You are on page 1of 21

PROSES KEPERAWATAN

.
Pengkajian

 Pada dasarnya informasi awal yang perlu digali secara umum adalah:
Afilasi agama

 a. Partisipasi klien dalam kegiatan agama apakah dilakukan secara aktif atau
tidak aktif.
 b. Jenis partisipasi dalam kegiatan agama.
Keyakinan agama atau spiritual,
mempengaruhi:

 a. Praktik kesehatan: diet, mencari dan menerima terapi, ritual atau


upacara agama.
 b. Persepsi penyakit: hukuman, cobaan terhadap keyakinan.
 c. Strategi koping.
Nilai agama atau spiritual,
mempengaruhi:
 a. Tujuan dan arti hidup.
 b. Tujuan dan arti kematian.
 c. Kesehatan dan pemeliharaannya.
 d. Hubungan dengan Tuhan, diri sendiri dan orang lain.
Pengkajian data subjektif

 Pedoman Pengkajian Spiritual yang disusun oleh Stoll dalam Craven & Hirnle
(1996) mencakup empat area yaitu:
 a) Konsep tentang Tuhan atau Ketuhanan;
 b) Sumber harapan dan kekuatan;
 c) Praktik agama dan ritual;
 d) Hubungan antara keyakinin spiritual dan kondisi kesehatan.
Pengkajian data objektif

 Pengkajian data objektif dilakukan mellui pengkajian klinik yang meliputi


pengkajian afek dan sikap, perilaku, verbalisasi, hubungan interpersonal
dan lingkungan. Pengkajian data objektif terutama dilakukan melalui
observasi.
karakteristik klien yang mengalami distress
spiritual :

 a. Klien yang tampak kesepian dan sedikit pengunjung,


 b. Klien yang mengekspresikan rasa takut dan cemas,
 c. Klien yang mengekspresikan keraguan terhadap sistem
kepercayaan/agama,
 d. Klien yang mengekspresikan rasa takut terhadap
kematian,
 e. Klien yang akan dioperasi,
 f. Penyakit yang berhubungan dengan emosi atau
implikasi sosial dan agama.
 Mengubah gaya hidup,
 a. Preokupasi ttg hbg agama dan kesehatan,
 b. Tidak dpt dikunjungi oleh pemuka agama,
 c. Tdk mampu / menolak melakukan ritual spiritual,
 d. Memverbalisasikan bahwa penyakit yang
dideritanya merupakan hukuman dari Tuhan,
 e. Mengespresikan kemarahannya thd Tuhan,
 f. Mempertanyakan rencana terapi karena
bertentangan dengan keyakinan agama.
 g. Sedang menghadapi sakratul maut (dying).
Diagnosa keperawatan

 a. Gangguan penyesuaian terhadap penyakit b/d


ketidakmampuan merekonsiliasi penyakit dengan
keyakinan spiritual.
 b. Koping individu tidak efektif b/d kehilangan agama
sebagai dukungan utama (merasa ditinggal oleh
Tuhan).
 c. Takut b/d belum siap untukmenghadapi kematian
dan pengalaman kehidupan setelah kematian.
 d. Berduka yang disfungsional: keputusasaan b/d
keyakinan bahwa agama tidak mempunyai arti.
 e. Keputusasaan b/d keyakinan bahwa tidak ada
yang peduli termasuk Tuhan.
.  a. Ketidakberdayaan b/d parasaan menjadi korban.
 b. Ggn harga diri b/d kegagalan untuk hidup sesuai dengan ajaran
agama.
 c. Disfungsi seksual b/d konflik nilai.
 d. Ggn pola tidur b/d distress spiritual.
 e. Resiko tindak kekerasan thd diri sendiri b/d perasaan bahwa hidup ini
tidak berarti.
Perencanaan

 Tujuan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami distress spiritual


harus difokuskan pada menciptakan lingkungan yang mendukung praktik
keagamaan dan keyakinan yang biasanya dilakukan. Tujuan ditetapkan secara
individual dengan mempertimbangkan riwayat klien, area beresiko, dan
tanda-tanda disfungsi serta data objektif yang relevan.
Contoh tujuan klien dengan distress spiritual
meliputi klien akan:

 a. Mengidentifikasi keyakinan spiritual yang memenuhi


kebutuhan untuk memperoleh arti dan tujuan, mencintai
dan keterikatan serta pengampunan.
 b. Menggunakan kekuatan keyakinan, harapan dan rasa
nyaman ketika menghadapi tantangan berupa penyakit,
cidera atau krisis kehidupan lain.
 c. Mengembangkan praktek spiritual yang memupuk
komunikasi dengan diri sendiri, dengan Tuhan dan dengan
dunia luar.
 Mengekspresikan kepuasan dengan keharmonisan antara
keyakinan spiritual dengan kehidupan sehari-hari.
Hasil yang diperkirakan harus bersifat individual
dan meliputi kriteria :

 a. Menggali akar keyakinan dan praktik spiritual.


 b. Mengidentifikasi faktor dalam kehidupan yang
menantang keyakinan spiritual.
 c. Menggali alternatif: mengingkari, memodifikasi
atau menguatkan keyakinan; mengembangkan
keyakinan baru.
 d. Mengidentifikasi dukungan spiritual (membaca
kitab suci, kelompok pengajian, dsb).
 e. Melaporkan atau mendemonstrasikan
berkurangnya distress spiritual setelah keberhasilan
intervensi
Perencanaan dirancang utk memenuhi kebutuhan
spiritual klien dengan:

 a. Membantu klien memenuhi kewajiban agamanya.


 b. Membantu klien menggunakan sumber dari dalam dirinya dengan
cara lebih efektif untuk mengatasi situasi yang sedang dialaminya.
 c. Membantu klien mempertahankan atau membina hubungan personal
yang dinamik dengan Maha Pencipta ketika sedang menghadapi
peristiwa yang kurang menyenangkan.
 d. Membantu klien mencari arti keberadaannya dan situasi yang sedang
dihadapinya.
 e. Meningkatkan perasaan penuh harapan.
 f.Memberikan sumber spiritual atau cara lain yang relevan.
Implementasi

 a. Periksa keyakinan spiritual pribadi perawat.


 b. Fokuskan perhatian pada persepsi klien terhadap
kebutuhan spiritualnya.
 c. Jangan mengasumsi klien tidak mempunyai kebutuhan
spiritual.
 d. Mengetahui pesan non-verbal tentang kebutuhan spiritual
klien.
 e. Berespon scr singkat, spesifik dan faktual.
 f. Mendengarkan secara aktif dan menunjukkan empati yang
berarti menghayati masalah klien.
.

 a. Menerapkan teknik komunikasi terapeutik


dengan teknik mendukung, menerima, bertanya,
memberi informasi, refleksi, menggali perasaan dan
kekuatan yang dimiliki klien.
 b. Meningkatkan kesadaran dengan kepekaan pada
ucapan atau pesan verbal klien.
 c. Bersikap empati yang berarti memahami dan
mengalami perasaan klien.
 d. Memahami masalah klien tnp menghukum
walaupun tidak berarti menyetujui klien.
.

 a. Mentukan arti dan situasi klien, bagaimana klien


berespon terhadap penyakit?
 b. Apakah klien menganggap penyakit yang
dideritanya merupakan hukuman, cobaan atau
anugerah dari Tuhan?
 c. Membantu memfasilitasi klien agar dapat
memenuhi kewajiban agama.
 d. Memberitahu pelayanan spiritual yang tersedia
di RS.
 Intervensi keperawatan perlu disesuaikan dengan tahap perkembangan
keyakinan agama tiap individu klien berdasarkan usia.
Evaluasi

 Untuk mengevaluasi apakah klien telah mencapai kriteria hasil yang telah
ditetapkan pada fase perencanaan, perawat perlu mengumpulkan data terkait
dengan pencapaian tujuan asuhan keperawatan. Tujuan asuhan keperawatan
terjadi apabila secara umum klien:
.

 a. Mampu beristirahat dengan tenang.


 b. Menyatakan penerimaan keputusan moral/etika.
 c. Mengekspresikan rasa damai berhubungan dengan
Tuhan.
 d. Menunjukkan hubungan yang hangat, dan terbuka
dengan pemuka agama.
 e. Menunjukkan afek positif, tanpa perasaan marah, rasa
bersalah dan ansietas.
 f. Menunjukkan perilaku lebih positif.
 g. Mengekspresikan arti positif terhadap situasi dan
keberadaannya.

You might also like