You are on page 1of 22

IDENTITAS Alasan Masuk Faktor Predisposisi

Gangguan jiwa di masa lalu

Faktor Pengobatan Sebelumnya


Predisposisi
Trauma

Anggota Keluarga lain yang mengalami


gangguan jiwa
Pengalaman masa lalu yang tidak
menyenangkan
FISIK TTV, TB, BB, KELUHAN
FISIK.

Klien tampak
Kesadaran
bingung

Tekanan darah : 110/70 mmHg


Frekuensi nadi : 74 x/ menit
Tanda-tanda vital Frekuensi nafas : 20 x/ menit
Suhu : 36,5 0C
Nyeri : Skala VAS 0

FISIK TTV, TB,


BB, KELUHAN TB : 160 cm
FISIK.

Antropometri BB : 58 kg

IMT :22.7 (status gizi


baik)

Keluhan Fisik Tidak ada


FISIK TTV, TB, BB, KELUHAN
FISIK.

Klien makan sebanyak 3 kali sehari dirumah


Riwayat
dengan porsi normal dan selalu habis. Selama di
makan/minum di
rumah sakit klien makan 3 kali sehari sesuai porsi
rumah
rumah sakit.

FISIK TTV, TB, BB,


KELUHAN FISIK.
Klien tampak tidak dehidrasi,
Tanda-tanda dapat dilihat dari bibir klien
yang lembab, rambut tidak
dehidrasi kering, dan jika diberi minum
selalu dihabiskan.
Pemeriksaan Fisik
Bagian Hasil Pemeriksaan
Kepala Inspeksi : Bentuk kepala mesocephal, simetris, rambut pendek dan lurus,
penyebaran rambut merata, rambut hitam, kulit kepala bersih, dan sedikit
berketombe, tidak ada luka.
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa/benjolan
Wajah/ Inspeksi : bentuk wajah bulat, simetris, tidak terdapat luka, kulit bersih,
Muka penyebaran warna kulit merata, warna kulit merata.
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa/benjolan
Mata Inspeksi Konjungtiva tidak anemis, mata simetris, tidak ada alat bantu
penglihatan, pergerakan kelopak mata dan bola mata normal (tidak katarak),
sklera tidak ikterik, pupil mata isokor, refleks cahaya langsung baik, tidak ada
riwayat penyakit mata.
Palpasi : Tidak terdapat keluhan nyeri
Hidung Inspeksi Bentuk hidung simetris, hidung bersih, tidak terdapat cairan keluar
dari hidung, tidak terdapat lesi/jaringan parut
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa/benjolan
Telinga Inspeksi : Telinga simetris, tidak ada luka, terlihat sedikit serumen di rongga
telinga, tidak memakai alat bantu dengar, kulit telinga bersih.
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba benjolan
Pemeriksaan Fisik

Mulut dan Gigi Inspeksi : Bibir tidak ada luka, mukosa bibir kering, lidah bersih dan berwarna merah
pucat, tidak terdapat sariawan dan pendarahan pada gusi.
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan

Leher Inspeksi :Warna merata, tidak ada lesi/jaringan parut, tidak tampak adanya pembesaran
tiroid
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa/benjolan
Dada Inspeksi : Dada simetris, napas reguler, bentuk dada normal, tidak terlihat penggunaan
otot bantu napas, tidak terdapat adanya retraksi dada. RR : 20x/menit,
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan pada dada, taktil fremitus simetris
Perkusi : terdengar suara sonor pada kedua lapang paru kanan dan kiri
Auskultasi : vesikuler pada kedua lapang paru

Jantung Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak


Palpasi : Ictus cordis teraba di IC 5, tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : terdengar bunyi pekak
Auskultasi : Terdengar lup (S1) dan dup (S2), tidak ada mur-mur, tidak ada gallop.

Abdomen Inspeksi : Perut tampak datar, tidak ada tanda inflamasi, warna kulit abdomen merata
kuning langsat seperti kulit sekitarnya.
Auskultasi : Terdengar bising usus .
Palpasi : Tidak terdapat massa/benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada distensi
abdomen, hepar tidak membesar, lien tidak teraba.
Perkusi : Timpani di semua lapang abdomen,
Pemeriksaan Fisik

Ekstremitas Inspeksi : Warna kulit putih, kedua tangan dapat digerakkan


atas normal dengan bebas, turgor kulit elastis, tidak terdapat edema
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, akral hangat, CRT <2 detik,
kekuatan otot pada ekstremitas atas 5|5 (gerakan aktif menahan
gravitasi dan tahanan penuh)

Ekstremitas Inspeksi : warna kulit putih, turgor kulit elastis, tidak ada edema pada
bawah kaki
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, kulit teraba hangat, CRT <2 detik,
kekuatan otot pada ekstremitas bawah 5|5
Genogram

Klien merupakan seorang laki laki bernama Tn. F berusia 23 tahun, klien belum menikah. Klien
tinggal bersama kedua orang orang tuadan dua adiknya. Komunikasi antara Tn.F dengan
orangtuanya baik begitupun dengan saudara saudaranya dan berlangsung secara dua arah,
misalnya dengan saling berpendapat ketika akan menentukan suatu keputusan. Pengambil
keputusan dalam keluarga adalah kakak klien. Pola asuh yang diterapkan dalam keluarga adalah
demokratis dimana setiap anggota keluarga dapat memberi masukan dalam mengambil sebuah
keputusan. ibu klien pernah mengalami gangguan jiwa.
Analisa Data
Data Fokus Masalah
Ds: Gangguan Persepsi Sensori :
- Klien mengatakan “seperti ada yang mengajak berbicara dari suara itu dan kadang memberikan Halusinasi Pendengaran
perintah untuk memukul orang, membunuh orang, dan terkadang memberikan perintah untuk
sholat, puasa, dan berbuat baik pada orang tua. suara itu kadang datang 2 sampai 3 kali disaat
saya sendirian.”
- Klien mengatakan, “Suara itu biasanya muncul secara tiba-tiba mbak, biasanya pas siang hari,
sehari bisa dua sampai tiga kali muncul. Saat saya sedang sendiri biasanya suara itu muncul mbak.
Saya diajak cerita-cerita”
Do:
- Klien terlihat bingung dan tidak berkonsentrasi dalam berbicara
- Klien melakukan kontak mata seperlunya
- Matanya lebih sering melihat ke berbagai arah saat diajak bicara
Ds: Harga Diri Rendah
- Klien mengatakan,”ya malu sama keluarga sama tetangga masuk rumah sakit jiwa, lah saya kesini
itu kan karena saya sering ngomong sama yang mbisiki saya, ”
- Klien mengatakan,”pengen bekerja lagi kaya sebelumnya”
- Klien mengatakan “ saya kaya gini tu gara gara adek. sebelum masuk rumah sakit tu saya
bertengkar sama adikku gara gara aku diapusi adikku, bilang ke aku pinjam motor untuk bekerja,
ternyata motornya di gadaikan sama dia. Jadinya aku emosi terus tak memukul adike”
- Klien mengatakan “bimbang apakah bila pulang ada yang mau menerima kondisi dirinya.”
Do:
- klien terlihat beberapa kali melamun
- Terlihat kontak mata klien kurang
- Klien sering terlihat raut wajah sedih
- Klien perlu dorongan untuk mengikuti kegiatan yang ada.
Analisa Data
DS : Resiko Perilaku
- Klien mengatakan “seperti ada yang mengajak berbicara dari suara itu dan Kekerasan

kadang memberikan perintah untuk memukul orang, membunuh orang, ya


saya turuti trus mukul orang yang ada. dan terkadang memberikan perintah
untuk sholat, puasa, dan berbuat baik pada orang tua.”
- Klien mengatakan “ saya kaya gini tu gara gara adek. sebelum masuk rumah
sakit tu saya bertengkar sama adikku gara gara aku diapusi adikku, bilang ke
aku pinjam motor untuk bekerja, ternyata motornya di gadaikan sama dia.
Jadinya aku emosi terus tak memukul adike”

DO :
- Afek klien sesuai dengan stimulus. Namun untuk pertanyaan yang tidak ingin
dijawab seperti bagaimana perasaan pada pengalamannya dipasung, klien
lebih cenderung menghindari pertanyaan. Dan menunjukkan tangan
mengepal serta menggerutukkan gigi.
- Isi pikir: Klien merasa menyesal telah mengamuk, klien ingin pulang untuk
minta maaf dan berkumpul dengan keluarga.
- Klien marah bila ada yang memancing kemarahan
Pohon Masalah

RPK Effect

Halusinasi (Core problem)

Harga diri Rendah Cause

Diagnosa Keperawatan
Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran
Gangguan konsep diri: Harga diri rendah
Resiko Perilaku Kekerasan
IMPLEMENTASI HALUSINASI
Implementasi Gangguan
Konsep Diri: Harga Diri Rendah
• Lakukan SP1 Mengidentifikasi kemampuan dan
aspek positif yang masih dimiliki klien:
• Lakukan SP 2 Membantu klien menilai kemampuan
yang dapat digunakan
• Lakukan SP 3: Membantu klien memilih/menetapkan
kemampuan yang akan dilatih
• Lakukan SP 4 Pasien : Melatih kemampuan yang
dipilih klien
EVALUASI Gangguan Konsep
Diri: Harga Diri Rendah
S:
Klien Mengatakan : “ Opo yo mbak, isoku yo gur
O:
ndandanimotor mobil, paling resik resik omah, ngumbah pit Klien mampu melatih aspek positif
motor karo mobil e penggan mbiyen,karo paling ndandani
elektronik. Iki neng kene aku wes rehab jane, rehab e sih yang dimiliki.
dandan dandan barang elekttronik kambek berkebun mbak. Klien mampu menjelaskan kembali
Kui lagi mulai dino iki.”
Klien Mengatakan : “ Nek dijadwal sih aku paling tangi turu perencanaan kegiatan yang telah
ngrapikno kasur, trus adus bar kui ngewangi nyepakne
sarapane liyane, trus kadang yo ngewangi nyapu, ngewangi disusun bersama
mberesi piring piring. Kui tok sih paling mbak sing iso tak
lakokne.”
Klien mengatakan, “ iki mau iso kabeh mbak tak lakokne,
mandiri, kan aku fisike jik sehat, mung pikirane wae sing
loro.”

A: P:
Masalah Harga diri rendah teratasi Evaluasi Kegiatan yang telah
dengan mengeksplore kegiatan dijadwalkan
positif yang dimiliki klien
Implementasi Resiko
Perilaku Kekerasan
Lakukan SP1 pasien : mengidentifikasi perilaku kekerasan dan cara mengontrol perilaku kekerasan 1
• Mengidentifikasi tanda dan gejala, penyebab dan akibat perilaku kekerasan
• Menjelaskan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik 1: tarik nafas dalam dan fisik 2: pukul kasur/bantal
• Melatih klien cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik 1: tarik nafas dalam dan pukul kasur/bantal
• Melatih klien memasukkan latihan tarik nafas dalam dan pukul kasur/bantal ke dalam jadwal kegiatan harian.

Lakukan SP2 pasien : edukasi konsumsi obat secara teratur


• Menjelaskan tentang obat yang diminum (6 benar: jenis, dosis, frekuensi, cara, orang dan kontinuitas minum obat).
• Mendiskusikan manfaat minum obat dan kerugian tidak minum obat dengan klien
• Melatih klien cara minum obat secara teratur
• Melatih klien memasukkan kegiatan minum obat secara teratur ke dalam jadwal kegiatan harian.

Lakukan SP3 pasien cara mengontrol perilaku kekerasan dengan verbal


• Menjelaskan cara menontrol perilaku kekerasan dengan verbal/bicara baik-baik
• Melatih klien cara verbal/bicara baik-baik
• Melatih klien memasukkan kegiatan verbal /bicara baik-baik minum obat ke dalam jadwalkegiatan harian.

Lakukan SP4 pasien cara mengontrol dengan spiritual


• Jelasakan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan spiritual
• Latih klien secara spiritual
• Latih klien memasukan kegaiatan spiritual kedalam kegaiatn harian
EVALUASI Gangguan Konsep
Diri: Harga Diri Rendah
S: O:
Klien cukup kooperatif selama pelaksanaan SP
Klien berkata, “Nggih mba kalo 4 pasien
habis ibadah, shalat kan rasanya Afek: Klien berespon dengan baik, klien
adem mba. Jadi kalo shalat jangan mengekspresikan apa yang ia rasakan dengan
ditinggalin ya mba. Alhamdulillah, baik
Interaksi: Klien melakukan kontak mata
shalat lancar biar tenang mba. Disini dengan perawat. Klien berinteraksi dengan
juga banyak-banyak istighfar.” baik
Klien berkata, “Alhamdulillah mba, Klien mampu mempraktikkan cara
mengontrol perilaku kekerasan dengan cara
shalat disini bisa. Kadang kalo ada spiritual (istighfar dan shalat).
yang ngajak jamaah saya ikut.”
Klien berkata, “Kalo ada yang ngga
pas saya istighfar ya mba.”
A: P : (Pasien)
Klien mampu mempraktikkan cara Masukkan kegiatan spiritual dengan
mengontrol perilaku kekerasan dengan baik kedalam jadwal kegiatan harian.
cara spiritual

You might also like