You are on page 1of 18

Asuhan Kegawatdaruratan

Maternal dan Neonatal


Mila Alpadila (P17324417017)
Tania Damayanti Motiec (P17324417018)
Annisa Dewita Putri (P17324417019)
Latifah Indah Rahma (P17324417020)
Maulida Anwar (P17324417021)
Regita Septiany (P17324417022)
Asuhan Kegawatdaruratan Pada
Neonatus
Asuahan Kegawatdaruratan Neonatus yang akan dibahas adalah……

Hipotermia

Kegawatdaruratan
Asfiksia BBLR
Neonatus

Hipoglikemi
Penatalaksanaan Hipotermia Di BPM,
Puskesmas, dan RS
Kasus Neonatus dengan Hipotermi
Nama Pengkaji : Nining, Amd.Keb Tanggal/Waktu : 19-02-2019
Tempat : BPM

Keluhan : Ibu mengeluh bayinya teraba dingin setelah dimandikan dengan air
dingin tadi pagi jam 6 pagi, warna kulitnya kebiruan, dan bayinya malas menyusui.
Data Focus Refocusing Data Objektif
Pemeriksaan Umum
• Keadaan umum : lemah
Data Subjektif :
• Warna kulit : cyanosis
Nama : By “R”
Reflek
Tanggal Lahir : 13 Februari 2019 • Rooting (menoleh) : lemah
pukul : 14.00 WIB
• Moro (mendekap) : lemah
Jenis Kelamin : Laki - laki (♂)
• Walking (menendang) : lemah
Anak ke : IV ( empat ) • Graph(menggenggam) : lemah
Riwayat persalinan sekarang • Sucking (menghisap) : lemah
Jenis persalinan : Persalinan spontan TTV
Di tolong oleh : Bidan • Suhu : 34,2 C
Jenis kehamilan : Tunggal/Single • RR : 54 x/ menit

Ketuban : jernih • HR : 144x/ menit


• BB : 2600 gram
Usia kehamilan : 37 minggu
• PB : 43 cm
Riwayat Persalinan yang lalu
Pemeriksaan Fisik Umum
Ibu mengatakan selama persalinan
• Muka : Simetris, kebiruan, tidak ada lanugo
anak ke 1, 2, 3 dan 4 tidak ada keluhan dan
normal. • Ekstremitas : Tidak ada kelainan, terlihat berwarna
kebiruan.
1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan. Beritahu ibu,
Penatalaksanaan di BPM bahwa kondisi bayinya sedang tidak baik. Dikarenakan
bayi mengalami Hipotermia yang disebabkan karena
Assessment
bayi dimandikan dengan air dingin diwaku yang terlalu
Diagnosa : Neonatus cukup pagi, dan bayi yang malas menyusu dapat memperparah
bulan sesuai masa kehamilan usia 1 keadaan hipotermia bayi. (Ibu terlihat panik)
minggu dengan hipotermia sedang
2. Memberitahu ibu dan menenangkan ibu bahwa bayi ibu
(32-36°C)
kan dirujuk untuk ditangani lebih lanjut di Puskesmas
Masalah potensial : Hipotermia (Ibu mengerti dan setuju untuk merujuk bayinya)
berat, hipoglikemia asidosis
3. Memberitahu ibu untuk selalu menjaga kehangatan bayi
metabolic, apnea, perdarahan intra
dengan cara saat BAB/BAK segera ganti popoknya dan
ventricular
tutup kepala bayi dengan topi serta menghindarkan tubuh
Antisipasi Masalah Potensial : bayi dari benda-benda yang dingin. (Ibu telah
Pantau suhu bayi, jaga kehangatan, mnegetahui cara menjaga kehangatan bayi)
pemberian ASI, dan rujukan segera
4. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering
ke Puskesmas.
mungkin minimal 2 jam sekali atau sesuai dengan
keinginan bayi. (Ibu telah menyusui bayinya)
7. Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya pada bayi seperti
Penatalaksanaan di BPM kesulitan bernafas, warna kulit abnormal, suhu tubuh bayi lebih
tinggi/rendah dari suhu ibu, bayi letargis, tidak mau menyusu
serta diare dan apabila hal tersebut terjadi segera ke petugas
kesehatan terdekat. (Ibu telah mengetahui tanda-tanda bahaya
pada bayi dan mau ke petugas kesehatan jika itu terjadi)
8. Melakukan persiapan rujukan ke Puskesmas dan
mempersiapkan bayi beserta ibu dan keluarganya ( Ibu dan
keluarga siap untuk ikut merujuk bayi
5. Memberitahu ibu untuk tidak
dulu memandikan bayinya 9. Memberitahu ibu selama diperjalanan ibu tetap menjaga
karena suhu tubuh bayi masih kehangatan bayi dan tetap memberikan ASI (Ibu mengerti dan
dibawah normal yaitu dibawah mau melakukannya)
36,5°C (Ibu telah mengetahui
suhu bayi). 10. Melakukan dokumentasi tindakan. (Tindakan sudah
6. Memberitahu ibu untuk selalu didokumetasikan)
menjaga kehangatan bayinya
dengan melakukan metode
kangguru. (Ibu telah mengetahui
dan melakukan metode
kangguru)
Penataksanaan di Puskesmas
(Hipotermi)
Data Focus Refocusing Data Objektif
Pemeriksaan Umum
• Keadaan umum : lemah
Data Subjektif :
• Warna kulit : cyanosis
Nama : By “R”
Reflek
Tanggal Lahir : 13 Februari 2019 • Rooting (menoleh) : lemah
pukul : 14.00 WIB
• Moro (mendekap) : lemah
Jenis Kelamin : Laki - laki (♂)
• Walking (menendang) : lemah
Anak ke : IV ( empat ) • Graph(menggenggam) : lemah
Riwayat persalinan sekarang • Sucking (menghisap) : lemah
Jenis persalinan : Persalinan spontan TTV
Di tolong oleh : Bidan • Suhu : 31,8°C
Jenis kehamilan : Tunggal/Single • RR : 54 x/ menit

Ketuban : jernih • HR : 144x/ menit


• BB : 2600 gram
Usia kehamilan : 37 minggu
• PB : 43 cm
Riwayat Persalinan yang lalu
Pemeriksaan Fisik Umum
Ibu mengatakan selama persalinan
• Muka : Simetris, kebiruan, tidak ada lanugo
anak ke 1, 2, 3 dan 4 tidak ada keluhan dan
normal. • Ekstremitas : Tidak ada kelainan, terlihat berwarna
kebiruan.
1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan. Beritahu ibu, bahwa kondisi
Penatalaksanaan di Puskesmas bayinya sedang tidak baik. Dikarenakan bayi mengalami Hipotermia
yang disebabkan karena bayi dimandikan dengan air dingin diwaku
Assessment yang terlalu pagi, dan bayi yang malas menyusu dapat memperparah
keadaan hipotermia bayi. (Ibu terlihat panik)
Diagnosa : Neonatus cukup
bulan sesuai masa kehamilan usia 1 2. Memberitahu ibu dan menenangkan ibu bahwa bayi ibu kan dirujuk
untuk ditangani lebih lanjut di Rumah Sakit (Ibu mengerti dan setuju
minggu dengan hipotermia berat. untuk merujuk bayinya)
Masalah potensial : Hipoglikemia 3. Melakukan pengukuran suhu tubuh di ketiak
asidosis metabolic, apnea, • Termometer di cuci dengan air dan sabun, keringkan
perdarahan intra ventricular ujungnya
• Letakkan bayi terlentang atau miring
Antisipasi Masalah Potensial :
• Kibaskan termometer agar penunjuk temperatur berada pada
Pantau suhu bayi, jaga kehangatan, 35°C
pemberian ASI, dan rujukan segera • Letakkan ujung termometer di apeks aksila selama 5 menit
ke Rumah Sakit
4. Baca hasil pengukuran temperature tubuh dan bila hasilnya kurang
dari 35°C, gunakan cara rektal
Penatalaksanaan Di Puskesmas 9. Melakukan persiapan rujukan ke Rumah Sakit dan mempersiapkan bayi
beserta ibu dan keluarganya ( Ibu dan keluarga siap untuk ikut merujuk bayi)
5. Melakukan pengukuran suhu • B (bidang) : Pastikan ibu/bayi/klien didampingi oleh tenaga kesehatan yang
kompeten dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan kegawatdaruratan
di rektal
• A (alat) : bawa perlengkapan dan bahan – bahan yang diperlukan, seperti
6. Melakukan penghangatan spuit, infus set, tensimeter, dan stetoskop
suhu tubuh dengan cara kontak • K (keluarga) : beritahu keluarga tentang kondisi terakhir ibu (klien) dan alas
an mengapa ia dirujuk. Suami dan anggota keluarga yang lain harus
kulit dengan kulit. menerima Ibu (klien) ke tempat rujukan.
7. Memantau pelaksanaan • S (surat) : beri surat ke tempat rujukan yang berisi identifikasi ibu (klien),
alasan rujukan, uraian hasil rujukan, asuhan, atau obat – obat yang telah
kangaroo mother care (KMC) diterima ibu (klien)
dengan benar • O (obat) : bawa obat – obat esensial diperlukan selama perjalanan merujuk

8. Melakukan penghangatan • K (kendaraan) : siapkan kendaraan yang cukup baik untuk memungkinkan
ibu (klien) dalam kondisi yang nyaman dan dapat mencapai tempat rujukan
suhu tubuh dengan pemancar dalam waktu cepat
panas dengan baik • U (uang) : ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yang
cukup untuk membeli obat dan bahan kesehatan yang di perlukan di
temapat rujukan
10. Memberitahu ibu selama diperjalanan ibu tetap menjaga kehangatan bayi
dan tetap memberikan ASI (Ibu mengerti dan mau melakukannya)
11. Melakukan dokumentasi tindakan. (Tindakan sudah didokumetasikan)
Penataksanaan di Rumah Sakit
(Hipotermi)
Data Focus Refocusing Data Objektif
Pemeriksaan Umum
• Keadaan umum : lemah
Data Subjektif :
• Warna kulit : cyanosis
Nama : By “R”
Reflek
Tanggal Lahir : 13 Februari 2019 • Rooting (menoleh) : lemah
pukul : 14.00 WIB
• Moro (mendekap) : lemah
Jenis Kelamin : Laki - laki (♂)
• Walking (menendang) : lemah
Anak ke : IV ( empat ) • Graph(menggenggam) : lemah
Riwayat persalinan sekarang • Sucking (menghisap) : lemah
Jenis persalinan : Persalinan spontan TTV
Di tolong oleh : Bidan • Suhu : 31,8°C
Jenis kehamilan : Tunggal/Single • RR : 54 x/ menit

Ketuban : jernih • HR : 144x/ menit


• BB : 2600 gram
Usia kehamilan : 37 minggu
• PB : 43 cm
Riwayat Persalinan yang lalu
Pemeriksaan Fisik Umum
Ibu mengatakan selama persalinan
• Muka : Simetris, kebiruan, tidak ada lanugo
anak ke 1, 2, 3 dan 4 tidak ada keluhan dan
normal. • Ekstremitas : Tidak ada kelainan, terlihat berwarna
kebiruan.
1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan. Beritahu ibu, bahwa
Penatalaksanaan di Rumah kondisi bayinya sedang tidak baik. Dikarenakan bayi
Sakit mengalami Hipotermia yang disebabkan karena bayi
dimandikan dengan air dingin diwaku yang terlalu pagi, dan
Assessment bayi yang malas menyusu dapat memperparah keadaan
Diagnosa : Neonatus cukup hipotermia bayi. (Ibu terlihat panik)
bulan sesuai masa kehamilan usia 1 2. melakukan perawatan INKUBATOR
minggu dengan hipotermia berat. • Hangatkan inkubator sebelum digunakan
(<32°C) • Suhu inkubator yang direkomendasikan menurut berat
Masalah potensial : Hipoglikemia dan umur bayi
asidosis metabolic, apnea, • Bila jenis inkubatornya berdinding tunggal, naikkan
perdarahan intra ventricular suhu inkubator 1°C setiap perbedaan suhu 7°C antara
suhu ruangan dan incubator
Antisipasi Masalah Potensial :
• Bila diperlukan melakukan pengamatan seluruh tubuh
Pantau suhu bayi, jaga kehangatan, bayi atau terapi sinar, lepas semua pakaian bayi dan
pemberian ASI, dan rujukan segera segera beri pakaian kembali setelah selesai
ke Rumah Sakit
• Tutup inkubator secepat mungkin, jaga lubang selalu
tertutup agar inkubator tetap hangat
• Gunakan 1 inkubator untuk 1 bayi
Penatalaksanaan Di Puskesmas • Bila bayi tetap dingin walaupun suhu inkubator
• Periksa suhu inkubator dengan telah di atur, lakukan manajemen suhu tubuh
menggunakan termometer abnormal
ruang dan ukur suhu aksila bayi • Pindahkan bayi ke ibu secepat mungkin bila bayi
tiap jam dalam 8 jam pertama, sudah tidak menunjukan tanda-tanda sakit.
kemudian setiap 3 jam
• Lakukan dokumentasi (dokumentasi telah
• Bila suhu aksila <36,5°C atau dilakukan)
37,5°C atur suhu inkubator
secepatnya
• Bila suhu inkubator tidak sesuai
dengan suhu yang sudah di atur,
maka inkubator tidak berfungsi
dengan baik. Atur suhu
inkubator sampai tercapai suhu
yang kita kehendaki atau
gunakan cara lain untuk
menghangatkan bayi
Pembahasan Kewenangan Bidan pada Neonatus dengan Hipotermia
Pembahasan Berdasarkan Pembahasan Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia
Kewenngan Berdasarkan Nomor 28 Tahun 2017 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik
24 Standar Pelayanan Bidan
Kebidanan • Dalam pasal 20 :
1. Pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18
Berdasarkan 24 standar huruf b diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan anak
prasekolah.
pelayanan bidan tidak
2. Dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagaimana
berwenang menangani bayi dimaksud pada ayat (1), Bidan berwenang melakukan:
dengan kegawatdaruratan • Pelayanan neonatal esensial;
• Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan;
Hipotermia bidan bisa pada • Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, dan anak prasekolah; dan
deteksi dan penanganan • Konseling dan penyuluhan.
awal dan selanjutnya 3. Pelayanan noenatal esensial sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf a meliputi inisiasi menyusui dini, pemotongan dan
dilakukan rujukan. perawatan tali pusat, pemberian suntikan Vit K1, pemberian
imunisasi B0, pemeriksaan fisik bayi baru lahir, pemantauan tanda
bahaya, pemberian tanda identitas diri, dan merujuk kasus yang
tidak dapat ditangani dalam kondisi stabil dan tepat waktu ke
Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang lebih mampu.
4. Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b meliputi:
• Penanganan awal asfiksia bayi baru lahir melalui pembersihan jalan
nafas, ventilasi tekanan positif, dan/atau kompresi jantung;
• Penanganan awal hipotermia pada bayi baru lahir dengan BBLR
melalui penggunaan selimut atau fasilitasi dengan cara
menghangatkan tubuh bayi dengan metode kangguru;
• Penanganan awal infeksi tali pusat dengan mengoleskan alkohol atau
povidon iodine serta menjaga luka tali pusat tetap bersih dan kering;
dan
• Membersihkan dan pemberian salep mata pada bayi baru lahir dengan
infeksi gonore (GO).
Jadi bidan hanya berkewenangan untuk hanya penanganan awal
dan selanjutnya dilakukan rujukan.

You might also like