You are on page 1of 28

Asuhan keperawatan dengan

gangguan halusinasi dan waham


Halusinasi
Halusinasi
merupakan suatu
gejala gangguan jiwa
dimana klien
merasakan stimulus
yang sebenarnya
tidak ada.
Tipe halusinasi

Halusinasi pendengaran
Halusinasi perabaan

Halusinasi penciuman

Halusinasi penglihatan Halusianasi pengecapan


Tingkat halusinasi

Tingkat Tingkat Tingkat Tingkat


I II III IV
Faktor Predisposisi

Faktor biologis

Faktor sosial budaya

Faktor psikologis
Faktor Presipitasi

Stresor sosial budaya

Faktor biokimia

Faktor psikologis
Tanda dan Gejala

Tertawa yang tidak sesuai

Gerakan mata cepat

Respons verbal lamban

Terlihat bicara sendiri


Mekanisme koping

Regresi

Proteksi

Menarik diri
Rentang Respons Neurobiologi
Adaptif
Halusinasi Maladaptif

• Pikiran logis • Kadang proses • Waham


• Persepsi akurat pikiran tidak • Halusinasi
• Emosi konsisten terganggu • Kesukaran
• Perilaku cocok • Ilusi proses emosi
• Hubungan sosial • Emosi tidak • Perilaaku tidak
harmonis stabil terorganisasi
• Perilaku tidak • Isolasi sosial
biasa
• Menarik diri
Waham
Keyakinan atau
persepsi palsu yang
tidak dapat diubah
meskipun ada bukti
yang membantahnya.
Fase terjadinya waham
Kebutuhan Kurangnya Kendali
manusia kepercayaan internal dan
rendah diri eksternal

Dukungan
Kenyamanan Peningkatan
lingkungan
Waham kejadian

Waham kebesaran

Tipe tipe Waham keagamaan


waham
Waham somatik

Waham curiga

Waham nihilistik
Faktor Predisposisi

Teori biologis

Teori
psikososial
Faktor Presipitasi

Biologis

Stress lingkungan

Pemicu gejala
Tanda dan gejala
Tanda dan Gejala Menurut Direja, (2011) yaitu :
1. Terbiasa menolak makan
2. Tidak ada perhatian pada perawatan diri
3. Ekspresi wajah sedih dan ketakutan
4. Mudah tersinggung
5. Menghindar dari orang lain
Mekanisme koping

Proyeksi

Mekanisme
Penyangkalan
defense

Pembentukan
reaksi
Rentang Respons Neurobiologi
Adaptif Maladaptif

• Pikiran logis • Pikiran kadang • Gangguan proses


• Persepsi akurat menyimpang ilusi pikir: Waham
• Emosi konsisten • Reaksi • Halusinasi
dengan pengalam emosional • Kesulitan
• Perilaku sesuai berlebihan atau memproses emosi
• Hubungan sosial kurang • Ketidakteraturan
• Ilusi dalam perilaku
• Perilaku aneh • Isolasi sosial
atau tak lazim
kasus
Seorang perempuan berinisial Nn. A berumur 34 tahum
dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Cisarua. Ketika dikaji, pasien
mengatakan klien sering mendengar bisikan – bisikan
yang menyuruhnya untuk melempar barang – barang.
Menurut keluarganya, pasien sering mnegamuk dirumah
dan memecahkan barang – barang yang ada dirumah.
Pasien Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan tanda
tanda vital:
TD : 120/70 mmHg
N : 80 x/menit
R : 18 x/menit
S : 36ºc
TB : 165 cm
BB : 54 kg
Pembahasan
• IDENTITAS KLIEN
Inisial: Nn. A
Umur: 33 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Cipatujah
Agama : Islam
Pekerjaan : Tidak bekerja
Diagnosa medis : Halusinasi pendengaran
Tgl pengkajian : 19 – 09- 2018 pukul 10.00 WIB
• ALASAN MASUK
Klien mengatakan ia dibawa ke RSJ Cisarua oleh keluarganya
dengan keluhan sering mengamuk di rumah dan
memecahkan barang – barang yang ada di rumah
• FAKTOR PREDISPOSISI (penyakit masa lalu)
1. Klien menderita gangguan jiwa ± 5 bulan yang lalu
2. Kurang berhasil karena Klien putus obat ± 3 bulan yang
lalu
3. Tidak ada anggota klien yang mengalami gangguan jiwa
4. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : tidak
ada
• FAKTOR PRESIPITASI (penyakit sekarang)
Klien sering mendengar bisikan – bisikan yang menyuruhnya
untuk melempar barang – barang
1. TTV
TD : 110/70 mmHg
S : 36º C
N : 80 x/menit
R : 24 x/menit
2. Ukuran
BB : 157 cm
TB : 48 kg
3. Keluhan Fisik
Tidak ada keluhan fisik yang dialami klien
• Konsep diri
Citra tubuh : Klien menyukai seluruh bagian
tubuhnya
Identitas diri : Klien mengatakan namanya Nn. A
ia anak bungsu dari 5 bersaudara
Peran diri : Klien mengatakan bahwa dia belum
bekerja padahal sudah sarjana
Ideal diri : Klien mengatakan dirinya ingin cepat
sembuh dan bisa bertemu keluarganya lagi
Harga diri : Hubungan klien dengan orang lain,
klien cepat berinteraksi, bergaul dengan banyak
orang
• Hubungan sosial
1. Orang terdekat : Orang Tua
2. Peran serta dalam kegiatan
kelompok/masyarakat : Klien selalu
mengikuti kegiatan dalam masyarakat.
3. Hambatan dalam berhubungan dengan
orang lain : Klien tidak mengalami hambatan
dalam berinteraksi dengan orang lain
A. ANALISA DATA
Hari/Tanggal Data Masalah Keperawatan
Selasa 19-09-2018 Data subyektif : Perubahan persepsi
Klien mengatakan sesekali sensori : Halusinasi
mendengar suara atau pendengaran
bisikan yang menyuruh
klien melempar barang
Data obyektif :
1. Suka menyendiri
2. Mengarahkan telinganya
pada suatu titik
3. Sering memandang satu
arah.
Diagnosa Perencanaan
Keperawatan
TUK/TUM Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
Gangguan TUM: Ekspresi wajah Bina Hubungan
perubahan Klien tidak bersahabat, hubungan saling percaya
sensori mencederai menunjukan rasa saling merupakan
persepsi: diri sendiri, senang, ada percaya dasar untuk
halusinasi orang lain, kontak mata, mau dengan memperlancar
dengar dan berjabat tangan, mengemukak interaksi yang
(auditori) lingkungan. mau menyebut an prinsip selanjutnya
nama, mau komunikasi akan dilakukan.
TUK 1: menjawab salam, terapeutik
Klien dapat klien mau duduk
membina berdampingan
hubungan dengan perawat,
saling mau
percaya. mengutarakan
masalah yang
dihadapinya.
TUK 2: 1) Klien dapat 1.1 Adakan kontak Mengenal perilaku
Klien dapat menyebutkan sering dan singkat klien pada saat
mengenal waktu, isi, dansecara bertahap. halusinasi terjadi
halusinasinya. frekuensi 1.2 Observasi dapat
timbulnya tingkah laku klien memudahkan
halusinasi yang terkait dengan perawat dalam
halusinasinya melakukan
2) Klien dapat 1.3 Bantu klien intervensi
mengungkapka mengenal
n bagaimana halusinasinya Mengenal
perasaannya halusinasi
2.1 Diskusikan memungkinkan
dengan klien tentang klien menghindari
apa yang dirasakan faktor timbulnya
jika terjadi halusinasi halusinasi
(marah, takut,
sedaih dan senang), Mengidentifikasi
beri kesempatan pengaruh
pada klien untuk halusinasi pada
mengungkapkan klien.
perasaannya.
TUK 3: 1) Klien dapat 1.1 Bersama klien, Usaha untuk
Klien dapat menyebutkan identifikasi tindakan memutus
mengontrol tindakan yang yang dilakukan jika halusinasi,
halusinasinya. biasanya terjadi halusinasi sehingga halusinasi
dilakukan 1.2 Diskusikan tidak muncul
untuk manfaat dan cara kembali.
mengendalika yang digunakan
n klien. Jika Penguatan
halusinasinya. bermanfaat beri (reinforcement)
pujian pada klien dapat
2) Klien dapat meningkatkan
menyebutkan 2.1 Diskusikan harga diri klien.
cara baru dengan klien
mengontrol tentang cara baru Memberikan
halusinasi. mengontrol alternatif pilihan
halusinasinya untuk mengontrol
halusinasi.
Terimakasih

You might also like