You are on page 1of 42

ANALISA SEDIAAN FARMASI

(MFI-317)
Senin, 08:15–09:55
Sadli, ST, M.Si. (SD)
Irma Sari, M.Si., Apt. (IS)

1
Analisis Senyawa Golongan
Barbital
Disusun oleh: DIDI NURHADI ILLIAN, M.Si., Apt.

2
Sifat Umum Golongan Barbital

Klasifikasi Golongan Barbital

Pokok Bahasan Reaksi-reaksi Umum Golongan Barbital

Analisa Kualitatif Golongan Barbital

Analisa Kuantitatif Golongan Barbital

3
Sifat Umum Barbital
 Senyawa barbiturat adalah senyawa turunan asam barbiturat.
 Senyawa barbiturat adalah golongan obat yang digunakan sebagai depresan
sistem saraf pusat  anastesi dan sedatif.
• Depresan sistem saraf pusat (CNS) yang merusak atau mengurangi aktivitas
otak dengan bertindak sebagai potensiator Gamma Amino Butyric Acid
(GABA).
• Digolongkan sebagai hipnotik dan juga disebut "downers".
• Menghasilkan simptom mirip alkohol, seperti gangguan kontrol motorik
(ataksia), pusing dan pernapasan serta denyut jantung melambat.
 Umumnya berupa zat padat, kristal putih/tidak berwarna dan rasanya sedikit
pahit.
 Tidak larut dalam air (bentuk keto) tapi mudah larut dalam CHCl3, eter.
 Bereaksi asam lemah dan dapat membentuk garam yang larut dalam air,
misalnya dengan NaOH dan KOH.
 Larutan garam Na/K dalam air tidak stabil dalam pemanasan.
4
Struktur Dasar Barbital
 Struktur dasar: asam barbiturat
Sejarah
• Asam barbiturat pertama kali disintesis oleh seorang
ilmuwan Jerman bernama Adolf von Baeyer dengan
menggabungkan urea dari hewan dengan asam malonat dari
apel.
• Pertama kali digunakan sebagai obat untuk menidurkan
anjing, tetapi diproduksi sebagai obat tidur pada tahun 1903
yang dikenal sebagai Veronal oleh Bayer.
• Turunan asam barbiturat diresepkan sebagai sedatif,
anestetik, anksiolitik dan antikonvulsan.
Sintesis
Asam barbiturat disintesis oleh reaksi kondensasi yang
menghasilkan pelepasan H2O (dehidrasi) dan pirimidin
heterosiklik.
Substitusi lebih lanjut dari rantai samping pada cincin
menghasilkan barbiturat yang aktif secara farmakologis.

Asam Malonat Urea Asam Barbiturat


Types

Barbituric Acid

Amobarbital Phenobarbital Pentobarbital


Klasifikasi dan Contoh Barbital

Klasifikasi Lama Kerja (Jam) Contoh

Ultra short acting 3–4 Tiopental

Short acting 4–10 Pentobarbital

Long acting 8–24 Fenobarbital, Barbital


Ekstraksi
 Triturate a quantity of finely powdered tablet or capsule
contents or bulk drug powder with a small amount of
methanol sufficient to obtain a solution containing
approximately 1 to 20 mg/mL of barbiturate.
 Ekstrak dapat digunakan secara langsung atau disaring dan
diuapkan hingga kering di bawah aliran nitrogen.
…lanjutan (Klasifikasi dan Contoh)
Contoh bahan obat: barbital, luminal

Barbital Phenobarbital
Reaksi-reaksi Umum Barbital
Sampel + etanol + pereaksi Parri + uap amoniak (NH3)
 Hasil reaksi: terjadi warna ungu (positif barbiturat)
Analisa Kualitatif Golongan Barbital
CHON compounds with barbiturate derivate
1. Barbital

 Pemerian: Serbuk kristal putih atau hampir putih, atau kristal


tidak berwarna.
 Kelarutan: Sedikit larut dalam air; larut dalam air mendidih dan
alkohol. Reaksi dengan alkali hidroksida dan karbonat serta
dengan amonia akan membentuk senyawa yang larut dalam air.
13
…lanjutan (Barbital)
Identifikasi:
 Reaksi Parri: terbentuk warna ungu.
 Reaksi Koppanyi Zwikker: terbentuk warna ungu.
 Sampel + α naftol dan H2SO4 pekat: terbentuk warna ungu.

14
…lanjutan (Analisa Kualitatif)
2. Fenobarbital

 Pemerian: Kristal halus putih, tidak berbau, berkilau atau serbuk kristal
putih. Kemungkinan menunjukkan polimorfisme.
 Kelarutan: Larut dalam air (1:1000) dan dalam alkohol (1:10); sedikit
larut dalam kloroform; larut dalam eter dan larutan alkali hidroksida
konstan serta karbonat. Larutan jenuh dalam air memiliki pH sekitar 5.
15
…lanjutan (Fenobarbital)
Identifikasi:
 Larutan sampel dalam H2SO4 pekat + sedikit natrium nitrit,
dipanaskan: terbentuk warna jingga kekuningan (reaksi Lieberman).
 Larutan sampel + 2 tetes NaOH 8%, ditambahkan 4 tetes larutan asam
sitrat 9% ke larutan jernih, terbentuk endapan putih (tidak seperti
veronal).
 Dengan memanaskan larutan sampel lalu ditambahkan 0,5 mL KBrO3
1,5%, 50 mg KBr, 1 ml HCl 7% dan 5 mL air, dikocok, akan membentuk
warna kuning kemerahan/rosewood (berbeda dari hexobarbital).
 Larutan sampel dalam metanol ditambahkan larutan kobalt asetat,
dipanaskan, tambahkan larutan boraks, dipanaskan hingga mendidih:
terbentuk warna ungu kebiruan (reaksi Parri).

16
…lanjutan (Fenobarbital)
 Sampel + larutan K2Cr2O7: terbentuk warna hijau.
 Dengan penambahan α naftol dan H2SO4 pekat akan
menghasilkan warna ungu.
 Garam natrium: memberikan hasil positif untuk natrium (uji nyala
Nichrom, asam pikrat dan zink uranil asetat).
 Reaksi kristal:
 Dragendorf
 Bouchardat
 Zwikker
 Fe complex
 Acetone-water

17
…lanjutan (Analisa Kualitatif)
3. Amobarbital

 Pemerian: Serbuk kristal putih atau hampir putih.


 Kelarutan: Sangat sedikit larut dalam air, larut dalam alkohol, larut
dalam metilen klorida. Reaksi dengan alkali hidroksida dan karbonat
serta dengan amonia akan membentuk senyawa yang larut dalam air.
…lanjutan (Analisa Kualitatif)
4. Pentobarbital

 Pemerian: Serbuk kristal putih atau hampir putih, atau kristal tidak
berwarna.
 Kelarutan: Sangat sedikit larut dalam air, larut dalam etanol. Reaksi
dengan alkali hidroksida dan karbonat serta dengan amonia akan
membentuk senyawa yang larut dalam air.
Spektrum IR
 Fenobarbital
…lanjutan (IR)
 Pentobarbital
Identifikasi Barbiturat
Dille–Koppanyi reagent modified (a general test
for barbiturate–like compounds)
Reagen:
 Larutkan 0,1 g kobalt (II) asetat dihidrat dalam 100 mL
metanol. Tambahkan 0,2 mL asam asetat glasial dan campurkan.
 Tambahkan 5 mL isopropilamin dengan 95 mL metanol.
Metode:
 Tambahkan 2 tetes larutan1 pada sampel, diikuti dengan 1 tetes
larutan 2.
Indikasi:
 Warna ungu cerah (biru-violet) menunjukkan adanya senyawa
barbiturat.
Mercurous nitrate (general reagent for
barbiturate–like compounds)
Reagen:
 Pada larutan pekat merkuri nitrat, tambahkan padatan natrium
bikarbonat hingga terbentuk endapan kuning. Warna endapan
kemudian berubah menjadi warna biskuit. Reagen ini harus dibuat
baru kocok sebelum digunakan dan tidak boleh disimpan lebih dari 1
jam.
Metode:
 Larutkan sampel dalam sejumlah kecil etanol, tambahkan 1 tetes
reagen, kocok dan amati selama 2 menit. Lakukan uji blanko.
Indikasi:
 Warna abu-abu gelap menunjukkan adanya cincin gugus imida atau
sulfonamida dengan cincin tambahan.
Barbital

Uji Koppanyi Zwikker: terbentuk warna violet

Mercurous Nitrate: terbentuk warna hitam


Uji Koppanyi Zwikker
 Reagen:
 Larutan kobalt nitrat 1% b/v dalam etanol.
 Metode:
 Larutkan sampel dalam 1 mL etanol, tambahkan 1 tetes
reagen diikuti dengan 10 µL pirolidin, campurkan.
Amobarbital

Uji Koppanyi Zwikker: terbentuk warna violet

Mercurous Nitrate: terbentuk warna hitam


Substruktur
 Barbiturates
 Carbonyl Compounds
 Carboxylic Acids and Derivatives
 Amino Ketones
 Ureas and Derivatives
 Pyrimidines and Derivatives
 Heterocyclic compounds
 Carboxamides and Derivatives
Butalbital
Identifikasi
 Pemerian: Serbuk kristal putih. Titik lebur 138°-139°C.
 Kelarutan: Sedikit larut dalam air dingin, larut dalam air
mendidih, larut dalam aseton, etanol, kloroform, eter dan
asam asetat glasial, larut dalam larutan alkali hidroksida dan
karbonat.

 Uji Warna
 Koppanyi Zwikker: terbentuk warna violet.
 Reagen Vanilin: terbentuk warna orange/tidak berwarna.
Reagen Vanilin
Reagen:
 Larutkan 1 g vanilin dalam 20 mL asam sulfat, hangatkan
bila perlu.
Metode:
 Tambahkan 2 tetes reagen pada sampel, panaskan di atas
w.b suhu 100°C selama 30 detik, catat warna yang
terbentuk. Encerkan dengan penambahan beberapa tetes
air dan catat warna yang terjadi.
Butobarbital
Identifikasi
 Pemerian: Kristal tidak berwarna atau serbuk kristal putih.
Titik lebur 124°-127°C.
 Kelarutan: Larut dalam alkohol (1:5) dan dalam eter (1:10);
praktis tidak larut dalam air, tidak larut dalam petroleum
eter dan hidrokarbon alifatik.

 Uji Warna
 Uji Koppanyi Zwikker: terbentuk warna violet.
 Mercurous Nitrate: terbentuk warna hitam.
Fenobarbital
Identifikasi
 Pemerian: Kristal tidak berwarna atau serbuk kristal putih
yang kemungkinan menunjukkan polimorfisme. Titik lebur
174°-178° C.
 Kelarutan: Larut dalam air (1:1000), dalam etanol (1:8),
dalam kloroform (1:40), dalam eter (1:13) dan dalam benzen
(1:700).
Fenobarbital natrium
 Pemerian: Serbuk higroskopis putih, butiran atau serpihan.
Titik lebur sekitar 175°C.
 Kelarutan: Larut dalam air (1:1) dan dalam etanol (1:10);
praktis tidak larut dalam kloroform dan eter.

 Uji Warna
 Uji Koppanyi Zwikker: terbentuk warna violet.
 Uji Liebermann's: terbentuk warna merah–oranye.
 Mercurous Nitrate: terbentuk warna hitam.
Pentobarbital
Identifikasi
 Pemerian: Kristal tidak berwarna atau bubuk kristal putih. Titik
lebur: 129°-130°C (dari alkohol). Bentuk polimorfik dapat terjadi,
dengan titik lebur sekitar 115°C; secara bertahap kembali ke
bentuk yang lebih stabil pada pemanasan sekitar 110°C.
 Kelarutan: Sangat sedikit larut dalam air; larut dalam etanol (1:4,5);
dalam kloroform (1:4) dan dalam eter (1:10). Sangat larut dalam
aseton dan metanol.

 Uji Warna
 Uji Koppanyi Zwikker: terbentuk warna violet.
 Mercurous Nitrate: terbentuk warna hitam.
 Reagen Vanilin: terbentuk warna coklat–merah/violet.
Secobarbital
Identifikasi
 Pemerian: Serbuk amorf atau kristal putih. Titik lebur 100°C.
 Kelarutan: Sangat sedikit larut dalam air, larut dalam etanol
dan eter, larut dalam kloroform.

 Uji Warna
 Uji Koppanyi Zwikker: terbentuk warna violet.
 Mercurous Nitrate: terbentuk warna hitam.
 Reagen Vanilin: terbentuk warna coklat–merah/violet.
Referensi
 Amobarbital. Analytical Profiles of Drug Substances and
Excipients,Volume 19. Halaman: 27.
 Fenobarbital. Analytical Profiles of Drug Substances and
Excipients,Volume 07. Halaman: 359.
 Secobarbital. Analytical Profiles of Drug Substances and
Excipients,Volume 01. Halaman: 343.

41
TERIMA KASIH

42

You might also like