You are on page 1of 21

ASUHAN

KEPERAWATAN
DERMATITIS

KELOMPOK 7

1. Ika Desi Amalia


2. Rahmania Mochtar
3. Putri Puspita Devi
4. Saiful
ANATOMI FISIOLOGI KULIT

Kulit tersusun atas tiga lapisan,


yaitu :
1. Epidermis
Epidermis tersusun atas
lapisan:
a) Melanosit
b) Sel Langerhans
c) Sel Markel
d) Keratinosit
2. Dermis
Dermis terdiri atas dua lapisan,
yaitu :
a) Startum Papilare
b) Startum retikulare
3. Subkutan atau Hipodermis
 FUNGSI KULIT

Kulit mempunyai berbagai fungsi yaitu sebagai berikut :


1. Pelindung atau proteksi
2. Penerima rangsang
3. Pengatur panas atau thermoregulasi
4. Pengeluaran (ekskresi)
5. Penyimpanan
6. Penyerapan terbatas
7. Penunjang penampilan
PENGERTIAN DERMATITIS

 Dermatitis atau lebih dikenal sebagai eksim merupakan


penyakit kulit yang mengalami peradangan karena
bermacam sebab dan timbul dalam berbagai jenis, terutama
kulit yang kering, umumnya berupa pembengkakan,
memerah, dan gatal pada kulit. (Widhya, 2011)
 Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis)
sebagai respon terhadap pengaruh faktor eksogen atau
pengaruh faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis
berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel,
skuama) dan keluhan gatal (Djuanda, Adhi, 2007 ).
KLASIFIKASI

Dermatitis muncul dalam beberapa jenis, yang masing-


masing memiliki indikasi dan gejala berbeda:
1. Contact Dermatitis.
- Dermatitis kontak iritan
- Dermatitis kontak alergi
2. Neurodermatitis.
3. Seborrheich Dermatitis.
4. Stasis Dermatitis.
5. Atopic Dermatitis
GAMBAR JENIS DERMATITIS

Dermatitis kontak iritan Dermatitis kontak alergi

Dermatitis stasis

Dermatitis seboroik Dermatitis atopik

Neurodermatitis
ETIOLOGI

Dermatitis di sebabkan oleh dua faktor, yaitu :


A. Luar (eksogen).
- Bahan kimia (contoh: detergen, asam, basa, oli, semen).
- Fisik (sinar dan suhu).
- Mikroorganisme (contohnya: bakteri, jamur).
B. Dalam (endogen).
Disebabkan karena adanya peningkatan kadar IgE dalam
tubuh. (Adhi Djuanda,2005).
MANIFESTASI KLINIS

A. Dermatitis Kontak Iritan Dan Dermatitis Kontak Alergi.


 Gatal – gatal.
 Rasa terbakar
 Lesi kulit ( vesikel ).
 Edema yang diikuti oleh pengeluaran secret.
 Pembentukan krusta serta akhirnya mongering dan
mengelupas kulit.
 Reaksi yang berulang – ulang dapat disertai penebalan
kulit dan perubahan pigmentasi.

B. Neurodermatitis.
 Keluhan dan gejala dapat mucul dalam waktu hitungan
minggu sampai bertahun-tahun. Keluhan utama yang
dirasakan pasien dapat berupa gatal dan seringkali
bersifat paroxismal
MANIFESTASI KLINIS

C. Seborrheich Dermatitis (Dermatitis Seboroik).


 Dermatitis seboroik menimbulkan kulit berminyak dengan
eritema, krusta, dan skuama, dan meliputi kulit kepala,
wajah, aurikularis, daerah fleksura, dan badan.

D. Dermatitis Stasis
 Kulit medial akan mengalami tungkai kehitaman
(gambaran pada bagian atau lateral bawah,hingga
akhirnya akan menjadi merah kulit yang luas
(hiperpigmentasi), dengan peninggian plak), dan skuama
halus oleh karena garukan, pada 1/3 tungkai bawah.

E. Dermatitis Atopik.
 Adanya perasaan gatal, adanya makulaeritematosa,
papel, atau papulovesikel, daerah eksematous yang
berkrusta, likenifikasi dan eksoriasi. Kekeringan dari kulit dan
infeksi sekunder.
PATOFISIOLOGI

1. Contact Dermatitis.
- Dermatitis kontak iritan
- Dermatitis kontak alergi
2. Neurodermatitis.
3. Seborrheich Dermatitis.
4. Stasis Dermatitis.
5. Atopic Dermatitis
PATHWAY
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium.
1. Darah.
2. Urin.
Pemeriksaan Penunjang.
1. Biopsi Kulit.
2. Uji Kultur Dan Sensitivitas.
3. Uji Temple.
4. Pemeriksaan IgE .
5. Pemeriksaan Paetch Test.
PENATALAKSANAAN

 Pencegahan.
 Pengobatan.
1. Pengobatan topical.
- Kortikosteroid.
- Radiasi ultraviolet.
- Siklosporin A.
- Antibiotika dan antimikotika.
- Imunosupresif.
- Dupilumab
2. Pengobatan sistemik.
- Antihistamin. - FK 506 (Trakolimus).
- Kortikosteroid. - Ca++ antagonis.
- Siklosporin. - Derivat vitamin D3.
- Pentoksifilin. - SDZ ASM 981.
KASUS
 Nn. A datang ke RS Prima Medika dengan keluhan sudah selama 4
hari mengalami gatal gatal pada bagian wajah, leher, lipatan
lengan dan lipatan kaki, pada bagian wajah pasien tampak
bercak bercak kemerahan. Pasien mengatakan merasa gatal-
gatal dan biasa sering menggaruk garuknya,keluhan ini bersifat
kambuh kambuhan sejak usia 10 tahun, pasien juga mempunyai
riwayat penyakit asma. Pasien sering mengeluhkan sesak saat
setelah terpapar debu akibat aktivitas rumah tangga. Gatal gatal
lebih sering terasa pada malam hari, terasa panas dan seperti
terbakar. Pada bagian lipatan kaki dan lipatan tangan terasa gatal
dan disertai benjolan kecil kecil yang berisi air. Kulit pasien tampak
merah, lecet lecet, dan sedikit berair akibat pasien sering
menggaruk garuknya. Pasien menyatakan perih pada luka bekas
garukan tersebut dan merasa tidak nyaman dengan kondisinya
saat ini karena sering merasa gatal – gatal. Jika pasien merasa
gatal gatal biasanya mengipasi bagian tubuhnya agar rasa gatal
dapat berkurang. Pasien mengatakan tidak tau penyebab gatal ini
hingga menjadi parah karena awalnya hanya menganggap gatal
biasa yang disebabkan oleh debu.
 TD: 130/80 mmHg S: 38,50C RR: 22 x/ menit, N: 80x/m.
Analisa data
Etiologi
ANALISA DATA PROBLEM

DS : pasien mengatakan “ sudah Nyeri akut Agen cedera biologis

selama 4 hari marasa gatal-gatal


dibagian wajah, leher, lipatan
tangan, lipatan kaki”.
DO :
P : gatal – gatal dirasakan
setelah terpapar debu
Q : panas seperti terbakar
R : pada bagian wajah, leher,
lipatan tangan dan lipatan kaki.
S : skala 4
T :setiap 5 menit gatal – gatal
muncul terutama di malam hari.
Analisa data
Analisa data problem etiologi
DS : pasien mengatakan “ setelah Kerusakan intergritas kulit Imunodefisiesi

terpapar debu setelah melakukan


aktivitas rumah tagga badan trasa
gatal, dan perih pada luka yang di
sebabkan akibat sering
menggaruknya.

DO :
- Wajah dan leher pasien
tampak merah (eritema)
- Terdapat vesikula pada
bagian lipatan tangan dan
lipatan kaki.
- Kulit tampak kering
- Kulit tampak lecet
(mengalami erosi akibat
vesikula pecah)
Analisa data
Analisa data problem etiologi
DS : pasien mengatakan “ tidak Resiko infeksi Kurang pengetahuan untuk
menghindari pemajanan
tau jika sering menggaruk garuk patogen.
area yang terasa gatal akan
berakibat lecet lecet pada kulit
dan semakin menyebar ke daerah
sekitarnya”.
DO :
- TD: 120/80 mmHg S:
38,50C RR: 20 x/ menit, N:
80x/m.

- Pasien tampak menggaruk


garuk tubuhnya
- Vesikula mulai menyebar
dan bertambah banyak
- Kulit tampak merah
- Vesikula pecah dan berair.
Intervensi

Nyeri akut berhubungan Intervensi :


dengan Agen cedera biologis  Kaji skala nyeri dengan PQRST
Setelah dilakukan tindakan  Berikan informasi tentang nyeri,
keperawatan selama 3x24 jam seperti penyebab nyeri,
berapa lama akan
diharapkan nyeri dapat berlangsung, dan antisipasi
berkurang dengan kriteria hasil ketidaknyamanan akibat
 Pasien mengatakan nyeri prosedur
berkurang  Berikan posisi yang nyaman
 Skala nyeri 3 pada pasien
 Ajarkan teknik nonfarmakologi
 Pasien mampu mengenal (teknik nafas dalam, teknik
nyeri relaksasi massage, kompres
 Pasien merasa nyaman hangat)
 Pasien dapat mengontrol  Kolaborasi dengan dokter
nyeri dengan teknik relaksasi untuk pemberian obat
analgetik salep kortikosteroid 2
kompres hangat. x 1.
Intervensi

Kerusakan intergritas kulit Intervensi:


berhubungan dengan
imunodefisiensi  Kaji kondisi kulit pasien.
Tujuan stelah di lakukan  Monitor kondisi kulit
tindakan keperawatan 3 x 24 akan adanya
jam diharapkan tidak kemerahan
terdapat kerusakan integritas
kulit pada pasien dengan  Memberikan posisi
kriteria hasil : yang nyaman untuk
 Tidak terdapat lesi pada mengurangi tekanan
kulit pasien. pada luka pasien
 Ketebalan dan tekstur kulit  Ajarkan pada pasien
normal. dan keluarga pasien
 Pasien mampu untuk merawat luka.
mempertahankan
klembapan kulit  Kolaborasikan dengan
 Pasien paham dalam tim medis dalam
mencegah terjadinya pemberian dupilumab
kerusakan kuli berulang. 300 mg setiap 1 x
1minggu
Intervensi
Resiko infeksi berhubungan Intervensi :
dengan Kurang pengetahuan
untuk menghindari pemajanan  Mengkaji adanya
patogen. tanda dan gejala infeksi
Tujuan stelah di lakukan tindakan sistemik dan lokal.
keperawatan 3 x 24 jam
diharapkan resiko infeksi pada  Inspeksi kulit dan
pasien dapat berkurang dengan mukosa terhadap
kriteria hasil : kemerahan, panas dan
 Pasien mampu mengetahui drainase.
penyebab infeksi tanda dan
gejala infeksi  Ajarkan kepada pasien
 Pasien mampu menunjukkan dan keluarga untuk
kemampuan untuk mencegah mengenali tanda dan
timbulnya infeksi gejala infeksi
 Tanda tanda vital dalam batas
normal  Lakukan kolaborasi
 Menunjukkan perilaku hidup dengan tim medis
sehat. dalam pemeriksaan
darah rutin.

You might also like