You are on page 1of 41

ISUE-ISUE TERBARU TERKAIT

OBAT HEWAN - UJI MUTU -


TEKNOLOGI MANUFAKTUR
Prinsip :
 Ketahanan pangan dan keamanan pangan makin nyata
 Mencegah penyalahgunaan – penggunasalahan obat
hewan
 Setiap negara berinnovasi untuk menjadikan negara
lain saling bergantung melalui Hak Kekayaan
Intelektual
RI DALAM PERSAINGAN GLOBAL
Global competitiveness index

BASIC REQUIREMENT EFFICIENCY ENHANCER


INNOVATION –
SUBINDEX SUBINDEX
SOPHISTICATION
FACTORS
1. Institution 1. Higher Education and
2. Infrastructure Training,
1. Technological
3. Macroeconomic 2. Good Market
Readiness
Environment efficiency,
2. Maret size
4. Health and 3. Labor Market
3. Business –
Primary Efficiency
Sophistication
Education, 4. Financial Market
4. Innovation.
Development,

Efficiency-driveri Innovation-driven
Faktor-driven
Peranan obat hewan =
lingkaran merah
RI 2010-2040 MASUK KE
BONUS DEMOGRAFI
• Penduduk Indonesia ke-4 terbesar didunia, dlm
20 tahun Ri memasuki periode “bonus
demografi”, angka DEPENDENCY RATIO (indeks
perbandingan antara usia tidak produktif di bagi
usia produktif) mencapai angka minimal (< 50%)
• Dalam periode ini terdapatlebih banyak tenaga
kerja produktif untuk mendorong peningkatan
produktivitas nasional
• Bonus demografi harus dimanfaatkan secara
maksimal: disaat negara lain mengalami situasi
AGING POPULATION (India, Rusia kecuali jepang
mulai menurun)
KESEMPATAN DAN ACAMAN BONUS
DEMOGRAFI RI

MANUSIA
UNGGUL
BONUS DEMOGRAFI
MANFFAT
Faktor dipengaruhi
obat hewan
+lingkaran merah
BONUS DEMOGRAFI
grade sangat
ANCAMAN RI
memuaskan

Faktor dipengaruhi
obat hewan
MANUSIA TIDAK
+lingkaran merah
UNGGUL
grade tidak
memuaskan
 PET ANIMAL
INNOVATION
OBAT HEWAN
MENJADIKAN FOOD SECURITY : ternak-unggas
SETIAP NEGARA
BERGANTUNG 1. Dipantau DUNIA
DENGAN PEMILIK 2. Benchmarking suatu
TEKNOLOGI negara/bangsa
3. Menghindari : Abused- Missused

• Cito -> implikasi efficient


• Tuto -> implikasi healty- enviroment
UNIVERSAL • Curare -> implikasi berkualitas
• Et Jucunde -> implkasi Tatanan negara beradab

TEKNOLOGI TINGGI
 Stabil 7-8 tahun > market
 Dari 100 kanidat obat baru
hanya 1-2 % yang berhasil
digunakan hingga obat baru
PERSENTASE KEUNTUNGAN Rp. ANTARA OBAT
HEWAN vs. OBAT MANUSIA
OBAT

40%,Resiko abused-missused Tinggi OBAT MANUSIA


22.00%
40.00% OBAT HEWAN
1- 5%, Risk abused-missused FARMASETIK
medium Teknologi
tinggi OBAT HEWAN
20.00% BIOLOGIK
Produksi cost tinggi PREMIKS/PAKAN
18.00%
Teknologi tinggi
5-10%, Risk abused-missused
medium

SURVEY 2016 tak dipublikasikan, Data 9


perusahaan di P. Jawa :
1. PMA 4 (Milik asing Asia 2, Eropa 2)
2. PMDN 5
BAGAIMANA NEGARA MAJU MENATA
OBAT HEWAN:
Perangkat keras Perangkat lunak
• Official minimum requirement • Training & capacity building
/book i.e FOHI, CPOHB, CPOAHB, perform for qualified person
vademekum • Certified Human Resources
• National assay lab. i.e : BPMSOH, • Import qualified humen
etc resources
• Regulation – law enforcement : • Union net working – Research
Peraturan obat hewan center university, Association
• Nation system alert – veterinary expert, Private research
control abused-misused-quality center, Expert research center,
control on the field etc

Indonesia cukup berhasil dalam Indonesia masih lemah dalam


mengelola hal tersebut terkait mengelola hal tersebut terkait
obat hewan, kecuali yang merah obat hewan
MENGAPA NEGARA MAJU
MELAKUKAN HAL ITU
Dampak untuk manusia, kesetimbangan
Dampak pro Px populasi dan lingkungan
• Menghindari obat illegal • Menghindari residu obat hewan
yang kelak produk segar asal hewan
yang merugikan konsumen di konsumsi manusia antar negara
dsb
• Menghindari obat yang • Menghindari pencemaran
tidak bermutu yang akan lingkungan akibat obat hewan
• Menghindari fenomena
diberikan farmakogenetik
• Menghindari beredarnya • Menghindari kemunculan obat-
obat narkotika yang di buat dari
obat hewan gelap dipasaran bahan aktif illegal, untuk terorisme
yang berpotensi kehilangan , untuk merusak populasi hewan di
suatu wilayah…dsb
pajak dan menimbulkan • Negara maju akan merasa merugi
abused – misused bila disuatu negar muncul penyakit
aneh pada manusia akibat
konsumsi hewan tercemar obat
hewan
KOMPONEN KONTROL OBAT HEWAN SELAMA UJI
KLINIK FASE IV. Oleh pengguna obat hewan (drh
praktek)
PERSOALAN TERBARU OBAT HEWAN
di Tanah Air yang belum terlaporkan
Penyalahgunaan obat untuk • Penggunaan Ventipulmin, Optaflex
ternak / pet animal (beta gonist-2 dan ractopamine B1
• Penggunaan Neurotropika (B1-B6- agonist) keperluan penggemukan
B12 untuk tujuan penggemukan sapi potong (SUMUT, JABAR, DKI)
ternak (Jabar- DKI)
• Penambahan Antihistamin untuk
• Penggunaan alkohol 70 % sebagai
tambahan pada campuran minum meningkatkan nafsu makan dan
5% : 95 % dengan air untuk efisiensi pada akhirnya untuk meningkatkan
pakan ternak untuk sapi potong berat badan pada ternak / sapi
(Jabar s/d Jateng, Sulawesi Utara) potong (Jateng, jatim, Bukitinggi)
• Penambahan analgesik antipiretik • Penambahan spasmolitik unstriated
pada minum untuk meningkatkan muscle (ephedrin, pseudo
nafsu makan pada sapi potong ephedrine, spasminal tablet
(Jatim) mengandung ergometrin,
• Pengawasan obat-obat SSP ergotamin, extract belladona)
depresant (ketamin, xylazine, untuk tujuan peningkatan berat
luminal dsb untuk disalahgunakan
keperluan penggunaan obat-obat badan unggas (Jawa barat)
napza) untuk anjing dan kucing
(Pulau Jawa- Bali)
KASUS PENJUALAN ILEGAL OBAT
HEWAN:
• Re-packaging obat hewan • Penggunaan obat keras
dan diperjualbelikan secara untuk hewan oleh non-
on-line dokter hewan
• Obat hewan baru yang • Pembelian dan penjualan
dikemas secara diam-diam obat keras untuk hewan
dan diperjualbelikan yang diperoleh tanpa R/
menggunakan media sosial dokter hewan
Facebook dan Telegram via • Keberadaan obat hewan
group, dsb yang belum diregristrasi di
• Penjualan obat hewan Indonesia namun sudah
termasuk obat keras antar menjadi obat idaman para
benua dengan penawaran dokter hewan dan atau
melalui internet dan pemilik hewan
pembayaran via kartu kredit
TATALAKSANA OBAT HEWAN DI INDONESIA
MENUJU UNIVERSAL YANG IDEAL

Regulasi, SOP tatalaksana izin peredaran obat hewan, POH, PPOH dsb
< 1977

Lembaga pengujian mutu obat


hewan , Regulasi up-date (1983-
1985)

Official book (FOHI, CPOHB, CPOAHB (rencana), Regulasi up-date


(2009 >)

Collaborasi - assosiasi keahlian – PT, regulasi update-


official book up-date (> 2014)

Collaborasi antar negara (lemabaga pengujian mutu, otoritas vet.,


Assosiasi keahlian, PT dari negara lain, Lemabag otoritas pendukung
penguatan uji lab. Negara lain (2014 >)
• Sintetis hasil pengembangan
obat manusia, pengembangan
Trend jenis obat hewan herbal klasik
yang berkembang di dunia <1980 • Biologik & bahan diagnostik
 Farmasetik untuk Pet animal
- Untuk anjing, kucing
- Untuk burung dsb
- Untuk ikan
• Standardisasi & universalisasi
 Farmasetik untuk ternak
Assay lab, uji mutu
- Untuk ayam
• Sertifikasi lab
- Untuk sapi, kambing, domba, babi
- Untuk kuda
1980-2000
 Premik pet animal
- Anjing kucing, burung
- Ternak sapi, ayam, angsa dsb • International standard
- Kuda, babi • Keamanan residu dan
lingkungan
• Biologik • Pengembangan herbal
- Untuk pet animal
2000> medicinal baru
- Untuk unggas
- Untuk ternak besar (sapi, babi)
• Residu obat hewan dan Waktu henti obat hewan
• Penggunaan agent biologis dan Biosafety lab.
• Material transfer agreement, Standard bahan alami untuk hewan, Simplisia terstandard
s/d 2004

• Produk transgenik,
• Beyod use date untuk produk farmasetik,
• Konsep : No observed effect level – Low effect level (NOEL LOWEL)
s/d 2008 • Standardt uji mutu obat bersifat universal (penggunaan peralatan fisiko kimia mulai marak)

• Zero level untuk semua residu obat hewan pada produk olahan asal hewan
• Adanya perilaku BAN dari negara eropa terhadap suatu negara yang masih tidak memperdulikan
konsep Zero level residu obat hewan
s/d 2012

• Konsep “one health mulai muncul”, persoalan resistensi antibiotika mulai beraksi
• Adanya prudential pada penggunaan anti mikroba pada hewan dan obat-obat SSP depresant dan
parasympatolitic
• Hubungan antar negara dan wilayah sudah secara intensif terpantau oleh institusi universal seperti :
s/d 2017 IFAH, OIE dsb
HATI-HATI MENYUSUN REGULASI, MINIMUM
REQUIREMENT ATAU PEDOMAN2 YANG LAIN :
Hindari membuat suatu aturan yang secara
langsung atau tidak langsung justru melindungi
produk asing. Contoh menetapkan angka2 untuk
memberikan syarat kelulusan suatu produk asing
yang bisa beredar di Indonesia. Misalkan sesuai
standard AOAC..sementara untuk melakukan uji
sesuai standard itu di Indonesia lab2 uji kita
kelabakan membeli perangkat baca dan bahan
kimia pereaksi uji serta kesulitan menciptakan SDM
handal sebagai operator lab.
OVERVIEW: PAN SUATU NEGARA DALAM
MELINDUNGI PERSOALAN OBAT HEWAN
• 12 negara Eropa (Inggris ±) : membuat system Alert untuk memonitor :
distribusi obat hewan, penggunaan obat hewan, official book masing-
masing negara dan “BAN” produk PAH yang tercemar obat hewan
• Negara “commonwealth”: bersatu membangun jaringan pengawasan obat
hewan dan peningkatan SDM melakukan keamanan pangan – ketahanan
pangan. Bersatu menciptakan innovasi baru dengan prinsi “ The winner :
first to publish”
• Negara-negara “sahabat USA” : idem + menciptakan SDM unggul usia dini
dengan membangun “start up disegala lini termasuk manufaktur obat
hewan dan aplikasi lainnnya.
• Indonesia : mulai sejak muncul SKKNI 2014, KEMENRISTEK DIKTI di gabung
untuk membuat banyak karya2 Innovasi yang bisa menjadikan indonesia
mandiri. LITBANG-LITBANG KEMENTAN sudah mulai menjawab persoalan2
kemandirian suatu produk Bangsa namun kemajuannnya masih kurang
cepat
• Negara-negara yang mandiri tahun 2014-sekarang MULAI BERMUNCULAN
: CINA, KORSEL, THAILAND, BRAZILIA dan masih banyak negara-negara
lainnya seperti Selandia Baru, dst
1 : Merancang virtual 6 : Uji klinik fase III
molekul bahan aktif obat hewan baru Field test tolerance menggunakan
Kuantifikasi hub. Struktur aktivitas obat hewan hewan sesungguhnya kondisi sakit
jumlah beragam spesies di suatu
2 : Melakukan sintesis pembuatan molekul obat wilayah dalam area lebih luas
Membuat molekul stabil farmasetik \ biofarmasetik

3 : Merancang eksipien bahan aktif 7 : Uji klinik fase IV


Uji eksipien bahan aktif (in-vitro & in-vivo) Field test clearly menggunakan
hewan sesungguhnya kondisi sakit
4 : Melakukan formulasi obat hewan BSO tertentu selama peredaran
Uji in-vitro & in-vivo)

5 : Uji klinik fase I


Field test restricted menggunakan hewan sesungguhnya

6 : Uji klinik fase II


Field test medium restricted
menggunakan hewan sesungguhnya kondisi sakit terbatas
di suatu wilayah terbatas
Eropa, G-7, Brazi
pasifik Commonw
Indonesia <<<< Australia, Seland

Eropa, G-7, Brazillia, China


Commonwealth , Korsel Au
Baru, Botswana, Negara pe
Rusia, INDONESIA
Indonesia <<<<

Eropa, G-7, Brazillia, China


Commonwealth , Korsel Au
Baru, Botswana, Negara pe
pecahan Yogoslavia, Rusia,

Indonesia <<<<

Eropa, G-7, Brazillia, China , Asia pasifik Commonwealth , Ko


Baru, Botswana, Negara pecahan Rusia, pecahan Yogoslavia
KEKUATAN INDONESIA
DALAM MEMRODUKSI OBAT HEWAN VS. DUNIA

INDONESIA Luar negeri


• Product biologi • Product biologi
• Antigen diagnostic • Antigen diagnostik
• Premiks • Premik
• Farmasetik terbatas/under • Farmasetik Owner /
licence Authorization
MENYERBU
INDONESIA
KATA KUNCI :
INNOVATION –
REGULASI – LAW
ENFORCEMENT
KUATIR : OBAT
ILLEGAL MARAK
MARI KITA LIHAT PRODUK OBAT
HEWAN INNOVATIF TINGKAT ASIA
Thailand, vietnam, malaysia, filipina, Taiwan, China dsb
• Produk prob untuk pet animal (anjing, kucing, burung)
• Produk kosmetika untuk pet animal
• Produk H2 receptor untuk meregulasi asam lambung pada pet
animal (oral, injeksi)
• Produk herbal untuk apetite stimulant pet animal Kalau
• Produk biologik lainnya (vaksin, sera, antigen tidak
diatasi
diagnostik) “gawat”
• Produk-produk blocking SSP untuk
anaestesi general
• Premiks dsb
Apa yang harus di benahi
di RI :
Perangkat keras , perangkat
Regulasi & Official book- SDM pendukung
• Harus selalu di update • 5 – 10 tahun ke depan harus
• Harus selalu meningkatkan mampu melakukan
kompetensi SDM lab uji manufaktir sendiri
• Human resources harus • 5-10 tahun ke depan harus
selalu up-date minimal 5 banyak anak bangsa kita
tahun ke depan yang mampu melakukan
• Pendidikan tinggi harus sintesis sendiri sehingga
menyiapkan SDM 10 tahun industri kimia dasar di tanah
ke depan dengan sifat RTU
(ready to used) air menjadi mandiri
Uji mutu obat hewan farmasetik
Universal Nasional
Uji minimum : • Sesuai minimum
• Farmasetik requirement suatu negara
- Kemurnian bhn aktif, • Indonesia : Kemurnian
- kemurnian eksipien bahan aktif dan syarat BSO
obat
- Pra syarat BSO obat
• Uji bioequivalensi dan
 Uji bioequivalensi bioavailabilitas ???
 Uji bioavailabilitas Tergantung SDM dan
 Potensi test peralatan uji
Bila bentuk sediaan khusus misal
tablet
Uji farmasetik Uji tambahan
• Identitas R. cardinale • Keseragaman tablet
• Eksipien • Bahan pembawa dan
• Syarat farmasetik BSO tablet flavouring agent
- Waktu hancur • Bila terdapat salut maka
- Kekerasan tablet tujuan penyalutan harus
- Uji disolusi & disintegrasi diuji misal untuk tujuan
 Uji bioequivalensi lepas lambat maka
 Uji biavailabilitas dilakukan uji ketersediaan
 Potensi test hayati lepas lambat
Contoh lain obat-obat sediaan krim :

Uji mutu universal Uji mutu nasional


• Komposisi minyak-air • Kemurnian komposisi krim
• Komponen korpukel krim • Homogenitas dan potensi
• Kekuatan saponifikasi • Uji-uji lain yang dianggap
• Nilai hydrofilik lipofilik perlu
balance system
• Stabilitas krim
• Kemurnian
Uji mutu obat hewan
Kebutuhan perangkat lunak Kebutuhan perangkat keras
• SDM yang terdidik • Minimum requirement yang
• Memiliki pengalaman uji tinggi selalu up-date
• Instrumen preparasi yang selalu
• Beberapa negara mensyaratkan up-date
memiliki sertifikat
• Instrumen baca yang selalu ready
• Memiliki persyaratan khusus to used
misal untuk penguji vaksin rabies • Standard reference material yang
harus dilakukan immunisasi selalu ada dan segar
• Hubungan antar assay lab disuatu • Metode kerja yang selalu
negara yang saling berinteraksi dilakukan validasi
• Berinteraksi dengan PT dan • Perlu pengembangan lab di
asosiasi keahlian wilayah provinsi untuk memantau
kualitas mutu pada periode uji
klinik fase IV
Pengembangan SDM di assay lab.
Prasyarat SDM Penguasaan instrumen analysis
• Dokter hewan yang • Instrumen fisiko kimia :
memiliki kompetensi Kelompok detektor optik,
farmasetika kelompok adsorpsipartisi,
kelompok termal dan
• Apoteker terlatih kelompok spektrum masa,
• Dokter hewan (S-1) masih kelompok termal
belum memiliki kompetensi • Instrument immunoassay:
farmasetika veteriner oleh - ELIZA
karena itu perlu dilakukan - Bloting
pendidikan tambahan - PCR, dsb
khusus Farmasi Vet.
VETERINARY DRUG ASSAY
LABORATORY
REPORT Bahan kimia dan peralatan
• Hasil mudah di tracer • Bahan kimia : tingkat
• Metode selalu dilakukan kemurnian tinggi
validasi (sensitivitas, presisi • Standardt : tingkat CRM
interday dan intraday,
akurasi /% harga perolehan • Peralatan : kalibrasi dan
kembali, LOD-LOQ, diusahakan menggunakan
liniaritas, reprodusibilitas, metode autosampler
ripitabilitas) • Umumnya kadar yang
• Hal-hal tertentu dilakukan ditetapkan antara 0,001
penilaian uncertainty hingga 0,5 ppm.
DATA FISIKO KIMIA – IMMONUASSAY
BAHAN AKTIF HARUS SELALU ADA CONTOH
Data fisiko kimia Data immunoassay
• Jenis bahan aktif, • Jenis komplemen
asam/basa/garam • Jenis antigen (aktif /
• Data bilangan gelombang dan inaktive)
% transmitant spektrum infra
merah • Rekombinant atau tidak
• Data mass spectra • Waktu pasase dan tanggal
• Data kromatografi perbanyakan
• Data titik leleh dan titik lebur • Asal antigen diperoleh
• Data stabilitas permukaan • Institusi penyimpan dan
(data dari surface area operator yang
analyzer) bertanggungjawab
TEKNOLOGI MANUFAKTUR OBAT
HEWAN
• Dokter hewan pengawas industri obat
hewansesuai CPOHB
• Dokter hewan harus memiliki kompetensi ilmu
farmasetik dan biofarmasetik
• Membutuhkan perangkat keras yang selalu
divalidasi serta bebas dari kontaminant apapun
• Setiap jenis obat memiliki spesifisitas perangkat
pembuat obat berbeda-beda (inilah yang
menyebabkan investasi industri obat menjadi
mahal)
TEKNOLOGI MANUFAKTUR OBAT
HEWAN
Sediaan steril Sediaan non steril
• Membutuhkan teknologi • Membutuhkan teknologi
aseptis yang tinggi non aseptik dan tidak
• Membutuhkan level mebutuhkan kemampuan
kompetensi anatar 7-8 di kompetensi yang sangat
Indonesia Competent ion tinggi
Framework
• Mekanisasi proses
• Membutuhkan prinsip
kehati-hatian yang sangat pembuatan praktis tidak
tinggi terlalu rinci sebab tidak
• Persyaratan mekanisasi bersifat steril
sangat rinci
TEKNOLOGI MANUFAKTUR APA DOMAIN
DOKTER HEWAN ATAU TIDAK ?
• Domain dokter hewan sebab di aturan CPOHB
disebutkan bahwa pengawas/penanggungjawab
industri obat hewan adalah dokter hewan
• Dalam PP Otoritas Veteriner masih belum tertulis
secara jelas
• Dokter hewan harus mendapatkan pengetahuan
dasar yang utuh semasa duduk di bangku kuliah.
Pengembangan lebih lanjut pada pendidikan post
graduate (brevet, spesialis atau s-2, s-3)
JENIS OBAT HEWAN YANG MEMBUTUHKAN
TEKNOLOGI MANUFAKTUR YANG CUKUP
TINGGI
• Sediaan steril : Injeksi sediaan biologis
• Sediaan steril: Injeksi / tidak injeksi non sediaan biologis
• Teknologi oral lepas lambat
• Teknologi saturatio
• Teknologi suppositoria
• Obat-obat akuatik
• Obat-obat kosmetika topikal

• Ciri2 : membutuhkan bahan pembawa dengan kondisi


khusus
ALAT PERAGA IN Patent C0,020,160,307
SEGI TIGA LAZUARDI
Intra mammary infusion, Guttae,
Linimentum, Mixtura, Kapsul lunak, Injeksi

Tablet kempa (kandung air 1-3%) Minyak / lemak

Granula, Pelet, Crumbles, Block,


Tablet cetak Bolus short acting

Pulvis aue, Briquete, Bolus long acting

Kapsul keras, Supositoria, Krim minyak/air.


Bacilla, Ovulla Emulsi minyak/air
Pasta topikal, pasta oral,
Intra mammary infusion

Sapo lunak, Sapo keras


Krim serba guna
Emplastrum

Electuarium

Unguentum Krim air/minyak.


Emulsi air/minyak
Galenika

Non-minyak,
non-lemak,
non-serbuk

Serbuk / Padat

Aerosol
Suspensi, mixtura agitanda

Syrup, Galenika

Linctusis
Solusio, Guttae. Injeksi
Saturatio

Puveres, Pulvis aui

Mixtura, Guttae,
Aneka BSO obat hewan Injeksi
Teknologi manufaktur
• Sesuai dengan perkembangan IPTEK maka
makin lama menjadi makin robotik
• Oleh sebab itu regulasi / pedoman / official
book yang mengatur selalu dimutakhirkan
sesuai perkembangan zaman
• Perkembangan teknologi tersebut juga harus
dikuasai oleh calon2 SDM yang pada akhir
mengawasi manufaktur industri obat hewan
tersebut
Dalam industri obat hewan :
• Perkembangan yang tajam muncul yaitu teknologi
ekspisien obat. Contoh : Eksipien untuk tablet yang
membutuhkan waktu hancur 5 menit. Dengan demikian
pedoman CPOHB harus selalu di mutakhirkan agar
mampu menjadi petunjuk bagi industri obat hewan
Indonesia. Demikian pula perkembangan dosis bahan
aktif obat hewan yang mengikuti perkembangan
teknologi eksipien.
• Perkembangan lain adalah teknologi aplikasi obat berupa
alat penakar. Teknologi tersebut begitu cepat
berkembang terutama pada unggas. Oleh sebab itu
ketentuan mengenai alat penakar harus selalu di
mutakhirkan.
BAGAIMANA DENGAN FOHI FARMASETIK :
• Masih belum mengadopsi perkembangan teknologi
obat hewan
• Masih belum mengadopsi temuan-temuan bahan aktif
obat hewan baru
• Masih belum menambah informasi identitas bahan
aktif obat hewan mengenai ciri-ciri fisikokimia bahan
aktiif.
• Masih belum memiliki daftar dosis lazim nasional
• Masih belum memiliki ketentuan ukuran alat penakar
khusus untuk hewan
• Masih belum mengadopsi pengembangan teknologi
eksipien obat hewan
Teknologi pengembangan obat hewan
• Membutuhkan riset yang panjang dan dilakukan oleh
mereka-mereka yang terdiri dari dokter hewan dengan
pengalaman klinik lama serta ahli kimia analitik dan
farmasi yang selalu mengedepankan aspek EFISIENSI
PENGGUNAAN OBAT NAMUN TETAP BERKUALITAS
• Kelompok tersebut berada di wilayah-wilayah LITBANG
KEMENTERIAN DAN PERGURUAN TINGGI serta dalam
HIMPUNAN KE PAKARAN TERTENTU. Oleh sebab itu
dalam melakukan pemutakhiran regulasi/pedoman ada
baikknya melibatkan kelompok-kelompok tersebut.
Sebagai contoh penyusunan Cara Pembuatan Obat
Alami pada Manusia yang melibatkan pakar-pakar di
Perguruan Tinggi
BAGAIMANA DENGAN PENAMBAHAN
KOMPETENSI TENTANG OBAT HEWAN UNTUK
POH DI KABUPATEN DAN KOTA:
• Melalui PT di wilayah masing-masing
• Melalui agen-agen obat hewan yang telah
memproduksi obat hewan di negara-negara maju
• Melalui pameran-pameran obat hewan tahunan
seperti Indolivestock
• Melalui kunjungan-kunjungan ke Industri obat
hewan yang berdiri di suatu wilayah tertentu
• Melalui pemutakhiran pengetahuan melalui
pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh
Kementerian
APAKAH BOLEH SUATU KABUPATEN DAN KOTA
MEMBUAT PEDOMAN UNTUK MENGAWASI
MUTU OBAT HEWAN ?
• Secara universal boleh dilakukan
• Ciri2nya :
- Berlaku untuk obat hewan yang diedarkan
diwilayah tersebut
- Memiliki kriteria lebih ketat dibandingkan
pedoman umum yang dibuat oleh suatu negara
- Bersifat mengikat untuk wilayah tersebut namun
seandainya produk obat tersebut diedarkan ke
wilayah lain maka mutunya tetap bisa diterima
sebab memilikimkualitas diatas rerata ketentuan
pedoman suatu negara
APA BENTUK PEDOMAN YANG SESUAI
UNTUK KOTA DAN KABUPATEN:
• Formularium
• Vademekum
• Pedoman uji kualitas obat hewan untuk wilayah
kabupaten dan kota tertentu
• Pedoman tambahan uji kualitas obat hewan
bila pada Farmakope suatu negara syarat-syarat
lain tentang kualitas obat hewan belum
dusebutkan
TERIMA KASIH

You might also like