You are on page 1of 22

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN

GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER DENGAN


GAGAL JANTUNG KONGESTIF
KELOMPOK I
Definisi
Gagal jantung kongestif merupakan ketidamampuan
jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen an
nutrient dikarenakan adanya kelainan fungsi jantung yang
berakibat jantung gagal memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme jaringan atau kemampuanya hanya ada
kalau disertai peninggian tekanan pengisian ventrikel kiri.
Etiologi
 Kongestif jaringan akibat tekanan arteri dan vena meningkat
akibat penurunan curah jantung. Manifestasi kongesti berbeda
tergantung pada kegagalan ventrikel mana yang terjadi.
 Gagal Jantung Kiri :
Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri karena
ventrikel kiri tak mampu memompa darah yang dating dari
paru.
 Gagal jantung Kanan :
 Kongestif jaringan perifer dan visceral.
 Oedema ekstremitas bawah (oedema dependen), biasanya
oedema pitting, penambahan BB.
 Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas
abdomen terjadi akibat pembesaran vena hepar.
 Anoreksia dan mual, terjadi akibat pembesaran vena dan statis
vena dalam rongga abdomen.
 Nokturia dan Kelemahan
Patofisiologi
 Jantung yang normal dapat berespon terhadap peningkatan kebutuhan
metabolisme dengan menggunakan mekanisme kompensasi yang
bervariasi untuk mempertahankan kardiak output, yaitu meliputi :
 Respon system saraf simpatis terhadap barroreseptor atau
kemoreseptor
 Pengencangan dan pelebaran otot jantung untuk menyesuaikan
terhadap peningkatan volume
 Vaskontriksi arterirenal dan aktivasi system rennin angiotensin
 Respon terhadap serum sodium dan regulasi ADH dan reabsorbsi
terhadap cairan
 Kegagalan mekanisme kompensasi dapat dipercepat oleh adanya
volume darah sirkulasi yang dipompakan untuk melawan peningkatan
resistensi vaskuler oleh pengencangan jantung. Kecepatan jantung
memperpendek waktu pengisian ventrikel dari arteri coronaria.
Menurunnya COP dan menyebabkan oksigenasi yang tidak adekuat ke
miokardium. Peningkatan dinding akibat dilatasi menyebabkan
peningkatan tuntutan oksigen dan pembesaran jantung (hipertrophi)
terutama pada jantung iskemik atau kerusakan yang menyebabkan
kegagalan mekanisme pemompaan.
Manifestasi Klinik
 Meningkatnya volume intravaskuler.
 Kongestif jaringan akibat tekanan arteri dan vena
meningkat.
 Edema paru akibat peningkatan tekanan vena pulmonalis,
sehingga cairan mengalir dari kapiler paru ke alveoli, yang
dimanifestasikan dengan batuk dan napas pendek.
 Edema perifer umum dan penambahan berat badan akibat
tekan sistemik.
 Turunnya curah jantung akibat darah tidak dapat mencapai
jaringan dan organ.
 Tekanan perfusi ginjal menurun sehingga mengakibatkan
pelepasan renin dari ginjal, yang pada gilirannya akan
menyebabkan sekresi aldostoron, retensi natrium, dan
cairan, serta peningkatan volume intravaskuler.
 Tempat kongestif tergantung dari ventrikel yang terlibat,
misalnya disfungsi ventrikel kiri atau gagal jantung kiri.
Pemeriksaan Diagnostik
 Foto torax dapat mengungkapkan adanya pembesaran
jantung, oedema atau efusi pleura yang menegaskan
diagnosa CHF.
 EKG dapat mengungkapkan adanya tachicardi, hipertrofi
bilik jantung dan iskemi (jika disebabkan AMI),
Ekokardiogram.
 Pemeriksaan Lab meliputi : Elektrolit serum yang
mengungkapkan kadar natrium yang rendah sehingga hasil
hemodelusi darah dari adanya kelebihan retensi air, K, Na,
Cl, Ureum, gula darah.

Penatalaksanaan

Terapi Non Farmakologis:


 Istirahat untuk mengurangi beban kerja jantung.
 Oksigenasi.
 Dukungan diit : pembatasan natrium untuk mencegah,
mengontrol atau menghilangkan oedema
Terapi Farmakologis :
 Glikosida jantungDigitalis,
 Terapi diuretic
 Terapi vasodilator,
Komplikasi

 Shock Kardiogenik
 Edema paru – paru
ASUHAN KEPERAWATAN

A pengkajian
Identitas Pasien
 Nama : An. M
 Umur : 8 tahun
 Jenis kelamin : Perempuan
 Agama : Islam
 Alamat : Banjarnegara
 Suku : jawa
 Pekerjaan : Pelajar
 MRS : 20-03-2019

 Register : 53.85.90
 Diagnosa masuk : CHF

 Riwayat penyakit sekarang
Alasan utama MRS :
Klien mengeluh sesak nafas.
Keluhan utama :
Pasien mengeluh nyeri dada 3 minggu sebelum MRS,
timbul terutama saat batuk dan sesak nafas sejak 2
minggu sebelum MRS, dan apabila dibuat aktivitas
sehari-hari bertambah sesak, tidak berkurang dengan
pemberian obat dari dokter ( nama lupa ) serta bila
tidur menggunakan bantal lebih dari 2. pada tanggal
20-03-2019 klien dibawah ke UGD RSUD Bna dan
dirawat diruang Anak.
Riwayat penyakit dahulu
Sekitar 5 tahun yang lalu klien menderita hipertensi,
sejak itu klien control ke RSUD tapi tidak rutin. Tidak
ada riwayat DM.
Riwayat penyakit keluarga
Pada keluarga tidak ada yang menderita penyakit
hipertensi, DM, atau jantung
Pola-pola fungsi kesehatan:
 Pola nutrisi dan metabolism
 Pola eliminasi
 Pola tidur dan istirahat
 Tidur – Istirahat
 Pola aktivitas
 Pola penanggulangan stress
 Pola sensori dan kognitif
Pemeriksaan fisik

 Status kesehatan umum


Keadaan penyakit sedang, kesadaran komposmentis,
suara bicara jelas, tekanan darah 120/90 mmHg, suhu
tubuh 36,5◦C, pernapasan 20 X/menit, nadi
100X/menit.
 Sistem integument
Tampak pucat, permukaan kulit baik, tekstur baik,
rambut tipis dan bersih, tidak hematom pada perut
kuadran kanan bawah..
 Jantung
Batas jantung kiri ics 2 sternal kiri dan ics 4 sternal
kiri, batas kanan ics 2 sternal kanan dan ics 5 axilla
anterior kanan.perkusi dullness.
Bunyi s1 dan s2 tunggal, gallop (-), murmur (-).
capillary refill 2 – 3 detik.
XI. Pemeriksaan penunjang
 Laboratorium
Tanggal : 25-09-2012
Hasil:
Hb : 11,9 >>13 - 15
Hematokrit : 35 >>40 – 48
Leukosis : 6300
TRombosit : 255.000
AGD :
- PH : 7.492
- Po2 : 133,4
- PCo2 : 23,6
- HC03 : 17,9
- Sat O2 : 98,8
Elektrolit:
Na : 138
K : 5,3
Cl : 101
Ureum : 14
Terapi

Obat-obatan.
· Inhalasi ventoolin : bisolvon : Nacl 0,9% = 1:1 :1
· Ceftazidin : 3 x 0,5 gram
· OBH : 3 x C1
· Captopril : 2 x 6 mg
· Agulan : 1 x 1
· Fisioterapi dada
Diagnosa Keperawatan.

 C. O menurun b. d perubahan irama dan denyut


jantung
 Ketidakefektifan pola napas b.d hiperventilasi
Intervensi Keperawatan.
 Penurunan curah jantung b.d perubahan irama dan denyut
jantung

Tujuan :
 Pasien menunjukkan perbaikan curah jantung
Hasil yang diharapkan :
 Denyut jantung kuat, regular, dan dalam batas normal
sesuai usia
 Perfusi perifer adekuat.
 Beri digoksin (Lanoxin) sesuai instruksi, dengan
menggunakan kewaspadaan yang sudah ditentukan untuk
mencegah toksisitas.
 Pola napas tidak efektif b.d hiperventilasi.
Tujuan :
 Pasien menunjukkan perbaikan fungsi pernapasan.
Hasil yang diharapkan:
 Pernapasan tetap dalam batas normal, warna baik, dan
anak beristirahat dengan tenang.
 Pantau kadar kalium serum karena penurunan kadar
kalium serum akan meningkatkan toksisitas digoksin.
 Beri obat-obatan untuk menurunkan afterload, sesuai
instruksi.
 Periksa tekanan darah
 Observasi adanya tanda-tanda hipotensi
 Pantau kadar elektrolit
. Implementasi Evaluasi
Keperawatan
 Lakukan tindakan sesuai yang direncanakan dan hasil
yang diharapkan dari tindakan
Kesimpulan

Dari pemaparan makalah di atas dapat disimpulkan


bahwa:
 Gagal jantung kongestif (CHF) adalah sindroma yang
terjadi bila jantung tidak mampu memompa darah
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolic
dan oksigenasi jantung.
 Faktor-faktor yang dapat memicu perkembangan gagal
jantung melalui penekanan sirkulasi yang mendadak
dapat berupa : aritmia, infeksi sistemik dan infeksi
paru-paru dan emboli paru-paru.
TERIMAKASIH

You might also like