Professional Documents
Culture Documents
Klien tampak
Kesadaran
bingung
Antropometri BB : 58 kg
Mulut dan Gigi Inspeksi : Bibir tidak ada luka, mukosa bibir kering, lidah bersih dan berwarna merah
pucat, tidak terdapat sariawan dan pendarahan pada gusi.
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan
Leher Inspeksi :Warna merata, tidak ada lesi/jaringan parut, tidak tampak adanya pembesaran
tiroid
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa/benjolan
Dada Inspeksi : Dada simetris, napas reguler, bentuk dada normal, tidak terlihat penggunaan
otot bantu napas, tidak terdapat adanya retraksi dada. RR : 20x/menit,
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan pada dada, taktil fremitus simetris
Perkusi : terdengar suara sonor pada kedua lapang paru kanan dan kiri
Auskultasi : vesikuler pada kedua lapang paru
Abdomen Inspeksi : Perut tampak datar, tidak ada tanda inflamasi, warna kulit abdomen merata
kuning langsat seperti kulit sekitarnya.
Auskultasi : Terdengar bising usus .
Palpasi : Tidak terdapat massa/benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada distensi
abdomen, hepar tidak membesar, lien tidak teraba.
Perkusi : Timpani di semua lapang abdomen,
Pemeriksaan Fisik
Ekstremitas Inspeksi : warna kulit putih, turgor kulit elastis, tidak ada edema pada
bawah kaki
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, kulit teraba hangat, CRT <2 detik,
kekuatan otot pada ekstremitas bawah 5|5
Genogram
Klien merupakan seorang laki laki bernama Tn. F berusia 23 tahun, klien belum menikah. Klien
tinggal bersama kedua orang orang tuadan dua adiknya. Komunikasi antara Tn.F dengan
orangtuanya baik begitupun dengan saudara saudaranya dan berlangsung secara dua arah,
misalnya dengan saling berpendapat ketika akan menentukan suatu keputusan. Pengambil
keputusan dalam keluarga adalah kakak klien. Pola asuh yang diterapkan dalam keluarga adalah
demokratis dimana setiap anggota keluarga dapat memberi masukan dalam mengambil sebuah
keputusan. ibu klien pernah mengalami gangguan jiwa.
Analisa Data
Data Fokus Masalah
Ds: Gangguan Persepsi Sensori :
- Klien mengatakan “seperti ada yang mengajak berbicara dari suara itu dan kadang memberikan Halusinasi Pendengaran
perintah untuk memukul orang, membunuh orang, dan terkadang memberikan perintah untuk
sholat, puasa, dan berbuat baik pada orang tua. suara itu kadang datang 2 sampai 3 kali disaat
saya sendirian.”
- Klien mengatakan, “Suara itu biasanya muncul secara tiba-tiba mbak, biasanya pas siang hari,
sehari bisa dua sampai tiga kali muncul. Saat saya sedang sendiri biasanya suara itu muncul mbak.
Saya diajak cerita-cerita”
Do:
- Klien terlihat bingung dan tidak berkonsentrasi dalam berbicara
- Klien melakukan kontak mata seperlunya
- Matanya lebih sering melihat ke berbagai arah saat diajak bicara
Ds: Harga Diri Rendah
- Klien mengatakan,”ya malu sama keluarga sama tetangga masuk rumah sakit jiwa, lah saya kesini
itu kan karena saya sering ngomong sama yang mbisiki saya, ”
- Klien mengatakan,”pengen bekerja lagi kaya sebelumnya”
- Klien mengatakan “ saya kaya gini tu gara gara adek. sebelum masuk rumah sakit tu saya
bertengkar sama adikku gara gara aku diapusi adikku, bilang ke aku pinjam motor untuk bekerja,
ternyata motornya di gadaikan sama dia. Jadinya aku emosi terus tak memukul adike”
- Klien mengatakan “bimbang apakah bila pulang ada yang mau menerima kondisi dirinya.”
Do:
- klien terlihat beberapa kali melamun
- Terlihat kontak mata klien kurang
- Klien sering terlihat raut wajah sedih
- Klien perlu dorongan untuk mengikuti kegiatan yang ada.
Analisa Data
DS : Resiko Perilaku
- Klien mengatakan “seperti ada yang mengajak berbicara dari suara itu dan Kekerasan
DO :
- Afek klien sesuai dengan stimulus. Namun untuk pertanyaan yang tidak ingin
dijawab seperti bagaimana perasaan pada pengalamannya dipasung, klien
lebih cenderung menghindari pertanyaan. Dan menunjukkan tangan
mengepal serta menggerutukkan gigi.
- Isi pikir: Klien merasa menyesal telah mengamuk, klien ingin pulang untuk
minta maaf dan berkumpul dengan keluarga.
- Klien marah bila ada yang memancing kemarahan
Pohon Masalah
RPK Effect
Diagnosa Keperawatan
Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran
Gangguan konsep diri: Harga diri rendah
Resiko Perilaku Kekerasan
IMPLEMENTASI HALUSINASI
Implementasi Gangguan
Konsep Diri: Harga Diri Rendah
• Lakukan SP1 Mengidentifikasi kemampuan dan
aspek positif yang masih dimiliki klien:
• Lakukan SP 2 Membantu klien menilai kemampuan
yang dapat digunakan
• Lakukan SP 3: Membantu klien memilih/menetapkan
kemampuan yang akan dilatih
• Lakukan SP 4 Pasien : Melatih kemampuan yang
dipilih klien
EVALUASI Gangguan Konsep
Diri: Harga Diri Rendah
S:
Klien Mengatakan : “ Opo yo mbak, isoku yo gur
O:
ndandanimotor mobil, paling resik resik omah, ngumbah pit Klien mampu melatih aspek positif
motor karo mobil e penggan mbiyen,karo paling ndandani
elektronik. Iki neng kene aku wes rehab jane, rehab e sih yang dimiliki.
dandan dandan barang elekttronik kambek berkebun mbak. Klien mampu menjelaskan kembali
Kui lagi mulai dino iki.”
Klien Mengatakan : “ Nek dijadwal sih aku paling tangi turu perencanaan kegiatan yang telah
ngrapikno kasur, trus adus bar kui ngewangi nyepakne
sarapane liyane, trus kadang yo ngewangi nyapu, ngewangi disusun bersama
mberesi piring piring. Kui tok sih paling mbak sing iso tak
lakokne.”
Klien mengatakan, “ iki mau iso kabeh mbak tak lakokne,
mandiri, kan aku fisike jik sehat, mung pikirane wae sing
loro.”
A: P:
Masalah Harga diri rendah teratasi Evaluasi Kegiatan yang telah
dengan mengeksplore kegiatan dijadwalkan
positif yang dimiliki klien
Implementasi Resiko
Perilaku Kekerasan
Lakukan SP1 pasien : mengidentifikasi perilaku kekerasan dan cara mengontrol perilaku kekerasan 1
• Mengidentifikasi tanda dan gejala, penyebab dan akibat perilaku kekerasan
• Menjelaskan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik 1: tarik nafas dalam dan fisik 2: pukul kasur/bantal
• Melatih klien cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik 1: tarik nafas dalam dan pukul kasur/bantal
• Melatih klien memasukkan latihan tarik nafas dalam dan pukul kasur/bantal ke dalam jadwal kegiatan harian.