You are on page 1of 30

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN


karsinoma paru
Anatomi Sistem Pernapasan
Pernapasan (respirasi) adalah peristiwa
menghirup udara dari luar yang mengandung
oksigen serta menghembuskan udara yang banyak
mengandung karbondioksida sebagai sisa dari
oksidasi keluar dari tubuh
Anatomi Paru
1.Pleura
2.Mediastinum
3.Lobus
4.Bronkus dan bronkiolus
5.alveoli
Faktor Resiko
1.Asap tembakau
2.Perokok kedua
3.Polusi udara
4.Radon
5.Vitamin A
Timbul secara langsung pada jaringan paru ( kanker
paru primer). Dapat menimbulkan metastasis di
beberapa organ lain: otak, tulang, hati.
Metastasis dari proses keganasan pada organ lain
( kanker paru sekunder).
Pengertian
Kanker paru adalah tumor ganas yang berasal dari
saluran napas atau epitel bronkus. Terjadinya
kanker ditandai dengan pertumbuhan sel yang
tidak normal, tidak terbatas, dan merusak sel-sel
jaringan yang normal. Proses keganasan pada
epitel bronkus didahului oleh masa pra kanker.
Perubahan pertama yang terjadi pada masa
prakanker disebut metaplasia skuamosa yang
ditandai dengan perubahan bentuk epitel dan
menghilangnya silia (Robbin dan Kumar,2007)
Klasifikasi

a. Kanker paru epidermoid (Squamous Cell


Lung Cancer)
b. Adenokarsinoma paru (Adeno
Carcinoma of the Lung)
c. Kanker paru dengan sel berdiferensiasi
rendah (Small Cell Lung Cancer)
Patofisiologi
Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub
bronkus menyebabkan cilia hilang dan deskuamasi sehingga
terjadi pengendapan karsinogen. Dengan adanya
pengendapan karsinogen maka menyebabkan
metaplasia,hyperplasia dan displasia. Bila lesi perifer yang
disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia
menembus ruang pleura, biasa timbul efusi pleura.Lesi ini
menyebabkan obstuksi, ulserasi bronkus dengan diikuti
dengan supurasi di bagian distal. Gejala – gejala yang
timbul dapat berupa batuk, hemoptysis, dispneu, demam,
dan dingin. Pada stadium lanjut, penurunan berat badan
biasanya menunjukkan adanya metastase. Kanker paru
dapat bermetastase ke struktur – struktur terdekat seperti
kelenjar limfe, dinding esofagus, pericardium, otak, tulang
rangka.
Manifestasi Klinis
a. Kemunduran kondisi pasien berjalan
cepat,misalnya batuk selama satu bulan, berat
badan turun kurang dari 5 kg, nyeri dada
b. Keadaan umum mundur secara cepat
c. Pembengkakkan jari-jari
d. Batuk darah merupakan gejala umum lainnya
e. Stridor local atau dipsnea ringan diakibatkan
oleh obstruksi bronkus
Tingkatan Stadium
a. Tahapan kanker paru jenis karsinoma
sel kecil (SLCC)
1)Tahap terbatas
2)Tahap ekstensif
b. Tahap Kanker Paru Jenis Karsinoma
Bukan Sel Kecil (NSLCC)
Pemeriksaan Diagnostik
a. Radiologi
1) Foto thorax posterior – anterior (PA)
2) Bronkhografi
b. Laboratorium
1)Sitologi
2)Pemeriksaan fungsi paru dan GDA
3)kulit, jumlah absolute limfosit
c. Histopatologi
1)Bronkoskopi
2)CT scaning
3)MRI
4)Mediastinoskopi
Komplikasi

1. Reseksi bedah dapat mengakibatkan gagal napas,


terutama ketika system jantung paru terganggu
sebelum pembedahan di lakukan.
2. Terapi radiasi dapat mengakibatkan penurunan
fungsi jantung paru.
3. Kemoterapi dapat menyebabkan pneumonitis.
Penatalaksanaan

1.Pembedahan
2.Terapi radiasi
3.Kemoterapi
Pengkajian secara teoritis
a. Identitas Pasien
Pada tahap ini perawat perlu mengetahui nama
klien, umur, pendidikan, pekerjaan, agama,
suku bangsa, dan alamat klien.
b. Keluhan Utama
Keluhan utama merupakan faktor utama yang
mendorong pasien mencari pertolongan atau
berobat ke rumah sakit.
Lanjutan…
c. Riwayat kesehatan
1) RKS
a) Batuk produktif, dahak bersifat mukoid atau perulen, atau batuk
darah
b) Malaise
c) Anorexia
d) Badan makin kurus
e) Sesak napas pada penyakit yang lanjut dengan kerusakan paru yang
makin luas
f) Nyeri dada dapat bersifat lokall atau pleuritik
2) RKD
a) Terpapar asap rokok
b) Industri asbes,uranium kromat,arsen (insektisida), besi dan oksida
besi
c) Konsumsi bahan pengawet
3) RKK
a) Riwayat keluarga penderita kanker
Lanjutan…

d. Kebutuhan dasar
1) Makan dan cairan
Kehilangaan nafsu makan,mual/muntah, kesulitan menelan
mengakibatkan kurangnya asupan makanan. Kurus kerempeng ,
penurunan BB, rasa haus
2) Eliminasi
Diare, peningkatan frekuensi, jumlah urine
3) Higiene/ pemeliharaan kesehatan
Kebiasaan merokok ,konsumsi bahan pengawet. Penurunan tolerans
dalam melakukan aktivitas personal hygiene
4) Aktifitas/ istirahat
Kesulitan beraktivitas, mudah lelah, susah untuk istirahat, nyeri,
sesak, kelesuan, insomnia
Lanjutan…
e. Pemeriksaan fisik
1) Integumen
Pucat atau sianosis sentral atau perifer yang dapat dilihat pada bibir atau
ujung jari menandakan penurunan perfusi perifer.
2) Kepala dan leher
Peningkatan tekanan vena jugularis.
3) Telinga
Biasanya tidak ada kelainan
4) Mata
Pucat pada kounjungtiva sebagai akibat anemia atau gangguan nutrisi
5) Rongga mulut
a) Pucat atau sianosis bibir atau menandakan penurunan perfusi
b) Ketidakmampuan menelan
c) Suara serak
Lanjutan…
6) Thoraks dan paru-paru
a) Pernapasan takipnea
b) Napas dangkal
c) Penggunaan otot aksesori pernapasan
d) Batuk kering atau batuk terus menerus dengan atau tanpa
sputum
e) Peningkatan fremitus,krekels inspirasi,atau ekspirasi
7) Abdomen
a) Bising usus meningkat atau menurun
8) Sistem persarafan
a) Perubahan status mental atau kesadaran : apatis, letargi,
bingung, disorientasi, cemas dan depresi, kesulitan
berkonsentrasi.
Lanjutan…
9) Sistem Muskuloskeletal
a) Penurunan kekuatan otot
b) Jari tabuh (clubbing fingers)
10)System CV
a) Frekuensi jantung mungkin meningkat/takikardia
(150/menit atau lebih pada saat istirahat)
b) Bunyi gerakan perikardial
Lanjutan…

11) System Urogenital


a) Peningkatan frekuensi atau jumlah urin
12) System reproduksi
a) Ginekomastia, amenorrhea, impotensi
13) System limfatik
a) Pembesaran kelenjar limfe regional (leher,
ketiak)
Diagnosa
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d :
- peningkatan jumlah sekret
- keterbatasan gerakan dada/nyeri
- kelemahan/kelelahan
2. Nyeri b/d invasi kanker ke pleura, dinding dada
3. Gangguan pertukaran gas b/d:
- Pengangkatan jaringan paru
- Gangguan suplai oksigen
- Penurunan kapasitas pembawa-oksigen darah
4. Pola nafas tidak efektif b/d sindrom hipoventilasi
5. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b/d:
- ketidakmampuan pemasukan/ mencerna/ mengabsorbsi zat-
zat gizi karena faktor biologis dan psikologi
INTERVENSI dan RASIONAL :
1. Bersihan jalan napas tak efektif b/d :
- peningkatan jumlah sekret
- keterbatasan gerakan dada/nyeri
- kelemahan/kelelahan
1. Auskultasi dada untuk karakter bunyi napas dan adanya sekret.
R/Pernapasan bising, ronki, dan mengi menunjukkan tertahannya
sekret dan/atau obstruksi jalan napas.
2. Bantu pasien untuk napas dalam efektif dan batuk dengan posisi
duduk tinggi dan menekan daerah insisi.
R/Posisi duduk memungkinkan ekspansi paru maksimal dan
penekanan menguatkan upaya batuk untuk memobilisasi dan
membuang sekret. Penekanan dilakukan perawat sampai kekuatan
membaik.
3. Observasi jumlah dan karakter sputum/atau aspirasi sekret.
R/Peningkatan jumlah sekret tak berwarna/berair awalnya normal
dan harus menurun sesuai kemajuan penyembuhan. Adanya sputum
yang tebal/kental, berdarah, atau purulen diduga terjadi sebagai
masalah sekunder.
4. Penghisapan bila batuk lemah atau ronki tidak bersih dengan upaya
batuk. Hindari penghisapan endotrakeal/nasotrakeal yang dalam
pada pasien pneunektomi bila mungkin.
R/Penghisapan “rutin” meningkatkan resiko hipoksemia dan
kerusakan mukosa.penghisapan trakeal dalam secara umum
kontraindikasi pada pasien pneumonektomi untuk menurunkan
resiko rupture jahitan bronkial. Bila penghisapan tidak dihindari,
harus di lakukan dengan hati-hati hanya untuk merangsang batuk
efektif.

5. Dorong masukan cairan per oral ( sedikitnya 2500ml/hari) Dalam


toleransi jantung.
R/Hidrasi adekuat untuk mempertahankan sekret
hilang/peningkatan pengeluaran.
6. Kaji nyeri/ketidaknyamanan dan obati dengan dosis rutin dan
melakukan latihan pernapasan.
R/Mendorong pasien untuk bergerak, batuk lebih efektif, dan napas
lebih dalam untuk mencegah kegagalan pernapasan.
2. Nyeri b/d invasi kanker ke pleura, dinding dada
1. Tentukan karakteristik nyeri. Misalnya: terus menerus, sakit,
menusuk, terbakar. Buat rentang intensitas pada skala 0-10.
R/Membantu dalam evaluasi gejala nyeri karena kanker, yang dapat
melibatkan visera, saraf, atau jaringan tulang
2. Kaji pernyataan verbal dan non verbal nyeri pasien
R/Ketidaksesuaian antara petunjuk verbal atau non verbal dapat
memberikan petunjut derajat nyeri, kebutuhan intervensi
3. Catat kemungkinan penyebab nyeri patifisiologi dan psikologi
R/Insisi posterolateral lebih tidak nyaman untuk pasien dari pada
insisi anterolateral
4. Dorong menyatakan perasaan tentang nyeri
R/Takut dapat meningkatkan tekanan otot dan menurunkan ambang
persepsi nyeri
5. Berikan tindakan kenyamanaan. Mis,sering ubah posisi, pijatan
punggung
R/Meningkatkan relaksasi dan mengalihkan perhatian.
Menghilangkan ketidaknyamanan dan meningkatkan efek terapeutik
analgesik
3. Gangguan pertukaran gas b/d:
- Pengangkatan jaringan paru
- Gangguan suplai oksigen
- Penurunan kapasitas pembawa-oksigen darah
1. Catat frekuensi, kedalaman dan kemudahan pernapasan. Observasi
penggunaan otot bantu, napas bibir, perubahan kulit/membrane
mukosa mis: pucat, sianosis
R/Pernapasan meningkat sebagai akibat nyeri atau sebagai
mekanisme kompensasi awal terhadap hilangnya jaringan paru
2. Auskultasi paru untuk gerakan udara dan bunyi napas tak normal
R/Konsolidasi dan kurangnya gerakan udara pada sisi yang dioperasi
normal pada pasien pneumonektomi
3. Ubah posisi dengan sering, letakkan pasien pada posisi duduk juga
posisi terlentang sampai posisi miring
R/Memaksimalkan ekspansi paru dan drainasi sekret
4. Bantu dengan latihan napas dalam dan napas bibir dengan tepat
R/Meningkatkan ventilasi maksimal dan oksigenasi dan mencegah
atelectasis
4. Pola napas tidak efektif b/d sindrom hipoventilasi
1. Observasi pola napas. Catat frekuensi pernapasan , jarak antara
pernapasan spontan dan napas ventilator
R/Pasien pada ventilator dapat mengalami
hiperventilasi/hipoventilasi, dipsnea dan berupaya memperbaiki
kekurangan dengan bernapas berlebihan
2. Bantu pasien untuk melakukan batuk efektif, miring kiri/kanan dan
napas dalam
R/Memudahkan gerakan secret dan pembersihan paru
3. Kaji frekuensi, kedalaman pernapasan dan ekspansi dada. Catat
upaya pernapasan, termasuk penggunaan otot bantu/pelebaran
nasal
R/Kecepatan biasanya meningkat. Dipsnea dan terjadi peningkatan
kerja napas. Kedalaman pernapasan bervariasi tergantung derajat
gagal napas
4. Tinggikan kepala tempat tidur atau letakkan pada kursi ortopedik bila
mungkin
R/Peninggian kepala pasien atau turundari tempat tidur sementara
masih pada ventilator secara fesik dan psikologi menguntungkan
5. Ketidak seimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b/d -------
- ketidakmampuan pemasukan/mencerna/menabsorpsi
Zat-zat gizi karena faktor biologi dn psikologi
1. Pantau masukkan makanan setiap hari, biarkan pasien menyiapkan
buku harian tentang makanan sesuai indikasi
R/Mengidentifikasi kekuatan atau defisiensi nutrisi
2. Dorong makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein dan
karbohidrat
R/Memaksimalkan masukkan nutrisi tanpa kelemahan yang tak perlu
atau kebutuhan energy dari makan makanan banyak dan
menurunkan iritasi gaster
3. Ciptakan suasana makan malam yang memyenangkan, dorong pasien
untuk berbagi makanan dengan keluarga atau teman
R/Membuat waktu makan lebih menyenangkan, yang dapat
meningkatkan masukkan
4. Membuat waktu makan lebih menyenangkan, yang dapat
meningkatkan masukkan
R/Membantu dalam identifikasi malnutrisi protein kalori, khususnya
bila berat badan dan pengukuran antropometri kurang dari normal

You might also like