You are on page 1of 42

Keselamatan Kerja Listrik

Topik Bahasan
 Dasar-dasar pengetahuan
 Identifikasi sumber bahaya listrik
 Resiko sumber bahaya listrik
 Pencegahan bahaya listrik
 Pengendalian dan penanggulangan potensi
bahaya listrik
Dasar-dasar pengetahuan listrik
 Arus listrik (aliran elektron) – ampere/m-ampere
◦ Alternating Current (AC)
◦ Direct Current (DC)
 Beda potensial (volts)
 Hambatan (ohms)
 Konduktor
 Isolator
 Hubungan pendek (short-circuit)/konslet
 Pembumian (earthing) - bonding
Bahaya dan Resiko Listrik
 Kesetrum (electric shock)
 Terbakar (electric burns)
 Kebakaran dan peledakan akibat listrik
 Percikan
 Peralatan listrik protable
 Bahaya-bahaya turunan akibat listrik
Electric Shock
 Reaksi fisiologi pada tubuh yang ditandai
dengan rasa nyeri, kejang/kaku otot pada
bagian yang dilewati arus listrik

 Dua kategori:
◦ Sentuh langsung
◦ Sentuh tidak langsung
Kesetrum (Electric Shock)
P3K Kecelakaan Listrik
Sumber bahaya listrik
Sumber bahaya listrik
Potensi Bahaya Kesetrum
Kabakaran dan peledakan akibat
listrik
Overheated pada kabel
Pencegahan Resiko Akibat Bahaya
Listrik
1. Selamat Rancangan (INTRISICALLY SAFE DESIGN)
◦ Instalasi, rancangan alat, bahan-bahan, kabel dan semua aspek
teknis perlengkapan listrik dibuat sesuai dgn standard
2. Prosedur Kerja (SAFE WORKING PROCEDURE)
◦ Kabel dan extensionnya terhindar kerusakan, penggunaan
perkakas listrik yang berlebihan dan tidak memenuhi standard.
3. PROGRAM PENGENDALIAN
◦ Inspeksi dan pengujian rutin sistim instalasi, pelatihan-pelatihan
penanggulangan bahaya listrik, penerapan ‘LOG and TAG OUT’
System, ijin kerja, “buddy system”, pengawasan pekerjaan-
pekerjaan khusus
Pengendalian dan pencegahan
bahaya listrik
Checklist Inspeksi Bahaya Listrik
Logout – Tagout pada proses
pemeliharaan
Pemeriksaan rutin alat-alat listrik
portable
Penyediaan APAR yang sesuai
Dasar hukum :
Undang undang No 1 tahun 1970
Keselamatan Kerja

Pasal 2 ayat (1) huruf q


(Ruang lingkup)
Setiap tempat dimana listrik
dibangkitkan, ditranmisikan,
dibagi-bagikan, disalurkan dan
digunakan
Dasar hukum :
Undang undang No 1 tahun 1970

Pasal 3 ayat (1) huruf q


(Objective)
Keselamatan Kerja

Dengan peraturan perundangan


ditetapkan syarat-syarat keselamatan
kerja untuk:
q. mencegah terkena aliran listrik
berbahaya
STANDAR K3 LISTRIK
DI INDONESIA

Peraturan
KHUSUS B Peraturan
Khusus B
Peraturan
04/78
Peraturan
04/88
Dasar hukum :
Undang undang No 1 tahun 1970
Keselamatan Kerja
Peraturan
Menteri Tenaga Kerja &
Transmigrasi RI

No Kep 75/Men/2002

Pemberlakuan
PUIL 2000
Bagian 1 :Pendahuluan(Ruang lingkup & acuan)
Bagian 2 :Persyaratan Dasar
Bagian 3 :Proteksi untuk K3/ Sentuh langsung,
sentuh tidak langsung, & kebakaran
Bagian 4 :Perancangan instalasi listrik
Bagian 5 :Perlengkapan listrik
Bagian 6 :PHB & Komponennya
Bagian 7 :Penghantar dan pemasangannya
Bagian 8 :Ruangan khusus
Bagian 9 :Pengusahaan instalasi listrik

Lampiran-lampiran
Pencegahan kecelakaan listrik
2. Objek pengawasan
 Setiap tempat dimana listrik
dibangkitkan, ditranmisikan,dibagi-
bagikan, disalurkan dan digunakan.
 Yg dilakukan pemeriksaan
◦ pengesahan/perijinan Personil/lembaga &
peralatan
◦ Kondisi Peralatan :
 Instalasi listrik
 Perlengkapan listrik
 peralatan listrik
 Pesawat lift
 Instalasi penyalur petir
Sumber Bahaya Listrik
 Instalasi (sambungan listrik) overload
 Kebocoran penghantar listrik (sistim
isolasi, kabel rusak)
 Hubungan pendek (short circuit)
 Personil tidak kompeten
 Perawatan yang kurang
Pengendalian potensi
bahaya listrik
 Pengesahan gambar dan pemakaian instalasi
listrik.
 Kondisi instalasi instalasi listrik dalam kondisi
sesesuai ketentuan
◦ Pemasangan
◦ Pemakaian
◦ Pemeriksaan dan pengujian secara berkala
 Mengacu pada Permen 75/Men/2002 Dan PUIL
2000
PROTEKSI BAHAYA
SENTUHAN LANGSUNG

Metoda :
1. Isolasi bagian aktif
2. Penghalang atau Selungkup
3. Rintangan;
4. Jarak aman atau diluar jangkauan
5. Gawai proteksi arus sisa
6. Isolasi lantai kerja.
Penempatan di luar jangkauan
 Hanya dimaksud untuk mencegah sentuh
yang tidak sengaja dengan bagian aktif
 Bagian berbeda potensial yg dapat
terjangkau secar simultan harus berada di
luar jangkauan.
 Dua bagian dapat terjangkau secara
simultan jika berjarak tidak lebih dari 2.50
m
PROTEKSI BAHAYA
SENTUHAN LANGSUNG

Jarak aman atau diluar jangkauan


Tegangan kV Jarak cm
1 50
12 60
20 75
70 100
150 125
220 160
500 300
Sistem TT atau Pembumian Pengaman (PP)

L1
Bila terjadi kegagalan
L2
isolasi, teganan suplai akan
L3
N terputus karena alat
proteksi bekerja otomatik

Membumikan titik netral di


sumbernya dan membumikan
PE
pada BKT instalasi dan BKT
perlengkapan listrik.
SISTEM PEMBUMIAN PENGAMAN
L1
L2
L3
N

SATU FASE TIGA FASE


2. Sistem IT atau Hantaran pengaman (HP)

Tujuan pembumian :
Bila terjadi arus bacor atau hubung singkat, arus akan
tersalur ke bumi melalui penghantar pengaman sehingga
arus meningkat dan pengaman akan terputus secara
otomatik

Fasa tunggal 3 kawat


Penghantar Aktif
Penghantar Nol/Netral
Hantaran pengaman
SISTEM HANTARAN PENGAMAN
L1/R
L2/S
L3/T
N
PE
 Instalasi listrik
◦ Instalasi yang baru / perubahan harus
diperiksa dan diuji :
 Resistansi isolasi
 Pengujian sistem proteksi
 Pemeriksaan dan pengjuian instalasi
listrik.
 Digunakan setelah mendapat ijin dari
instansi yg berwenang (tempat kerja =
Depnaker)
TATA LAKSANA TEKNIS K3

Penerbitan perijinan /pengesahan Instalasi listrik, petir dan lift

(a). Setiap laporan pemeriksaan dan pengujian harus dicatat dalam


buku Register dan diberi nomor sesuai ketentuan.

(b). Pembuatan Pengesahan/perijinan setelah mempertimbangkan


hasil pemeriksaan dan pengujian. Dalam pengesahan/perijinan memuat
syarat K3 yang harus selalu dipenuhi dan hasil pemeriksaan /pengujian.
Pengesahan/perijinan ditanda tangani oleh Kepala Dinas setelah diparaf
oleh Pegawai Pengawas dan atau atasan langsung Pegawai Pengawas.

(c). Setiap Pengesahan /perijinan harus dicatat dalam buku Register


dan diberi nomor sesuai ketentuan.

(d). Pengesahan/perijinan asli disampaikan kepada Pemakai/Pemilik


sarana listrik, petir dan lift, tindasan pertama disimpan di Dinas setempat
dan tindasan kedua disampaikan ke Tingkat Propinsi/ Pusat.
Proses pengesahan gambar ins. listrik
Dokumen perencanaan listrik
1. Peta lokasi Berkas Commissioning.
2 Gambar instalasi perencanaan. Rekomendasi.
- Lay out perlengkapan dan
peralatan listrik Analisis:
- Rangkaian peralatan dan Berdasarkan SNI -225 2000
pengendalinya oleh pegawai pengawas
3. Diagram garis tunggal
4. Gambar rinci
Tidak
5. Perhitungan beban
Memenuhi syarat
6. Tabel bahan
7. Ukuran teknis Ya
- Sepesifikasi & cara pasang
- Cara menguji PENGESAHAN GAMBAR
- Jadwal waktu
Setuju dipasang.
Rekomendasi.
TERIMA KASIH

You might also like