You are on page 1of 23

ATRESIA DUCTUS HEPATICUS

KELOMPOK : ABSEN 21-30


A. Pengertian
A. DEFINISI

Atresia billier merupakan obstruksi total aliran getah


empedu yang disebabkan oleh destruksi atau tidak adanya
sebagian saluran empedu ekstrahepatik. Keadaan ini terjadi
pada 1:10.000 kelahiran hidup. Atresi billier merupakan
satu-satunya penyebab kematian karena penyakit hati pada
awal usia kanak-kanak (akibat sirosis billier yang bersifat
progresif dengan cepat) dan 50-60% anak-anak yang
dirujuk untuk menjalan transplantasi hati merupakan pasien
atresia billier. (Hull, 2008).
B. KLASIFIKASI ATRESIA BILLIER

Menurut anatomis atresia billier ada 3 tipe:


1. Tipe I Atresia sebagian atau totalis yang disebut duktus
hepatikus komunis, segmen proksimal paten
2. Tipe IIa Obliterasi duktus hepatikus komunis (duktus
billiaris komunis, duktus sistikus, dan
kandung empedu semuanya) dan Tipe IIb Obliterasi duktus
bilierkomunis, duktus hepatikus komunis, duktus sistikus,
kandung empedu normal
3. Tipe III Obliterasi pada semua system duktus billier
ekstrahepatik sampai ke hilus.
C. ETIOLOGI

1. Infeksi virus atau bakteri


2. Masalah dengan sistem kekebalan tubuh
3. Komponen yang abnormal empedu
4. Kesalahan dalam pengembangan saluran hati dan
empedu
5. Hepatocelluler dysfunction
D. PATOFISIOLOGI

Penyebabnya sebenarnya atresia bilier tidak diketahui


sekalipun mekanisme imun atau viral injurio bertanggung
jawab atas progresif yang menimbulkan obstruksi saluran
empedu. Berbagai laporan menunjukkan bahwa atresia
bilier tidak terlihat pada janin, bayi yang baru lahir
(Halamek dan Stefien Soen, 1997).
Obstruksi melibatkan dua duktus hepatic yaitu duktus
biliaris yang menimbulkan ikterus dan duktus didalam
lobus hati yang meningkatkan ekskresi bilirubin. Obstruksi
yang terjadi mencegah terjadi bilirubin ke dalam usus
menimbulkan tinja berwarna pucat seperti kapur.
F. MANIFESTASI KLINIS

1. Air kemih bayi berwarna gelap


2. Tinja berwarna pucat
3. Kulit berwarna kuning
4. Berat badan tidak bertambah atau penambahan berat
badan lambat.
PADA SAAT USIA BAYI MENCAPAI 2-3 BULAN,
AKAN TIMBUL GEJALA BERIKUT:

1. Gangguan pertumbuhan 5. Distensi abdomen


2. Gatal-gatal 6. Hepatomegali
3. Rewel 7. Lemah
4. Tekanan darah tinggi pada 8. Pruritus
vena portal (pembuluh darah 9. Anoreksia
yang mengangkut darah dari
10.Letragi
lambung, usus dan limpa ke
hati).
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan darah lengkap dan fungsi hati


2. Pemeriksaan urine
3. Pemeriksaan feces
4. Biopsi hati
5. USG abdomen
H. PENATALAKSANAAN

1. Terapi medikamentosa
2. Terapi nutrisi yang bertujuan untuk memungkinkan
anak untuk bertumbuh dan berkembang seoptimal
mungkin
3. Terapi Bedah
Setelah diagnosis atresia bilier ditegakkan maka segera
dilakukan intervensi bedah Portoenterostomi terhadap
atresia bilier yang Correktable yaitu tipe Idan II
I. KOMPLIKASI ATRESIA BILLIER

1. Obstruksi pada saluran empedu


2. Progresif serosis hepatis Degerasi secara gradual pada
hati menyebabkan joundice, ikterik dan hepatomegaly.
3. Karena tidak ada empedu dalam usus, lemak dan
vitamin larut lemak tidak dapat diabsorbsi, kekurangan
vitamin larut lemak dan gagal tumbuh.
4. Hipertensi portal
5. Pendarahan yang mengancam nyawa dari pembesaran
vena yang lemah di esofagus dan perut, dapat
menyebabkan Varises Esophagus.
6. Asites merupakan akumulasi cairan dalam kapasitas
abdomen yang disebabkan penurunan produksi albumin
dalam protein plasma.
J. ASUHAN KEPERAWATAN
A.Pengkajian
1.Identitas
2.Riwayat kesehatan :
a.Riwayat kesehatan sekarang
b.Riwayat kesehatan dahulu
c.Riwayat keluarga
d.Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
e.Riwayat imunisasi
3. PEMERIKSAAN FISIK : HEAD TO TOE YANG MELIPUTI:

a. Keadaan umum h. Abdomen


b. Kepala i. Kulit
c. Telinga j. Nutrisi : anoreksia,
d. Hidung. tidak toleran terhadap
lemak dan makanan
e. Mulut
pembentuk gas, dehidrasi
f. Leher
k. Eliminasi : Perubahan
g. Dada warna urin dan feses
K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. KEKURANGAN VOLUME CAIRAN BERHUBUNGAN DENGAN
ABSORBSI NUTRIENT YANG BURUK, MUAL MUNTAH.
KRITERIA HASIL : INTERVENSI :
Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji TTV, pengisian
keperawatan selama…Bayi kapiler, turgor kulit.
dapat mempertahankan 2. Pantau intake dan output
keseimbangan cairan dan cairan (urin, feses, muntah)
elektrolit :
3. Awasi Nilai Laboratorium
kriteria hasil contoh Hb/Ht, Na,
1. CRT < 3 detik albumin.
2. Turgor kulit baik, Produksi 4. Kolaborasi: Berikan cairan
urine 1-2ml/kg/BB/jam IV (biasanya glukosa).
2. KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN
TUBUH BERHUBUNGAN DENGAN ANOREKSIA, MUAL MUNTAH
KRITERIA HASIL : INTERVENSI :
Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji distensi abdomen
keperawatan selama …
diharapkan nutrisi dapat terpenuhi
2. Pantau masukan nutrisi dan
frekuensi muntah
Kriteria hasil :
1. Bayi akan menunjukkan
3. Timbang BB setiap hari.
peningkatan berat badan 4. Berikan makanan /minuman
progresif mencapai tujuan sedikit tapi sering.
dengan nilai laboratorium
normal
5. Monitor laboratorim albumin,
protein sesuai program.
2. Nafsu makan normal
3. KERUSAKAN INTEGRITAS KULIT BERHUBUNGAN DENGAN
AKUMULASI GARAM EMPEDU DALAM JARINGAN DITANDAI
DENGAN ADANYA PRURITUS
KRITERIA HASIL : INTERVENSI :
Setelah dilakukan tindakan 1. Gunakan air mandi biasa atau
keperawatan selama .... pemberian lotion/ cream.
diharapkan integritas kulit baik 2. Berikan massage pada waktu
Kriteria hasil : tidur.
1. tidak ada pruritus/lecet 3. Pertahankan sprei kering dan
2. jaringan/ kulit utuh bebas bebas lipatan
eskortasi 4. Berikan obat sesuai indikasi
(antihistamin).
5. Pantau pemeriksaan
4. KETIDAKEFEKTIFAN POLA NAFAS BERHUBUNGAN
DENGAN DISTENSI ABDOMEN
KRITERIA HASIL : INTERVENSI :

Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji distensi abdomen


keperawatan selama… bayi 2. Kaji RR, kedalaman, dan kerja
menunjukkan pola nafas yang
pernafasan.
efektif
Kriteria Hasil :
3. Waspadakan klien agar leher
tidak tertekuk/posisikan semi
1. Frekuensi pernapasan bayi
normal
ekstensi atau eksensi pada saat
beristirahat
2. Tidak ada penggunaan otot
bantu nafas 4. Beri O2 tambahan bila perlu
TERIMA KASIH

You might also like