You are on page 1of 51

ACUT CORONARY SINDROME /

SINDROM KORONER AKUT


( ACS / SKA )

ANNNA FARIDA
DEFINISI
ACS / SKA : suatu istilah atau
terminologi yang digunakan untuk
menggambarkan spektrum keadaan
atau kumpulan proses penyakit ( UA,
NSTEMI, /STEMI)
UA/APTS : tidak terjadi peningkatan
biomaker ( CK, CKMB, Trop T, I )
NSTEMI : terjadi peningkatan biomaker
( CK, CKMB, Trop T, I ).
UA dan NSTEMI : tidak ditemukan ST
elevasi dan gel Q patologis.
● Sindroma koronner akut
● Spektrum sindrom klinis yang mencakup
angina tak stabil sampai ke non ST
elevasi MI dan ST elevasi MI
Acute coronary syndrome

No ST elevation ST elevation

NS TEMI Stemi
Unstable
● Unstable Angina

Nyeri dada yang timbul pada saat istirahat


selama kurang dari 20 menit, ada peningkatan
dalam frekuensi sakitnya disertai perubahan
EKG.
● Non ST Elevasi MI ( NSTEMI )
Riwayat nyeri dada yang khas ( rasa
seperti diremas, ditusuk- tusuk, ditindih
benda berat dan menjalar ke punggung,
dagu, tangan kiri ) selama lebih dari 20
menit, tidak disertai elevasi segmen ST,
tidak hilang dengan nitrat dan ditandai
peningkatan enzim jantung
ST Elevasi MI
ST elevasi miokard infark

(STEMI )
Riwayat nyeri dada yang khas selama lebih dari
20 menit, disertai dengan perubahan EKG
berupa elevasi segmen ST ≥1 mm pada 2
sandapan yang berdekatan pada limb lead dan
atau segmen ST elevasi ≥2 mm pada dua
sandapan chest lead
PATOFISIOLOGI
Perubahan yang terjadi pada pembuluh darah koroner
oleh karena penumpukan plak

aterosklerosis

Gangguan pasokan
Gangguan pasokan darah
darah koroner
koroner ke
ke miokard
miokard

Area miokard kekurangan pasokan darah

iskemia

Perubahan
Perubahanrepolarisasi
repolarisasilistrik
listrik Metabolisme anaerob Manifestasi klinis

ST
STsegmen
segmenelevasi
elevasi Non ST segmen nyeri
infark
infarkmiokard
miokard elevasi infark miokard LANJUTAN
LANJUTAN
PATOFISIOLOGI
Perubahan Manifestasi
repolarisasi klinis
listrik

Pelepasan Asam laktat


enzim

Trop T ↑ CKMB ↑

Evolusi akan menjadi


infark
Stable atherosclerotic plaque
Unstable plaque
FAKTOR RISIKO

1. DM
2. Hipertensi
3. Dislipidemi
4. Merokok
5. Obesitas
6. Aktifitas
7. Kepribadian
8. Pembekuan darah
Etiologi

● Aterosklerosis

● Trombosis
PEMERIKSAAN FISIK

PENEGAKKAN DIAGNOSA
EKG LABORATORIUM

ANAMNESA
Manifestasi klinik
 nyeri dada ( seperti tertekan, terbakar )
Sakit mencekam, mencekik, seperti di bor
di daerah sub sternal
 nyeri menyebar leher, lengan, tenggorokan,
dagu.
 seperti akan datang kematian
 Terjadi saat klien istirahat, sering terjadi
pada pagi hari
 NTG tidak dapat mengurangi rasa sakit,
 Mual, muntah
 napas pendek, diaforesis berat, takipnoe,
 hipertensi, hipotensi, O2 sat turun
 keringat dingin, sampai tidak sadar
Pada pasien DM : kadang tidak didapatkan
adanya nyeri dada
Gbr 1
● Perubahan EKG berupa depresi segmen
ST,gelombang T inversi
● Hiperakut T, ST elevasi yang dikuti
terbentuknya gelombang Q

ST depersi dianggap bermakna


bila > 1 mm dibawah garis dasar

.
Bentuk segmen ST :
-Up-sloping ( tidak spesifik )
-- Horizontal ( lebih spesifik untuk iskemi )
-- down sloping ( paling terpercaya untuk iskemi )
Lokasi Infark
● Anterior : ( V2 ), V3, V4
● Septal : V1, V2
● Anteroseptal : V1, V2, V3, (V4).
● Lateral : I, aVL, V5, V6
● Anterolateral : V3-V6, (I,aVL).
● Inferior : II, III, aVF
● RV : V4R, V5R,V6R.
● Posterior : V7, V8, V9 atau resiprocal
V1, V2, V3.
Evolusi EKG
1. Hiperakut :
- ST segmen elevasi
- Hiperakut T
- Terjadi dalam beberapa menit dan jam
pertama.
1. Acut :
- ST segmen elevasi
- T inversi
- 24 jam sampai 7 hari.
1. Recent :
- T inversi
- Q patologis
- 1 minggu sampai 3 bulan
1. Old :
- Q patologis
- setelah 2-3 bulan.
EVOLUSI EKG

22
EVOLUSI EKG

gambaran normal

23
Infark baru beberapa jam ditunjukan oleh elevasi segman ST

24
Infark beberapa hari

25
Infark satu minggu atau lebih

26
Infark setelah beberapa bulan

27
3. Adanya peningkatan enzim jantung

Troponin T
- Spesipik untuk kerusakan otot jantung
- Dapat dideteksi 4 – 8 jam pasca infark

Creatinine Phospokinase
- Dapat dideteksi 4- 6 jam pasca infark
- Mencapai puncaknya pada 24 jam pertama
- Kembali normal setelah 2- 3 hari
Tiga jenis isoenzim CK

CKMM : Muskulo skeletal


CKBB : Otak
CKMB : Miokard

CKMB merupakan enzimatik standar untuk


mendeteksi adanya IMA.

CKMB meningkat dalam 4-6 jam pertama


setelah serangan, mencapai puncaknya
dalam 24 jam, kembali normal setelah 2-3
hari.
PENATALAKSANAAN ACS/SKA

Penanganan ACS / SKA ditujukan untuk


• Mengatasi nyeri dada
• Melakukan reperfusi dini
• Mengatasi timbulnya aritmia
Penatalaksanaan

1. Oksigen 4-5 liter/ menit.


2. Nitrat 5 mg SL dapat diulang 3 x / 5 menit
bila TDS > 90 mmHg.
3. Aspirin, 160-325 mg dikunyah /dihancurkan.
4. Morpin, dosis 2.5 – 5 mg.

Terapi lain :
- Aspirin lanjutan 75-325 mg / hari,
- Beta bloker, TDS > 100 mmHg, tidak ada bendungan paru,
HR > 60x/mt.
- ACE Inhibitor, TDS > 100 mmHg
- Nitrat dilanjutkan
- Ca Antagonis.
- Statin.
Penatalaksanaan Khusus

Terapi reperfusi, dengan sasaran :


- Fibrinolitik
Door- to- needle < 30 menit.
- Primary PTCA
Door- to- dilatation < 90 menit.
Terapi Trombolitik

Indikasi :
1. Gejala yang sesuai dengan IMA
2. Perubahan EKG:
ST elevasi dan New LBBB / diduga baru
3. Onset Nyeri dada :
- < 6 jam : sangat bermanfaat
- 6 – 12 jam : bermanfaat
- > 12 jam : tidak bermanfaat, kecuali
pada penderita dengan
iskemi berlanjut,
Konta Indikasi
a
Absolut

1. Stroke Hemoragik, yang terjadi


dalam 1 tahun terakhir.
2. Neoplasma Intrakranial
3. Perdarahan internal aktif
( tidak termasuk menstruasi ).
4. Suspek diseksi Aorta.
Kontra Indikasi
Relatif
1. Hipertensi berat ( TD 180/110 mmHg).
2. Riwayat kejadian serebrovaskuler/
kelainan intraserebral.
3. Penggunaan antikoagulan dalam dosis
terapi ( INR 2-3 ).
4. Trauma yang baru terjadi (2-4 mgg),
termasuk cedera kepala, RJP > 10 mt,
operasi besar < 3 minggu.
5. Perdarahan internal 2-4 mgg terakhir
6. Penggunaan Streptokinase sebelumnya
( 5 hr-2 thn).
7. Kehamilan.
8. Tukak lambung.
9. Riwayat hipertensi kronik berat.
PENATALAKSANAAN STEMI
1. PRA RS
 Pengenalan gejala oleh klien, keluarga,
segera mencari pertolongan
Transportasi ke RS dengan fasilitas ICCU
Pemberian fibrinolitik pra RS bila ada
tenaga terlatih
1. DI GAWAT DARURAT
Tirah baring
Pemberian oksigen
IV Line dan monitoring
Pemberian Aspirin, Nitrat SL, Klopidogril,
terapi referfusi
Rawat ICCU
PENATALAKSANAAN STEMI

1. DI ICCU
monitoring dan tirah baring
pemberian Oksigen
pemberian nitrat sbg vasodilator koroner,
menurunkan TD
pemberian beta bloker, ACE inhibitor /
ARB bila tidak toleransi dg ACE inhibitor
mengatasi nyeri (MO) dan laksatif
Pemberian anti ansietas
Heparinisasi
Jenis Obat trombolitik
Streptokinase
Dosis : 1.5 juta unit dlm NaCl 0.9 %
atau D5% dalam 1 jam.

TPA
Indikasi :
1. Telah dapat streptokinase
2 tahun terakhir.
2. Alergi terhadap streptokinase
3. Hipotensi ( TDS < 90 mmHg).
Dosis :
15 mg IV bolus, diikuti 0,75 mg/kg dalam
30 menit, kemudian 0.5 mg dalam 60 mnt.
Dilanjutkan dengan pemberian heparin 5000
unit bolus diikuti 1000 ui/j disesuaikan nilai APTT.
Pemantauan saat
trombolitik
● Irama jantung
● Tekanan Darah
● Kesadaran dan keluhan
penderita.
Keberhasilan
trombolitik

1. Nyeri dada hilang


2. ST elevasi turun 50 % pada
90 menit pemberian trombolitik.
3. Enzim jantung mencapai puncak
lebih cepat.
4. Kembalinya ST elevasi ke garis
isoelektris lebih cepat dari waktu.
Primary PTCA
● Tindakan reperfusi, dianjurkan
jika door to needle time tidak >
60-90 mnt.
● Ps dengan KI absolut trombolitik
● Ps dengan syok kardiogenik.
Komplikasi SKA

1. Aritmia
2. Disfungsi Ventrikel kiri
3. Hipotensi
4. Gagal ventikel kanan
5. Terjadinya Defek
6. Syok kardiogenik.
Dx. Keperawatan

1.Nyeri akut
berhubungan dengan ketidakseimbangan
suplai dan demand oksigen. Obstruksi
koroner
2. Gangguan perfusi jaringan.
3. Cemas / takut.
INTERVENSI KEPERAWATAN
● MANDIRI
a. Kaji skala nyeri dada & tanda-tanda vital
b. Ajarkan dan demonstrasikan pada klien teknik
relaksasi dengan latihan napas dalam dan
distraksi nyeri
c. Bantu aktivitas klien
d. Hindari stresor
e. Monitor irama jantung
f. Hindari valsava manuver
INTERVENSI KEPERAWATAN

• KOLABORASI
a. beri oksigen terapi dengan binasal canul 2-4 liter
b. pasang iv line
c. berikan nitrat
d. Morphin
e. Aspirin bila tidak ada kontra indikasi
f. Kemungkinan dilakukan reperfusi baik dengan fibrinolitik maupun
tindakan invasif dengan PCI.
g. Terapi tambahan lain yaitu penghambat beta (beta blocker) dan
ACE Inhibitor

You might also like