You are on page 1of 28

KONDUKTOMETRI

KONDUKTOMETER

alat yang digunakan untuk


menentukan daya hantar suatu
larutan dan mengukur derajat
ionisasi suatu larutan elektrolit
dalam air dengan cara
menetapkan hambatan suatu
kolom cairan.

Prinsip kerja konduktometer


adalah elektroda di celupkan ke
dalam larutan ion positif dan
negatif yang ada dalam larutan,
menghasilkan sinyal listrik berupa
hambatan listrik larutan
KONDUKTOMETER
3 komponen penting pada
konduktometer

Sumber listrik
Sumber listrik menggunakan arus bolak balik (AC). Frekuensinya sekitar
1000 Hz. Sumber listrik jenis ini akan memicu munculnya hantaran arus
listrik melalui larutan sebagai akibat adanya pergerakan ion dari analit.

Tahanan Jembatan
Untuk mengukur tahanan larutan. Jembatan Wheatstone merupakan jenis
alat yang digunakan untuk pengukuran daya hantar.

Sel
Sebagai tempat pengukuran konduktivitas. Terdiri dari sepasang
elektroda yang terbuat dari bahan yang sama. Biasanya elektroda
terbuat dari logam platina untuk menambah efektifitas permukaan
elektroda.
KONDUKTOMETER

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konduktivitas

Luas permukaan elektroda


Semakin luas permukaan elektroda, semakin banyak ion yang dapat
berinteraksi dengan permukaan elektroda sehingga konduktivitas
semakin besar.

Jarak kedua elektroda


Semakin jauh jarak kedua elektroda, semakin besar energi yang
dibutuhkan ion-ion untuk sampai ke elektroda sehingga konduktivitas
semakin kecil.

Konsentrasi larutan
Semakin besar konsentrasi larutan, semakin banyak jumlah ion- ion
yang berada dalam larutan sehingga konduktivitas semakin besar.
KONDUKTOMETER

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konduktivitas

Temperatur
Temperatur meningkatkan pergerakan ion-ion dalam larutan sehingga
konduktivitas larutan meningkat.

Mobilitas ionik
Semakin mudah ion-ion bergerak, konduktivitas semakin besar.
KONDUKTOMETER

Aplikasi Metoda Konduktometri Di Industri

1. Penentuan kadar suatu zat dalam sampel.


2. Pemisahaan zat-zat logam yang berbahaya yang ada dalam
air.
3. Mengukur daya hantar larutan elektrolit seperti air limbah
4. Untuk menentukan kelarutan dan hasil kali kelarutan suatu
elektrolit yang sulit larut
PENGUKURAN
DAYA HANTAR
LISTRIK

Pengukuran daya hantar


memerlukan sumber listrik, sel
untuk menyimpan larutan, dan
jembatan (rangkaian elektronik)
untuk mengukur tahanan larutan
a. Sumber Listrik

Pengukuran konduktometri didasarkan pada arus nonfaraday


atau arus AC. Arus AC tidak memerlukan reaksi elekro kimia
pada elektroda-elektrodanya, dalam hal ini aliran arus listrik
bukan akibat proses Faraday. Perubahan karena proses
faraday dapat merubah sifat listrik sel.
b. Tahanan Jembatan

Jembatan Wheatstone merupakan jenis alat yang digunakan untuk


pengukuran daya hantar. Jembatan Wheatstone merupakan suatu
susunan rangkaian listrik untuk mengukur suatu tahanan yang tidak
diketahui harganya (besarannya)

Kegunaan dari Jembatan Wheatstone adalah untuk mengukur nilai


suatu hambatan dengan cara arus yang mengalir pada galvanometer
sama dengan nol (karena potensial ujung-ujungnya sama besar).
Sehingga dapat dirumuskan dengan perkalian silang. Cara kerjanya
adalah sirkuit listrik dalam empat tahanan dan sumber tegangan
yang dihubungkan melalui dua titik diagonal dan pada kedua
diagonal yang lain dimana galvanometer ditempalkan seperti yang
diperlihatkan pada jembatan wheatstone.
Jembatan Wheatstone untuk pengukuran tahanan
Teganggan CD dapat dihitung :
Contoh Soal

50 mL CH3COOH diencerkan dengan 100 mL air. Tentukan daya hantar listrik


larutan tersebut bila daya hantar ion CH3COO- = 40,9 dan dianggap konstanta
sel = 1.

Penyelesaian :
CH3COOH ↔ CH3COO- + H+
[C𝐻3 COO− ][ 𝐻 + ]
Ka =
C𝐻3 COOH

[ 𝐻 + ] = [CH3COO- ] = 𝐾𝑎 𝐶[C𝐻3 COO− = 10−5 𝑥 10−3 = 10−4


1 𝐶 50
= (𝜆H+ + 𝜆CH3COO− )
𝑅 1000 𝜃 150

10−4 1
= (𝜆H+ + 𝜆CH3COO− )
10−3 (1) 3

1
= 10−7 𝑥 𝑥 390, = 1,3 𝑥 10−5 ohm-1
3
c. Sel

Salah satu bagian konduktometer adalah sel yang terdiri dari


sepasang elektroda yang terbuat dari bahan yang sama.
Biasanya elektroda berupa logam yang dilapisi logam platina
untuk menambah kesangkilan (keefektifan) permukaan
elektroda.
Gambar Sel pada konduktometer
TITRASI
KONDUKTOMETRI
TITRASI KONDUKTOMETRI

merupakan metode untuk menganalisa larutan


berdasarkan kemampuan ion dalam menghantarkan
muatan listrik di antara dua elektroda. Pengukuran
konduktovitas (hantaran) dapat pula digunakan untuk
penentuan titik ahir titrasi.

Titrasi konduktometri tidak memerlukan indikator, hal ini


dikarenakan titik ekivalen dapat diamati dengan mudah melalui
grafik antara volume titran yang ditambahkan dan besarnya
konduktansi suatu larutan hasil titrasi tersebut. Titrasi konduktometri
dapat dilakukan jika larutan-larutan yang akan digunakan dapat
membentuk suatu larutan elektrolit.
TITRASI KONDUKTMETRI TERDIRI
DARI :

ASAM KUAT -BASA ASAM KUAT-BASA


KUAT LEMAH

ASAM LEMAH-BASA ASAM LEMAH-BASA


KUAT LEMAH
Kegiatan pertama pada percobaan titrasi
konduktometri adalah kalibrasi alat. Alat
yang digunakan untuk mengukur substitusi
ion-ion dengan suatu konduktivitas oleh
ion-ion dengan konduktivitas yang lain
disebut konduktometer. Kalibrasi adalah
kegiatan yang menghubungkan nilai yang
ditunjukkan oleh instrumen ukur atau nilai
yang diwakili oleh bahan ukur dengan
nilai-nilai yang sudah diketahui tingkat
kebenarannya. Tujuan dilakukan proses
kalibrasi adalah untuk mempertahankan
keakuratan dari data pengamatan yang
dihasilkan. Larutan yang digunakan untuk
kalibrasi konduktometer adalah KCl 0.01M.
Titrasi konduktometri tidak jauh berbeda dengan titrasi
yang lain, yaitu memiliki kurva titrasi. Jika pada titrasi
volumetri diplotkan antara pH dan volume larutan
pentiter, maka pada titrasi konduktometri kurva
titrasinya berupa plot galis dari nilai konduktivitas
dengan volum larutan peniter.

Pada kurva titrasi terdapat titik yang dinamakan dengan titik ekivalen dan
biasanya didefinisikan sebagai titik ketika mol larutan peniter tepat habis
bereaksi (ekivalen) dengan larutan yang dititrasi. Titik ekivalen tidak dapat
diamati secara langsung pada saat titrasi. Titik ekivalen ditentukan melalui
perhitungan dan pengamatan terhadap kurva titrasi yang dihasilkan dari
kedua larutan tersebut. Titik ekivalen dalam titrasi konduktometri dapat
dideteksi dari daya hantar dari larutan yang diukur, jika daya hantar
sudah konstan berarti titrasi tersebut telah mencapai ekivalen.
1. Titrasi Asam Kuat Basa Kuat

Titrasi pertama setelah proses kalibrasi konduktometer adalah titrasi


larutan NaOH dengan larutan HCl.

Misal : Titrasi 25 ml NaOH 0.01 M dilakukan dengan penambahan


0.5 ml larutan HCl. Setiap penambahan 0.5 ml HCl dilakukan
pengukuran nilai konduktansi. Titrasi dihentikan ketika nilai
konduktansi dari larutan konstan. Ketika NaOH direaksikan dengan
HCl maka persamaan reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut:

HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(aq)


Berdasarkan grafik mula-mula
konduktivitas larutan naik sedikit demi
sedikit mulai dari penambahan volum
HCl 1ml sampai 12 ml. Ketika pada volum
HCl 12.5 ml sampai 13.5 ml nilai
konduktansinya relatif stabil yaitu pada
603µS/cm. Daerah yang memiliki nilai
konduktivitas konstan adalah daerah 603
µS/cm dengan volum HCl yang
ditambahkan sebanyak 12.5 ml,
sehingga 603 µS/cm merupakan titik
ekivalen kurva.

ditunjukkan daya hantar H+ turun


sampai titik ekivalen tercapai. Dalam
hal ini jumlah H+ makin berkurang di
dalam larutan, sedangkan daya
hantar OH- berrtambah setelah titik
ekivalen tercapai karena jumlah OH-
di dalam larutan bertambah.
1. Titrasi asam kuat basa
kuat

Titrasi pertama setelah proses kalibrasi konduktometer


adalah titrasi larutan NaOH dengan larutan HCl.

Misal : Titrasi 25 ml NaOH 0.01 M dilakukan dengan


penambahan 0.5 ml larutan HCl. Setiap penambahan 0.5
ml HCl dilakukan pengukuran nilai konduktansi. Titrasi
dihentikan ketika nilai konduktansi dari larutan konstan.
Ketika NaOH direaksikan dengan HCl maka persamaan
reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut:

HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(aq)


2. titrasi asam kuat basa lemah

titrasi asam kuat dan basa


lemah digunakan larutan HCl
dengan NH3. Ketika amonia
ditambahkan kedalam larutan
HCl maka konduktivitas akan
menurun pada saat grafik awal.
Hal tersebut dikarenakan ion H+
berpindah secara perlahan.
Setelah titik akhir dari
penambahan, konduktivitas
tidak berubah, NH3 akan konstan
karena merupakan elektrolit
lemah sehingga sedikit yang
terionisasi dan NH3 memilki
konduktivitas yang sangat kecil.
kurva titrasi HCl dengan NH3
digambarkan sebagai berikut
Titrasi Asam Lemah-Basa Kuat
Titrasi Asam Lemah-Basa Lemah
Kelebihan dan Kekurangan Titrasi
Konduktometri
Kelebihan Titrasi Konduktometri

• Titrasi tidak menggunakan indikator, karena


pada titik ekivalen sudah dapat ditentukan
dengan daya hantar dari larutan tersebut
• Dapat digunakan untuk titrasi yang berwarna
• Dapat digunakan untuk titrasi yang dapat
menimbulkan pengendapan
• Lebih praktis
• Lebih cepat atau waktu yang diperlukan lebih
sedikit
• Untuk persen kesalahannya lebih kecil jika
dibandingkan dengan titrasi volumetri
Kelebihan dan Kekurangan Titrasi
Konduktometri

Kekurangan Titrasi Konduktometri

• Hanya dapat diterapkan pada larutan


elektrolit saja
• Sangat dipengaruhi temperature
• Dapat ditunjukka dengan tidak langsung
• Peralatan cukup mahal
• Jika tidak hati-hati maka akan cepat rusak
• Tidak bisa digunakan pada larutan yang
sangat asam atau basa karena akan meleleh

You might also like