You are on page 1of 23

A S U H A N K E P E R A W ATA N

PA D A K L I E N D E N G A N
GANGGUAN INTEGUMEN
“ACNE”
A N AT O M I D A N F I S I O L O G I
KULIT
• Kulit merupakan suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh. Kulit juga merupakan
organ terberat dan terbesar dari tubuh, kulit memiliki berat sekitar 16 % berat tubuh, pada
orang dewasa sekitar 2,7–3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5–1,9 meter persegi (Goldberg,2012).
• Kulit memiliki ketebalan yang bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm, tergantung dari letak,
umur, dan jenis kelamin.
• Kulit dibagi menjadi dua jenis yakni kulit tipis dan kulit tebal. Kulit tipis terletak pada kelopak
mata, penis, labium minus dan kulit bagian media lengan atas, sedangkan kulit tebal terdapat
pada telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan bokong.
• Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi tubuh diantaranya adalah
- memungkinkan bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan
- sebagai barier infeksi
- mengontrol suhu tubuh (termoregulasi)
- sensasi
- eskresi
- metabolisme
EPIDERMIS

• Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler.


• Terdiri dari epitel berlapis gepeng bertanduk, mengandung selmelanosit,
Langerhans dan merkel.
DERMIS

• Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai
“True Skin”.
• Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan menghubungkannya
dengan jaringan subkutis.
SUBKUTIS

• Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan
lemak.
• Berfungsi :
- menunjang suplai darah ke dermis untuk regenerasi
- melekat ke struktur dasar
- isolasi panas
- cadangan kalori
- kontrol bentuk tubuh
- mechanical shock absorber.
ACNE
DEFINISI
Acne vulgaris atau jerawat (acne), adalah penyakit kulit obstruktif dan inflamatif kronik
pada unit pilosebasea yang sering terjadi pada masa remaja. Acne dapat terjadi akibat
dari reaksi peradangan folikel sebasea, biasanya disertai dengan pembentukan papula,
pustula, dan abses terutama di daerah yang banyak mengandung kelenjar sebasea, seperti
muka, dada, dan ekstremitas atas (Brunner &Suddarth, 2002).
KLASIFIKASI
* Klasifikasi derajat acne berdasarkan jumlah dan tipe lesi
Derajat Komedo Papul/pustul Nodul, Inflamasi Jaringan parut

Kista,
Sinus

Ringan <10 <10 - - -


Sedang <20 10-50 - + +
Berat 20-50 50-100 <5 + +
Sangat Berat >50 >100 >5 + +
* Klasifikasi yang dibuat oleh Plewig dan Kligman adalah sebagai berikut :
1. Acne sejati
- Acne vulgaris dan varietasnya (terdapat pada pubertas)
- Acne Venenata dan varietasnya (karena bahan-bahan dari luar)
- Acne komedonal akibat agen fisik dan varietasnya :
2. Erupsi yang mirip acne (acneiform eruptions)
ETIOLOGI
• Sebum • Diet
• Bakteria dan Mikroba. • Iklim
• Faktor herediter • Psikis
• Hormon androgen • Kosmetik
• Estrogen • Bahan-bahan Kimia
• Progesteron • Reaktivitas.
• Hormon-hormon dari kelenjar
hipofisis
PATOFISIOLOGI
• Acne terjadi ketika pori-pori tersumbat. Secara normal, kelenjar minyak membantu
melumasi kulit dan menyingkirkan sel kulit mati. Namun, ketika kelenjar tersebut
menghasilkan minyak yang berlebihan, pori-pori menjadi tersumbat oleh penumpukan
kotoran dan bakteri. Penyumbatan ini disebut sebagai komedo (Kenneth,2002).
• Pembentukan komedo dimulai dari bagian tengah folikel akibat masuknya bahan
keratin sehingga dinding folikel menjadi tipis dan menggelembung, secara bertahap
akan terjadi penumpukan keratin sehingga dinding folikel menjadi bertambah tipis dan
dilatasi. Pada waktu yang bersamaan kelenjar sebasea menjadi atropi dan diganti
dengan sel epitel yang tidak berdiferensiasi. Komedo yang telah terbentuk sempurna
mempunyai dinding yang tipis. Komedo terbuka (blackheads) mempunyai keratin yang
tersusun dalam bentuk lamelar yang konsentris dengan rambut pusatnya dan jarang
mengalami inflamasi kecuali bila terkena trauma. Komedo tertutup (whiteheads)
mempunyai keratin yang tidak padat, lubang folikelnya sempit dan sumber timbulnya
lesi yang inflamasi (Kenneth,2002).
WOC


MANIFESTASI KLINIS
• Komedo
• Papula dan Pustula • lesi non-inflamatif
• Inflamatif
• jaringan parut
• keluhan estetis
• dapat disertai gatal

• Nodul dan kista (Wasitaatmaja dalam Djuanda, et al.


2007).
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
• Pemeriksaan ekskohleasi sebum
• Pemeriksaan histopatologis
• Pemeriksaan mikrobiologis
• Pemeriksaan susunan dan kadar lipid permukaan kulit (skin surfacelipids).
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan Acne vulgaris terbagi menjadi 2 yaitu :
1. Penatalaksanaan secara umum
Yaitu dengan menhindari pemencetan lesi dengan non higienis, memilih kosmetik yang
non komedogenik, dan lakukan perawatan kulit wajah.
2. Medikamentosa
Secara medikamentosa dibagi menurut derajat keparahan dari Acne vulgaris itu sendiri.

• Perawatan wajah dengan membersihkan muka sedikitnya 3 kali sehari


• Pilih kosmetik yang bersifat non komedogenik atau oil free
• Melakukan diet seimbang
KOMPLIKASI
• Papula dan kista dari acne yang lebih dalam akan meninggalkan jaringan parut
permanen.
• Rasa percaya diri dapat terganggu.
• Kekeringan dan iritasi yang berat.
PENCEGAHAN
Pencegahan acne dapat dilakukan dengan menghindari faktor-faktor pemicunya yakni :
• Melakukan perawatan kulit wajah dengan benar.
• Menerapkan pola hidup sehat mulai dari makanan, olah raga dan manajemen emosi
dengan baik, serta tidak merokok.
• Mengurangi konsumsi semua produk olahan susu dan makanan dengan kadar lemak
tinggi.
• Mengkonsumsi suplemen vitamin A
• Jika ingin membersihkan wajah sebaiknya menggunakan bahan yang tidak iritatif,
memakai pembersih dan pelembab yang non-abrasif.
• Membersihkan kulit tidak menggunakan bahan yang kasar, cukup menggunakan ujung-
ujung jari.
• Mengetahui bahaya pengunaan kosmetik yang berganti– ganti dan menghindari
pemakaian produk kosmetik yang menyebabkan timbulnya acne.
PROGNOSIS
Acne vulgaris umumnya sembuh sebelum mencapai usia 30-40an. Jarang terjadi acne
vulgaris yang menetap sampai tua atau mencapai gradasi sangat berat hingga perlu
dirawat inap di rumah sakit (Wasitaatmadja, 2007).
ASUHAN
K E P E R AW ATA N
ACNE
ASKEP UMUM
ASKEP KASUS
TERIMAK ASIH

You might also like