You are on page 1of 42

RHEOLOGI

Oleh : Wd. Indah Wulan H.H. (F1F113058)


Rheologi

 Asal kata :
 Rheos : ilmu
 Rogos : mengalir

Viskositas : Suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan


untuk mengalir
Tipe aliran

 Sistem New ton


 Sistem Non Newton
dv
G  = rate of shear
dr
= perbedaan kecepatan antara 2 bidang cairan yang dipisahkan oleh
jarak yang sangat kecil.

F'
F  = shearing stress
A
=gaya per satuan luas yang diperlukan untuk menyebabkan aliran.
SISTEM NEWTON

 Mengikuti hukum aliran Newton


 Makin besar viskositas suatu cairan, makin besar gaya
per satuan luas yang diperlukan untuk menghasilkan
suatu rate of shear tertentu.

F'  Di mana
dv:  = koefisien viskositas ~ viskositas F
 .  
A dr G
Satuan viskositas : poise = dyne detik cm-
2
Cps (centipoise) = 0,01 poise
F ' dr dyne  cm dyne det
  2 
Adv cm  cm cm 2
det
Ketergantungan Temperatur
dan Teori viskositas
 Viskositas gas meningkat dengan naiknya temperatur
 Viskositas cairan menurun jika temperatur dinaikkan
 Fluiditas  kebalikan dari viskositas
 Fluiditas cairan meningkat jika temperatur dinaikkan
Persamaan kinetika
Arrhenius
Ea
  Ae RT

A= konstanta yang
tergantung dari bobot
molekul
Ea= Energi pengaktifan
Rate of shear

Rate of shear
f

Shearing stress Shearing stress

a) Aliran b) Aliran Plastis


Newton
Rate of shear

Rate of shear
Shearing stress Shearing stress

c) Aliran d) Aliran
pseudoplastis dilatan
SISTEM NON NEWTON

 Aliran plastis
 Aliran Pseudoplastis
 Aliran Dilatan
1. Aliran Plastis
Disebut sebagai Bingham bodies
Kurva plastis tidak melewati titik
(0,0), tetapi memotong sumbu

Rate of shear
shearing stress, dikenal dengan
harga yield (yield value).

Shearing stress
Harga stress dibawah yield value, zat bertindak sebagai bahan
elastis (seperti zat padat
Kemiringan rheogram disebut mobility ≈ fluiditas pada sistem
Newton.
Kebalikannya adalah viskositas plastis = U

U
 F f
G
f= yield value
dalam dyne cm-2
Contoh :
Partikel terflokulasi pada
suspensi
Terbentuk struktur kontinu

Adanya gaya van der waals (ikatan


antar partikel)

Partikel terflokulasi pada


suspensi Yield
Ikatan pecah aliranvalue
padat
terjadi
2. Aliran Pseudopastis
Contoh : dispersi cair dari
tragakan, Na alginat, metil
selulosa, CMC Na

Rate of shear
Viskositas berkurang dengan
meningkatnya rate 0f shear
(cairan menjadi encer)
Disebut shear thinning system

Shearing
stress
F  ' G
N

• Eksponen N meningkat pada saat aliran


meningkat menjadi non-Newton
• N=1, alirannya adalah Aliran Newton

log G  N log F  log '


Persamaan Regresi
Linear
3. Aliran Dilatan

Suspensi tertentu (persentase zat padat terdispersi


tinggi)  peningkatan daya hambat untuk mengalir
dengan meningkatnya rate of shear.
Volume meningkat dengan terjadinya shear 
disebut dilatan
Disebut sebagai shear thickening system.
G

Partikel tertutup rapat Partikel susun longgar

Volume kosong minimum Volume kosong


meningkat
Pembawa cukup
Pembawa tidak cukup
Konsistensi relatif rendah
Konsistensi relatif tinggi
THIKSOTROPI

 Menunjukkan adanya pemecahan struktur yang tidak


terbentuk dengan segera jika stress dihilangkan atau
dikurangi
 Terjadi pada shear thinning system (plastis, atau
pseudoplastis)
 Didefinisikan sebagai suatu pemulihan isoterm dan
lambat pada pendiaman suatu bahan yang
kehilangan konsistensinya karena shearing.
Pseudoplast
is
Rate of shear

Plastis

Shearing stress

Gambar thiksotropi pada aliran


plastis dan pseudoplastis
Pengukuran thiksotropi

 Dengan melihat putaran histeresis yang dibentuk oleh


kurva menaik dan menurun dari rheogram.
 Luas daerah histeresis merupakan suatu ukuran
pemecahan thiksotropi.
Pengukuran untuk plastis
(bingham bodies)
1. Menentukan pemecahan struktural terhadap waktu
pada rate of shear konstan.
-----t2------
U1  U 2
- --t1---
B
1/U1 t
ln 2
t1
Rate of shear

1/U2

B=
konstanta
thiksotropi

Shearing stress
2. Menentukan pemecahan struktural karena meningkatnya shear
rate.

2 ( U1  U 2 )
M
1/U1 V
ln ( 2 ) 2
Rate of shear

V1
1/U1

M=
konstanta
Shearing stress thiksotropi
Thiksotropi negatif atau

antithiksotropi
Menyatakan kenaikan
konsistensi pada kurva yang
menurun.

Rate of shear
 Contoh : magma magnesia

Shearing
stress
 Penyebab :
 Meningkatnya frekuensi tumbukan dari partikel-partikel terdispers,
atau molekul-molekul polimer dalam suspensi, menyebabkan ikatan
antar partikel naik, sehingga dalam keadaan keseimbangan
membentuk gumpalan-gumpalan besar. Dalam keadaan diam,
gumpalan pecah menjadi partikel-partikel.
Rheopeksi

 Suatu gejala di mana suatu sol membentuk gel


lebih cepat jika diaduk perperlahan-lahan atau kalau
dishear daripada jika dibiarkan tanpa pengadukan

 Anti thiksotropi  rheopeksi


☺Pada rheopeksi sistem terdeflokulasi dan berisi solid
dispersi lebih dari 50%
☺Pada antithiksotropi sistem terflokulasi dan berisi solid
dispersi 1- 10 %.
gel pd rheopeksi : Bentuk keseimbangan ☺
Pd antithiksotropi :sol Bentuk keseimbangan
Pemilihan Viskometer

 Semua viskometer dapat digunakan untuk


menentukan viskositas sistem Newton dan hanya
viskometer yang mempunyai kontrol shear stress yang
bervariasi dapat digunakan untuk bahan-bahan Non
Newton.
Macam-macam viskometer

 Visk. Kapiler Sistem


 Visk. Bola jatuh Newton
Visk. Cup & bob

Sistem
 Visk. Kerucut dan lempeng
Newton dan
Non Newton
1. Viskometer kapiler

 Disebut sebagai viskometer ostwald


 Dasar : Hukum Poiseuille

 r t P 4

8l V
Karena P tergantung pada kerapatan cairan (), maka :

  K  t  P   K t  

1 1 t 1

2  2 t 2
2. Viskometer Bola Jatuh

 Disebut viskometer Hoeppler


 Prinsip :
 Suatu bola gelas/besi jatuh ke bawah dalam suatu
tabung gelas yang hampir vertikal, mengandung
cairan uji pada temperatur konstan. Laju jatuhnya
bola dengan  dan  tertentu adalah kebalikan fungsi
viskositas sampel tersebut.
  t ( S b  Sf ) B

Dimana :
t : waktu (lamanya bola jatuh)
Sb : Gravitasi jenis dari bola
Sf : Gravitasi jenis dari cairan
B : Konstanta bola
3. Viskometer ‘Cup’ and
‘Bob’
 Prinsip :
 Sampel di’shear’ dalam ruang antara dinding luar,
‘bob’ (rotor) dan dinding dalam mangkuk (‘cup’).
 Viskometer Couette, mis : visk. Mac Michael
Mangkuk yang berputar
 Viskometer Searle, mis : visk. Rotovisco, visk. Stormer
Rotor yang berputar
Viskometer stormer
Untuk aliran
plastis
w w  wf
  Kv U  Kv
v v
Dimana : Dimana :
Kv : Konstanta Wf : intersep
alat yield value
W : berat beban dalam gram

V : rpm
 Yield value
f  Kf wf

2 1
Kf  Kv x x
60 2,303 log (R c )
Rb

Dimana :
Rc : jari-jari mangkok
Rb : jari-jari rotor
4. Viskometer Kerucut dan
Lempeng
 Contoh : viskometer Ferranti – Shirley
 Prinsip :
 Kerucut dikemudikan motor dengan kecepatan yang
berubah-ubah, sampel dishear di antara lempeng
yang diam dan kerucut yang berputar. Rate of shear :
rpm (dengan dial pemilih). Shearing stress : puntiran
(dibaca pada skala penunjuk).
 Untuk cairan Newton  Untuk cairan plastis :

T T  Tf
C UC
v v
f  Cf x Tf
dimana :
C = konstanta alat
T = puntiran (torque)
V = rpm
Penerapan rheologi dalam
:bidang farmasi
1. Cairan
 Pencampuran
 Pengurangan ukuran partikel dari
sistem sistem dispersi dengan shear
 Pelewatan melalui
mulut,penuangan, pengemasan
dalam botol, pelewatan melalui
jarum suntik
 Perpindahan cairan
 Stabilitas fisik sistem dispersi
2. Semi solid
 Penyebaran dan pelekatan pada
kulit
 Pemindahan dari wadah/tube
 Kemampuan zat padat untuk
bercampur dengan cairan-cairan
 Pelepasan obat dari basisnya
3. Padatan
 Aliran serbuk dari corong ke
lubang cetakan tablet/kapsul
 Pengemasan serbuk/granul
4. Pemprosesan

 Kapasitas produksi alat


 Efisiensi pemrosesan
TERIMA KASIH

You might also like