Professional Documents
Culture Documents
RETINOBLASTOMA
Disusun Oleh :
Kelompok I
Group V
Massive Seeding melibatkan lebih dari
setengah retina
Vitreous seeding
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan fisik : opthalmoscopy bilateral, foto
fundus dimana terdapat gambaran klasifikasi
berupa warna putih dan ablasi retina.
CT scan digunakan untuk melihat perluasan
tumor ke tulang.
MRI dapat digunakan untuk melihat perluasan
tumor ke nerbus optikus.
Pemeriksaan laboratorium meliputi enzim LDH
dan esterase-D.
Sensitivitas USG mencapai 97% dan dapat
membedakan retinoblastoma dengan
retinoprematuritas.
PENATALAKSANAAN
Enukleasi
Kemoterapi
Periocular Chemotherapy
Cryotherapy
Pemberian Sistem
Aktifitas
Gejala : Kelelahan, malaise, kelemahan,
ketidakmampuan untuk melakukan aktifitas seperti
biasanya.
Tanda : Kelelahan otot, peningkatan kebutuhan
tidur, samnolen.
Sirkulasi
Gejala : Palpitasi.
Tanda : Takikardi, mur-mur jantung.
Kulit, membran mukosa pucat.
Defisit saraf kranial dan/atau tanda perdarahan
cerebral.
Eliminasi
Gejala : diare, nyeri tekan perianal, nyeri
Darah merah terang pada tisu, feses hitam.
Darah pada urine, penurunan haluaran urine.
Integritas Ego
Gejala : perasaan tidak berdaya/tak ada harapan.
Tanda : depresi, menarik diri, ansietas, takut, marah
Perubahan alam perasaan, kacau
Makanan/cairan
Gejala : kehilangan nafsu makan, anoreksia, muntah
Tanda : penurunan berat badan, perubahan rasa
Neurosensori
Gejala : kurang/penurunan koordinasi
Perubahan alam perasaan, kacau, disorientasi, ukuran
konsisten.
Pusing, kebas, kesemutan parastesi.
Tanda : otot mudah terangsang, aktifitas kejang.
Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : nyeri orbital, sakit kepala, nyeri tulang/sendi,
nyeri tekan sternal, kram otot.
Tanda : perilaku berhati-hati/distraksi, gelisah, fokus pada
diri sendiri.
Pernapasan
Gejala : napas pendek dengan kerja minimal
Tanda : dispnea, takipnea, batuk.
Gerimicik, ronkhi, penurunan bunyi napas.
Keamanan
Gejala : riwayat infeksi saat ini
Gangguan penglihatan/kerusakan pada mata.
Perdarahan spontan tak terkontrol dengan trauma
minimal.
Tanda : Demam, infeksi.
Kemerahan, purpura, perdarahan retinal,
perdarahan gusi, atau epistaksis.
Pembesaran nodus limfe, limpa, atau hati
(sehubungan dengan invasi jaringan)
Papil edema dan eksoftalamus.
Seksualitas
Gejala : perubahan libido
Perubahan aliran menstruasi, menoragia dan
lipopren.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan persepsi sensori : penglihatan b/d
perubahan resepsi transmisi dan integritas
sensori.
Kerusakan integritas kulit b/d perubahan turgor,
penurunan iminilogis dan radiasi.
Ansietas b/d status kesehatan,
infeksi/kontaminan interpersonal dan ancaman
kematian.
Nyeri b/d cedera (misal biologis, zat kimia, fisik,
psikososial).
NO Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil
1. Gangguan persepsi Setelah dilakukan 1. Pantau dan 1. Untuk
sensori : penglihatan asuhan keperawatan dokumentasika mengetahui
selama 3x24 jam n status perkemban
Definisi : perubahan diharapkan gangguan neurologis gan pasien
pada jumlah atau pola persepsi penglihatan pasien. 2. Untuk
stimulus yang diterima, dapat teratasi. 2. Kurangi mencegah
yang disertai respons Kriteria Hasil : klien jumlah terjadinya
terhadap stimulus dapat menunjukkan stimulus untuk gangguan
tersebut yang masalah persepsi mencapai pada mata
dihilangkan, dilebihkan, sensori terhadap input sensori 3. Untuk
disimpangkan, atau penglihatan bisa lebih yang sesuai. mencegah
dirusakkan baik 3. Intruksikan terjadinya
klien atau infeksi
Faktor yang keluarga 4. Membantu
berhubungan: untuk pengobatan
perubahan resepsi, memeriksa lebih lanjut
transmisi dan integritas kulit setiap
sensori. hari terhadap
kerusakan
integritas
kulit.
4. Mulai
perujukan
terapi okupasi
SEKIAN DAN TERIMA KASIH