You are on page 1of 45

DEKONTAMINASI &

STERILISASI

Oleh:
Luh Putu Aries Setiawati
Disampaikan dalam Work Shop PPI RS Pratama Nusa Penida,
Klungkung
25-26 Maret 2019
Pendahuluan
• Pasien dan nakes berisiko mendapatkan infeksi
jika tidak melaksanakan tindakan pencegahan
infeksi
• HAIs dapat dicegah / dikendalikan dengan
beberapa strategi pencegahan infeksi
• Salah satu strategi pencegahan HAIs adalah
dekontaminasi (pembersihan, disinfeksi dan
sterilisasi)
Cara Terjadinya Infeksi di RS
Break the Chain of Infection
Pengertian
Dekontaminasi
Adalah : proses penelaahan atau penanganan
untuk membuat perangkat, medis, atau
permukaan lingkungan medis menjadi aman
digunakan.

Kegiatan Dekontaminasi meliputi:


• perendaman,
• pencucian,
• desinfeksi, dan
• sterilisasi.
Tujuan Dekontaminasi

1. Memutus mata rantai penularan infeksi dari


peralatan medis kepada pasien, petugas
kesehatan, pengunjung dan lingkungan rumah
sakit

2. Menyediakan alat-alat medis yang siap pakai


(steril, bersih)
6-7

Indikasi Dekontaminasi

 Alat medis habis pakai


 Permukaan meja / permukaan lain yang tercemar /
tumpahan darah atau cairan tubuh pasien
 Linen bekas pakai yang tercemar darah / atau
cairan tubuh pasien
Jenis Alat Medis Pasien

1. Reuse able
Alat yang bisa digunakan kembali
Set rawat luka, instrument bedah, scope endoscopy

2. Single use device (SUD)


Alat sekali pakai
Contoh : Spuite,
Klasifikasi alat-alat medis
menurut Dr.Earl Spaulding (1968)
Risiko Definisi Peralatan Cara

Tinggi Kontak dengan Instrumen bedah, Sterilisasi :


( Critical ) jaringan steril, laparoskop, kateter Suhu tinggi
sistem peredaran jantung, Scapel, Suhu rendah
darah (Vaskuler) implant
Kills spores

Sedang Kontak dengan Endoskopi/anestes HDL(high level disinfection):


( Semi membran mukosa , bedpan, dan Heat
Critical ) yang utuh, mudah tubing ventilator, Radiation
terkontaminasi dg termometer rectal
Chemical
mikroba.
Kill tuberculosis vegetative cells

Rendah Kontak dengan Stetoskope, Cleaning (Low Level


( Non- kulit yg utuh & tensimeter, linen, disinfection)
Critical ) tidak mengenai bedpan, urinal, Kill vegetative cells
membran mukosa, apron,alat makan
lingkungan secara lantai, dinding,
tidak langsung. tempat tidur
Alur Dekontaminasi Alat Medis / Instrumen
Pre Cleaning (Pembersihan Awal)
(menggunakan detergen atau enzimatic)

Pembersihan
(Cuci bersih, tiriskan, keringkan)

Desinfeksi
Sterilisasi
(peralatan kritis)
Masuk dalam pembuluh Disinfeksi tingkat tinggi Disinfeksi tingkat rendah
darah/jaringan tubuh (DTT) (peralatan non kritikal)
(peralatan semi kritikal) Hanya pada permukaan
Masuk dalam mucosa tubuh tubuh yang utuh

Direbus Kimiawi

Dibersihkan dgn
air steril & kering
1. Pre Cleaning
Pemrosesan perendaman alat medis bekas
pakai untuk menghilangkan noda darah, cairan
tubuh menggunakan enzyimatik atau detergen
(Perendaman sampai seluruh permukaan alat)

Rendam Enzymantic Spray Enzymantic


2. Pembersihan
Suatu proses untuk menghilangkan kotoran yang
terlihat / tidak terlihat pada peralatan medis / objek
setelah dilakukan perendaman, dgn menggunakan
air mengalir, sikat detergen sehingga kotoran /
bahan organik hilang dari permukaan

Manual Mesin Cleaning Desinfector


13

APD Untuk Pencucian

1. Tutup Kepala
2. Google / Visor
3. Gaun Lengan
panjang
4. Apron
5. Sarung tangan
Rumah Tangga
6. Sepatu Boat
14

Faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses


precleaning dan cleaning

• Proses mekanik yg baik


sehingga mampu mengangkat
material organik yang
menempel pada permukaan
instrument.
• Enzmye atau surfactant/
detergent untuk mengangkat
bioburden yang menempel
pada permukaan instrumnet.
• Air – untuk melunakan dan
mengencerkan bioburden
• Waktu
• Suhu
15

Ketika Pencucian Tidak Efektif...

Desinfeksi dan sterilisasi berulang dimana


bioburden masih menempel pada instrumen
maka akan meningkatkan terjadinya karat dan
menurunkan lama penggunaan alat.

Karat Fixing of Proteins on surface of soil Karat

Permukaan Instrumen
3. Desinfeksi
Suatu proses untuk menghilangkan/
memusnahkan microorganisme (virus, bakteri,
parasit, jamur) kecuali endospora pada
berbagai peralatan medis atau objek dengan
menggunakan cairan kimia atau thermal
Tiga cara desinfeksi
1.Heat (Pemanasan)
Moist heat at temperature below 100 degree
Botol 70- 80 selama 1 menit

2. Radiation (Ultra Violet Rays)

3. Chemical (desinfectants)
 Low Level Desinfections
 lntermediate Level Desinfections
 Hight Level Desinfections
1. Desinfeksi Tingkat Rendah untuk Objek “Noncritical”

Waktu paparan > 1 min


Germicide Konsentrasi Penggunaan
• Ethyl or isopropyl alcohol 70-90%
• Chlorine 100ppm
(1 : 500 dilution)
• Phenolic UD
• Iodophor UD
• Quaternary ammonium UD
• Improved hydrogen peroxide 0.5%-1.4%

 UD = Manufacturer’s recommended use dilution


2. Desinfeksi Tingkat Tinggi untuk Objek “Semicritical”
Waktu Paparan > 8 – 45 menit (US), 20°C

Germicide Konsentrasi
Glutaraldehyde > 2.0%
Ortho-phthalaldehyde 0.55%
Hydrogen peroxide * 7.5%
Hydrogen peroxide and peracetic acid* 1.0%/0.08%
Hydrogen peroxide and peracetic acid* 7.5%/0.23%
Hypochlorite (free chlorine)* 650-675 ppm
Accelerated hydrogen peroxide 2.0%
Peracetic acid 0.2%
Glut and isopropanol 3.4%/26%
Glut and phenol/phenate** 1.21%/1.93%

* May cause cosmetic and functional damage; ** efficacy not verified


William A. Rutala, PhD, MPH
Pengertian
Sterilisasi
Suatu proses pengelolaan peralatan / bahan yang
bertujuan untuk menghancurkan semua bentuk
mikroorganisme (bakteri, virus, fungi dan parasit) termasuk
endospora melalui proses fisika dan kimiawi dengan
menggunakan mesin sterilisator

Proses Sterilisasi
Proses sterilisasi terjadi dengan memaparkan energi
thermal dalam bentuk panas kering/basah, zat kimia dalam
wujud cair/gas maupun bentuk radiasi terhadap suatu benda
dalam waktu tertentu.
Kriteria Sterilisator Yang Ideal

1. Daya penetrasi yang baik


2. Aman / tidak toksik
3. Daya bunuh yang kuat
4. Bisa digunakan untuk semua alat
5. Proses cepat
6. Indikator tersedia
7. Biaya murah
Metode Sterilisasi Suhu Tinggi
1. Sterilisasi uap (Steam Heat)
2. Sterilisasi panas kering (Dry Heat)
1. Sterilisasi Uap
 Metode sterilisasi paling tua,aman,efektif,relatif tidak
mahal,tidak toksik
 Suhu & waktu
 121 ° C (250° F) selama 20 - 30 menit
 132 °/ 134 ° C (270° F) selama 4 menit

 Rekomendasi untuk peralatan tahan panas dan uap


 80 % produk sterilisasi rumah sakit menggunakan
suhu tinggi
2. Sterilisasi panas kering/Dry Heat
 Suhu & Waktu
 180° C ( 360 °F ) Selama 30 menit
 170 ° C ( 340 ° F) selama 60 menit
 160 ° C ( 320 ° F ) selama 120 menit

 Penggunaan
 Minyak,serbuk halus,kaca,gelas dan benda tajam
 Pengemas : Khusus dengan bahan stainless ( Tromol )
Sterilisasi panas kering/Dry Heat
Keuntungan:
 Dapat mensterilkan bahan yang tidak dapat
ditembus steam
 Tidak bersifat korosif, mencapai seluruh
permukaan alat
Kerugian :
 Penetrasi panas lambat - waktu lama
 perlu suhu tinggi
 Merusak bahan karet
Metode Sterilisasi Suhu Rendah
1. Ethylene Oxide
2. Hydrogen Peroxide Plasma Sterilization
3. Formaldehyde / formalin
Sterilisasi Suhu Rendah ETO/EO

 Adalah gas yang tidak berwarna,berbau dan mudah


terbakar
 Di gunakan untuk sterilisasi alat yang sensitif terhadap
panas dan uap
 Suhu yang di gunakan ( 37 - 55 ° )
 100 % free CFC ( Hydrofloro carbon )
Keuntungan Sterilisasi dengan ETO/EO

 Non korosif terhadap plastik,metal,karet


 Tidak membutuhkan pengemas khusus
 Daya Penetrasi kuat
 Dapat mensterilkan lumen sempit
 Dapat di gunakan untuk sterilisasi “ Implant “
Kelemahan Sterilisasi dengan ETO/EO
 Membutuhkan Aerasi sehingga proses
menjadi lama ( 4 - 12 Jam )
 Proses sterilisasi 2 - 4 Jam
 Bersifat :
toxic,mutagenik,karsinogenik,iritasi
saluran pernafasan
 Dalam konsentrasi tinggi dapat pusing,mual
dan muntah
Sterilisasi Suhu Rendah Plasma

2. Hydrogen peroxide gas plasma H2O2

Sterilisasi plasma yang terbentuk dari larutan Hydrogen


peroksida 58 %
Kelebihan sterilisasi plasma

 Proses sterilisasi cepat : 30, 55 &75 menit


 Proses kering
 Residu tidak toksik
 Temperature rendah
 Tidak membutuhkan aerasi
 Instalasi mudah
Kelemahan Sterilisasi Plasma
1. Bahan pengemas khusus
2. Tidak dapat digunakan untuk peralatan bentuk
lumen sempit , seperti kateter jantung
3. Pada sterilisasi alat berlumen sempit harus
menggunakan Booster & Adaptor
4. Tidak dapat digunakan untuk sterilisasi “ implant ”
Metode Sterilisasi dengan cairan kimia

1. Paracetic acid
2. Glutaraldehyde
3. Hydrogen peroxide
Metode Sterilisasi dengan radiasi
1. Sinar Gamma atau elektron beam
2. Sinar X
3. Sinar Ultra Violet
Sterilisasi dengan formalin
Methode Cycle Advantages Disadvantages

LTFS – 4-7 h -Tidak meledak atau


mudah terbakar -Alergenik
Temperatur
rendah - Konsentrat tinggi
sterilisasi -proses yang sudah menyebabkan kanker.
Formadehida diketahui -Racun jangka panjang
-Pembuangan/ sisa-
-Temperatur rendah
sisa

-Kecepatan medium -Fase pelepasan


panjang
-Kecocokan bahan yg
baik -Penetrasi terbatas
-dampak rendah pada -Permukaan sterilisasi
lingkungan
Jaminan Kualitas

Indikator Fisik :
Sebuah perangkat yang
memonitor parameter fisik
sterilisasi, seperti waktu, suhu
dan tekanan yang diukur
selama proses sterilisasi dan
dicatat pada penyelesaian
setiap siklus.
Indikator Biologi
a test system containing viable micro-organisms providing a
defined resistance to a specified sterilization process.
Indikator Kimiawi
Indikator kimiawi external ( Autoclave Tape )
 Terjadi perubahan warna secara visual
 Sebagai parameter bahwa pengemas atau instrumen
sudah terpapar oleh sterilant ( uap panas atau gas )
 Membedakan pengemas yang sudah melewati proses
sterilisasi dan belum karena terjadi perubahan warna
Internal Indicators
Prinsip Desain / lay out CSSD
Contoh Desinfektan & Enzimatic
Beberapa Contoh Surface Agent
6-43

Rumus Pengenceran Klorin :

JUMLAH % YANG TERSEDIA


- 1
JUMLAH % YANG DIBUTUHKAN

• Yang tersedia : 5,25 %


• Yang dibutuhkan : 0,5 %
• JADI :
5,25
0,5 525 - 1
-1 10,5 – 1 = 9,5
50
1 :9
Kesimpulan

 Semua peralatan yang akan di gunakan kembali haruslah safety


baik terhadap pasien ,petugas dan lingkungan dengan melalui
proses cleaning,desinfeksi dan sterilisasi

 Semua proses sterilisasi harus ditentukan, divalidasi dan secara


rutin dipantau untuk memastikan berjalannya proses efikasi dan
jaminan sterilitas suatu alat

Pemantauan fisik, Indikator Biologi dan Kimia adalah alat bantu
yang berguna dan dapat digunakan untuk menilai efektivitas
sterilisasi dan digunakan sebagai bagian dari program pengujian
proses validasi sterilisasi.
Terima Kasih

You might also like