tekanan darah, sesuai dengan
nadi dan RR kemampuan fisik,
2. Mampu melakukan psikologi dan sosial
aktivitas sehari-hari secara 3. Bantu untuk
mandiri mengidentifikasi dan
3. Tanda-tanda vital normal mendapatkan sumber
yang diperlukan untuk
aktivitas yang diinginkan

You might also like