You are on page 1of 16

 Hubungan antara pemerintah pusat dan daerah

selalu menjadi sorotan menarik untuk ditelaah.


Setelah berdirinya Republik Indonesia dan
dibentuknya pemerintahan pusat dan daerah, tak
selalu hubungan yang terjalin penuh keharmonisan.
Ada kalanya terjadi beberapa “perselisihan”. Baik
sejak zaman orde lama, orde baru, bahkan pada
era reformasi ini.Hubungan Pusat-Daerah dapat
diartikan sebagai hubungan kekuasaan pemerintah
pusat dan daerah sebagai konsekuensi dianutnya
asas desentralisasi dalam pemerintahan negara.
Denga adanya kekuasaan yang terdesentralisasi,
diharapkan semua stake holder yang terlibat dapat
bersinergi dan mendapatkan hak dan kewajiban
sebagaimana seharusnya.
 Secara umum hubungan antara pusat dandaerah dalam
penyelenggaraan pemerintahan adalah sebagai berikut:
 1.Pemerintah Pusat yang mengatur hubungan antara
Pusat dan Daerah yangdituangkan dalam peraturan
perundangan yang bersifat mengikat kedua belah pihak.
Namun dalam pengaturan hubungan tersebut haruslah
memperhatikan aspirasi daerah sehinggatercipta sinerji
antara kepentingan pusat dan daerah
 2.Tanggung jawab akhir dari penyelenggaraan urusan-
urusan pemerintahan yang diserahkan kepada daerah
adalah menjadi tanggung jawab pemerintah pusat
karena dampak akhir dari penyelenggaraan urusan
tersebut akan menjadi tanggung jawab Negara
 3.Peran pusat dalam kerangka otonomi daerah akan
banyak bersifat menentukan kebijakan makro, melakukan
supervisi, monitoring, evaluasi, kontrol dan pemberdayaan
sehingga daerah dapat menjalankan otonominya secara
optimal. Sedangkan peran daerah akan lebih banyak
bersifat pelaksanaan otonomi tersebut. Dalam
melaksanakan otonominya, daerah berwenang
membuatkebijakan daerah
 Hubungan kedudukan pemerintah daerah terhadap pusat menurut
Dennis Kavanagh:
 1.Agency Model :pemerintah daerah dianggap sebagai pelaksana
belaka
 2.Partnership Model :pemerintah daerah memiliki kebebasan untuk
melakukan localchoice
 Sistem Hubungan Pusat dan Daerah menurut Nimrod Raphaeli:
 1.Comprehensive Local Government System: pemerintah pusat banyak
sekali menyerahkan urusan dan wewenangnya kepada pemerintah
daerah. Pemerintah Daerah memiliki kekuasaan yang besar.
 2.Partnership System: beberapa urusan yang jumlahnya cukup
memadai diserahkan oleh pusat kepada daerah, wewenang lain tetap
di pusat.
 3.Dual System: imbangan kekuasaan pusat dan daerah.
 4.Integrated Administrative System: Pusat mengatur secara langsung
daerah bersangkutan mengenai segala pelayanan teknis melalui
koordinatornya yang berada di daerah/wilayah.Lingkup hubungan
pusat dan daerah antara lain meliputi hubungan kewenangan,
kelembagaan, keuangan, pelayanan publik , pembangunan dan
pengawasan.
 1.Bidang Kewenangan
 Dalam penyelenggaraan desentralisasi terdapat dua
elemen penting, yakni pembentukan daerah otonom dan
penyerahan kekuasaan secara hukum dari pemerintah
pusat kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan
mengurus bagian-bagian tertentu urusan pemerintahan.
Oleh karena itu, tidaklah mengherankan apabila
penyelenggaraan desentralisasi menuntut persebaran
urusan pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada
daerah otonom sebagai badan hukum publik. Urusan
pemerintahan yangdidistribusikan hanyalah merupakan
urusan pemerintahan yang menjadi kompetensi
pemerintah dan tidak mencakup urusan yang menjadi
kompetensi lembaga negara tertinggi dan/atau lembaga
tinggi negara. Secara teoritis, persebaran urusan
pemerintahan kepada daerah dapat dibedakan dalam 3
(tiga) ajaran rumah tangga berikut :
 Ajaran formil
 Ajaran materiil
 Ajaran riil
 2.Bidang Kelembagaan
 Organisasi pada dasarnya adalah wadah sekaligus sistem
kerjasama orang-orang untuk mencapai tujuan. Pada
organisasi pemerintah, kegiatan yang dijalankan untuk
mencapai tujuan didasarkan pada kewenangan yang
dimilikinya. Organisasi pemerintah daerah di Indonesia
pada masa lalu disusun dengan dasar perhitungan :
 a.adanya kewenangan pangkal yang diberikan kepada
daerah melalui undang-undang pembentukan daerah
otonom;
 b.adanya tambahan penyerahan urusan berdasarkan
pandangan pemerintah pusat;
 c.adanya pemberian dana/anggaran yang diikuti
dengan pembentukan organisasi untuk menjalankan
urusan danmenggunakan dana (prinsipFunction Follow
Money).
 Menurut Undang-Undang Nomor 32Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah pembentukan
organisasi pemerintah daerah untuk menjalankan
urusan/kewenangan didasarkan pada prinsipmoney
follow function(pendanaanmengikuti fungsi
pemerintahan yang menjadi kewajiban dan
tanggung jawab masing-masing tingkat
pemerintahan). Bentuk dan susunan organisasi
pemerintah daerah menurut undang-undang
tersebut didasarkan pada kewenangan
pemerintahan yang dimiliki daerah; karakteristik,
potensi dan kebutuhan daerah; kemampuan
keuangandaerah; ketersediaan sumber daya
aparatur; pengembangan pola kerjasamaantar
daerah dan/atau dengan pihak ketiga. Sebagai
penjabaran lebih lanjut dari ketentuan tersebut
antara lain dapat kita lihat pada Peraturan
Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007.

 Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007Dengan
perubahan terminologi pembagian urusan pemerintah yang
bersifat konkuren berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004, maka dalam implementasi kelembagaan setidaknya
terwadahi fungsi-fungsi pemerintahan pada masing-masing
tingkatan pemerintahan.Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41
Tahun 2007, ditegaskan bahwa dasar utama penyusunan
perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah
adanya urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah, yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan, namun
tidak berarti bahwa setiappenanganan urusan pemerintahan
harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri. Besaran organisasi
perangkat daerah sekurang-kurangnya
mempertimbangkanfaktor keuangan, kebutuhan daerah,
cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus
diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan
kondisi geografis, jumlah dan kepadatan penduduk, potensi
daerah yang bertaliandengan urusan yang akan ditangani,
sarana dan prasarana penunjang tugas. Oleh karena itu
kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi masing-
masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam.
 Susunan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi terdiri dari :
 1.Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRDa.Sekretariat daerah
terdiri dari asisten, dan masing-masing asisten terdiri dari paling
banyak 3 (tiga) biro, dan masing-masing biro terdiri dari paling
banyak 4 (empat) bagian, dan masing-masing bagian terdiri
dari palingbanyak 3 (tiga) subbagian.b.Sekretariat DPRD terdiri
dari paling banyak 4 (empat) bagian, dan masing-masing
bagian terdiri dari paling banyak 3 (tiga) subbagian.
 2.Dinas Daerah
 a.Dinas terdiri dari 1 (satu) sekretariat dan paling banyak 4
(empat) bidang, sekretariat terdiri dari 3 (tiga) subbagian, dan
masing-masing bidang terdiri dari paling banyak 3 (tiga) seksi.
 b.Unit pelaksana teknis pada dinas terdiri dari 1 (satu) subbagian
tata usaha dan kelompok jabatan fungsional.
 c.Unit pelaksana teknis dinas yang belumterdapat jabatan
fungsional dapat dibentuk paling banyak 2 (dua) seksi.
 3.Lembaga Teknis Daerah
 a.Inspektorat terdiri dari 1 (satu) sekretariat dan paling banyak 4
(empat) inspektur pembantu, sekretariat terdiri dari 3 (tiga)
subbagian, serta kelompok jabatan fungsional.
 Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten/Kota
terdiri dari :
 1.Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD
 a.Sekretariat daerah terdiri dari asisten, masing-masing
asisten terdiri dari paling banyak 4 (empat) bagian,
danmasing-masing bagian terdiri dari paling banyak 3
(tiga) subbagian.
 b.Sekretariat DPRD terdiri dari paling banyak 4 (empat)
bagian, dan masing-masing bagian terdiri dari 3 (tiga)
subbagian.
 2.Dinas Daerah
 a.Dinas terdiri dari 1 (satu) sekretariat dan paling banyak 4
(empat) bidang, sekretariat terdiri dari 3 (tiga) subbagian,
dan masing-masing bidang terdiri dari paling banyak 3
(tiga) seksi.
 b.Unit pelaksana teknis pada dinas terdiri dari 1 (satu)
subbagian tata usaha dan kelompok jabatan fungsional.
 3.Lembaga Teknis Daerah
 a.Inspektorat terdiri dari 1 (satu) sekretariat dan paling
banyak 4 (empat) inspektur pembantu, sekretariat terdiri
dari 3 (tiga) subbagian, serta kelompok jabatan
fungsional.
 b.Badan terdiri dari 1 (satu) sekretariatdan paling banyak
4 (empat) bidang, sekretariat terdiri dari 3 (tiga)
subbagian, dan masing-masing bidang terdiri dari 2 (dua)
subbidang atau kelompok jabatan fungsional.
 4.Bidang Keuangan
 Dalam pelaksanaan otonomi daerah,pemerintah daerah
harus mempunyai sumber-sumber keuangan yang
memadai untuk membiayai penyelenggaraan
otonominya. Kapasitas keuangan pemerintah daerah
akan menentukan kemampuan pemerintah daerah
dalam menjalankan fungsi-fungsinya seperti
melaksanakan fungsi pelayanan masyarakat (public
service function), melaksanakan fungsi pembangunan
(development function) dan perlindungan masyarakat
(protective function).
 Menurut UU No.32 Tahun 2004
 1.Pembinaan
 Pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah yang
dilaksanakan oleh pemerintah meliputi:
 1.Koordinasi pemerintahan antar susunanpemerintahan yang
dilaksanakan secara berkala pada tingkat nasional, regional atau
provinsi.
 2.Pemberian pedoman dan standar pelaksanaan urusan
pemerintahan.Pemberian pedoman dan standar dalam kaitan ini
mencakup aspek perencanaan, pelaksanaan, tata laksana, pendanaan,
kualitas, pengendalian, dan pengawasan.
 3.Pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi pelaksanaan urusan
pemerintahan. Pemberian bimbingan, supervisi dan konsultasi
dilaksanakan secara berkala dan/atau sewaktu-waktu baik secara
menyeluruh kepada seluruh daerah maupun kepada daerah tertentu
sesuai dengan kebutuhan.
 4.Pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan dilaksanakan
secara berkala bagi kepala daerah atau wakil kepala daerah, anggota
DPRD, perangkatdaerah, pegawai negeri sipil daerah, dan kepala desa.
 5.Perencanaan, penelitian, pengembangan, pemantauan, dan evaluasi
pelaksanaan urusan pemerintahan yang dilaksanakan secara berkala
ataupun sewaktu-waktu dengan memperhatikan susunan pemerintahan
 2.Pengawasan
 Pengawasan atas penyelenggaraan
pemerintahan daerah merupakan proses
kegiatan yang ditujukan untuk menjaminagar
pemerintah daerah berjalan sesuai dengan
rencana dan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Pengawasan yang
dilaksanakan oleh pemerintah terkait dengan
penyelenggaraan urusan pemerintahan
terutama terhadap peraturan daerah dan
peraturan kepala daerah. Dalam Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 ditegaskan
bahwa pengawasan atas penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang dilaksanakan oleh
pemerintah meliputi :
 1.Pengawasan atas pelaksanaan urusan
pemerintahan di daerah.
 1.Pengawasan atas pelaksanaan urusan
pemerintahan di daerah.
 2.Pengawasan terhadap peraturan daerah dan
peraturan kepala daerah
 3.Pengawasan terhadap rancangan peraturan
daerah.
 4.Setiap peraturan daerah wajib disampaikan
kepada menteri dalam negeri untuk provinsi dan
gubernur untukkabupaten/kota untuk memperoleh
klarifikasi.
 5.Sebagai contoh, dalam rangka pengawasan
Perda tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
disampaikan kepada Pemerintah paling lambat 15
hari setelah Perda tersebut ditetapkan. Jika
bertentangan dengan kepentingan umum dan
/atau peraturan perundangan yang lebih tinggi,
Pemerintah dapat membatalkan Perda tersebut,
paling lambat sebulan setelah Perda tersebut
diterima.
 Hubungan pusat daerah sejatinya adalah
sebuah keniscayaan dari dibentuknya
pemerintahan sebuah Negara. Namun
ironisnya Undang- undang yang dijadikan
acuan pengelolaanpusat dan daerah
masih banyak kerancuan. Tentunya
dengan ini tidak baik adanya. Karena
seharusnya antara pemerintah pusat dan
daerah memiliki porsi masing- masing baik
dari bidang kelembagaan, kewenangan,
keuangan dan pengawasan.
TERIMA KASIH

You might also like