You are on page 1of 36

Kelompok VIII

Subkelompok 16 “INDUSTRI KONVEKSI”


Natasha Devieta S
Pembimbing :
Niluh Sukreni
Dr. Reza Tandean,MHSc.(OM), SpOk
Novelia Desi
Paluvi Safitri
 BAB I
 PENDAHULUAN
Latar belakang

 Konveksi adalah kegiatan yang mengolah bahan


mentah, bahan baku, bahan setengah jadi menjadi
bahan jadi secara besar-besaran dengan menggunakan
ukuran standar melalui penanganan yang rapi. Dalam
konveksi dapat menilai keselamatan dan kesehatan
kerja.

 Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) diatur dalam

Undang-Undang Republik Indonesia No. 1/1970 tentang


keselamatan kerja yang mendefinisikan tempat kerja
sebagai ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka,
bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja.
Rumusan Masalah

 Faktor risiko apa saja yang terdapat di tempat industri konveksi


tersebut?
 Faktor penyebab terjadinya gangguan keselamatan dan kesehatan
kerja?
Tujuan

 Tujuan Umum
 agar dapat membantu menurunkan angka kejadian kecelakaan kerja dan
meningkatkan keselamatandan kesehatan di tempat industri konveksi.

 Tujuan Khusus
 Dari kunjungan kedokteran kerja adalah untuk mengetahui bahan, proses dan
alur kerja pada industri konveksi.
 Dari kunjungan kedokteran kerja ini adalah untuk mengetahui faktor risiko dan
potensi bahaya kerja yang terjadi diindustri konveksi.
 Dari kunjungnan kerja adalah untuk memberikan pengetahuan dan solusi tentang
bahaya kerja dengan cara edukasi kepada setiap karyawan dan pemilik industri
konveksi
MANFAAT

Bagi Pemilik Bagi Institusi Bagi Institusi


Bagi Penulis
Usaha Pemerintahan Pendidikan
untuk menambah
untuk memenuhi untuk
pengetahuan tentang
syarat meningkatkan keselamatan dan
menyelesaikan pengetahuan dan kesehatan kerja untuk menambah
Modul kepedulian sehingga pemerintah referensi bagi ilmu
Komprehensif dan terhadap setempat dapat pengetahuan
menambah keselamatan dan memberikan mengenai
pengalaman kesehatan kerja perhatian untuk keselamatan dan
dibidang karyawan di memberikan sarana kesehatan kerja.
dan prasarana
kedokteran kerja. industri majun.
keselamatan dan
kesehatan kerja.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Keselamatan kerja  Bebas dari resiko
kecelakaan atau kerusakan atau dengan Menurut OHSAS
resiko yang relative sangat kecil Keselamatan dan Kesehatan Kerja 
dibawah nilai tertentu. kondisi dan faktor yang memperngaruhi
atau akan mempengaruhi keselamatan
dan kesehatan pekerja, tamu atau orang
Kesehatan kerja  kondisi yang dapat lain di tempat kerja.
mempengaruhi kesehatan pekerja.
Macam-macam
Hazard pada Konveksi
Hazard ergonomi

 1. Posisi Kerja
 Terdiri dari posisi
duduk dan posisi
berdiri, posisi duduk
dimana kaki tidak
terbebani dengan
berat tubuh dan
posisi stabil selama
bekerja.
 2. Mengangkat Beban
 Bermacam-macam cara
dalam mengangkat
beban yakni, dengan
kepala, bahu, tangan,
punggung, dll. Beban
yang terlalu berat dapat
menimbulkan cedera
tulang punggung,
jaringan otot dan
persendian akibat
gerakan yang
berlebihan.
HAZARD FISIK

Kebisingan

Cara mengukur
 Kebisingan
kebisingan:
semua suara yang
bersumber dari - Sound Level Meter
alat-alat proses - Audiometer
produksi dan atau
alat-alat kerja yang
pada tingkat
tertentu dapat
menimbulkan
gangguan
pendengaran.
Pengaruh Bising Terhadap Tenaga Kerja
 Gangguan Fisiologis dapat berupa peningkatan tekanan darah, peningkatan nadi, basal
metabolisme, konstruksi pembuluh darah kecil terutama pada bagian kaki, dapat
menyebabkan pucat dan gangguan sensoris.
 Gangguan Psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang kosentrasi, susah tidur,
emosi dan lain-lain. Pemaparan jangka waktu lama dapat menimbulkan penyakit,
psikosomatik seperti gastristis, penyakit jantung koroner dan lain-lain.
 Gangguan Komunikasi menyebabkan terganggunya pekerjaan, bahkan mungkin terjadi
kesalahan, terutama bagi pekerja baru yang belum berpengalaman. Gangguan komunikasi
ini secara tidak langsung akan mengakibatkan bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja, karena tidak mendengar teriakan atau isyarat tanda bahaya dan tentunya akan
dapat menurunkan mutu pekerjaan dan produktifitas kerja.
 Gangguan terhadap pendengaran (Ketulian), diantara sekian banyak gangguan yang
ditimbulkan oleh bising, gangguan terhadap pendengaran adalah gangguan yang paling
serius karena dapat menyebabkan hilangnya pendengaran atau ketulian. Ketulian ini dapat
bersifat progresif atau awalnya bersifat sementara tapi bila bekerja terus
Cara pencegahan kebisingan

 Identifikasi sumber umum penyebab kebisingan


 Melakukan inspeksi tempat kerja untuk pajanan kebisingan.
 Tentukan sumber kebisingan berdasarkan tata letak dan identifikasi
para pekerja yang mungkin terekspos kebisingan.
 Identifikasi kontrol kebisingan yang ada dan evaluasi efektivitas
pengendaliannya.
 Setelah tingkat kebisingan ditentukan, alat pelindung diri seperti
penutup telinga (earplug dan earmuff) harus disediakan dan dipakai
oleh pekerja di lokasi
Penerangan

 Penerangan di setiap tempat


kerja harus memenuhi syarat
untuk melakukan pekerjaan.
Penerangan yang sesuai sangat
penting untuk peningkatan
kualitas dan produktivitas. Cara mencegah atau mengurangi potensial
kerugian dari pencahayaan yang buruk:
 Pastikan setiap pekerja mendapatkan
tingkat penerangan yang sesuai pada
pekerjaannya sehingga mereka tidak
bekerja dengan posisi membungkuk atau
memicingkan mata;
 Untuk meningkatkan visibilitas, mungkin
SUHU

 Dalam keadaan normal tiap anggota tubuh manusia selalu berusaha


untuk mempertahankan keadaan normal, sehingga dapat
menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi diluar tubuh. Tetapi
kemampuan untuk menyesuaikan diri tersebut ada batasannya, yaitu
bahwa tubuh manusia masih dapat menyesuaikan dirinya dengan
temperatur luar tubuh tidak lebih dari 20% untuk kondisi panas dan
35% untuk kondisi dingin, dari keadaan normal tubuh.
 Suhu lingkungan yang ekstrim atau terlalu panas dapat menyebabkan heat
stress, meliputi :
 Heat stress ringan, pekerja mulai tidak nyaman dengan tempat kerjanya.
 Heat rash, akibat pengeluaran urin berlebih yang menyebabkan gangguan
kulitseperti biang keringat.
 Heat cramps, terjadi produksi dan pengeluaran keringat berlebih. Pada
keadaan inimenyebabkan kesemutan dan spasme otot.
 Exhaustion, pekerja mengalami dehidrasi. Tanda-tandanya seperti : lesu,
lemah,pusing, dan sebagainya.
 Heat stroke, kondisi ini merupakan tanda kedaruratan sehingga perlu atau
harusditangani sewgera mungkin. Tanda-tandanya seperti pusing, mual,
sakit kepala, kulitpanas atau kering, suhu lebih dari 40,5°C kesadaran
menurun.
Penyakit yang berhubungan
dengan konveksi
Carpal Tunner Syndrom

 Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan suatu gangguan yang


timbul karena celah di lengan tangan bawah sampai pergelangan
tangan terjadi penyempitan. Pada pekerja garmen terdapat 6 faktor
utama yang dapat menimbulkan CTS yaitu gerakan berulang pada
pergelangan atau jari tangan, tendon berkontraksi dengan kuat,
pergelangan tangan menekuk ke atas atau ke bawah dengan ekstrem,
gerakan tangan menjepit saat bekerja, adanya tekanan mekanik pada
saraf medianus, paparan getaran dan penggunaan APD tidak sesuai
Bisinosis

 Pajanan debu di lingkungan kerja dapat menimbulkan berbagai


penyakit paru kerja yang mengakibatkan gangguan fungsi paru dan
kecacatan. Meskipun angka kejadiannya tampaknya lebih kecil
dibandingkan dengan penyakit-penyakit utama penyebab cacat yang
lain. Faktor pencemar berupa debu kapas akan mempengaruhi derajat
kesehatan tenaga kerja. Pada lingkungan industri tekstil seringkali
dijumpai penyakit bisinosis Penyakit ini biasanya disebabkan oleh
penimbunan kapas pada paru.
Gangguan Pendengaran akibat kebisingan

 Gangguan pendengaran akibat bising ( noise induced hearing loss /


NIHL ) adalah tuli akibat terpapar oleh bising yang cukup keras dalam
jangka waktu yang cukup lama dan biasanya diakibatkan oleh bising
lingkungan kerja. Bising yang intensitasnya 85 desibel ( dB ) atau lebih
dapat menyebabkan kerusakan reseptor pendengaran Corti pada
telinga dalam.
BAB III
HASIL KUNJUNGAN
PERUSAHAAN
Anamnesis (wawancara)

Identitas Pemilik Profil Perusahaan


 Nama perusahaan : Cahaya Warna
 Pemilik : Ny. Sartinah  Alamat :
 Usia : 42 tahun Jalan Krendang Barat RT.04 RW.07
 Jenis usaha : konveksi
 Pendidikan terakhir : SD
 Bidang : konveksi
 Status pernikahan : Menikah  Tahun berdiri : 200
 Jumlah anak : 3 anak  Jumlah pekerja : 15 orang karyawan
 Jam kerja
 Jam produktif` : 08.00-22.00 (tidak harus
mulai dari jam 08.00 dan pulang jam 22.00)
 Jam istirahat : tidak ditentukan pasti
(istirahat 1 jam)
 Jam lembur :-
 Tata ruang : Lantai 2
Lantai 1 ukuran lebar 6 m X 7 m
ta
n
g
g
a
Mesin jahit

Tangga WC

Kamar tidur Lantai 3

kamar
Karakteristik Lokasi Lingkungan Kerja
 Sanitasi : kurang  Pencahayaan :
 Tempat sampah : ada tetapi Lampu, dan menggunakan cahaya
jumlah kurang matahari
 Penyediaan air minum : ada
 Ventilasi :
 Tempat cuci tangan : tidak ada
 Tempat istirahat karyawan : ada Di Lantai 1 ada ventilasi, di Lantai 2
 WC : sanitasi buruk ada ventilasi
 Lantai : lantai 1 cukup  Suhu :
bersih untuk lantainya, akan tetapibanyak kain lantai 1 = 31,6 ˚C
yang di letakkan di lantai. Lantai 2 kotor, banyak
serabut kain, debu menempel di lantai lantai 2 = 30,6 ˚C
 Dinding : lembab  Kebisingan : 87,7 dB
 Atap : triplek, papan  Kelembaban :
 Kebersihan alat : berdebu dan lantai 1 = 74%
berkarat
lantai 2 = 85%
Alur Kerja
1. Bahan jadi dari
atasan
 Bahan : (pengangkatan
barang)

 Kain jadi siap jahit 8. Barang siap 2. penyortiran


antar warna
 Benang satu seri ada 6
warna

 Accessories baju

 Alat:
3. Penyortiran
 Gunting 7. Packing
kain ( bagian
depan dan
belakang)
 Jarum
 Mesin jahit
 Mesin obras
4. Jahit dan
buang
 Mesin mata ayam ( untuk 6. di rapihkan benang lebih
dan dilipat
memasukkan tali untuk 5. Pasang
kancing bila
accessories) terdapat
lubang
kancing
pada kain
BAB IV
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan :
 Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di RW 04 kelurahan krendang
kecamatan tambora jakarta barat didapatkan bahwa dari segi kesehatan kerja di
bidang konveksi terdapat gangguan kesehatan yang perlu diperhatikan.
Berdasarkan pengakuan pemilik usaha Ibu Sartinah sebagai pekerja selama ini
mengeluhkan lelah, kepanasan, tangan kapalan, sering sakit pinggang,
batuk,kesakitan karena tertusuk jarum. Di lingkungan tempat kerja yang
digunakan di dapatkan sanitasinya kurang baik , kelembapan yang tinggi, suhu
udara panas , banyak debu dan terdapat kecoa dan tikus , tidak adanya tempat
khusus untuk istirahat dan terlalu bising. Berdasarkan hasil pemeriksaan yang
telah dilakukan didapatkan hasil bahwa Ibu Sartinah mengeluh batuk ,
nyeri pinggang , mungkin ini ada hubunganya dengan debu konveksi dan
kelembaban sama posisi di tempat kerja.
 Saran
· Bagi pasien atau masyarakat
Meningkatkan kesadaran akan pentingnya keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja, pemakaian
APD, dan menciptakan lingkungan kerja yang bersih dan ideal
· Bagi pemilik toko
Menata ruangan agar pekerja dapat bekerja di dalam toko, memberi pekerja libur, menambah gaji
pekerja sesuai UMR jakarta, membelikan pekerja APD yang memadai, mengganti kursi dengan kursi
yang ada sandarannya / diberi bantalan. Dan setiap 30 – 60 menit lakukan relaksasi otot, sebelum
bekerja melakukan pemanasan terlebih dahulu. Konsultasi ke dokter khususnya untuk kulit, paru, saraf.
· Bagi institusi pemerintah (pemerintah daerah/ puskesmas)
Melakukan promosi keamanan kesehatan dan keselamatan kerja atau memperbaiki program sehingga
terpenuhi target indikator keberhasilan
· Bagi institusi pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan wawasan ilmu pengetahuan tentang keamanan
keselamatan dan keselamatan kerja

You might also like