You are on page 1of 27

ASKEP

TETRALOGI OF FALLOT

Ns. Dewi Meilina, SKep, SpKV


Rs Jantung Harapan Kita, Jakarta
TOF

 ADALAH PJB SIANOSIS

 DITANDAI 4 HAL YANG ABNORMAL :

1. VSD
2. PS
3. OVERIDING AORTA
4. HIPERTROPI VENTRIKEL KANAN

Dewi M/TOF2015
TOF

Dewi M/TOF2015
ETIOLOGI

A. Belum diketahui
B. Faktor resiko , antara lain :
1. Faktor Genetik
2. Faktor Lingkungan
3. Multifaktorial interaksi antara faktor
genetik dan lingkungan ( 90% )

Dewi M/TOF2015
SIGN & SYMPTOMs

 Feeding Difficulty
 Cepat Lelah Saat Aktivitas
 Failure To Thrive
 Clubbing Fingers
 Polycytemia
 Posisi Squatting

Dewi M/TOF/2015
Squatting position`s
CLUBBING FINGER

Dewi M/TOF/2015
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

LAB  Hb & HT yang tinggi

CXR
 Penurunan aliran darah pulmonal
 Gbr khas jantung tampak apeks jantung
terangkat
sehingga seperti sepatu boot

EKG :
-Sumbu QRS hampir selalu berdeviasi ke kanan
-RVH
-Pada anak besar dijumpai P pulmonal

Dewi M/TOF/2015
KOMPLIKASI

- Trombosis pulmonal
- CVA trombosis
- Abses otak
- Stroke
- Anemia relatif

Dewi M/TOF/2015
SPELL HIPOKSIA

SPELL HIPOKSIA  KONDISIS EMERGENCY !!

TANDA- TANDANYA :
Menangis lama, Bertambah biru,
Gelisah, pernafasan cepat,
Lemas , Kesadaran menurun
kadang disertai Kejang  KEMATIAN !!!

Dewi M/TOF/2015
CARA MENGATASI
SPELL
 Knee-chest
 Beri oksigen 100% mell masker atau HB

 Tenangkan pasien  sedatif ex : diazepam (stesolid) atau Mo sulfat


0,1-0,2 mg/kg sc, im atau iv untuk menekan pusat pernafasan &
mengatasi takipneu

 Propanolo l 0,01-0,25 mg/kg iv perlahan-lahan


selanjutnya propanolol oral 2-4 mg/kg/hari (kolaborasi)

 Ketamin 1-3 mg/kg (rata-rata 2,2 mg/kg) iv perlahan meningkatkan


resistensi vaskuler sistemik (kolaborasi)
 Bikarbonas natrikus 1 meq/kg BB IV  mengatasi asidosis

 ATASI PENCETUS  Febris, dehidrasi, mengedan, batuk terus


menerus, hipoksia

Dewi M/TOF/2015
Dewi M/TOF/2015
MANAJEMEN MEDIS

 MEDIKAMENTOSA

 INTERVENSI BEDAH
1. PALIATIF  BT SHUNT
2. KOREKTIF

Dewi M/TOF/2015
Operative Anatomy ; BT SHUNT, TOTAL KOREKSI

BTS
MANAJEMEN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
I. Identitas pasien : Nama, umur, jenis kelamin,
berat dan panjang badan lahir, berat dan tinggi
badan sekarang.

II. Riwayat kesehatan :


a. Riwayat penyakit sekarang,
dan faktor pencetus.
Riwayat penyakit dahulu :

Data fokus, Kaji:

 Riwayat batuk panas sering (inf. saluran nafas), cepat lelah / FD, FTT

 Bila pasien biru (sianosis) :


Kaji riwayat bertambah sianosis saat aktivitas ; saat
menghisap
ASI/ susu/ menangis/ mandi pagi atau BAB, dg disertai suara
nafas yg memburu  lemas/ pingsan/ kejang, serta riwayat squatting.

 Bila ps edema :
Kaji daerah edema, skala edema, intake cairan dan output
per 24 jam.
Kebiasaan sehari hari :
 Nutrisi : jenis, frekwensi dan pola makan,
 Eliminasi : Frekwensi, pola, konsistensi BAB dan BAK
 Istirahat : Pola, posisi tidur, lama tidur.

Tingkat pengetahuan keluarga terhadap


penyakit ps dan tindakan yang telah dilakukan
keluarga dalam mengatasi masalah tsbt diatas.

Riwayat sosial ekonomi.


Pemeriksaan Fisik :

Kepala, wajah, bibir.


Mata : Konjunctiva, skelera, palpebra.
Leher : JVP (k/p).
Paru : Frekwensi, pola, dan suara nafas, pergerakan
dada, bentuk dada.
Jantung : Frekwensi dan irama denyut jtg, suara /
bising jantung.
Abdomen : Asites, bising usus, lingkar perut (k/p)
Extrimitas : Kehangatan (suhu), kelembaban, edema,
kekuatan pulsasi, pengisian kapiler, warna

kuku
Vital sign : Tek darah, saturasi O2, suhu tubuh.
Pemeriksaan penunjang

Laboratorium
Foto toraks
EKG
Echo

Kateterisasi jantung
DIAGNOSA

Risk  ketidakefektifan bersihan jln nafas b.d


peningkatan sekresi tracheobronchial sekunder terhadap
malformasi jantung.

Risk  spell berulang b.d insufisiensi O2 ke serebral sekunder


terhadap malformasi jantung. .

Risk  perubahan perfusi jar perifer b.d ketidak adekuatan


aliran darah sekunder malformasi jantung.

Risk  perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tbh b.d


ketidakadekuatan menghisap, keletihan , dan dispnea.

Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan suplai dan deman


O2.
TUJUAN
KEPERAWATAN

 Oksigenasi adekuat
 Spell tidak terjadi
 Perfusi jaringan adekuat
 Nutrisi adekuat,
 Toleransi aktivitas sesuai kemampuan

AGAR KONDISI TETAP OPTIMAL


UTK TINDAKAN SELANJUTNYA.
Dewi M/TOF/2015
INTERVENSI

Oksigenasi adekuat

 Posisi semifowler/ fowler


 Kaji sistem respirasi
 Lakukan fisioterapi dada, suctioning k/p.
 Kolab: pemb O2, nebulizer, terapi mukolitik/ ekspektoran,
bronkodilator, AB, serta pem AGD (k/p).
Spell tidak terjadi

 Ciptakan lingkungan tenang.


 minimal handling
 Cegah valsava manuver, hipotermia, hipertermia,
dehidrasi, asidosis.
 Atur posisi squatting.
 Obs tanda spell
 Kolab: O2/ obat batuk/penurun panas/ pelunak feses/
penenang serta propanolol, AGD (k/p)
Perfusi jaringan

adekuat

 Kaji sistem respirasi dan sirkulasi.


 Minimal handling,
 Pertahankan kehangatan.
 Kaji tanda gagal jtg
 Kolab: Pemb obat inotropik, vasodilator, diuretik, O2, dan
pembatasan cairan pd ps edema,
Nutrisiadekuat
 Kaji makanan ps , frekwensi & cara pemberian
 Berikan makanan hangat’
 Gunakan alat makan cerah.
 Ciptakan lingk menyenangkan /bersamaan lain.
 Timbang BB/hari (n:bayi naik 0,5- 1 ons per hari)
 Kolab : ahli gizi, supplemen, pemb nutrisi sec
parenteral, pemas OGT/ NGT, pemeriks Alb (k/p)
Dewi M/TOF/2015

You might also like