Fina Alfya Syahri 1610711058 Leni Marlia 1610711073 Pengertian Vertigo berasal dari Bahasa Yunani vertere yang artinya memutar. Pengertian vertigo adalah sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya, dapat disertai gejala lain, terutama dari jaringan otonomik akibat gangguan alat keseimbangan tubuh vertigo mungkin bukan hanya terdiri dari satu gejala pusing saja, melainkan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari gejala somatic, otomik, dan pusing (Tarwoto,dkk. 2007). Vertigo adalah sensasi atau perasaan yang mempengaruhi orientari ruang dan mungkin dapat didefinisikan sebagai suatu ilusi gerakan. Keluhan ini merupakan gejala yang sifatnya subjektif dan sulit dinilai. Walaupun pengobatan sebaiknya langsung pada penyebab yang mendasari kelainannya. Asal atau penyebab vertigo sering tidak diketahui ataupun tidak mungkin diobati (CDK, 2009) Klasifikasi Berikut merupakan Klasifikasi Vertigo berdasarkan letak lesinya : ◦Sentral ◦ Infark batang otak ◦ Tumor otak ◦ Radang Otak ◦ Insufisiensi a.v. basiler ◦ Epilepsi ◦Perifer - Labirin ◦ Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) ◦ Meniere ◦ Ototoksik ◦ Labirinitis - Saraf vestibuler ◦ Neuritis ◦ Neuroma Akustikus Prevalensi Pada tahun 2009 dan 2010 di Indonesia angka kejadian vertigo sangat tinggi sekitar 50% dari usia 40-50 sampai orang tua yang berumur 75 tahun dan menurut prevalensi angka kejadian di Amerika Serikat vertigo perifer cenderung terjadi pada wanita. Angka kejadian vertigo terkait migrain sebanyak 0,8% dan Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) sebanyak 1,6%. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Breven (2007) di Jerman dalam jangka waktu satu tahun diperkirakan 1,1 juta orang dewasa menderita BPPV. Penderira BPPV paling sering dijumpai pada usia 60 sampai 75 tahun dan wanita lebih sering daripada pria. Etiologi ◦ Vascular Penyebab vertigo dari gangguan vaskular terdiri atas insufisiensi vertebrobasiler, stroke, migrain, hipotensi, anemia, hipoglikemia, dan penyakit meniere ◦ Epilepsy ◦ Receiving any treatment Beberapa obat-obatan seperti antibiotik, obat jantung, antihipertensi, obat sedatif, dan aspirin dapat menyebabkan gangguan vertigo. ◦ Tumour or Trauma or Tyroid ⁻ Tumor Adanya tumor seperti neuroma, glioma, dan tumor intraventricular dapat menyebabkan gangguan vertigo. ⁻ Trauma Adanya trauma pada daerah tulang temporal dan trauma servikal dapat menyebabkan gejala vertigo. ⁻ Tiroid Adanya penurunan fungsi tiroid dapat menyebabkan gejala vertigo ◦ Infection Apabila terjadi infeksi pada daerah keseimbangan seperti labirinitis maupun vestibular neuronitis dapat menyebabkan gangguan vertigo ◦ Glial disease (multiple sclerosis) ◦ Ocular diseases or imbalance Patofisiologi Rasa pusing atau vertigo disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh yang mengakibatkan ketidakcocokan antara posisi tubuh yang sebenarnya dengan apa yang dipersepsi oleh susunan saraf pusat. Ada beberapa teori yang berusaha menerangkan kejadian tersebut : ◦ Teori rangsang berlebihan (overstimulation) Teori ini berdasarkan asumsi bahwa rangsang yang berlebihan menyebabkan hiperemi kanalis semisirkularis sehingga fungsinya terganggu, akibatnya akan timbul vertigo, nistagmus, mual dan muntah. ◦ Teori konflik sensorik. Menurut teori ini terjadi ketidakcocokan masukan sensorik yang berasal dari berbagai reseptor sensorik perifer yaitu mata/visus, vestibulum dan proprioceptif, atau ketidakseimbangan/asimetri masukan sensorik yang berasal dari sisi kiri dan kanan. Berbeda dengan teori rangsang berlebihan, teori ini lebih menekankan gangguan proses pengolahan sentral sebagai penyebab. ◦ Teori neural mismatch Teori ini merupakan pengembangan teori konflik sensorik, menurut teori ini otak mempunyai memori/ingatan tentang pola gerakan tertentu, sehingga jika pada suatu saat dirasakan gerakan yang aneh/tidak sesuai dengan pola gerakan yang telah tersimpan, timbul reaksi dari susunan saraf otonom. Jika pola gerakan yang baru tersebut dilakukan berulang- ulang akan terjadi mekanisme adaptasi sehingga berangsur-angsur tidak lagi timbul gejala. ◦ Teori otonomik Teori ini menekankan perubahan reaksi susunan saraf otonom sebagai usaha adaptasi gerakan/perubahan posisi, gejala klinis timbul jika sistim simpatis terlalu dominan, sebaliknya hilang jika sistim parasimpatis mulai berperan. Manifestasi Klinik ◦ Manifestasi klinis pada klien dengan vertigo yaitu Perasaan berputar yang kadang-kadang disertai gejala sehubungan dengan reak dan lembab yaitu mual, muntah, rasa kepala berat, nafsu makan turun, lelah, lidah pucat dengan selaput putih lengket, nadi lemah, puyeng (dizziness), nyeri kepala, penglihatan kabur, tinitus, mulut pahit, mata merah, mudah tersinggung, gelisah, lidah merah dengan selaput tipis. Uji posisi dapat membantu mendiagnosa vertigo, yang paling baik adalah dengan melakukan manuver Hallpike : • penderita duduk tegak • kepalanya dipegang pada kedua sisi oleh pemeriksa • lalu kepala dijatuhkan mendadak sambil menengok ke satu sisi.
Pada tes ini akan didapatkan nistagmus
posisi dengan gejala : • Penderita vertigo akan merasakan sensasi gerakan seperti berputar, baik dirinya sendiri atau lingkungan. • Merasakan mual yang luar biasa. • Sering muntah sebagai akibat dari rasa mual. • Gerakan mata yang abnormal. • Tiba - tiba muncul keringat dingin. Telinga sering terasa berdenging. • Mengalami kesulitan bicara. • Mengalami kesulitan berjalan karena merasakan sensasi gerakan berputar. • Pada keadaan tertentu, penderita juga bisa mengalami ganguuan penglihatan Pemeriksaan Penunjang a. Pemeriksaan fisik ◦ Pemeriksaan mata ◦ Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh ◦ Pemeriksaan neurologik ◦ Pemeriksaan otologik ◦ Pemeriksaan fisik umum b. Pemeriksaan khusus ◦ ENG ◦ Audiometri dan BAEP ◦ Psikiatrik c. Pemeriksaan tambahan ◦ Radiologik dan Imaging ◦ EEG, EMG Penatalaksanaan 1. Penatalaksanaan Medis ◦ Beberapa terapi yang dapat diberikan adalah terapi dengan obat-obatan seperti : a. Anti kolinergik ◦ Sulfas Atropin : 0,4 mg/im ◦ Scopolamin : 0,6 mg IV bisa diulang tiap 3 jam. b.Simpatomimetika • Epidame 1,5 mg IV bisa diulang tiap 30 menit c.Menghambat aktivitas nukleus vestibuler • Golongan antihistamin Golongan ini, yang menghambat aktivitas nukleus vestibularis adalah : Diphenhidramin: 1,5 mg/im/oral bisa diulang tiap 2 jam. Dimenhidrinat: 50-100 mg/ 6 jam. Jika terapi di atas tidak dapat mengatasi kelainan yang diderita dianjurkan untuk terapi bedah. Terapi menurut (Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004: 48) Terdiri dari : • Terapi kausal • Terapi simtomatik • Terapi rehabilitatif 2.Penatalaksanaan Keperawatan
• Karena gerakan kepala memperhebat
vertigo, pasien harus dibiarkan berbaring diam dalam kamar gelap selama 1-2 hari pertama. • Fiksasi visual cenderung menghambat nistagmus dan mengurangi perasaan subyektif vertigo pada pasien dengan gangguan vestibular perifer, misalnya neuronitis vestibularis. • Karena aktivitas intelektual atau konsentrasi mental dapat memudahkan terjadinya ver- tigo, maka rasa tidak enak dapat diperkecil dengan relaksasi mental disertai fiksasi visual yang kuat. • Bila mual dan muntah berat, cairan intravena harus diberikan untuk mencegah dehidrasi. • Bila vertigo tidak hilang. Banyak pasien dengan gangguan vestibular perifer akut yang belum dapat memperoleh perbaikan dramatis pada hari pertama atau kedua. • Latihan vestibular dapat dimulai beberapa hari setelah gejala akut mereda. Komplikasi a. Cidera fisik ◦ Pasien dengan vertigo ditandai dengan kehilangan keseimbangan akibat terganggunya saraf VIII (Vestibularis), sehingga pasien tidak mampu mempertahankan diri untuk tetap berdiri dan berjalan. b. Kelemahan otot ◦ Pasien yang mengalami vertigo seringkali tidak melakukan aktivitas. Mereka lebih sering untuk berbaring atau tiduran, sehingga berbaring yang terlalu lama dan gerak yang terbatas dapat menyebabkan kelemahan otot. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN VERTIGO PENGKAJIAN ◦ Riwayat Kesehatan 1. Keluhan utama Keluhan yang dirasakan pasien pada saat dilakukan pengkajian. 2. Riwayat kesehatan sekarang Riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit. Pada pasien vertigo tanyakan adakah pengaruh sikap atau perubahan sikap terhadap munculnya vertigo, posisi mana yang dapat memicu vertigo. 3. Riwayat kesehatan yang lalu Adakah riwayat trauma kepala, penyakit infeksi dan inflamasi dan penyakit tumor otak. Riwayat penggunaan obat vestibulotoksik missal antibiotik, aminoglikosid, antikonvulsan dan salisilat. 4. Riwayat kesehatan keluarga Adakah riwayat penyakit yang sama diderita oleh anggota keluarga lain atau riwayat penyakit lain baik bersifat genetic maupun tidak ◦ B. Pemeriksaan Fisik Keadaan Umum Pemeriksaan Persistem 1. Sistem persepsi sensori Adakah rasa tidak stabil, disrientasi, osilopsia yaitu suatu ilusi bahwa benda yang diam tampak bergerak maju mundur. 2. Sistem Persarafan Adakah nistagmus berdasarkan beberapa pemeriksaan baik manual maupun dengan alat. 3. Sistem Pernafasan Adakah gangguan pernafasan. 4. Sistem Kardiovaskuler Adakah terjadi gangguan jantung. 5. Sistem Gastrointestinal Adakah Nausea dan muntah 6. Sistem integumen 7. Sistem Reproduksi 8. Sistem Perkemihan C. Pola Fungsi Kesehatan 1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan Adakah kecemasan yang dia lihatkan oleh kurangnya pemahaman pasien dan keluarga mengenai penyakit, pengobatan dan prognosa. 2. Pola aktivitas dan latihan Adakah pengaruh sikap atau perubahan sikap terhadap munculnya vertigo, posisi yang dapat memicu vertigo. 3. Pola nutrisi metabolisme Adakah nausea dan muntah 4. Pola eliminasi 5. Pola tidur dan istirahat 6. Pola Kognitif dan perseptua Adakah disorientasi dan asilopsia 7. Persepsi diri atau konsep diri 8. Pola toleransi dan koping stress 9. Pola sexual reproduksi 10. Pola hubungan dan peran 11. Pola nilai dan kenyakinan DIAGNOSA KEPARAWATAN ◦ Resiko jatuh berhubungan dengan pusing ketika menggerakan kepala. ◦ Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologi ◦ Nausea berhubungan dengan penyakit meniere, labirintitis ◦ Defisit self care: toileting, bathing, feeding. ◦ Defisit pengetahuan tentang penyakit pengobatan dan perawatan berhubungan dengan kurangnya paparan informasi. ◦ Perfusi jaringan tidak efektif; cerebral berhubungan dengan aliran arteri terhambat. Rencana Asuhan Keperawatan No. DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI KEPERAWATAN 1. Resiko jatuh Setelah dilakukan tindakan Environmental Management: berhubungan dengan keperawatan selama … x 24 jam Safety: awasi dan gunakan pusing ketika pasien diharapakan tidak jatuh lingkungan fisik untuk menggerakkan kepala NOC: meningkatkan keamanan Safeti status: Falls Occurrence 2. Falls Prevention: Falls prevention: know ledge Kaji penurunan personal safety kognitif dan fisik pasien yang Safety beheviour: Falls prevention mungkin dapat Dengan kreteria: meningkatkan resiko jatuh pasien mampu berdiri, d uduk, Kaji tingkat gait, berjalan tanpa pusing keseimbangan dan Klien mampu menjelaskan jika kelelahan dengan ambulasi terjadi serangan dan cara Instruksikan pasien mengantisipasinya agar memanggil asisten ketika melakukan pergerakan 3. Teaching: disease proles jelaskan pada pasien tanda dan gejala dari penyakit yang diderita Anjurkan pasien untuk bedrest pada fase akut Jelaskan pada pasien tentang terapi rehabilitatif pada pasien vertigo No. DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI KEPERAWATAN 2. Nyeri akut b/d agen NOC: Intervensi NIC: injuri biologi Tingkat kenyamanan: perasaan senang secara fisik dan 1.pemberian analgesic psikologi 2.penatalaksanaan nyeri Nyeri: efek merusak: efek 3.sedasi sadar : merusak dari nyeri terhadap emosi kliendan perilaku yang pemberian sedative, diamati memantau respon klien Perilaku mengendalikan nyeri: dan pemberian tindakan seseorang untuk dukungan fisiologis yang mengendalikan nyeri Tingkat nyeri: jumlah nyeri yang dibutuhkan selama dilaporkan dan di tunjukkan prosedur terapautik Tercapai setelah menjalani perawatan selama 3 hari: Aktivitas keperawatan : · Meminta klien Criteria hasil: untuk menilai nyeri · Menunjukkan tingkat nyeri dengan menggunakan dengan indicator 1-5 : eksterm, berat,sedang, ringan, tidak skala 0-10 ( 0-tidak ada sama sekali. nyeri/ketidaknyamanan, · Klien mampu menunjukkan 10= nyeri sangat) tehnik relaksasi secara · Lakukan individual yang efektif untuk mencapai Kenyamanan. pengkajian nyeri yang · Klien mampu meningkatkan komperehensif meliputi konsentrasi lokasi, karakteristik,dll · Klien dapat tidur dengan efektif · Bantu klien untk mengidentifikasi tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman yang telah berhasil dilakukan seperti: distraksi, relaksasi, kompres hangat atau dingingunakan pendekatan positif dengan tujuan untuk mengoptimiskan respon klien terhadap analgesic · Bantu klien untuk lebih berfokus pada aktivitas daripada ketidaknyamanan dengan melakukan pengalihan melalui televise, tape, radio,dll · Observasi ketidaknyamanan verbal, khususnya pada mereka yang tidak mampu mengkomunikasikannya secara efektif. · Instruksikan klien untuk menginformasikan kepada perawat jika pengurang nyeri tidak dapat dicapai · Masukkan pada instruksi saat pemulangan klien mengenai pengobatan khusus yang harus dikonsumsi, frekuensi pemberian, efek samping, dll 3. Nausea berhubungan Setelah dilakukan tindak keperawatan Patient / family teaching dengan stimulasi visual selama…x24 jam, nausea berkurang / -Anjurkan pasien agar pelen-pelan yang tidak hilang nafas dalam dan menelan untuk mengenakkan, meniere, N.O.C: menurunkan rasa mual dan labirintitis a. Comfort level muntah. d. Hidration -Ajarkan pasien untuk tidak minum Nutritional status food finid intake 1 jam sebelum,1 jam setelah dan Dengan kreteria: sewaktu makan. d. Terdapat tanda-tanda fisik dan 2.NUTRITIONAL MONITORING psikologik membaik -Monitor tipe kehilangan berat e. Turgor kulit, mukosa mulut baik badan dan pertumbuhan f. Tidak panas dan tidak terdapat -Monitor kelembaban,turgor kulit edeme perifer dan depigmentasi. Intake makanan dan minuman baik -Monitor tingkat energi,malaise,fatigue dan kelemahan pasien. -Monitor asupan kalori dan nutrisi. -Kolaborasi; kelola pemberian anticmetic sebelum makan atau sesuai jadwal 3. Fluid managmen: ⁻ Awasi secara akurat intake dan output ⁻ Monitor vital sign ⁻ Monitor status nutrisi pasien ⁻ Monitor status hydrasi misal kelembaban membranmukosa, tekanan nadi dan orthostatic BP ⁻ Kelola pemberian terapi IV 4. Kurang perawatan diri: Setelah dilakukan tindakan NIC:Membantu perawatn diri makan, mandi, keperawatan selama ... x 24 pasien mandi dan toileting berpakaian, toileting jam diharapkan kebutuhan Aktifitas: b.d kerusakan mandiri klien 1. Tempatkan alat-alat mandi neurovaskuler terpenuhi, NOC;PERAWATAN ditempat yang mudah dikenali DIRI dan mudah dijangkau klien Batasan Karakteristik : (Mandi,makan,toileting,berpak 2. Libatkan klien dan danpingi Kelumpuhan wajah aian) Dengan kriteria : 3. Berikan bantuan selama klien atau anggota badan Klien dapat makan de-ngan tidak mampu mengerjakan sehingga menyebab- bantuan orang lain / mandiri sendiri kan : Klien dapat mandi de-ngan NIC : ADL berpakaian Ketidakmampuan bantuan orang lain Aktifitas : dalam menyuap, Klien dapat memakai Informasikan pada klien dalam memegang alat pakaian dengan bantuan memilih pakaian selama makan orang lain / mandiri perawatan Ketidakmampuan Klien dapat toileting de- Sediakan pakaian ditempat dalam membasuh ngan bantuan alat yang mudah dijangkau badan, mongering- Bantu berpakaian yang sesuai kan, keluar masuk Jaga privasi klien kamar mandi Berikan pakaian pribadi yang Ketidakmampuan digemari dan sesuai pergi ke kamar mandi, NIC : ADL Makan mengguna-kan pispot Aktifitas : Anjurkan klien duduk dan berdoa bersama teman Dampingi saat makan Bantu jika klien belum mampu dan beri contoh Beri rasa nyaman saat makan 5. Defisit pengetahuan Setelah dilakukan Teaching individual (5606) ten-tang penyakit, penjelasan selama ...x 1. Tentukan kebutuhan pengobatan dan pertemuan, pe-ngetahuan pembelajaran klien perawatan klien b.d klien tentang pe-nyakit, 2. Kaji tingkat keterbatasan kognitif, pengobatan dan pe- pengetahuan dan ku-rang paparan atau rawatan klien meningkat pemahaman klien tentang mudah lupa vertigo NOC : 3. Kaji tingkat - Knowledge : Disease pendidikan process (1803) 4. Kaji kesiapan klien - Knowladge : Illness dalam mempelajari care (1824) informasi spesifik 5. Atur agar realita Dengan kriteria : tujuan pembelajaran - Klien dan keluarga dengan klien saling mam-pu menjelaskan menguntungkan penger-tian, proses 6. Pilih metode / strategi penyakit, penyebab, mengajar yang sesuai tanda dan gejala, efek 7. Sediakan lingkungan penyakit, tindakan yang kondusif untuk pencegahan, pe- pembelajaran ngobatan dan perawatan Koreksi adanya kesalahan vertigo informasi 9. Sediakan waktu untuk bertanya pada klien eaching : disease process (5602) 1. Nilai tingkat pengetahuan klien tentang penyakitnya 2. Jelaskan patofisiologi vertigo 3. Jelaskan tanda dan gejala vertigo 4. Jelaskan kemungkinan penyebabnya 5. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin dapat mencegah komplikasi dimasa yang akan datang 6. Diskusikan pilihan-pilihan terapi pe-ngobatan dan perawatan 7. Jelaskan alasan rasional dari terapi pengobatan yang direkomendasikan 8. Kaji sumber-sumber pendukung yang memungkinkan 6. Perfusi jaringan tidak Setelah dilakukan tindakan Monitorang neurologis (2620) efektif (spesifik: keperawatan selama ..... x 24 jam 1. Monitor ukuran, cerebral) b.d aliran diharapkan kesimetrisan, reaksi dan darah arteri terhambat Nyeri kepala / vertigo berkurang bentuk pupil sampai de-ngan hilang 2. Monitor tingkat kesadaran klien Batasan Karakteristik : Tanda-tanda vital stabil 3. Monitir tanda-tanda vital Nyeri kepala / 4. Monitor keluhan nyeri vertigo kepala, mual, muntah Perubahan status 5. Monitor respon klien mental terhadap pengobatan perubahan respon 6. Hindari aktivitas jika TIK motorik meningkat dis-artria 7. Observasi kondisi fisik klien Kelumpuhan wa-jah Terapi oksigen (3320) Bersihkan jalan nafas dari sekret Pertahankan jalan nafas tetap efektif Berikan oksigen sesuai intruksi Monitor aliran oksigen, kanul oksigen dan sistem humidifier Beri penjelasan kepada klien tentang pentingnya pemberian oksigen Observasi tanda-tanda hipo- ventilasi Monitor respon klien terhadap pemberian oksigen Anjurkan klien untuk tetap memakai oksigen selama aktifitas dan tidur