You are on page 1of 38

Created by:yanie SS

MAKANAN SUMBER ENERGI

U/ pemeliharaan fungsi – fungsi vital


U/ aktifitas fisik
U/ pertumbuhan
KOMPOSISI :Protein
Karbohidrat Zat organik
Lemak
Vitamin
Garam Mineral zat anorganik
Air
PERAN PERAWAT DALAM MEMENUHI
KEBUTUHAN NUTRISI KLIEN

 Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan klien


selama dalam perawatan
 Identifikasi tanda-tanda kondisi klien yang kurang
 Ambil langkah - langkah untuk perubahan
 Observasi dan catat keadaan fisik klien
 Observasi masuknya nutrisi
 Respon terhadap diit yang diberikan
 Berperan sebagai komunikator (mempertahankan
komunikasi) dengan tim kesehatan lain  kebutuhan
klien terpenuhi
 Informasikan kepada klien tentang diit yang dihasilkan
dan hubungannya dengan kondisi
TANDA KLINIS KEBUTUHAN NUTRISI
TERPENUHI :

•KU : Aktif, tanggap


•BB : Normal, sesuai tinggi badan dan usia,
Otot :Berkembang baik, tonus baik, memiliki
lemak dibawah kulit
•Fungsi Pencernaan : Nafsu makan baik, eliminasi
teratur, tidak ada massa
•Fungsi Persyarafan : Lingkup perhatian baik tidak
cepat tersinggung/gelisah, refleks normal, respon
psikologis stabil
•Fungsi kardiovaskuler : Irama dan denyut jantung
normal tekanan darah normal sesuai usia
•Vitalitas tubuh : Lincah, energik, tidur baik
•Rambut : Mengkilat, kuat, tidak mudah
rontok, kulit kepala sehat
• Kulit : Halus, lembab sedikit warna
baik, turgor
• Muka & leher : Warna kulit baik, halus tidak
bengkak, penampilan sehat
• Bibir : Halus, warna baik, lembab, tidak
bengkak
• Mulut dan mukosa : Membran mukosa dalam
rongga mulut merah jambu/kemerahan
• Gusi : Warna merah muda, sehat, tidak ada
bengkak/ perdarahan
• Lidah : Warna merah muda atau merah tua,
tidak bengkak, papilla permukaan jelas, tidak
ada lesi
• Gigi : Tidak ada lubang, tidak sakit,
mengkilat, lurus, bentuk dagu baik, bersih, tidak
ada warna abnormal
 Mata : Bersinar, jelas, mengkilat, tidak
ada luka pada sudut mata, membran
lembab, warna merah muda, tidak
tampak pembuluh darah, atau benjolan
jaringan, tidak tampak tanda-tanda
kelelahan
 Leher/kelenjar: Tidak ada pembesaran
 Kuku : Menetap, merah muda
 Kaki : Tidak lembek, lemah atau
edema, warna baik
 Skelet : Tidak ada bentuk yang
salah
TANDA KLINIS KEKURANGAN NUTRISI :

– Penampilan : Apatis, kaheksik


– Rambut : Kering mudah rontok
– Wajah : Kehitaman di sekitar pipi & mata, wajah
agak bengkak
– Mata : Membran konjunktiva pucat, kering,
vaskularisasi meningkat, keratomalasia
– Bibir : Bengkak terdapat lesi pada sudut bibir
– Lidah : Tampak lembek, bengkak, merah tua, sakit
– Gigi : Kavities, malposisi, banyak yang
berlubang, fluorosis
– Gusi : Mudah berdarah, warna merah, tampa
seperti ”sponge”
• Kelenjar : Pembesaran kelenjar thyroid
• Kulit : Kasar, kering, bengkak, pucat,
berpigmen, tidak ada lemak di bawah kulit
• Kuku : Bentuk sendok, sempit
• Skelet : Sikap tubuh kurang baik
• Otot : Lemah, tonus jelek, tidak berkembang
• Ekstremitas : Lemah dan lembek, tidak
berkembang
• Abdomen : Bengkak
• Sistem syaraf : Reflek lutut dan tumit menurun
atau hilang, tidak ada perhatian, bingung
• Sistem kardiovaskuler : Denyut nadi
meningkat, jantung membesar, irama abnormal,
takanan darah tinggi
• Sistem gastro intestinal : Anorexia, kembung,
konstipasi atau diare, pembesaran hati atau
limpa
• Vitalitas tubuh : Cepat lelah, tidak ada
tenaga, mudah tertidur, tampa capai
Kebutuhan Energi perhari tergantung
faktor yang mempengaruhinya.
Ex. : Sakit  kebutuhan energi
meningkat (suhu badan meningkat,
hipermetabolisme, stres)

Nutrisi adekuat = kebutuhan energi


terpenuhi  individu dapat melakukan
ADL tanpa perubahan berat badan
NAFSU MAKAN

Hipotalamus  pusat pengatur nafsu


makan :
• Menstimulasi nafsu makan
• Mengurangi nafsu makan

ORAL
PEMASUKAN NUTRISI
ENTERRAL

PARENTERAL
Pemberian Nutrisi Secara Enteral :
 Pemasukan sejumlah makanan atau cairan
langsung ke dalam lambung atau usus halus
melalui selang (Earnest, 1989)

Beberapa Metoda Pemberian Nutrisi Melalui


Enteral

Gastrostomy tube feeding


= pemberian selang
melalui gastrostomy  pemasukan nutrisi
langsung melalui selang kelambung di pasang
dengan pembedahan
Indikasi : Klien yang mengalami obstruksi total
pada faring dan esofagus/klien yang
mendapatkan terapi nutrisi jangka panjang
 Jejenustomy tube feeding = Pemberian nutrisi melalui
selang ke usus halus melalui pembedahan
Indikasi : Klien bila lambungnya harus istirahat
dalam jangka waktu panjang/ada gangguan
pada lambung

 Naso gastric tube = Pemberian makanan melalui


penduga lambung  lubang hidung  osofagus
 lambung
Indikasi ; Klien kehilangan kemampuan untuk
menelan. OK. Stroke, Obstruksi,
Osofagus/faring/trauma pada daerah tersebut.
Kurang koordinasi mengunyah (menelan)
operasi muka, kepala dan leher atau fraktur
tulang muka
BOLUS INTERMITTEN DRIP CONTINUOUS DRIP
 Jumlah 250 – 400  Jumlah 250 – 400  Jumlah 2000 – 2500 ml/hari –
ml/pemberian ml/pemberian atau 100 – 150 ml/jam
 Makanan diberikan ke lambung  Makanan diberikan ke lambung  Makanan diberikan ke lambung
 Menggunakan gravitasi u/  Menggunakan gravitasi u/  Menggunakan grafitasi/ pompa
turunnya makanan/aliran turunnya makanan/aliran turunnya makanan/ aliran
 Pemberian dlm waktu 5 – 10  Pemberian dlm waktu 20– 60  Pemberian dlm waktu 16 – 24
menit menit jam
 Makanan diberikan dalam suhu  Makanan diberikan dalam suhu  Makanan diberikan dalam suhu
tubuh tubuh tubuh
 4 - 6 kali pemberian makanan  4 - 6 kali pemberian makanan  Makanan diberikan
perhari posisi fowler perhari posisi fowler berkesinambungan posisi fowler
 Tube dibilas dengan air setelah  Tube dibilas dengan air setelah  Tube dibilas dengan air setelah
pemberian pemberian pemberian
 Kadang kurang di toleransi oleh  Biasanya dpt di toleransi  Penempatan tube diatur tiap 4 –
klien, menimbulkan kram, mual, dengan baik oleh klien yg fungsi 8 jam
diare, muntah dan aspirasi lambung dan usus normal atau
oleh klien yg tidak berpenyakit
kritis

 Letak slang dicek sebelum tiap  Letak slang dicek sebelum tiap  Ditoleransi dengan baik oleh
pemberian makanan pemberian makanan klien berpenyakit kritis dan
berpenyakit pada saluran
pencernaan
KOMPLIKASI NET DAN PENANGANANNYA

 Penyumbatan pada slang makanan oleh karena akibat


cairan makanan kental  aliran lambung/pembilasan
tidak bersih setelah pemberian makanan

Irigasi NGT dengan air


Formula diencerkan dengan menambah air

Bila sumbatan tetap terjadi ?

Ganti set NGT !!


 Penempatan slang yang salah (terlihat dari hasil RO/adanya
gelembung udara saat pengecekan letak, tidak
terdengar adanya suara aliran udara didalam lambung.

Cabut slang  Pasang kembali, ulang dan cek


penempatan slang

 Klien muntah

Tempatkan kien pada posisi fowler/lateral/sim untuk


menghindari aspirasi gunakan suction orepharingeal
untuk mengeluarkan muntahan .
Hentikan pemberian makanan
Monitor KU klien
 Klien mengeluh mual distensi abdomen (menunjukan terlalu
banyaknya cairan di dalam lambung d/p yang dapat
dicerna oleh klien)
 pemberian makanan terlalu cepat, suhu makanan
terlalu panas/dingin

Sesuaikan temperatur formula dengan suhu ruang,


pemberian makanan dalam jumlah & waktu yg sesuai
dgn jenis makanan, jika pemberian formula
mempunyai interval  perpanjang interval tersebut,
turunkan jumlah & kepekatan formula, bila pemberian
makan diteruskan  tempatkan klien pada posisi
fowler & monitor KU klien.
 Klien batuk dan mengalami aspirasi

Suction oropharyngeal untuk


mengeluarkan cairan aspirasi.
Monitor status pernapasan klien dengan
teliti.
Letakan pada posisi fowler  batuk
efektif !, perkusi pada punggung klien,
cek residu cairan lambung klien lebih
sering.
 Diare
(Formula banyak mengandung laktosa sehingga
menyebabkan diare)

 Monitor prequensi diare, jumlah urine, turgor,


kelembaban mukosa mulut dan vital sign
Anjurkan susu skim, susu rendah laktosa, kurangi
pemakaian glucosa.

 Jumlah Urin menurun


Tanda-tanda dehidrasi  lidah dan membran mukosa
berlendir, haus, turgor kulit tidak elastis dan klien
bingung.

 intake meningkat
 Klien menunjukan tanda-tanda gangguan elektrolit (Lethargi,
bingung, perubahan kepribadian, nadi tak teratur,
kelemahan otot muka)

Monitor Ku klien, catat data yang diperoleh


Monitor elektrolit  formula diganti

 Klien mengalami konstipasi

Identifikasi kurangnya air pada makanan kemungkinan


imobilisasi ?  cairan ? berikan buah-buahan, latihan
gerak. Kalau perlu program th anti konstipasi
 Klien gagal mempertahankan/meningkatkan berat badan

Konsultasi dgn ahli gizi untuk penggantian makanan &


jumlah kalori yang dikonsumsi

 Pneumonia. Dapat terjadi karena aspirasi yang nyata atau tidak terlihat
langsung

Monitor KU klien antara lain :


• RR : Bunyi paru
• Nadi : Status cairan
• T.D. : Elektrolit
• SB :
JENIS KEKURANGAN NUTRISI YANG TERJADI PADA KLIEN

 Kekurangan nutrisi primer (suatu keadaan yang timbul


akibat kurangnya satu atau lebih komponen yang
diperlukan)
Kekurangan o.k :
• Kebiasaan makan yang kurang baik
• Ketidak tahuan
• Kurang mampu memilih makanan
• Makanan sulit didapat
• Kurang fasilitas dalam penyimpanan makanan
 Kekurangan nutrisi sekunder apabila terdapat faktor yang
mengganggu dalam penggunaan nutrisi.seperti

 Malnutrisi iatrogenik
- Penggunaan infus glukosa dan normal salinan dalam
waktu lama
- Puasa untuk test diagnostik
- Penggunaan makanan/ sonde dalam jumlah dan
komposisi yang tidak memadai
- Gagal mengidentifikasi kebutuhan nutrisi akibat
trauma atau penyakit

 Klien imobilisasi
Kurang imobilisasi yang berlangsung lama
 KLIEN – KLIEN BERISIKO TINGGI UNTUK TERJADI
MASALAH NUTRISI
 Klien – klien pembedahan
• Persiapan operasi  6 -8 jam puasa dulu
• Periode paska operasi  pemberian nutrisi
bervariasi sesuai K.U klien, prosedur operasi karena
adanya komplikasi dan protokol

 Klien operasi mulut, tenggorokan, perut dan usus


halus
 Klien gangguan kanker dan radioterapi
DATA SUBYEKTIF :
 Keluhan saat ini
 Gangguan kesehatan masa lalu  ada
kaitannya dengan masalah sekarang
 Tambahan makanan
 Obat-obatan dan vitamin yang
berpengaruh
 Faktor-faktor yang mempengaruhi pola
makan/diit
Lanjtn data subyektif...

• Informasi mengenai :
– Pola makan, jenis, jumlah dan nafsu makan
– Alergi
– Kebiasaan sosial/budaya
– Yang mempengaruhi sistem
pencernaan/kemampuan makan
– Makanan kesukaan/pantangan
– Sumber keuangan
– Fasilitas dan kemampuan membeli
– Cara menyimpan/menyiapkan makan
– Masukan makanan (jenis dan jumlah makan)
– Persepsi klien tentang berat badan normal
– Pola eliminasi (frekuensi, jumlah, konsistensi,
warna)
DATA OBYEKTIF
• Pemeriksaan fisik
• Observasi, ukuran dan bentuk tubuh (pemeriksaan
fisik dan observasi sesuaikan dengan indikator fisik
status nutrisi
• Anthropometry (TB, BB, lingkar tangan bagian atas,
lipatan otot triceps dan sub skapula)
• Pemeriksaan Diagnostik (pengkajian Biokimia
mencerminkan tingkat keadaan jaringan yang di
suplai oleh nutrien dan agudimalitas metoda USA
dalam penggunaan nutrisi antara lain : DL, Albumin,
transverin, konsentrasi, urine, natrium, kalium, bun
dan creatinin
• Kemampuan makan  gigi/geligi,
menelan/mengunyah
• Obat – obatan (jenis, dosis, lamanya)
• Jenis obat paru
 Biologis :
 Kesadaran klien
 Kemampuan menelan/ mengunyah
 Trauma pada muka / leher
 Obstruksi saluran pernapasan
 Trauma saluran pencernaan
 Klien menggunakan endotracheal/respirator
 Anorexia
 Depresi
 Kebersihan mulut dan gigi
 Alergi makanan
 Distensi abdomen
 Bising usus
 Jumlah residu cairan lambung
 Pola eleminasi klien
 TB, BB (antropometri)
 Turgor
 Kelembaban mukoasa
 Rasa haus klien
PSIKOSOSIAL
 Tingkat pengetahuan klien/keluarga
tentang pemberian nutrisi melaluiNGT
 Kecemasan/rasa takut
 Body image (setelah pemasangan)
 Suffort system keluarga

LABORATORIUM
 Kadar glukosa
 Albumin
 Elektrolit
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
ketergantungan pemberian makanan melalui NGT.
 Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan pemasangan NGT
 Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan pentingnya
terapi nutrisi melalui NGT
 Gangguan konsep diri (body image) berhubungan dengan
pemasangan NGT
 Risiko terjadi infeksi berhubungan dengan kontaminasi bakteri
terhadap formula makanan /NGT
 Risiko terjadi aspirasi berhubungan dengan pemberian nutrisi
melalui NGT
 Risiko terjadi kurangnya cairan berhubungan dengan diuresit
osmosis
 Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
informasi tentang pemberian nutrisi melalui NGT
PERENCANAAN
 Kien dapat menerima nutrisi sesuai dengan kebutuhan tanpa
mengalami aspirasi, muntah, distensi abdomen dengan ditandai
BB sesuai
 Klien tidak mengalami gangguan saluran pencernaan seperti :
kram, mual atau rasa tidak nyaman lainnya yang ditujukan dari
respon verbal dan non verbal klien.
 Kadar glukosa, albumin felektrolit klien dalam batas normal
 Klien dapat menerima pemberian nutrisi melalui NGT dengan
respon verbal maupun non verbal, emosi stabil, kooperatif sikap
tubuh relaks
 Tidak terjadi tanda-tanda komplikasi yang ditandai dengan vital
sign dalam batas normal, tanda-tanda infeksi tidak ada
 Pengetahuan meningkat dengan ditandai klien/keluarga dapat
menjelaskan tujuan pemberian nutrisi melalui NGT, kerugiannya,
cara pemberian /waktu pemasangannya.
 Klien dapat menerima nutrisi peroral
 TINDAKAN KEPERAWATAN
 Persiapan klien
 Mental
 Berikan informasi pada klien dan keluarga tentang tujuan, cara
dan prosedur pemasangan NGT, lamanya, keuntungannya,
kerugiannya yang mungkin timbul jelaskan agar menelan selama
pemasangan untuk membantu masuknya selang.

 Fisik
 Siapkan posisi fowler dengan nyaman kebersihan hidung/mulut

 Persiapan alat :
 1 buah baki dengan alasnya berisi :
 Pipa NGT dalam tempatnya 1 buah
 Stetoskop 1 buah
 Arteri klem 1 buah
 Jelly secukunya
 Gunting 1 buah
 Plester secukupnya
 Peniti 1 buah
 Bak steril/nier beken 1 buah dengan isi : kasa, pinset anatomi,
 PRINSIP PEMASANGAN NGT BERSIH

 Jelaskan maksud dan tujuan pemasangan & rasionalnya


 Cuci tangan
 Alat – alat disiapkan disamping tempat tidur klien
 Atur posisi klien fowler /semi fowler/ditinggikan dengan beberapa
bantal
 Bentangkan pengalas pada dada, bersihkan bagian yang akan dipasang
slang
 Ukur slang dari hidung  telinga  prosesus xyphoideus (kasa dan
pinset) beri tanda
 Oleskan jelly pada ujung slang atas, pasang klem pada ujung slang
bawah
 Masukan slang perlahan - lahan anjurkan klien untuk rileks dan menarik
nafas menelan pada saat setiap slang masuk sampai dengan tanda
 Check :
• Menggunakan stetoskop, buka klem masukan udara 10 – 20 cc lalu
dengarkan, kalau terdengar suara tepat di lambung  positif, letak
slang tarik kembali udara, klem lagi
• Aspirasi dengan menarik isi gaster
 Pasang plester atur posisi yang rapih
 Kembalikan klien pada posisi semula
 Bereskan alat – alat
MEMBERIKAN MAKAN LEWAT NGT
 Persiapan Alat (Sama dengan pemasangan NGT)
ditambah :
• Corong/spuit 20 cc 1 buah
• Makanan cair sesuai kebutuhan dalam tempatnya
dengan ketentuan suhu harus hangat
• Teh / air hangat
• Bila ada obat yang harus diberikan  haluskan dulu
dan dicampur dalam makanan
• Sendok makan
• Penyumbat/tutup penduga
• Celemek
• Sampiran kalau perlu
 Persiapan makanan
Catat waktu pemberian makanan, jenis, jumlah kalori yang masuk
dan kontrol kecepatan pemberian makanan suhu makanan
pemberian makanan tidak boleh disimpan dalam suhu ruang
lebih 6 jam makanan tertutup  mencegah kontaminasi bakteri.

 Tehnik pemberian makanan :


Setelah NGT terpasang :
Pasang corong/spuit 20 cc pada pangkal slang  masukan air
matang atau air teh  15 ml, pada tahap permulaan corong/spuit
dimiringkan  tuangkan makanan melalui pinggirnya, setelah
penuh corong/spuit ditegakan kembali klem dibuka perlahan-
lahan, tuangkan cairan sebelum isi corong kosong bila aliran
kurang lancar  posisi corong larutkan obat-obatan  masukan
sebelum makanan habis  bilas slang dengan air matang pangkal
slang di klem.
 Perawatan slang NGT
Bersihkan daerah hidung ganti perekat slang tiap kali
kotor, setiap selesai pemberian makanan lakukan
pembilasan dengan  500 cc air dan ulangi kalau perlu
 perlu untuk menjaga kebersihan slang agar tidak
terjadi sumbatan cara bilas  dengan air
menggunakan gaya gravitasi tidak dibenarkan untuk
melakukan dorongan dengan syringe, ubah posisi
klien, putar slang penduga perlahan sambil
ditarik/didorong  1–2 cm. Cek letak slang & pompa
tiap kali pemberian makanan ganti slang seminggu
sekali.
Pencegahan timbulnya komplikasi

Tehnik bersih dalam pemberian nutrisi


Mengontrol kecepatan pemberian
Jumlah makanan yang diberikan
Suhu pemberian makanan dan reaksi klien
Cegah masuk udara  slang  klem !
Posisi fowler selama 30 menit
Berat badan dan vital sign
Keadaan paru dan cairan tubuh
 Hatur nuhun

You might also like