You are on page 1of 25

KELOMPOK 2

WIDYARTI HANDIENY BENU


TARSISIUS RYANG TOBY
YANSENSIUS FEBRIANTO RAY COME
GREGORIUS AGUNG KUA
RONALDO AGUSTON NDOLU
MUHAMMAD FIRDAUS FIRMANSYAH
HANDRIANUS MAYESTUS BUNTANUS
MARIA CHRISDIANNE W. BUNGANAEN
Seorang perempuan umur 65 tahun dibawa ke
Puskesmas dengan keluhan nyeri pada pangkal paha
kanan sehingga tidak dapat berjalan. Keadaan ini dialami
sejak 5 hari yang lalu setelah jatuh terduduk di kamar
mandi pada saat penderita berjalan tertatih – tatih. Sejak 7
tahun terakhir ini penderita mengkonsumsi obat –
obat kencing manis, tekanan darah tinggi, jantung,
dan rematik. Penderita pernah mengalami serangan
strok 3 tahun yang lalu..
Jatuh
ETIOLOGI

Osteoporosis

Baroreseptor <

Lapang pandang <

Penurunan fungsi
saraf, otot, rangka
HUBUNGAN USIA, JENIS KELAMIN
DENGAN JATUH
OBAT ANTI HIPERTENSI
Diuretik • Hipokalemi & Nyeri kepala

Alfa Bloker • hipotensi ortostatik, pusing, lemah

Beta Bloker • Bradikardia

Antagonis
• hipotensi , gangguan penglihatan
Ca
ACE
• hipotensi ortostatik, pusing, sesak
inhibitor
OBAT Lainnya

• Insulin : Hipoglikemi
DM • Oral : hipoglikemi, vertigo

Rematik • Demam, eosinofilia, kegagalan hati dan


ginjal, mual, muntah, diare, rasa
(Alopurinol) mengantuk, sakit kepala dan rasa logam

Jantung
(Beta • hipotensi, bradikardi, rasa lelah
Bloker)
Kerusakan sel β Glukosa
DM
pankreas darah >

Reseptor insulin tidak Glukosa


berfungsi dengan baik. sel <

Gangguan
pembuluh darah

Kaki Mata jantung Ginjal

Luka sulit sembuh Ganguan PJK Gagal ginjal


/ ganren penglihatan

jatuh
Jantung Gangguan
Hipertrofi dinding
kontraksi
ventrikel

Apoptosis sel jantung


dan poliferasi jaringan
lunak

Kurang distribusi darah

Sinkop dan jatuh


mendadak
 Rematik dapat didefinisikan sebagai berbagai kelainan yg
ditandai oleh peradangan, degenerasi, atau disertai oleh
rasa nyeri, kekakuan atau pembatasan gerak. Rematik
banyak dialami oleh orang yang lanjut usia dengan
berbagai macam kelainan. Seperti osteoporosis,
osteoarthritis, rematoid artritis, gout dan pseudogout.
Adanya gangguan-gangguan tersebut dapat menyebabkan
Sakit / nyeri hilang timbul,. Akibatnya pasien sulit berjalan
dan tertatih-tatih dan mempunyai resiko jatuh jika cara
berjalan kurang baik.
Jatuh
Usia lanjut Keadaan medis :
Penglihatan <, neurologik<,
melambat refleks, dan gangguan
Fraktur koordinasi

90%

Pangkal paha,
lengan atas dan
fraktur pelvis

Abram W, Berkow R. The Merck Manual GERIATRICS Jilid 1. In: Setibudhi DT, editor. BINARUPA
AKSARA; p. 110–2.
Ligamentum teres – kapsule sendi pankal paha-
tulang leher femur.
TATALAKSANA AWAL

 Nyeri: paracetamol 500 mg/ hr dosis max 3000 mg


 Fraktur: operatif dan traksi
 Osteoporosis:
◦ Tingkatkan pembentukan: Na-flurida dan steroid anabolic
◦ Hambat reabsopsi: kalsium, estrogen, kalsitonin
dan difosfonat
 Rematik: Paracetamol 4 g/ hari atau NSAID topikal
 Diabetes: diet, latihan,obat hiperglikemi
 Hipertensi: Diet rendah garam, medika mentosa
 Jantung: Diet Jantung I-IV ( 835 – 2023 kkal)
 Stoke: fisioterapi
 Psikoterapi & Sosialisasi
Komplikasi Jatuh lansia
Jatuh pada lansia menimbulkan komplikasi – komplikasi
seperti : ( Kane, 2005;Van – der – Cammen, 2000 )
Perlukaan ( injury )
Perawatan rumah sakit
Disabilitas
Pecahnya pembuluh Jatuh fraktur
darah kapiler
kerusakan di korteks, pembuluh darah,
Darah terkumpul di daerah sumsum tulang dan jaringan lunak
interstinal
perdarahan, kerusakan tulang dan
jaringan sekitarnya
memar

dilatasi kapiler di otot hematom

proteinplasma hilang dan


masuk ke interstitial

menstimulasi histamin pada


meningkatkantekanan kapiler otot yang iskhemik

edema

syndroma comportement. menekan ujung syaraf


Penanganan Komplikasi jatuh pada
lansia

 Pada dasarnya, kriteria penanganan pada pasien


geriatri mempunyai 3 kriteria :

 penanganan dari sudut pandang interna,


 rehabilitasi medik,dan
 psikiatri
 Terapi operatif dianjurkan pada orang tua berupa
penggantian kaput femur dengan prosthesis atau eksisi kaput
femur dengan prosthesis atau eksisi kaput femur diikuti
dengan mobilisasi dini pasca bedah.

a) Terapi konservatif
 Dilakukan apabila fraktur memiliki kemungkinan sebagai
berikut :
 · Gangguan peredaran darah pada fragmen proksimal
 · Kesulitan mengamati fragmen proksimal
 · Kurangnya penanganan hematom fraktur karena adanya
cairan synovial.

 Penanganan konservatif dapat dilakukan dengan skin traction,


dengan buck extension.
Terapi operatif

 Pada umumnya terapi yang dilakukan adalah terapi operasi,


fraktur yang bergeser tidak akan menyatu tanpa fiksasi
internal

 Metode terbaru fiksasi internal adalah dengan menggunakan


multiple compression screws.

 Pada penderita dengan usia lanjut (60 tahun ke atas)


fraktur ditangani dengan acara memindahkan caput femur
dan menempatkannya dengan metal prosthesis, seperti
prosthesis Austin Moore.
Terapi Rehabilitasi medik

1. Terapi mekanik
2. Pengobatan panas, seperti
inframerah dan lilin
3. pengobatan dingin
4. Helioterapi
5. Aktinoterapi
6. Laser medis kekuatan rendah
TERAPI PSIKIATRI
a. Psikoterapi kognitif
Penderita akan dibantu mengatasi masalah ini melalui saran
dan perbincangan berdasarkan pemikiran yang rasional.

a. Psikoterapi tingkah laku


Terapi ini lebih bercorak kepada pemaparan dan tindakan
pencegahan yang bertahap.

You might also like