You are on page 1of 32

TERMODINAMIKA KIMIA

MATA KULIAH: KIMIA DASAR II


SKS :3
Jadwal/jam : Senin (3sks) : 10.20 -12.50 (tiap minggu)

1. Jumlah pertemuan : 12 kali + 1 UTS + 1 UAS


2. Metoda belajar : TCL dan SCL
3. Absen : minimal 75%
4. Tugas : (Latihan soal di tiap BAB), dengan double folio dan
dikumpul sesuai dengan waktu yang disepakati
5. Nilai : UTS (40% + UAS 40% + tugas 20%)
6. Disiplin : waktu kuliah dan pengumpulan tugas
7. Pakaian : sopan dan rapi (tak diizinkan pakai kaus dan sandal)
8. Kuis : tiap akhir BAB, tanpa pemberitahuan.
BAB 15 Termodimika kimia
BAB 16 Kinetika kimia
BAB 21 Elektrokimia
BAB 17 Kesetimbangan kimia
BAB 18 Kesetimbangan Asam basa
BAB 22 Kimia inti
Referensi :
Whitten : “ General Chemistry “
Termodinamika adalah suatu studi yang
mempelajari perubahan energi yang menyertai proses
fisika dan kimia antara lain :
• Mendeteksi energi yang dihasilkan /diserap
disebabkan oleh proses fisika/ kimia
• Menghitung/mengukur besar energi ( panas ) yang
terlibat dalam proses tersebut
Hukum I Termodinamika
Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja
atau untuk transfer panas
Energi terdiri dari energi kinetik, energi potensial,
energi cahaya, energi listrik, Energi kimia ( energi
potensial dari molekul senyawaan )
Energi kimia yang dimaksud adalah energi yang
dibutuhkan/dilepaskan pada saat terjadi reaksi kimia
Perubahan Entalpi (∆H )

• Entalpi adalah energi yang diserap/ dilepaskan


dalam proses perubahan kimia/fisika pada kondisi
tekanan tetap (Qp )
• ∆H ( Qp ) = H ( akhir) – H ( awal )
• ∆H = H ( produk ) – H ( awal )
Untuk menentukan nilai ∆H ( Qp ) dapat dilakukan
dengan metoda Kalorimetri
Dasar pengukuran metoda Kalorimetri (azas Black)
E panas reaksi = E (panas di terima kalorimeter) +
E( diterima larutan )
Aplikasi Kalorimeter
• 3,358 kj panas diberikan pada sebuah alat kalorimeter yang
berisi 50 g air bertemperatur 22,34o C, sehingga temperatur
sistem naik menjadi 36,74 o C. Hitunglah kapasitas kalor alat
kalorimeter, jika kapasitas panas air 4,184 j/g0 C
• Solusi
• E ( panas) terserap air =50 g x 4,284 j/go C x ( 36,74
• – 22,34 )o C
• = 3,012 x 10 3 j
• E diserap Kalorimeter = 3,358 x 103 j–3,012x103 j = 0,346x103 j
• Kapasitas alat Kalorimeter = 0,346x103 j /14 o C = 24,0 j/o C
Perubahan entalpi standar (∆Ho )

• Menurut termodinamika perubahan entalpi standar


suatu senyawa diukur pada kondisi tekan 1 atm
temperatur 25o C/ 298o K. Ilmuwan mendefinisikan
keadaan standar adalah sebagai berikut :
• Senyawa murni padat/cair dinyatakan stabil secara
termodinamika adalah pada kondisi standar
• Senyawa fasa gas dinyatakan stabil secara termodinamika
pada kondisi atandar ,jika bersifat ideal
• Larutan stabil secara termodinamika ditujukan oleh sifat ideal
nya dan berkonsentrasi 1 M
Entalpi molar standar pembentukan ( ∆Hof )
adalah energi yang menyertai pembentuk 1 mol suatu
senyawa pada kondisi standar dari unsur-unsur
murninya
Hukum Hess’S perubahan entalpi suatu reaksi selalu konstan
dan merupakan penjumlahan perubahan entalpi dari semua
reaksi peralihan yang menyusun reaksi tersebut

Contoh Soal :
Hitunglah entalpi reaksi :
Dari beberapa reaksi berikut

:
Menurut Hukum Hess’S ada beberapa
ketentuan termokimia
• Persamaan reaksi kimia dapat di jumlahkan/
dikurangkan
• Reaksi kimia dapat ditulis dengan arah yang
berlawanan yaitu dengan cara merubah tanda
dari ∆H
• ∆Hof unsur murni = 0
Energi Ikatan adalah sejumlah energi yang
dibutuhkan untuk membentuk 1 mol ikatan suatu
senyawa kovalen dalam fasa gas pada kondisi tekanan
dan temperatur standar, jika nilai energi ikatannya
besar maka senyawanya sangat stabil
• Tabel Energi ikatan tunggal ( kj/mol)
Ikatan tunggal kovalen antara dua atom dikenal
dengan ikatan sigma ( σ ) dan ikatan ganda dua
atau tiga disebut ( π )
• Tabel perbandingan nilai ikatan tunggal dan
ganda dari beberapa atom
Skema pembentukan senyawa HBr dari H2 dan Br2
Perubahan Energi dalam (∆E ) merupakan perbedaan
energi dua keadaan suatu sistem , dan tidak
tergantung pada jalan yang di tempuh dari keadaan
awal dan akhir dari proses tersebut

Hubungan antara sistem dengan lingkungan


Bila energi panas diadsorpsi dari lingkungan untuk proses
pemuaian gas . Pada saat bersamaan gas di konsumsi oleh
reaksi kimia . Contoh : 2 H2 (g) + O2 (g) ------ 2 H2 O ( l) + panas
Tekanan sisten konstan, pada proses ini terjadi pengurangan
volume , maka kerja yang dilakukan sistem adalah
W=-P(V2-V1), nilai W = - kerja ekspansi, W =+ kerja kompresi
• V2 < V 1 V 2 > V1
∆V = V2 - V1 = - ∆V = V2 -V1 = +
W = - P x ∆V= positif W = -P x ∆V= negatif

Jika sistem diamati adalah berupa reaksi kimia yang berlangsung


berfasa padat dan cair, perubahan volume < , maka volume konstan
∆V= 0 ∆E =QV
Jika reaksi berfasa gas dan bersifat ideal P∆V = ∆nRT
∆E = Q - ∆n RT
∆n = mol ( produk gas ) – mol ( reaktan gas )
Hubungan antara ∆H dan ∆E

• Entalpi H = E + PV
• Untuk proses T dan P = constant, perubahan entalpi
• ∆H = ∆E + P∆V dan ∆E = Q + W subsitusikan
• ∆H = Q + W + P∆V dan W = - P∆V ,shg
• ∆H = Q + (-P∆V ) + P∆V ( T dan P = konstan )
• ∆H = QP
• Jika sistem yang diamati reaksi berfasa gas, maka
• P∆V = ∆n RT maka T dan P = konstan
• ∆H = ∆E + ∆n RT atau ∆E = ∆H - ∆n RT
Spontanitas dari perubahan fisika dan
perubahan kimia
• Contohnya :
1. Mengalirnya panas dari benda panas ke benda dingin
2 .menyebarnya 1 tetes tinta dalam air
3. Gas yang berdifusi dapat dikenal dari baunya
4. Besi berkarat
5. Reaksi pembakaran gas, cairan volatil dari BBM

Ada dua faktor yang menyebabkan spontanitas perubahan


tersebut di atas yaitu disebabkan oleh perubahan
panas dan proses meningkatnya derajat kekacauan ( es
yang meleleh di ruangan terbuka)
Hukum ke II termodinamika

• Entropi (S) secara termodinamika adalah suatu fungsi


ketidak teraturan dari suatu sistem.
• Di alam fasa padat mempunyai keteraturan yang
lebih besar dari zat cair dan cairan lebih teratur dari
fasa gas
Hukum termodinamika II menyatakan (entropi)
alam semesta meningkat secara spontan

• Contoh : Dua gas terpisah dengan kondisi tekanan


dan suhu tetap, kran dibuka gas akan berdifusi dan
bercampur ( entropi meningkat )tanpa ada
penyerapan panas dari lingkungan
Gas,cairan jika temperaturnya diturunkan( panas diserap)
oleh lingkungan sampai titik bekunya, molekul akan
menata diri semakin rapat dan teratur, maka
fasanya akan berubah menjadi padat
Entropi sistem < 0 dan Entropi lingkungan > 0 .
Sebaliknya terjadi bila panas diserap oleh sitem.
Perubahan Entropi standar reaksi kimia ( ∆So )
∆Soreaksi =∑n Soproduk - ∑n Soreaktan
• Entropi secara termodinamika merupakan ketidak teraturan
dari molekul. Hal ini disebabkan oleh beberapa peristiwa :
1. Perubahan fasa. Senyawaan meleleh,menguap, menyublim
(∆Ssis meningkat >o )
2. Perubahan temperatur .Vibrasi,gerakan molekul semakin
cepat/agresif ( entropi >0)
3. Perubahan volume dari gas . Jarak antar molekul semakin
berjauhan karena sifatnya yang mudah berdifusi ( entropi
>0)
4. Campuran dari beberapa senyawaan ( fasa cair dan gas )
yang bersifat mudah berdifusi, akan bercampur secara
homogen. Hal yang sama jika padatan ionik dilarutkan
dalam pelarut polar ( air ) atau senyawa non polar dalam
pelarut non polar
5. Pada reaksi kimia :
a/ reaksi disosiasi molekul menjadi
molekul sederhana / atom-atom penyusunnya
Contah : 1 mol H2 ----- 2 mol atom H (∆S >0 )
b/Reaksi kimia berfasa gas:
∆S sistem > 0, bila jumlah mol produk lebih besar
dari jumlah mol reaktan. Jika sebaliknya jumlah mol
reaktan > mol produk .∆Ssistem <0
Contoh : 1.Perubahan fasa 2. Larutan ionik/non polar
Perubahan Energi bebas Gibbs(∆G) dan
Spontanitas
• Ilmuwan Willard Gibbs ( 1839-1903) menemukan
suatu fungsi dikenal dengan fungsi Gibbs ( G) yaitu
hubungan antara entalpi dengan entropi ( kedua
fungsi ini sama-sama fungsi keadaan )
G = H – TS
• Perubahan fungsi Gibbs pada P, T =tetap adalah :
∆G = ∆H - T∆S
Dari persamaan dapat terlihat bahwa proses spontan
terjadi bila : ∆S > 0 ( sistem tidak teratur), ∆H<0
( proses eksoterm ), sehingga ∆G < 0 (spontan )
Hubungan antara spontanitas reaksi dengan
nilai (∆G )

∆G Kondisi reaksi ( p, T = konstan )


+ reaksi tidak spontan
0 reaksi setimbang
- reaksi spontan
Nilai fungsi Gibbs ( ∆G ) sangat ditentukan oleh
kondisi P dan T , untuk campuran juga ditentukan
oleh konsentrasi/ komposisinya

∆Gof ( fungsi pembentukan molekul pada kondisi standar )


• Persamaan ∆Go reaksi pada kondisi standar

∆Goreaksi = ∑n ∆Horeaksi - T ∑n ∆Soreaksi

(T=298 o K dan P = 1atm )

• Nilai ∆Hof dan ∆Sof untuk reaktan dan produk reaksi


nilainya dilihat dalam tabel pada Ependik
Pengaruh temperatur terhadap spontanitas
suatu proses
• Proses setimbang → ∆G = 0
• ∆Greaksi = ∆Hreaksi - T ∆Sreaksi
• Reaksi setimbangan :
0 = ∆Hreaksi - T ∆Sreaksi
∆Hreaksi = T ∆Sreaksi

T = ∆Hreaksi /∆Sreaksi
Nilai ∆G reaksi tergantung pada nilai ∆H dan ∆S
reaksi , maka reaksi dapat dikelompokkan atas 4
kelompok
• Persamaan ∆G = ∆H - T∆S
1. ∆H = - (menguntungkan) dan ∆S=+ (menguntungkan)
produk reaksi terbentuk pada semua kondisi temperatur
2. ∆H = - (menguntungkan) dan ∆S= - (tidak menguntungkan)
produk reaksi terbentuk hanya pada T <<<
3. ∆H = + (tidak menguntungkan) dan ∆S = + (menguntungkan)
Produk reaksi terbentuk pada T>>>
4. ∆H = + ( tidak menguntungkan) dan ∆S = - (tidak menguntungkan )
produk reaksi tidak terjadi pada semua nilai temperatur
Grafik 4 kelompok reaksi diatas
Tipe-tipe reaksi menurut termodinamika

You might also like