You are on page 1of 14

STIKES BHAKTI KENCANA

Fakultas Keperawatan (S1)


Bandung
Apakah sebelum lahir, janin yang ada di dalam perut tidak
Banyak literatur memiliki HAK???????
Pemahaman yang kurang tepat seperti itu bisa memunculkan
yang fenomena seperti di Belanda terkait dengan kode etik dokter
mendefinisikan kandungan. Manakala ada pasien yang secara medis dinyatakan
hak sebagai hak- hamil, maka dokter harus memastikan dengan bertanya sampai
hak dasar yang tiga kali apakah ibu yang mengandung tersebut bahagia dengan
dibawa manusia kehamilan itu. Kalau memang ibu tidak bahagia atau tidak
menghendaki kehamilan tersebut, dokter dapat melakukan
sejak lahir sebagai aborsi terhadap janin tersebut. Aborsi adalah tindakan yang
anugerah dari dilegalkan oleh pemerintah Belanda. Alasan diperbolehkan
Tuhan Yang Maha aborsi adalah bahwa setiap ibu punya hak untuk hamil atau tidak
Kuasa hamil. Tidak dipikirkan tentang hak janin untuk hidup. Inilah
problem mendasar ketika hak asasi manusia dipandang hanya
melekat pada manusia sejak lahir.

STIKES BHAKTI KENCANA


Fakultas Keperawatan (S1)
Bandung
Janin punya hak hidup HAK adalah kuasa untuk
meskipun belum dapat menerima atau melakukan sesuatu
berbicara apalagi menuntut
yang mestinya kita terima atau bisa
hak. Aborsi tidak dapat
dibenarkan hanya karena dikatakan sebagai hal yang selalu
orang tua tidak kita lakukan dan orang lain tidak
menginginkan kehamilan, boleh merampasnya entah secara
namun tentu bisa paksa atau tidak. Dalam hal
dibenarkan manakala ada
kewarganegaraan, hak ini berarti
alasan-alasan khusus misal
secara medis kehamilan warga negara berhak mendapatkan
tersebut membahayakan penghidupan yang layak, jaminan
sang ibu. keamanan, perlindungan hukum
dan lain sebagainya.

STIKES BHAKTI KENCANA


Fakultas Keperawatan (S1)
Bandung
• Berhak mendapat perlindungan hukum (pasal 27 ayat (1)
• Berhak mendapakan pekerjaan dan penghidupan yang layak. (pasal 27 ayat 2).
• Berhak mendapatkan kedudukan yang sama di mata hukum dan dalam
pemerintahan. (pasal 28D ayat (1))
• Bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama yang dipercayai. (pasal 29
ayat (2))
• Berhak memperleh pendidikan dan pengajaran.
• Memiliki hak yang sama dalam kemerdekaan berserikat, berkumpul dan
mengeluarkan pendapat secara lisan dantulisan sesuai undang-undang yang berlaku.
(pasal 28)

STIKES BHAKTI KENCANA


Fakultas Keperawatan (S1)
Bandung
1. Wajib berperan serta dalam membela,
Kewajiban adalah suatu hal mempertahankan kedaulatan negara indonesia
yang wajib kita lakukan demi dari serangan musuh. (asal 30 ayat (1) UUD 1945)
mendapatkan hak atau 2. Wajib membayar pajak dan retribusi yang sudah
wewenang kita. Bisa jadi ditetapkan oleh pemerintah pusat maupun
kewajiban merupakan hal pemerintah daerah. (UUD 1945)
yang harus kita lakukan 3. Wajib menaati dan menjunjung tinggi dasar
karena sudah mendapatkan negara, hukum dan pemerintahan tanpa terkecuali
hak. Tergantung situasinya. serta dijalankan dengan sebaik-baiknya.
Sebagai warga negara kita 4. Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain.
wajib melaksanakan peran (pasal 28J ayat 1)
sebagai warga negara sesuai 5. Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan
kemampuan masing-masing dengan undang-undang. (pasal 28J ayat 2)
supaya mendapatkan hak kita 6. Tiap negara wajib turut serta dalam pembangunan
sebagai warga negara yang untuk memajukan bangsa ke arah yang lebih baik.
baik. (pasal 28)
KONSEP HAK DAN KEWAJIBAN DALAM
UUD 1945
Kewajiban Negara

1. Melindungi segenap bangsa, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan


bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia (Pembukaan UUD 1945, alinea IV)
2. Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah
tanggung jawab negara, terutama pemerintah (Pasal 28I, ayat 4).
3. Menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing
dan untuk beribadat menurut agamnya dan kepercayaannya itu (Pasal 29, ayat 2)
4. Untuk pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat, sebagai kekuatan pendukung
(Pasal 30, ayat 2)
STIKES BHAKTI KENCANA
Fakultas Keperawatan (S1)
Bandung
5. Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara
sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan
kedaulatan negara (Pasal 30, ayat 3).
6. Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban
masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hukum
(Pasal 30, ayat 4).
7. Membiayai pendidikan dasar (Pasal 31, ayat 2)
8. Mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Pasal
31, ayat 3)
9. Memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran
pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi
kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional (Pasal 31, ayat 4).
10. Memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan
persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia (Pasal 31, ayat 5

STIKES BHAKTI KENCANA


Fakultas Keperawatan (S1)
Bandung
11. Memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan
menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya
(Pasal 32, ayat
12. menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional
(Pasal 32, ayat 2).
13. mempergunakan bumi dan air dan kekayaan alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat (Pasal 33, ayat 3).
14. memelihara fakir miskin dan anak-anak yang terlantar (Pasal 34, ayat 1)
15. Mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan
masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan
(Pasal 34, ayat 2)
16. bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan
umum yang layak (Pasal 34, ayat 3)
STIKES BHAKTI KENCANA
Fakultas Keperawatan (S1)
Bandung
HAK WARGA NEGARA
 menghormati dan memeli hara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional (Pasal 32, ayat 2).
 mempergunakan bumi dan air dan kekayaan alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Pasal 33, ayat 3
 memelihara fakir miskin dan anak-anak yang terlantar (Pasal 34, ayat 1)
 mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan
tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan (Pasal 34, ayat 2)
 bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak
(Pasal 34, ayat 3)
 memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarkat, bangsa dan
negaranya (Pasal 28C ayat 2)
 pengakuan, jaminan, pelindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum
(Pasal 28D ayat 1)
 bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja (Pasal 28D ayat 2)
 memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan (Pasal 28D ayat 3)
STIKES BHAKTI KENCANA
Fakultas Keperawatan (S1)
Bandung
 status kewarganegaraan (Pasal 28D ayat 3)
 memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran,
memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara
dan meninggalkannya, serta berhak kembali (Pasal 28E ayat 1)
 kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap sesuai dengan hati
nuraninya (Pasal 28E ayat 2)
 kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat (Pasal 28E ayat 3)
 berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan
lingkungan sosialnya, serta berhak mencari memperoleh, memiliki, menyimpan,
mengolah dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang
tersedia (Pasal 28F)
STIKES BHAKTI KENCANA
Fakultas Keperawatan (S1)
Bandung
 perlindungan diri pribadi,keluarga kehormatan, martabat, dan harta benda yang dibawah
kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk
berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi. (Pasal 28G, ayat 1)
bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan derajat martabat manusia dan
berhak memperoleh suaka politik dari negara lain. (Pasal 28G, ayat 2)
hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup
yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan (Pasal 28H, ayat 1).
mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat
yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan (Pasal 28H, ayat 2)
jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia
yang bermartabat (Pasal 28H, ayat 3).
mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara
sewenang-wenang oleh siapa pun (Pasal 28H, ayat 4).
STIKES BHAKTI KENCANA
Fakultas Keperawatan (S1)
Bandung
• hidup, tidak disiksa, kemerdekaan pikiran dan hati nurani, beragama, tidak diperbudak,
diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku
surut (Pasal 28I, ayat 1).
• bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak
mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu (Pasal 28I,
ayat 2)
• identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan perkembangan
zaman dan peradaban (Pasal 28 I, ayat 3).
• identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan perkembangan
zaman dan peradaban (Pasal 28I, ayat 3).
• Ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara (Pasal 30, ayat 1)
• mendapat pendidikan (Pasal 31, ayat 1)
STIKES BHAKTI KENCANA
Fakultas Keperawatan (S1)
Bandung
• menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya (Pasal 27 ayat 1)
• menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat
berbangsa, dan bernegara (Pasal 28J, ayat 1).
• tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan
maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan
kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan
pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu
masyarakat demokratis (Pasal 28 J, ayat 2)
• ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara (Pasal 30, ayat 1).
• Untuk pertahanan dan keamanan Negara melaksanakan sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesta (Pasal 30, ayat 2).
• mengikuti pendidikan dasar (Pasal 31, ayat 2)

STIKES BHAKTI KENCANA


Fakultas Keperawatan (S1)
Bandung
hubungan negara dan warga negara yang digolongkan menjadi tiga yaitu
Pluralis, Marxis, dan Sintesis dari keduanya.

Marxis
Pluralis Sintesis
Teori Marxis berpendapat bahwa
Kaum pluralis berpandangan bahwa negara adalah serangkaian institusi yang Pandangan yang menyatukan dua
negara itu bagaikan sebuah arena dipakai kaum borjuis untuk pandangan tersebut adalah teori
tempat berbagai golongan dalam menjalankan kekuasaannya. Dari strukturasi yang dikemukakan oleh
masyarakat berlaga. Masyarakat pandangan ini, sangat jelas Anthony Giddens. Ia melihat ada
berfungsi memberi arah pada perbedaannya dengan teori pluralis. kata kunci untuk dua teori di atas
kebijakan yang diambil negara. Kalau teori pluralis melihat dominasi yaitu struktur untuk teori Marxis
Pandangan pluralis persis kekuasan pada warga negara, sedangkan dan agensi untuk Pluralis. Giddens
sebagaimana dikatakan Hobbes dan teori Marxis pada negara. Seorang berhasil mempertemukan dua kata
John Locke bahwa masyarakat itu tokoh Marxis dari Italia, Antonio kunci tersebut. Ia berpandangan
mendahului negara. Mayarakat yang Gramsci, yang memperkenalkan istilah bahwa antara struktur dan agensi
menciptakan negara dan bukan ‘hegemoni’ untuk menjelaskan harus dipandang sebagai dualitas
sebaliknya, sehingga secara normatif bagaimana negara menjalankan (duality) yang selalu berdialektik,
negara harus tunduk kepada penindasan tetapi tanpa menyebabkan saling mempengaruhi dan
masyarakat (Wibowo, 2000: 11-12). perasaan tertindas, bahkan negara dapat berlangsung terus menerus.
melakukan kontrol kepada masyarakat (Wibowo, 2000: 21).

You might also like