You are on page 1of 18

ASUHAN KEPERAWATAN

KEHILANGAN & BERDUKA

Yunani S.A
SATUAN ACARA PERKULIAHAN

• MATA KULIAH : PSIKOSOSIAL

• SASARAN : MHS KEPERAWATAN

• TUJUAN :Setelah mempelajari modul ini,


peserta diharapkan mampu :

1. Melakukan pengkajian pada pasien dengan kehilangan


dan berduka
2. Menetapkan diagnosa keperawatan bagi pasien dengan
kehilangan dan berduka
3. Menyusun rencana tindakan keperawatan bagi pasien
dan keluarga dengan kehilangan dan berduka
4. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dan
keluarga dengan kehilangan dan berduka
5. Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dengan
kehilangan dan berduka
6. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pasien
dengan kehilangan dan berduka
PENGKAJIAN
1. Pengertian kehilangan
Kehilangan adalah perubahan dari
sesuatu yang ada menjadi tidak ada
atau situasi yang diharapkan terjadi
tidak tercapai. Dapat dikatakan bahwa
kehilangan adalah suatu kondisi
dimana seseorang mengalami
kekurangan akan sesuatu yang
sebelumnya ada, misalnya : kematian
orang yang dicintai, PHK. Berduka
adalah respons individu terhadap
kehilangan.
2. Sumber Kehilangan
a. Kehilangan orang yang dicintai
1) Perpisahan, perceraian, kematian

b. Kehilangan aspek diri (biopsikososial)


1) Kehilangan fungsi tubuh
2) Kehilangan peran sosial (pekerjaan,
kedudukan)

c. Kehilangan suatu objek eksternal


1) Kehilangan uang / harta benda ; rumah ;
binatang kesayangan

d. Kehilangan dari lingkungan yang telah


dikenal
3. Respons berduka terhadap
kehilangan (Kűbler Ross)
Tahapan Respons perilaku

1. Mengingkari : Menolak mempercayai bahwa kehilangan itu terjadi


Mengingkari Contoh :
kenyataan ”Tidak , berita itu tidak benar, anak saya nanti juga
yang ada akan kembali mungkin sekarang belum mau pulang
saja”
”Saya tidak apa – apa, sakit – sakit saja, itu dokter
salah periksanya untuk apa saya mengikuti
anjurannya”
2. Marah : Pasien atau keluarga langsung marah terhadap berita
Mencari orang kehilangan
yang salah dlm Contoh :
peristiwa ”Jangan suka bawa berita yang tidak benar, kalau
kematian tidak tahu pasti”.
3. Tawar menawar : Meminta perundingan (menawar) untuk menghindari kehilangan
Keinginan menunda Contoh :
realitas kehilangan ”Kenapa saya mengizinkan pergi”. Kalau saja dia dirumah tentu ia
tidak kena bencana itu?
”Kalau saja saya dulu berobat atau kontrol teratur mungkin ...”.

4. Depresi : Berkabung yang berlebihan


Tidak dapat melakukan apapun
Kenyataan tidak dapat Bicara sesuka hati
dipungkiri Menarik diri, Termenung
Sedih, Menangis
Contoh :
”Iya. Saya tidak mau anak saya pergi lagi”.
”Makan tidak makan kumpul saja dirumah”.
”Biar saja tidak perlu berobat nanti juga sembuh”
”Tidak usah bawa ke RS, sudah nasib saya”.

5. Penerimaan : Mulai menerima arti kehilangan


Tidak tergantung pada orang yang mendukung
Berusaha menerima Mulai membuat perencanaan
dan adaptasi Contoh :
”Ya Allah maha segalanya semua atas kehendakNya ”.
”Hidup sehat itu penting, mencegah lebih baik dari pada
mengobati”.
”Ya, akhirnya saya harus dioperasi”.
”Apa yang harus saya lakukan supaya saya cepat sembuh ”.
4. Tanda dan gejala :
• Ungkapan kehilangan
• Menangis
• Gangguan tidur
• Kehilangan nafsu makan
• Susah konsentrasi
• Karakteristik berduka yang berkepanjangan:
- Waktu mengingkari kenyataan kehilangan
yang lama
- Sedih berkepanjangan
- Adanya gejala fisik yang berat
- Keinginan untuk bunuh diri
TINDAKAN KEPERAWATAN

• 1. Tindakan keperawatan pada


tahapan respons kehilangan
• Untuk mencegah terjadinya berduka
yang berkepanjangan maka pada
pasien yang kehilangan dilakukan
intervensi dengan adekuat. Apabila
individu dapat melalui tahapan
berduka dan akhirnya masuk pada
tahap penerimaan maka akan dapat
mengakhiri proses berduka.
a. Tujuan
1) Pasien mampu melalui
proses berduka dan menerima
kehilangan
b. Tindakan keperawatan
1) Menjelaskan proses berduka
2) Tindakan keperawatan sesuai
tahapan berduka
Tindakan keperawatan
pada tahapan berduka
Tahapan Tindakan keperawatan
Mengingkari Memberi kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan
perasaannya
Secara verbal mendukung pasien tetapi tidak mendukung
pengingkaran yang dilakukan
Tidak membantah pengingkaran pasien, tetapi menyampaikan
fakta-fakta, contoh : ”Pemakaman dilakukan jam 15.00 sore ini”.
Duduk disamping pasien
Teknik komunikasi diam dan sentuhan
Perhatikan kebutuhan dasar pasien

Marah Mendorong dan memberi waktu pada pasien untuk


mengungkapkan kemarahan secara verbal tanpa melawan dengan
kemarahan.
Bantu pasien atau keluarga untuk mengerti bahwa marah adalah
suatu respons yang normal untuk merasakan kehilangan dan
ketidak berdayaan
Fasilitasi ungkapan kemarahan pasien dan keluarga.
Hindari menarik diri dan dendam, karena pasien / keluarga bukan
sedang marah pada perawat

Tangani kebutuhannya pada segala reaksi kemarahannya


Tindakan keperawatan
pada tahapan berduka
Tahapan Tindakan keperawatan
Tawar - Membantu pasien mengidentifikasi rasa
bersalah dan perasaan takutnya
menawar
- Dengarkan dengan penuh perhatian
- Ajak pasien bicara untuk mengurangi
rasa bersalah dan ketakutan yang tidak
rasional
- Berikan dukungan spiritual

Depresi - Mengidentifikasi tingkat depresi dan membantu


mengurangi rasa bersalah
- Memberikan kesempatan pasien untuk
mengekspresikan kesedihannya
-Memberi dukungan non verbal dengan cara duduk
disamping pasien dan memegang tangan pasien
-Hargai perasaan pasien
- Bersama pasien membahas pikiran negatif yang
sering timbul
- Latih mengidentifikasi hal positif yang masih dimiliki
Tindakan keperawatan
pada tahapan berduka
Tahapan Tindakan keperawatan

Penerimaan - Membantu pasien mengidentifikasi rencana


kegiatan yang akan dilakukan.
- Bantu keluarga dan rekan pasien untuk bisa
mengerti penyebab kematian
- Jika keluarga mengikuti proses
penguburan maka dapat dilakukan :
- - Ziarah (menerima kenyataan)
- Melihat foto-foto proses pemakaman.
- Mengurus surat-surat yang diperlukan :
- Pensiun
- Menutup buku bank
SP 1 – Keluarga :
Respons Mengingkari terhadap
kematian anak
• Orientasi :
• “Selamat pagi/sore, Bp Tono, saya perawat Tuti,
Bagaimana perasaan bapak sekarang? Saya akan
menemani bapak sampai ke makam, Silahkan mau
menyampaikan sesuatu.”
• Kerja :
• ”Bapak ….., mau minum, saya ambilkan, bagaimana
dengan makan, coba sedikit yah pak, biar bapak tidak
lemas. (jika pasien mau ke makam, temani dan hadirkan
fakta-fakta).”
• Terminasi :
• ”Setelah kembali dari makam bagaimana perasaan
bapak? Bapak tampak masih sedih. Saya akan pulang
dulu usahakan bapak makan, minum dan istirahat pak.
Nanti dua hari lagi saya akan datang. Sampai jumpa.”
SP 2 – Keluarga :
Respons marah terhadap
kematian anak
• Orientasi :
• “Selamat pagi/sore, saya perawat Tuti, tampaknya bapak
sedang kesal, Bapak bisa ceritakan, saya akan
menemani bapak selama 20 menit.”
• Kerja :
• “Apa yang membuat bapak kesal? Apa yang bapak
rasakan saat kesal dan apa yang telah bapak lakukan?
Baik ada beberapa cara untuk meredakan kekesalan
bapak yaitu tarik nafas dalam, istighfar dan berwudhu,
sholat, bercakap-cakap, Bapak punya hobi olahraga? Nah
itu juga bisa bapak lakukan. “
• Terminasi :
• “Nah kalau masih muncul rasa kesal, coba lakukan cara
yang telah kita bahas tadi. Mau coba yang mana? Mau
dijadualkan? Baiklah dua hari lagi kita bertemu lagi .
Sampai jumpa.”
SP 3 – Keluarga :
Respons tawar menawar
terhadap kematian anak
• Orientasi :
• Selamat pagi/sore. Bagaimana perasaan Bapak hari ini ?Apakah sudah
melakukan cara yang saya ajarkan untuk mengurangi perasaan kesal
bapak? Bisa kita bicara tentang perasaan yang Bapak rasakan sekarang
? Kita Bicara 15 menit saja. Dimana kita bicara ? diruang sini saja ?
• Kerja :
• Saya bisa memahami perasaan Bapak
• Tidak ada yang bisa kita salahkan Bapak. Saya mengerti sulit bagi bapak
untuk menerima kehilangan ini. Kalau bapak menyalahkan diri Bapak
terus apakah yang sudah terjadi bisa kembali ? Saya senang Bapak
menyadari perasaan yang sudah diungkapkan karena semua ini sudah
kehendak Allah. Apabila perasaan bersalah dan takut itu muncul kembali
bapak bisa berdzikir, sholat ataupun kegiatan ibadah yang lain.
Bagaimana pak? Apakah akan bapak coba lakukan ?
• Terminasi :
• Bagaimana perasaan Bapak setelah kita bicara ?
• Iya Pak, Bapak terus berdo’a ya.
• Bagus saya senang mendengar ungkapan Bapak, nanti bapak biasa
lakukan zikir, istighfar setiap saat dan saat perasaan bersalah itu
muncul kembali
• Bapak 2 hari lagi saya akan datang lagi, Kita akan bicara tentang
perasaan Bapak. Saya pamit dulu ya Pak. Sampai jumpa”.
SP 4 – Keluarga :
Respons depresi terhadap
kematian anak
• Orientasi :
• Selamat pagi/sore. Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah ada yang ingin
diceritakan dengan saya? Hari ini kita bicara tentang kegiatan yang positif yang bisa
dilakukan bpk Tono, berapa lama kita bicara pak?
• Kerja :
• Baiklah pak, saya akan duduk di sebelah bapak, dan menemani bapak.
• Saya siap mendengarkan apabila ada yang ingin disampaikan. Bapak, boleh
menangis, jangan ditahan, Bapak-bapak juga punya hak untuk menangis.
• Bapak, saya bisa merasakan apa yang sedang bapak rasakan.
• Bapak banyak kesempatan baik yang Bapak bisa gunakan, Bapak masih punya
kesempatan untuk bicara dengan anak yang ada. Putra Bapak ada 3 orang tidak
hanya satu. Bapak bisa bicara dengan tetangga yang pernah mempunyai pengalaman
sama seperti Bapak.
• Sekarang bagaimana kalau kita diskusi tentang kegiatan positif yang bapak
lakukan? Mulai dari yang bapak biasa lakukan di rumah maupun kegiatan lain di luar
rumah. Bagaimana kalau kita buat daftar kegiatan yang bisa dilakukan bapak.
• Terminasi :
• Bapak, bagaimana perasaan Bapak setelah kita bicara ?
• Iya, benar …, masih banyak yang bisa Bapak lakukan.
• Saya harapkan Bapak tidak bersedih lagi dan mencari kegiatan seperti yang tadi kita
bahas. Saya percaya Bapak bisa.
• Saya pamit ya Pak. 2 hari lagi saya akan datang lagi, untuk membicarakan tentang
perasaan yang Bapak rasakan. Kira-kira jam berapa saya boleh datang ? Baik ya Pak.
Sampai jumpa”.
SP 5 – Keluarga
Respons penerimaan terhadap
kematian anak
• Orientasi :
• ”Selamat pagi/sore, Senang sekali saya melihat Bapak sedang berdzikir.”
• ”Bapak, seperti janji saya 2 hari yang lalu, sekarang saya datang untuk
bicara tentang perasaan yang sedang Bapak rasakan. Bagaimana kalau
kita bicara disini? 30 menit saja, setuju Pak ?”
• Kerja :
• ”Bapak senang sekali saya melihat Bapak, tampaknya jauh beda dari
kemarin.
• ”Bapak, saya dengar sudah banyak melakukan aktifitas. Bagus ........
• ”Kegiatan apalagi yang sudah Bapak rencanakan untuk mengisi waktu
Bapak?
• ”Saya percaya Bapak dapat kembali semangat dalam mengisi kehidupan
ini.”
• ”Bapak, kapan Bapak mau mengurus surat-surat asuransi, buku tabungan,
atau surat-surat penting lainnya? Kapan Bapak akan berziarah ke makam
anak Bapak?” ”Bapak sudah melihat foto-foto proses pemakaman anak
Bapak?”
• Terminasi :
• ”Bapak tidak terasa kita sudah lama bicara. Bagaimana perasaan Bapak
?”
• ”Syukur.... Bapak jangan lupa jadual aktifitas dan waktu untuk mengurus
surat-surat penting anak Bapak.” Saya pamit ya Pak. Sampai jumpa.”
D. EVALUASI

• Evaluasi kemampuan perawat


• Evaluasi kemampuan keluarga

You might also like